Apa Itu Paragraf Narasi? Pengertian, Ciri, Contoh, serta Penjelasannya

Paragraf narasi adalah sebuah bentuk tulisan yang paling banyak orang ketahui, baik itu dalam wujud dongeng, berita, maupun laporan. Karena bentuk tulisan ini memiliki beragam karakteristik dan jenis, Anda sebaiknya tahu seperti apa narasi itu melalui artikel berikut ini.

Pengertian Paragraf Narasi

Tulisan narasi itu bukan hanya sekadar menceritakan tentang sesuatu saja, apalagi soal dongeng atau cerita rakyat. Ada beberapa hal yang patut Anda ketahui tentang bentuk paragraf ini sebelum Anda mulai menulisnya.

Pengertian paling sederhana dari paragraf narasi adalah sebuah cerita mengenai suatu kejadian, baik nyata maupun tidak. Sementara itu, definisi teks narasi yang lebih lengkap ialah sebuah tulisan yang menjabarkan suatu peristiwa secara berurutan pada tempat dan waktu tertentu.

Orang-orang banyak yang beranggapan bahwa teks narasi itu wajib bersifat fiktif atau khayalan saja. Padahal anggapan ini salah, sebab berita dan biografi pun tergolong ke dalam teks narasi juga. Hal itu karena keduanya menjabarkan suatu kejadian pada tempat dan waktu tertentu secara kronologis.

Tulisan narasi, baik fiksi dan non-fiksi, sama-sama mengandung suatu masalah yang menjadi topik utamanya. Dalam masalah itu, ada seseorang atau sekelompok orang yang terlibat, entah karena mereka memulai masalah itu atau berusaha menuntaskan masalah tersebut.

Tulisan narasi cukup berbeda dengan teks argumentasi, sebab salah satu tujuan paragraf narasi adalah untuk menceritakan sesuatu yang nyata maupun karangan. Sedangkan teks argumentasi harus menceritakan sesuatu yang nyata dan disertai bukti-bukti yang logis dan punya landasan ilmiah.

Selain itu, teks narasi juga berbeda dengan teks bergaya persuasi, yang memang memiliki tujuan mengajak pembacanya untuk melakukan suatu tindakan. Dalam teks narasi mungkin terdapat pesan, tetapi tidak ada ajakan melakukan sesuatu, baik secara gamblang maupun tersirat.

Ciri-Ciri Utama Paragraf Narasi

Setiap bentuk tulisan memiliki karakteristiknya sendiri yang membedakannya dengan bentuk teks lain, begitu pula dengan teks narasi ini. Oleh karena itu, macam-macam ciri yang hanya ada pada paragraf narasi adalah sebagai berikut.

1. Menggambarkan Sebuah Peristiwa

Cobalah Anda baca aneka contoh teks narasi; pasti dalam teks tersebut ada sebuah kejadian atau peristiwa yang sedang dijabarkan. Peristiwa tersebut bisa saja terjadi pada masa lalu, atau baru saja terjadi kurang lebih sehari yang lalu. Kejadian yang teks tersebut jabarkan bisa saja nyata maupun karangan.

Inilah ciri utama yang selalu terkandung dalam sebuah tulisan narasi, yang juga berfungsi sebagai topik utama tulisannya. Bahkan andaikata peristiwa dalam narasi itu hanyalah karangan, penulisnya dapat membuat seolah-olah kejadian tersebut benar-benar terjadi di dunia nyata.

Tema yang tulisan narasi tersebut kemukakan mungkin saja menggembirakan, penuh harapan, mengharukan, dan mengundang tawa. Meskipun begitu, ada pula tema narasi yang menimbulkan perasaan waswas, ketakutan, membakar amarah, hingga mengundang rasa penasaran.

2. Ada Orang-Orang yang Terlibat

Selanjutnya, ciri kedua dalam paragraf narasi adalah orang-orang yang berperan dalam teks tersebut. Ada karakter yang memegang peran utama, namun ada pula karakter yang mengemban peran sampingan.

