Pengertian Validasi: Tujuan, Konsep, dan Contohnya

Ketika Anda ingin melihat apakah suatu data tertulis benar adanya, tentu Anda akan mencari validasi untuk membuktikannya. Akan tetapi, setelah mendengar kata ini, mengertikah Anda apa arti sebenarnya?

Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai apa sebenarnya arti dari validasi, Anda dapat menyimak penjelasan berikut ini. 

Apa Arti dari Validasi?

Apa Arti dari Validasi
Apa Arti dari Validasi | Image source : freepik.com

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), validasi (validitas) atau sering disebut kesahihan merupakan pengesahan, atau dapat juga didefinisikan sebagai sebuah pengujian kebenaran atas sesuatu.

Sementara itu, kata validasi secara etimologis berasal dari kata berbahasa Inggris, validation. Validation berarti pembuktian sejauh mana kecermatan dan ketepatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya.

Definisi Validasi Menurut Para Ahli

Definisi Validasi Menurut Para Ahli
Definisi Validasi Menurut Para Ahli | Image source : Freepik.com

Berikut ini adalah definisi validitas menurut beberapa ahli yang perlu Anda pahami, yaitu:

1. Arikunto

Arikunto menyatakan definisi dari validitas di tahun 1999. Menurutnya, validasi berupa suatu ukuran yang menunjuk pada tingkat keabsahan suatu tes. 

Jadi, tes dapat Anda katakan valid apabila tes tersebut berhasil mengukur suatu subjek atau objek yang hendak diukur. Oleh karena itu, tes mempunyai validitas yang tinggi apabila hasilnya sesuai dengan kriteria.

2. Sudjana

Ahli yang bernama Sudjana juga memberikan pendapatnya mengenai validitas. Dia menyatakan bahwa validitas merupakan suatu ketepatan dari alat penilaian terhadap suatu konsep. Sehingga, proses validitas harus benar-benar menilai apa yang harus dinilai secara rinci.

3. Suryabrata

Sedangkan menurut Suryabrata, validitas merupakan sebuah derajat fungsi pengukuran atau derajat kecermatan ukur pada suatu tes. Validitas pada tes juga biasanya mempermasalahkan apakah tes yang peneliti jalankan betul-betul mengukur subjek atau objek yang perlu diukur.

4. Azwar

Validitas juga dapat berarti sejauh mana kecermatan suatu instrumen pengukur (tes) saat melakukan fungsi ukurnya. Tes juga dapat Anda katakan mempunyai validitas yang tinggi apabila instrumennya mampu menjalankan fungsi ukur yang sesuai dengan tujuan dilakukannya pengukuran tersebut.

5. Hendri

Menurut Hendri, validasi merupakan sebuah aktivitas guna mengukur seberapa jauh perbedaan skor yang menggambarkan perbedaan sebenarnya antara individu, kelompok, atau situasi berkaitan dengan karakteristik yang diukur. 

Aktivitas ini juga dapat peneliti gunakan untuk mengukur suatu kesalahan pada seorang individu atau kelompok yang sama dari satu situasi ke situasi lainnya.

Tujuan Proses Validasi

Tujuan Proses Validasi
Tujuan Proses Validasi | Image source Freepik.com

Dari definisi yang para ahli paparkan, Anda telah mengetahui bahwa tujuan dari validasi adalah untuk mendapat hasil valid mengenai suatu produk. 

Hasil valid suatu subjek dapat tercapai, apabila subjek telah memenuhi tujuan yang sudah ditetapkan. Sehingga, dari pernyataan ini, Anda dapat menyimpulkan bahwa validasi lebih berfokus pada penilaian keandalan serta kesesuaian produk atau sistem.

3 Manfaat Validasi

Pada bukunya, M Agus J Alam mengungkapkan tiga manfaat validitas untuk sebuah penelitian. Tiga manfaat tersebut akan Anda ketahui secara mendalam pada penjelasan berikut ini, yaitu:

1. Menghindari Kesalahan Saat Memasukkan Data

Pertama, suatu validitas bermanfaat untuk menghindari kesalahan saat memasukkan data. Validasi ini dapat peneliti lakukan dengan mengatur sistem. Ketika data yang masuk tidak valid, maka data tersebut akan ditolak. Data itu juga takkan peneliti gunakan lagi.

2. Memudahkan Peneliti Memasukkan Data

Selanjutnya, validasi juga mampu mempermudah proses pemasukan data untuk penelitian. Caranya adalah dengan memberikan pesan atau pilihan tertentu ketika peneliti mencoba memasukkan data.

3. Memberi Kelengkapan serta Akurasi

Terakhir, validitas juga dapat membuat suatu penelitian dapat menjadi jauh lebih akurat. Penelitian juga bisa menjadi lebih bersih dan lengkap. Validitas juga mampu memudahkan peneliti saat mengolah data, serta mengambil keputusan dalam penelitian.

4 Prinsip Validitas

4. 4 Prinsip Validitas
Prinsip Validitas | Image source : Freepik.com

Untuk melakukan uji validitas, terdapat 4 prinsip yang harus Anda perhatikan sebagai berikut.

1. Interpretasi

Prinsip pertama pada validasi terletak pada interpretasi yang Anda berikan terhadap asesmen. Jadi, hasil interpretasi wajib valid terhadap derajat yang Anda arahkan ke suatu bukti yang mendukung kebenaran dan kecocokannya.

2. Kegunaan

Selanjutnya, ada prinsip kegunaan pada validasi. Prinsip ini menegaskan bahwa kegunaan yang Anda buat dari hasil penilaian hanya akan valid terhadap derajat yang Anda arahkan ke suatu bukti yang mendukung kebenaran dan kecocokannya.

