Musik telah menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya dan ekspresi manusia selama berabad-abad di mana berbagai jenis alat musik dapat menciptakan melodi yang memukau. Di antara berbagai contoh alat musik tradisional Indonesia, alat musik petik harus Anda pahami.
Sebab, alat musik ini memiliki kemampuan yang unik dalam menghasilkan suara harmonis melalui seni halus memetik senar. Untungnya, dalam artikel ini, kita akan menjelajahi apa saja contoh alat musik petik tradisional Indonesia yang sangat menarik.
Daftar ISI
Apa Itu Alat Musik Petik?
Alat musik petik memiliki karakteristik khusus di mana mereka dapat menghasilkan bunyi melalui getaran senar yang diregangkan. Jenis senar yang ada dapat terbuat dari berbagai material, mulai dari serat tumbuhan hingga logam, usus hewan, sutra, plastik, atau nilon.
Biasanya, instrumen ini memiliki ruang resonansi atau papan suara untuk memperkuat suara senar yang bergetar. Senar dapat Anda mainkan dengan cara pukul, petik, gosok, atau bahkan tertiup oleh angin, yang menghasilkan pola getaran yang kompleks dan menarik.
Jejak sejarah contoh alat musik petik sebelum catatan tertulis cenderung kabur. Hal ini lantaran adanya fakta bahwa ada banyak instrumen awal terbuat dari material yang mudah rusak, seperti kayu.
Pengetahuan tentang instrumen kuno ini terbatas pada budaya Asia Timur, Asia Selatan, Mediterania, Mesir, dan Mesopotamia. Namun, informasi ini sering didapatkan melalui gambaran ikonografi daripada benda asli yang masih ada.
Kemudian, alat musik senar juga tampaknya menyebar dengan cepat melalui pergeseran populasi, perdagangan, dan interaksi budaya di seluruh Eurasia. Perang Salib pada Abad Pertengahan, misalnya, mendorong Eropa untuk mengadopsi berbagai instrumen baru.
Di Asia, penyebaran agama Buddha dan pengaruh Han Cina juga berkontribusi pada penyebaran instrumen musik baru. Menariknya, Amerika pra Columbus adalah satu-satunya daerah yang tidak memiliki alat musik petik dengan senar yang serupa.
5 Contoh Alat Musik Petik Tradisional yang Jarang Digunakan
Pada dasarnya, terdapat beragam contoh alat musik petik dengan identitasnya masing-masing. Keunikan ini tercermin dalam sejarah, jumlah senarnya, tampilan fisik, hasil suara, serta teknik permainannya yang berbeda di setiap daerah. Berikut ini adalah beberapa contohnya:
1. Kecapi
Pertama-tama, mari kita ulas contoh alat musik petik khas Indonesia yang sebagian besar masyarakat barat kenal sebagai zither Indonesia, yaitu kecapi.
Dikenalkan oleh masyarakat Sunda di Jawa Barat, kecapi mendapat inspirasi dari alat musik zither di Asia Timur. Seperti guzheng dari Cina, koto dari Jepang, dan gayageum dari Korea Selatan.
Walaupun mengadopsi alat-alat musik tersebut, kecapi telah berkembang menjadi instrumen petik yang khas bagi kebudayaan Jawa Barat. Dalam metode bermainnya, kecapi tidak jauh berbeda dari zither lainnya. Kecapi diletakkan di permukaan yang datar, dan dimainkan dengan cara memetik senarnya.
Kecapi telah menjadi contoh alat musik petik tradisional yang khas bagi budaya Sunda, memegang peran penting dalam berbagai konteks, termasuk dalam tembang sunda dan pertunjukan kecapi suling. Istilah “kecapi” sendiri merujuk pada bahan dasarnya yang merupakan kayu santul atau sente.
Nah, karena terbuat dari kayu, kecapi memiliki beberapa teknik bermain yang khas, seperti “sintreuk torl,” “dijambret,” dan “petikan dijeungkalan.” Dengan karakteristik notasi degung dan tangga nada pentatonis (da, mi, na, ti, la, da), suara yang kecapi hasilkan memiliki ciri khas unik yang dapat menyentuh perasaan.
Lalu, dalam hal bentuk, kecapi terbagi menjadi dua jenis, yaitu kecapi siter dan kecapi perahu. Selanjutnya, dari segi fungsi, kecapi juga dapat terbagi menjadi dua bagian, yaitu:
- Kecapi Indung: Berperan sebagai pemimpin musik, memainkan bagian seperti intro, bridges, interlude, serta mengatur tempo. Ukuran kecapi ini relatif besar dengan memiliki sekitar 18 sampai 20 dawai.
- Kecapi Rincik: Berfungsi sebagai pengiring Kecapi Indung dan mengisi ruang antara nada-nada. Ukuran kecapi ini lebih kecil daripada Kecapi Indung dengan hanya memiliki 15 dawai.
2. Sasando
Sebagai contoh alat musik petik yang sangat unik, sasando berasal dari Pulau Rote yang terletak di Nusa Tenggara Timur (NTT). Jejak sejarah sasando dapat Anda telusuri hingga abad ke-7 Masehi, saat alat musik ini sudah warga Pulau Rote, NTT, mainkan.
Sasando memiliki signifikansi budaya yang mendalam dalam berbagai acara adat masyarakat Pulau Rote. Karena sasando dapat Anda mainkan dengan cara memetiknya dan memiliki rentang senar yang luas, mulai dari 11 hingga 48 senar.
Senar-senar tersebut ditempatkan pada tabung bambu yang membentuk tubuh sasando. Tabung bambu ini terletak di dalam wadah yang berbentuk kipas yang mana berfungsi sebagai resonator untuk memperkuat suara alat musik.