Karakter utama yang menggerakkan plot dalam teks narasi tersebut disebut juga dengan istilah protagonis, yang hampir selalu berjiwa baik. Sementara itu, orang yang menentang karakter utama ini memiliki istilah antagonis, dan jiwanya hampir pasti jahat atau tak terpuji.

Di samping kedua tipe karakter tersebut, ada tipe karakter sampingan atau yang bernama tritagonis (deuteragonist). Karakter tritagonis ini ada yang siap membantu protagonis atau antagonis, namun kebanyakan hanya bersifat sebagai pengamat atau saksi mata saja.

Karakteristik tulisan narasi ini menghendaki orang-orang yang mempunyai peran langsung dan tak langsung dalam ceritanya. Jika ada karakter yang tidak memiliki peran apa-apa, maka mereka tak layak berada dalam tulisan narasi tersebut.

3. Terjadi secara Berurutan atau Kronologis

Apakah Anda suka membaca sebuah cerita yang tampak tidak rapi karena urutannya seperti berantakan? Tentunya tidak, sebab tulisan narasi yang urutannya berantakan hanya akan menimbulkan salah tafsir oleh para pembacanya.

Itulah ciri ketiga yang wajib terdapat dalam teks narasi, yaitu peristiwa yang terjadi secara kronologis, atau berurutan dari awal sampai akhir. Tujuannya sederhana saja, yaitu untuk menghadirkan kejelasan cerita dan konflik pada cerita itu kepada siapapun yang membacanya.

Urutan kronologis dalam kebanyakan teks narasi dimulai dari pengenalan cerita (orientasi), lalu berlanjut ke munculnya masalah (komplikasi). Konflik pun memuncak (klimaks), sebelum kemudian ada penyelesaian (resolusi), dan diikuti oleh kesimpulan di akhir cerita (koda).

Terkadang, ada narasi yang urutannya tidak beraturan, entah karena narasi itu melihat ke masa lalu (flashback) atau berpindah sudut pandang (switching). Di satu sisi, pola kronologis yang tak berurutan ini bisa membuat pembacanya bingung, tetapi ini juga dapat memperjelas poin-poin penting dalam narasi.

4. Terdapat Konflik yang Harus Diselesaikan

Di nomor empat, ciri penting dalam paragraf narasi adalah adanya konflik pada pusat cerita. Konflik ini bisa bersifat fisik seperti perkelahian dan wabah penyakit, atau bisa berupa konflik psikologis seperti perceraian dan saling tuduh. Ada pula konflik yang wujudnya interpersonal maupun konflik intrapersonal.

Karakter-karakter yang terlibat dalam konflik ini terbagi ke dalam dua golongan. Ada golongan karakter pertama, yang menimbulkan konflik dalam narasi itu. Sementara golongan karakter yang kedua adalah orang-orang yang berusaha menyelesaikan konflik itu dengan cara apapun.

Meskipun demikian, tak semua konflik dalam teks narasi harus melibatkan dua orang atau lebih. Ingat, ada jenis konflik yang sifatnya intrapersonal atau terjadi dalam diri satu orang saja. Pertentangan dalam dirinya itu dapat berupa cinta yang terpendam, perasaan iri hati, serta gejolak rohani.

5. Memiliki Lokasi dan Waktu yang Jelas

Anda perlu memiliki sebuah peristiwa dalam tulisan narasi Anda. Selain itu, Anda pun sudah harus menetapkan siapa orang yang berperan di dalamnya, urutan kronologis pada ceritanya, dan konflik sebagai pusat cerita. Selanjutnya, Anda juga perlu menetapkan kapan dan dimana narasi itu terjadi.

Setiap cerita tentu mempunyai latar lokasi kejadian. Tempatnya bisa di dalam ruangan atau di luar ruangan, atau bahkan dalam beberapa tempat sekaligus. Hampir segala tempat bisa menjadi latar belakang sebuah narasi; restoran, rumah sakit, kastil, hutan, jembatan, pinggir pantai, hingga bandara.

Sementara itu, latar waktu dalam sebuah teks narasi cenderung lebih meluas daripada sekadar kemarin, hari ini, dan besok. Anda boleh saja menggunakan latar waktu seperti masa penjajahan, masa kemerdekaan, era reformasi, hingga masa depan untuk narasi dengan genre fiksi ilmiah.

