Mengukur tinggi badan adalah salah satu cara atau metode untuk mengetahui proses pertumbuhan bayi sampai remaja. Pasalnya, tinggi badan menjadi tolak ukur apakah seorang bayi, anak, atau remaja mengalami pertumbuhan yang semestinya atau tidak. Adanya alat pengukur tinggi badan sangat membantu dalam mengukur tinggi badan.
Alat untuk mengukur tinggi badan tidak hanya satu atau dua jenis saja. Ada berbagai alat untuk mengukur tinggi badan yang bisa kamu coba. Berbagai alat ini pun tidak bisa sembarang dipakai karena punya perbedaan fungsi dan cara menggunakannya.
Daftar ISI
6 Alat Pengukur Tinggi Badan, Apa Saja?
Mengukur tinggi badan adalah hal yang penting untuk dilakukan secara rutin oleh individu yang masih di tahap pertumbuhan (bayi hingga remaja). Untuk itu, terdapat Alat untuk mengukur tinggi badan bayi, anak, hingga remaja. Jenisnya pun tentu saja berbeda-beda. Apa saja contoh alat untuk mengukur tinggi yang bisa digunakan?
1. Infantometer
Infantometer adalah alat yang diperuntukkan khusus mengukur tinggi badan individu yang masih berusia bayi. Alat ini merupakan alat pengukur tinggi badan yang paling cocok untuk mengukur tinggi bayi. Hal Ini karena bentuknya yang sederhana, cenderung kecil. Lalu, cara pengaplikasiannya pun tidak rumit.
Infantometer berbentuk seperti papan datar dengan tambahan skala ukur yang tertulis di bagian sampingnya, persis seperti penggaris. Skala yang digunakan adalah sentimeter (cm). Bisa dibilang, alat ini berbentuk seperti tempat tidur. Berikut adalah langkah yang bisa kamu ikuti untuk mengukur bayi dengan infantometer:
- Taruh infantometer pada permukaan yang datar.
- Tambahkan selimut atau alas tipis agar bayi merasa lebih nyaman.
- Lepaskan topi, jaket, ataupun sepatu yang dikenakan oleh bayi.
- Letakkan bayi di alat pengukur tinggi badan infantometer dengan posisi bagian kepala menempel pada headboard. Pastikan posisi bayi lurus dan lutut tidak menekuk.
- Bantu bayi mempertahankan posisi lurusnya dengan menahan lututnya dan luruskan tungkainya.
- Posisikan footboard agar menempel dengan tumit bayi.
- Kemudian, baca hasil pengukuran yang ditunjukkan oleh skala.
2. Horizontal Length Scale (HLS)
Horizontal Length Scale (HLS) adalah contoh alat pengukur tinggi badan yang kedua. Sejatinya, alat ini punya peruntukan yang sama dengan infantometer. Namun, alat ini tidak hanya cocok digunakan untuk mengukur tinggi badan bayi saja, namun juga balita.
Horizontal Length Scale (HLS) sangat cocok untuk mengukur tinggi badan balita, terutama yang masih sulit berdiri. Berikut adalah cara mengaplikasikan alat pengukur tinggi badan HLS:
- Lepaskan topi, jaket, dan sepatu yang dikenakan oleh bayi atau balita.
- Letakkan bayi atau balita di atas papan HLS dengan posisi kepala dan tumit menyentuh papan.
- Pastikan posisi berbaring bayi atau balita dalam kondisi lurus.
- Geser penunjuk yang ada pada papan hingga menyentuh bagian ujung atas kepala.
- Hasil pengukuran bisa terbaca pada skala pengukuran yang tersedia di papan.
3. Pita Ukur
Pita ukur merupakan alat pengukur tinggi badan yang paling umum dan sering digunakan untuk segala usia. Individu seperti bayi hingga dewasa pun tinggi badannya bisa diukur menggunakan alat ini. Bisa dibilang, pita ukur ini merupakan alat untuk mengukur tinggi badan yang paling konvensional.
Pita ukur tidak hanya bisa kamu gunakan untuk mengukur tinggi badan saja. Melainkan, kamu juga bisa mengukur ukuran tubuh lainnya menggunakan alat ini. Misalnya saja seperti lingkar kepala, lingkar lengan atas, lingkar pinggang, lingkar pinggul, dan lingkar dada.
Namun, mengukur tinggi badan menggunakan pita ukur punya kekurangan dari segi memvalidasi ukurannya. Mengukur tinggi badan dengan alat ini cukup rentan untuk memperoleh hasil yang tidak akurat.
Selain itu, menggunakan pita ukur juga cukup sulit dilakukan. Kamu perlu bantuan orang lain untuk menggunakan alat ini. Sehingga, pita ukur tergolong kurang praktis jika kamu bandingkan dengan alat pengukur tinggi badan lainnya. Kamu bisa menggunakan alat ini dengan cara:
- Cari teman atau kerabat untuk dimintai bantuan.
- Lepaskan jaket, topi, dan alas kaki.
- Berdiri dengan posisi tegak lurus. Agar hasil pengukuran lebih baik, berdiri dengan menempelkan tubuh pada tembok.
- Kerabat bisa mengukur tinggi badan dari ujung kaki hingga ujung kepala.
- Setelah itu, kerabat bisa melihat hasil pengukuran tinggi badan.
