Imunisasi: Jenis, Manfaat, Prosedur, & Efek Sampingnya

Imunisasi atau yang biasa disebut dengan vaksinasi ini merupakan vaksin yang diberikan untuk membangun sistem kekebalan tubuh pada anak. Biasanya, vaksinasi ini diberikan dalam rentang usia tertentu, sesuai dengan kebutuhan dan kondisi anak. 

Apa Itu Imunisasi?

pengertian 2
Sumber: Unsplash

Imunisasi merupakan proses yang dilakukan untuk membuat tubuh seseorang kebal terhadap suatu penyakit. Proses ini terjadi melalui pemberian vaksin yang berupa suntikan. Pemberian vaksinasi bisa pada bayi yang baru lahir, anak-anak, hingga orang dewasa, dan lansia.

Vaksinasi rutin dan lengkap merupakan salah satu cara yang efektif untuk mencegah penyebaran virus dan penyakit. Di Indonesia sendiri, vaksinasi lengkap terdiri dari vaksinasi dasar dan lanjutan.

Jadi, setelah vaksinasi yang diwajibkan, IDAI juga mengizinkan untuk pemberian vaksin COVID-19 untuk anak-anak dengan rentang usia 6 tahun hingga 11 tahun.

Vaksin sendiri merupakan jenis bakteri atau virus yang sebelumnya sudah dilemahkan. Tujuannya adalah untuk merangsang sistem imun dalam tubuh dengan cara membentuk zat antibodi dalam tubuh.

Jadi, bisa Anda katakan katakan bahwa ini merupakan proses pembentukan zat antibodi secara aktif maupun buatan. Tujuannya adalah merangsang sistem kekebalan tubuh untuk membentuk antibodi (kebal akan penyakit tertentu).

Manfaat Imunisasi

manfaat
Sumber: Unsplash

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia telah menetapkan beberapa jenis vaksinasi wajib bagi anak. Pemberian vaksinasi ini dilakukan beberapa kali dengan harapan untuk bisa mendapatkan manfaatnya sebagai berikut:

  • Melindungi tubuh dari resiko penyakit, hingga kematian anak.
  • Sangat efektif untuk mencegah penyakit.
  • Memberikan perlindungan untuk orang lain dengan adanya herd immunity. 

Jadi, imunisasi ini tidak hanya akan melindungi orang yang mendapatkannya saja. Melainkan untuk anak lain yang tidak mendapatkan vaksin. 

Ketika banyak anak yang sudah divaksinasi, maka anak-anak tersebut akan melindungi sebagian anak yang sistem imun tubuhnya kurang. Tujuannya adalah untuk mengurangi penyebaran penyakit.

Semakin banyak anak yang mendapatkan vaksin, maka penyebaran penyakit pun akan semakin menurun. Dengan begitu, anak-anak yang tidak mendapatkan vaksinasi pun tetap akan terlindungi.

Prosedur Imunisasi

Perlu Anda ketahui bahwa, vaksinasi akan diberikan kepada anak sesuai dengan ketentuan dan kebutuhannya. Namun, kegiatan ini harus berdasar pada rentang usia yang memang direkomendasikan.

Pemberian imunisasi ini bisa terjadi secara injeksi maupun oral. Nantinya, sebelum pemberian vaksinasi dokter akan menanyakan perihal riwayat kesehatan anak kepada orang tua.

Hal tersebut mencakup obat yang selama ini anak konsumsi, kondisi kesehatan yang sedang anak alami, hingga alergi yang anak miliki. Dengan begitu, dokter pun akan mengarahkan apa yang aman anak konsumsi berdasarkan riwayat kesehatannya.

Jenis dan Efek Samping dari Imunisasi

Ada beberapa jenis vaksin yang diwajibkan dalam program imunisasi. Setiap jenis vaksin ini tentu akan menimbulkan efek samping yang beragam. Ini terjadi akibat reaksi alami dari imun tubuh. Contoh reaksinya adalah nyeri ringan, demam, hingga timbul alergi berat. Berikut penjelasan dari jenis vaksinasi beserta efek sampingnya:

1. BCG

Vaksin BCG diberikan dengan tujuan melindungi tubuh dari penyakit tuberkulosis atau TBC. Namun, ada beberapa efek samping yang perlu Anda ketahui pasca pemberian vaksinasi tersebut, seperti:

  • Ruam merah pada area bekas suntikan.
  • Demam.
  • Merasa sakit ketika buang air kecil.
  • Sakit perut.
  • Muntah.

2. Campak

Vaksin imunisasi berupa campak ini diklaim sangat aman dan efektif dalam mencegah campak. Namun, ada efek samping yang perlu Anda ketahui pasca pemberian vaksin campak. Berikut di antaranya:

  • Nyeri hingga bengkak pada area lengan yang sudah disuntik.
  • Ruam kemerahan.
  • Nyeri pada persendian.
  • Demam.

3. Influenza

Jenis influenza ini diberikan dengan tujuan untuk mencegah flu. Vaksin ini umumnya dokter berikan pada bayi berusia 6 bulan dan akan diulangi setiap tahun. Namun, vaksin ini pun bisa menimbulkan reaksi pada tubuh. Berikut beberapa di antaranya:

  • Demam.
  • Batuk.
  • Sakit pada area tenggorokan.
  • Nyeri pada otot.
  • Sakit kepala.
  • Telinga terasa sakit.
  • Dada terasa sesak.