6. Memiliki Sudut Pandang

Sudut pandang pada paragraf narasi adalah posisi si narator atau pencerita dalam teks tersebut. Ada pencerita yang bertindak sebagai pelihat saja, dan ada juga pencerita yang memposisikan dirinya sebagai karakter dalam cerita tersebut.

Pertama, ada sudut pandang orang pertama, dimana penulis teks menggunakan kata ganti “aku” dalam menjabarkan cerita tersebut. Bentuk sudut pandang ini seakan memberi kesan bahwa si narator teks tersebut benar-benar berada dan terlibat dalam narasinya.

Sedangkan yang kedua adalah sudut pandang orang ketiga, dimana si penulis atau narator tidak menggunakan kata ganti “aku”. Dalam teks tersebut, si narator bercerita dengan nama orang lain untuk mewakili dirinya. Karakter tersebut bisa menyerupai si narator, tetapi bisa juga berbeda darinya.

7. Tulisannya Menggunakan Kalimat Langsung

Salah satu ciri tulisan narasi yang sering orang lupakan ialah penggunaan kalimat langsung ketika menulisnya. Kalimat langsung pada teks ini bertujuan membantu Anda menceritakan narasi Anda tanpa perantara apapun yang mungkin mengubah isi cerita.

Misalnya begini, teks narasi Anda bercerita tentang percakapan di antara Budi dan Linda. Anda jangan menulis “Budi berkata kepada Linda bahwa dia akan mudik ke Garut minggu depan.”, melainkan, tulislah menjadi kalimat langsung seperti ini; “Budi berkata: Aku akan mudik ke Garut minggu depan.”

Pola penulisan yang sama juga berlaku apabila Anda menulis teks narasi yang isinya informatif. Misalnya, hindari tulisan seperti; “Menurut buku atlas ini, Indonesia ialah negara kepulauan.”. Anda wajib menulis kalimat langsung seperti: “Indonesia ialah sebuah negara kepulauan di Asia Tenggara.”

Mengapa Anda harus menulis kalimat berbentuk langsung pada teks narasi? Sebab teks narasi harus menceritakan isinya, baik fiksi atau non-fiksi, seakan-akan itu sedang terjadi di depan mata Anda. Penggunaan kalimat tidak langsung dalam narasi akan membuatnya tampak seperti buku sejarah.

Jenis-Jenis Paragraf Narasi

Teks narasi mempunya beragam jenis tulisan yang mempunyai pola dan fungsinya sendiri. Ada yang tujuannya sekadar menceritakan sesuatu untuk hiburan, namun ada juga yang memberitakan suatu kejadian. Maka daripada itu, jenis-jenis paragraf narasi adalah seperti di bawah ini.

1. Narasi Fiksi

Apakah Anda suka membaca cerita dongeng? Kisah-kisah dongeng yang fantastis dan penuh petualangan selalu mampu memikat hati para pembacanya. Itu karena dongeng merupakan tulisan narasi yang jenisnya fiksi atau tidak nyata.

Selain dongeng, bentuk-bentuk lain dari narasi fiksi yaitu legenda, cerita rakyat, fabel binatang, dan cerita horor. Apabila ada narasi fiksi yang terinspirasi oleh kejadian nyata, penulisnya seringkali menambahkan atau mengurangi sesuatu dalam cerita tersebut agar tampak lebih menghibur.

Terkadang, ada narasi fiksi yang suka menyampaikan cerita dengan nada mendidik, atau mengandung pesan-pesan tersembunyi. Ini adalah cara yang bagus untuk mengajarkan dan mewariskan nilai-nilai tradisional leluhur kepada generasi muda.

2. Narasi Non-Fiksi

Inilah jenis teks narasi yang mengkhususkan diri pada hal-hal yang sifatnya nyata dan memang ada di kehidupan sehari-hari. Kebanyakan contoh non-fiksi pada paragraf narasi adalah biografi, autobiografi, buku-buku sains untuk anak-anak, ensiklopedia, dan jurnal hasil penelitian ilmiah.