4. Anthropometer
Anthropometer adalah contoh alat pengukur tinggi badan lainnya. Sama halnya seperti pita ukur, anthropometer tidak hanya bisa kamu gunakan untuk mengukur tinggi badan saja. Melainkan, kamu juga bisa mengukur ukuran tubuh lainnya dengan alat ini. Antropometer bisa kamu bagi lagi menjadi dua jenis yaitu:
a. Kursi Anthropometer
Sesuai dengan namanya, alat pengukur tinggi badan ini adalah anthropometer yang bentuknya seperti sebuah kursi. Penggunaan alat ini pun dilakukan dengan cara duduk.
Tapi, kursi anthropometer juga bisa kamu gunakan dengan berbagai posisi. Kamu bisa menggunakan alat ini dengan posisi duduk ataupun berdiri sehingga alat ini terbilang fleksibel. Cara menggunakan alat ini yaitu:
- Pastikan subjek berdiri dalam kondisi tegak.
- Putar knop yang terletak pada bagian pengukur tinggi badan.
- Sesuaikan pengukuran hingga ujung kepala.
b. Anthropometer Portable
Antropometer portable adalah antropometer yang bisa dibawa kemana-mana alias portable. Alat pengukur tinggi badan ini terdiri dari empat batang yang memiliki ukuran sama. Lebih lanjut, antropometer portable dikemas di dalam kotak agar mudah dibawa.
Karena bentuknya yang praktis, alat ini punya keuntungannya tersendiri. Pasalnya, antropometer portable sering digunakan di dalam berbagai keperluan. Misalnya saja dipakai untuk keperluan dokter forensik dalam mengukur tinggi badan mayat yang tinggi badannya hanya bisa diukur dalam posisi berbaring.
Penggunaan alat ini dilakukan dengan cara menggabungkan empat batang, kemudian ukur subjek. Hasilnya akan kamu peroleh dengan melihat bagian luar sliding block dari anthropometer.
5. Stadiometer
Contoh alat pengukur tinggi badan yang kelima yaitu stadiometer. Bisa dibilang, stadiometer merupakan alat yang cukup umum dan mudah kamu temukan.
Stadiometer bisa kamu gunakan untuk mengukur tinggi badan individu dari berbagai rentang usia, mulai dari balita hingga dewasa. Alat ini juga sering menjadi andalan bagi banyak klub olahraga untuk mengukur tinggi badan para atletnya secara berkala.
Tidak hanya itu, stadiometer juga bisa kamu temukan di rumah sakit, klinik kesehatan, akademi militer, angkatan darat, angkatan laut, angkatan udara, dan berbagai lembaga pendidikan. Stadiometer merupakan alat yang praktis karena pengaplikasiannya cukup sederhana dan mudah dipasang kapanpun dan dimanapun.
Alat pengukur tinggi badan yang satu ini bisa kamu bagi menjadi dua jenis yaitu:
a. Wall Mounted Stadiometer
Wall mounted stadiometer merupakan satu jenis stadiometer yang pengaplikasiannya dengan cara ditempel pada dinding. Kalau kamu ingin menggunakan alat ini, tubuhmu harus tegak lurus dan rapat ke dinding. Disarankan untuk tidak menggunakan alas kaki agar hasil pengukuran tinggi badanmu lebih akurat.
Namun, wall mounted stadiometer masih punya kekurangan yaitu penggunaannya yang terbilang kurang praktis. Kamu perlu bantuan orang lain untuk menggunakan alat ini.
b. Portable Stadiometer
Sesuai dengan namanya, alat pengukur tinggi badan ini adalah stadiometer yang bisa dibawa kemana-mana. Sehingga, alat ini bisa dipasang dan dilepas dengan mudah. Portable stadiometer sudah dirancang agar punya tingkat akurasi dalam mengukur tinggi badan dengan baik.
Selain itu, portable stadiometer juga punya kelebihan yang tidak dimiliki wall mounted stadiometer, yaitu alat ini bisa kamu operasikan sendiri tanpa bantuan orang lain. Cara menggunakan stadiometer yaitu:
- Pastikan subjek berdiri dalam posisi tegak dan bagian belakang tubuh menyentuh tembok (wall mounted stadiometer) atau tiang skala (portable stadiometer).
- Tarik head slider hingga mencapai ujung kepala.
- Baca hasil pengukuran yang ada di head slider.
6. Neonatometer
Neonatometer merupakan contoh terakhir dari alat pengukur tinggi badan. Alat ini dirancang untuk mengukur tinggi badan individu yang masih berusia bayi. Sebetulnya, fungsi alat ini hampir sama dengan infantometer. Sehingga, kamu bisa mengukur tinggi badan bayi dalam posisi berbaring.
Tapi, ketika kamu ingin melakukan pengukuran dengan menggunakan alat pengukur tinggi badan ini, kamu tidak perlu mengangkat subjek dari posisinya. Hal ini pun membuat pengukuran tinggi badan menjadi lebih praktis dan mudah.
Ada tuas tekanan yang dapat menghasilkan titik pengukuran dengan ketepatan tinggi pada neonatometer. Jadi, hasil pengukuran tinggi badan bayi akan tetap akurat, meskipun proses pengukuran dilakukan oleh orang yang berbeda.
Beda Alat Pengukur Tinggi Badan, Beda Pula Peruntukannya
Setiap alat untuk mengukur tinggi badan punya tujuan yang sama. Namun, masing-masing alat tersebut hanya bisa digunakan pada subjek tertentu. Tinggi badan bisa kamu gunakan untuk menilai proses pertumbuhan dan perkembangan suatu individu, terutama bayi, balita, anak-anak, dan remaja.
Tinggi badan merupakan cerminan dari status gizi mereka. Namun, pengukuran tinggi badan harus dilakukan dengan akurat. Maka dari itu, memilih alat pengukur tinggi badan yang sesuai penting untuk dilakukan.