Pada tahun 1992, sasando bahkan menjadi gambar pada mata uang pecahan Rp5.000,00. Kini, sasando telah berevolusi dengan penggunaan tenaga listrik untuk menghasilkan suara yang tidak kalah menakjubkan dari versi tradisionalnya.
Alat musik sasando memiliki dua jenis berdasarkan cara memainkannya, yaitu:
- Sasando klasik atau tradisional dimainkan secara akustik tanpa menggunakan alat elektronik atau penguat suara.
- Sasando elektrik yang dapat Anda mainkan dengan bantuan alat elektronik. Jenis ini sangat cocok untuk pertunjukan modern atau panggung yang besar.
Sedangkan berdasarkan suaranya, contoh alat musik petik ini terbagi menjadi empat jenis, yaitu:
- Sasando Engkel yang memiliki 28 dawai.
- Sasando Dobel yang memiliki 56 atau 84 dawai, sehingga dapat menghasilkan variasi suara yang lebih banyak.
- Gong, menghasilkan suara mirip gong.
- Biola, menghasilkan suara hampir serupa dengan biola.
3. Shamisen
Shamisen adalah instrumen musik Jepang yang juga dapat Anda mainkan dengan teknik petik. Ini merupakan komponen yang sangat penting dalam warisan seni musik tradisional Jepang.
Salah satu fitur yang membedakannya dengan contoh alat musik petik lainnya adalah penggunaan kulit punggung anjing atau perut kucing betina sebagai pelapis badan alat musik. Namun, ada juga beberapa varian shamisen yang menggunakan bahan plastik sebagai pengganti kulit.
Dalam konstruksinya, shamisen terdiri dari tiga komponen utama, yaitu tubuh (do), leher (sao), dan pasak (tomoki). Nah, hal yang membuatnya unik adalah jumlah senarnya yang hanya tiga, berbeda dengan instrumen petik pada umumnya.
Shamisen sering disebut sebagai “alat musik surgawi” karena banyak orang percaya bahwa para malaikatlah yang memainkannya. Shasimen tersebut terbuat dari busur panah, bentuknya menyerupai segitiga, dan berhiaskan warna emas.
4. Sitar
Ketika pertama kali melihat sitar, banyak orang mungkin mengira bahwa sitar mirip dengan gitar, tetapi bentuknya memiliki sentuhan yang lebih eksentrik. Meskipun lehernya terlihat ramping, jumlah senarnya bisa mencapai 20, tiga kali lebih banyak daripada senar pada gitar.
Sitar adalah contoh alat musik petik yang khas bagi wilayah Asia Selatan, seperti India, Pakistan, dan Bangladesh. Asal-usul perkembangannya dapat tertelusuri hingga akhir abad ke-12 dan terjadi di India. Para sejarawan juga berpendapat bahwa kebudayaan umat Muslim mungkin memiliki pengaruh dalam evolusi sitar.
Bentuk sitar yang unik dan eksentrik mungkin terlihat menakutkan bagi mereka yang ingin mempelajari cara memainkannya. Cara memainkan sitar melibatkan meletakkan instrumennya di antara kedua kaki, diikuti dengan memetik senarnya menggunakan jari telunjuk dan jari tengah dari kedua tangan.
5. Jeli Ngoni
Contoh alat musik petik terakhir yang kita bahas pada artikel ini adalah jeli ngoni. Jeli ngoni adalah instrumen musik senar dan gitar tradisional yang berasal dari wilayah Afrika Barat.
Instrumen ini memiliki badan yang terbuat dari kayu atau labu, dengan kulit binatang kering (biasanya kambing) yang ditarik di atasnya. Alat musik ini mampu menghasilkan melodi cepat, dan memiliki keterkaitan erat dengan akonting (kecapi rakyat Jola, Afrika Barat) dan xalam (kecapi dari Afrika Barat).
Contoh alat musik petik ini juga terkenal sebagai jeli ngoni, karena sering para griot (penyanyi pujian, penyair, dan/atau musisi Afrika Barat) mainkan dalam perayaan dan acara khusus. Mereka menggunakan lagu-lagu tradisional yang memiliki sebutan fasas dalam budaya Mandingo.
Terdapat variasi yang lebih besar yang dikenal sebagai donso ngoni, yang diyakini berasal dari kalangan donso (pemburu dan pencerita) dalam budaya Wassoulou. Donso ngoni sering berguna dalam upacara seremonial, memiliki enam senar, dan sering dimainkan bersamaan dengan karagnan.
Riwayat Ngoni dapat Anda telusuri hingga setidaknya tahun 1352. Ketika seorang musafir Maroko bernama Ibnu Battuta melaporkan bahwa ia melihat instrumen ini di istana Mansa Musa.
Banyak orang yang percaya bahwa instrumen ini kemudian mengalami evolusi menjadi banjo di Amerika Utara setelah suku Mandé yang membawanya ditahan sebagai budak di sana. Dalam bukunya, musisi asal Inggris, Ramon Goose, menguraikan sejarah, penyetelan, dan panduan dasar bermain Ngoni.
Sudah Pernah Lihat Contoh Alat Musik Petik yang Mana?
Secara keseluruhan, contoh alat musik petik seperti kecapi, sasando, shamisen, sitar, dan jeli ngoni memberikan kekayaan dan keragaman dalam warisan musik dunia. Masing-masing instrumen memiliki ciri khasnya sendiri yang mencerminkan budaya dan tradisi daerah asalnya.
Meskipun berbeda dalam bentuk dan teknik bermain, mereka menyatukan keindahan melodi dan ekspresi seni dalam permainan musik petik. Dengan karakteristik yang unik dan sejarahnya yang kaya, instrumen-instrumen ini terus menginspirasi dan memperkaya dunia musik global.