Pengetahuan yang terkandung dalam teks narasi non-fiksi bisa bersifat baru, tetapi bisa juga pengetahuan lama yang masih berlaku hingga sekarang. Yang menjadi poin utama dalam jenis tulisan ini ialah informasi di dalamnya tercantum secara faktual tanpa gosip atau karangan apapun.

3. Narasi Informatif

Narasi non-fiksi menceritakan suatu hal nyata yang kurang lebih sudah diketahui oleh banyak orang. Ternyata ada pula bentuk narasi yang isinya mengabarkan hal yang belum orang-orang ketahui secara pasti. Nama jenis teks ini ialah narasi informatif.

Bentuk teks yang termasuk dalam jenis narasi informatif yaitu berita-berita yang sifatnya terbaru atau breaking news, resep obat, serta teks laporan. Tujuan dari jenis narasi ini ialah untuk mengabarkan suatu kejadian yang baru saja berlangsung agar pembacanya bisa segera mengambil tindakan.

Naskah pidato dan ceramah di hari Jum’at pun tergolong pula sebagai tulisan narasi informatif. Isi naskah pidato memiliki unsur pendidikan bagi para pendengarnya, serta dapat menjadi sarana mengabarkan berita yang sekiranya sangat penting.

4. Narasi Artistik

Jenis teks artistik dalam paragraf narasi adalah bentuk tulisan yang mengutamakan estetika dan deskripsi-deskripsi visual ketika bercerita. Bukan sekadar deskripsi yang estetis saja; narasi artistik harus mengacu kepada pengalaman si penulis cerita yang pernah dia lihat, dengar, dan rasakan.

Tujuan dibalik penulisan cerita pengalaman yang penuh estetika tersebut bukan untuk menghibur atau melebih-lebihkan suatu hal apapun. Ada pesan-pesan dalam sebuah narasi artistik yang sifatnya tersirat atau terselubung, sehingga para pembaca cerita itu perlu memahami keseluruhan isinya.

Contoh Paragraf Narasi

Sekarang ialah waktunya Anda mempelajari beberapa contoh teks narasi yang sering masyarakat baca. Jika Anda adalah seorang siswa sekolah, Anda bisa meniru contoh teks narasi berikut ini untuk tugas sekolah.

1. Contoh Fiksi

Fiksi merupakan contoh narasi yang pasti dapat Anda temukan dimana saja, termasuk di buku pelajaran Bahasa Indonesia. Contoh tulisan bergaya khayalan atau fiksi dalam paragraf narasi adalah berikut ini:

Pada zaman dahulu kala, hiduplah seorang pria tua bernama Altman yang suka pergi berburu. Dia tinggal di sebuah pondok kayu kecil di pinggir hutan. Meskipun pria tua tersebut pandai berburu babi hutan, kijang, dan kelinci, Altman tak mau berburu hingga ke bagian tengah hutan.

Kabarnya, di bagian hutan yang paling dalam itu ada sesosok peri yang galak dan benci terhadap manusia. Siapapun yang memasuki wilayah kekuasaan peri tersebut akan dikutuk menjadi binatang liar selamanya.

Suatu ketika, hewan-hewan buruan Altman sudah mulai jarang dia temui. Supaya dia bisa terus makan, Altman berniat untuk masuk lebih dalam ke hutan tersebut. Namun, dia pun teringat akan legenda sang peri yang acap kali mengutuk orang-orang yang berani mengganggunya.

Altman pun pergi bertanya kepada para tetangganya. “Apakah peri penunggu hutan ini bersedia menerima hadiah supaya aku boleh mencari binatang?” Altman bertanya.

“Ya, aku dengar peri tersebut menyukai buah apel,” kata satu tetangga.

“Menurut orang tuaku, peri-peri biasanya makan madu dan manisan lainnya,” kata tetangga kedua.

“Nenekku bilang bahwa peri-peri yang tinggal di hutan harus kau beri susu sapi,” ujar tetangga ketiga yang Altman temui.

Wah, bagaimana ini? Setiap orang yang Altman temui untuk dia tanyakan mengenai peri hutan tersebut memberi jawaban yang berlainan. Apakah mungkin sang peri bersedia menerima tiga macam hadiah demi menenangkannya?