4. Hepatitis A

Vaksin imunisasi jenis ini berguna untuk mencegah penularan penyakit hepatitis A yang terjadi karena virus hepatitis A. Pemberian vaksin ini dilakukan pada bayi berusia 12 bulan dan akan diulang sebanyak 2 kali dengan kurun waktu 6-36 bulan. Lalu, efek sampingnya sendiri cukup beragam, berikut beberapa di antaranya:

  • Demam.
  • Mual-mual.
  • Hilangnya nafsu makan.
  • Sakit kepala.
  • Sesak nafas.
  • Mengalami pembengkakan pada area wajah, bibir, maupun lidah.
  • Area suntikan terlihat ruam kemerahan.

5. Dengue

Vaksinasi dengue ini dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi resiko terpapar demam berdarah. Selain itu, vaksin ini juga berguna untuk mencegah gejala DBD semakin parah. Namun, ternyata vaksin ini juga bisa memberikan efek samping. Berikut beberapa di antaranya:

  • Sakit kepala.
  • Nyeri pada otot.
  • Demam.
  • Ruam pada kulit.

6. COVID-19

Meskipun bukan termasuk dalam daftar imunisasi untuk anak. Namun, vaksin COVID-19 sangat direkomendasikan untuk anak usia 6-11 tahun. Hanya saja, pemberian vaksin ini bisa menimbulkan beberapa reaksi pada tubuh seperti berikut ini:

  • Demam.
  • Mudah lelah.
  • Nyeri pada area suntikan.
  • Sakit kepala.
  • Diare.
  • Nyeri sendi.

7. Polio

Vaksinasi polio berguna untuk mencegah penyakit polio. Namun, pemberian vaksin ini bisa menyebabkan beberapa reaksi, seperti:

  • Demam.
  • Mudah merasa lelah.
  • Ruam kemerahan pada kulit.
  • Kehilangan nafsu makan.

8. DPT

Vaksinasi DPT merupakan imunisasi gabungan. Tujuannya adalah untuk mencegah penyakit difteri, pertusis, dan tetanus. Namun, pemberian vaksin ini juga bisa memberikan efek samping. Berikut beberapa di antaranya:

  • Lelah.
  • Demam.
  • Kehilangan nafsu makan.
  • Muntah-muntah.
  • Nyeri pada area suntikan.

9. PCV

Jenis PCV ini diberikan dengan tujuan mencegah pneumonia, septikemia, dan meningitis. Penyakit ini terjadi karena bakteri streptococcus pneumoniae. Perlu Anda ketahui bahwa, ada beberapa efek samping yang akan terjadi ketika anak mendapatkan vaksin PCV. Berikut beberapa di antaranya:

  • Kemerahan dan bengkak pada area suntikan.
  • Demam.

10. Tifus

Imunisasi tifus diberikan dengan tujuan untuk mencegah penyakit tifus. Tifus sendiri merupakan infeksi yang terjadi karena bakteri salmonella typhi. Namun, pemberian vaksin ini akan menimbulkan beberapa reaksi sebagai berikut:

  • Gatal-gatal.
  • Demam.
  • Pembengkakan pada area wajah, bibir, dan lidah.
  • Nyeri lengan pada area suntikan.
  • Sakit kepala.

Langkah Tepat Pasca Imunisasi

pasca
Sumber: Pexels

Pasca pemberian imunisasi, biasanya anak akan mengalami beberapa efek samping seperti yang sudah Anda baca sebelumnya. Nah, untuk mengantisipasi hal tersebut, berikut ada beberapa langkah tepat yang bisa Anda lakukan pasca vaksinasi:

  • Jika anak demam, maka Anda bisa konsultasi dengan dokter perihal obat penurun demam apa yang direkomendasikan.
  • Apabila mengalami pembengkakan, ruam kemerahan, hingga sakit pada area tertentu. Maka, Anda bisa segera mendiskusikannya dengan dokter. Selain itu, anak dibawah 18 tahun sangat dilarang untuk mengkonsumsi aspirin. Sebab, aspirin bisa meningkatkan resiko penyakit sindrom reye. 
  • Jika anak mengalami reaksi alergi parah, maka biasanya pihak medis akan meminta Anda dan anak untuk tetap tinggal guna memantau efek alergi tersebut. Dengan begitu, tim medis pun bisa segera memberikan penanganan yang tepat. 

Sudah Paham Apa Itu Imunisasi dan Jenis-Jenisnya?

Itulah penjelasan mengenai apa itu imunisasi, manfaat, prosedur pemberian, jenis-jenis, efek samping, hingga langkah tepat pasca pemberian vaksinasi. Sebagai orang tua, Anda bisa lebih aware dengan kesehatan anak. Salah satunya adalah dengan rutin melakukan vaksinasi yang sudah dianjurkan secara lengkap.

Sebagai informasi tambahan, jika anak mengalami demam pada saat akan mendapat vaksin, maka pastikan untuk memberitahukannya kepada dokter. Tujuannya agar dokter bisa memastikan apakah anak tersebut masih bisa mendapatkan vaksinasi atau harus reschedule. 

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page