3. Kesesuaian

Ketiga, sebuah kegunaan dan interpretasi dari hasil asesmen hanya akan valid apabila hasil nilainya (values) sesuai.

4. Konsekuensi

Terakhir, kegunaan dan interpretasi dari hasil penelitian hanya dapat menjadi valid saat konsekuensi dari kegunaan dan interpretasi konsisten dengan nilai kecocokan.

4 Proses Pengujian Validitas Data

Proses Pengujian
Proses Pengujian | Image source : Pixabay

Pengujian validitas data terdiri dari 4 langkah. Berikut adalah penjelasan dari masing-masing langkah tersebut, yaitu:

1. Analisis Data

Proses awal pada pengujian adalah Anda wajib mengidentifikasi data yang akan dianalisis. Dengan demikian, Anda akan mengetahui apakah data yang ada telah sesuai dengan kebutuhan validasi.

2. Validasi Database

Selanjutnya, data yang telah Anda analisis akan masuk ke database. Nah, untuk meminimalisir kesalahan, data yang telah masuk ke database wajib peneliti validasi kembali. Sehingga, data dapat Anda pastikan sahih.

3. Sampling

Anda juga wajib mengambil sampel, atau memproses sebagian data yang valid. Cobalah untuk memilih beberapa data saja yang Anda anggap paling mewakili keseluruhan data. Cara demikian dapat menghemat waktu penelitian.

4. Membuat Perbandingan

Terakhir, Anda wajib membandingkan hasil pengolahan data yang keluar dengan hasil yang Anda harapkan. Cara ini akan sangat efektif untuk menentukan apakah hasil telah sesuai atau tidak.

3 Konsep Validasi

6. 3 Konsep Validasi
Konsep Validasi | Image source : Pixabay

Validasi juga memiliki konsep yang terbagi menjadi tiga. Ketahui penjelasan konsep validitas secara rinci berikut ini, yaitu:

1. Validitas Isi

Konsep ini menyatakan bahwa validasi mampu membuktikan seberapa jauh sebuah uji mampu mengukur tingkat penguasaan terhadap konten tertentu. Nantinya, bukti yang telah terkumpul akan peneliti proses, lalu ia analisis secara rasional menggunakan analisis logika. 

Oleh karena itu, validitas isi wajib dilakukan oleh orang yang telah ahli dibidangnya. Sebab, ia harus menilai kisi-kisi uji, apakah telah mencerminkan keseluruhan konten yang telah dia kuasai secara proporsional atau belum.

Contoh subjek yang peneliti validasi antara lain adalah tata bahasa, jumlah soal, format jawaban, skala instrumen, waktu pengerjaan, dan format penulisan.

2. Validasi Konstruk

Konsep berikutnya adalah validitas konstruk. Validitas ini berfokus pada kualitas alat ukur yang telah menunjukkan hasil pengukuran persis dengan definisi teoritis. Definisi tiap variabel pun harus Anda pastikan jelas, supaya penilaian validitas menjadi mudah.

Validitas konstruk biasa peneliti gunakan untuk mengukur variabel konsep. Dengan demikian, Anda dapat menyimpulkan bahwa konsep ini peneliti gunakan untuk kebutuhan sebagai berikut.

  • Mengukur minat diri.
  • Melihat gaya kepemimpinan.
  • Mengukur sikap.
  • Mengetahui bakat lewat tes.
  • Melihat intelegensi.

3. Validitas Kriteria

Terakhir, ada validitas kriteria guna mengukur perbandingan antar instrumen. Dalam konsep ini, salah satu instrumen yang sedang dikembangkan. Sedangkan, instrumen yang lain merupakan instrumen yang peneliti anggap sebanding. 

Jadi, jenis validitas kriteria ini pun dapat terbagi kembali menjadi dua, yaitu prediktif dan bersamaan. Validitas kriteria prediktif merupakan pengujian instrumen dan kriteria yang peneliti lakukan dalam waktu yang berbeda.

Sementara itu, pada validasi kriteria, pengujian instrumen dan kriteria wajib peneliti lakukan secara bersamaan. Dengan demikian, perbedaannya terlihat jelas, yaitu terletak pada waktu pengujian kriteria dan instrumennya.

Semakin tinggi nilai koefisien dari hasil validitas kriteria, maka perbandingan tersebut dapat Anda anggap valid.

2 Contoh Validasi

Contoh Validasi
Contoh Validasi | Image source : Pixabay

Terdapat 2 contoh dari validasi data yang dapat Anda cermati yaitu:

1. Proses Produksi Industri Farmasi

Contoh pertama adalah validasi proses produksi pada industri farmasi. Validitas proses ini dapat peneliti lakukan apabila kualifikasi mesin atau sarana penunjang telah terkualifikasi. 

2. Tes Hasil Belajar Siswa

Kedua, contoh validitas juga dapat guru terapkan pada tes hasil belajar siswa. Contohnya untuk bentuk tes pilihan ganda, mencocokkan, betul-salah, dan juga analisa hubungan. Dengan demikian, guru akan memahami kecerdasan siswa, dan bagaimana pendekatan yang harus guru lakukan pada setiap siswanya.

Sudah Paham dengan Pengertian Validasi?

Validasi merupakan suatu tindakan pembuktian dengan cara yang tepat. Setiap penelitian wajib menyertakan hasil yang telah sahih, sehingga data yang digunakan dapat dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu, validitas sangat penting untuk mendukung kesahihan atas kebenaran dari suatu hal.

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page