Altman merasa yakin barang sesaat bahwa para tetangganya itu sedang mengolok-olok Altman dari balik punggungnya. Namun, karena keadaannya sekarang cukup sulit, pria tua tersebut memutuskan untuk mencoba membawakan makanan persembahan untuk sang peri.

Keesokan harinya, Altman membawa tiga buah apel dan dua botol tinggi; satu berisi madu dan satu lagi berisi susu sapi. “Semoga makanan yang aku bawa ini sanggup menggembirakan hari sang peri dan meredam amarahnya,” Altman berharap dalam hati.

2. Contoh Non-Fiksi

Tidak hanya cerita fiksi saja, tetapi tulisan narasi juga dapat berbentuk non-fiksi seperti ilmu pengetahuan dalam buku sains. Oleh karena itu, contoh tulisan non-fiksi yang terdapat pada paragraf narasi adalah seperti ini:

Apakah kamu tahu bahwa Pulau Komodo itu bukan sekadar satu pulau saja? Ya, destinasi wisata alam yang terletak di Provinsi Nusa Tenggara Timur ini ternyata terdiri dari gugusan pulau-pulau kecil yang saling berdekatan!

Kumpulan pulau-pulau itu di antaranya ialah Pulau Rinca, Pulau Padar, Pulau Flores, dan Pulau Gili Motang. Dari keempat pulau tersebut, hanya Pulau Flores saja yang tidak termasuk dalam cagar alam Taman Nasional Komodo. Kendati demikian, ada sekitar 100 ekor komodo yang hidup di pulau tersebut.

Pulau Komodo sendiri dulunya ditemukan oleh kaum kolonialis Belanda, di bawah pimpinan penjelajah bernama Steyn van Hens Broek pada tahun 1910. Kemudian, pada tahun 1986, organisasi UNESCO menetapkan destinasi wisata ini sebagai warisan dunia dalam kategori keanekaragaman hayati.

Bukan hanya komodo saja yang hidup di gugusan pulau tersebut, melainkan juga kerbau, babi hutan, rusa, dan monyet liar. Selain itu, ada pula burung-burung tropis yang suka hinggap di tempat ini, beserta lumba-lumba di lepas pantainya.

Kamu juga wajib tahu bahwa Pulau Komodo itu punya masyarakat adatnya sendiri. Kaum adat tersebut bernama Ata Modo, dan mereka hidup berdampingan dengan kadal-kadal raksasa selama ratusan tahun! Mereka meyakini bahwa komodo adalah saudara spiritual mereka sejak lahir.

Kabarnya, Pulau Komodo dinobatkan sebagai salah satu dari Tujuh Keajaiban Dunia Baru pada tahun 2011! Saking legendarisnya destinasi wisata alam ini, sampai-sampai ribuan wisatawan dari seluruh penjuru dunia berdatangan untuk menyaksikan kadal-kadal purba raksasa yang mendiaminya.

3. Contoh Artistik

Pengalaman dari orang-orang yang suka pergi jalan-jalan ke tempat yang jauh dapat pula menjadi tulisan narasi. Adapun contoh tulisan pengalaman yang artistik dalam paragraf narasi adalah seperti yang satu ini:

Empat tahun lalu, pada bulan Juli tahun 2019, aku sempat pergi jalan-jalan bersama keluarga ke Pantai Pangandaran. Karena aku belum pernah liburan ke pantai sebelum ini, aku merasa sangat bersemangat. Aku bahkan tidak bisa tidur pada malam hari sebelum kita berangkat.

Perjalanan ke Pantai Pangandaran untungnya tidak terlalu macet, hanya ramai lancar meskipun di musim liburan sekolah. Aku melihat bahwa ada pula ratusan wisatawan lainnya yang juga ingin liburan ke pantai tersebut.

Sesampainya di Pangandaran, aku sempat mencium ada bau yang tidak sedap. Saat aku turun dari mobil dan melihat-lihat sejenak, kudapati adanya tumpukan sampah yang seperti menggunung di pinggir pantai. Kok bisa tempat liburan ini tampak tidak rapi, padahal ada banyak pengunjung?

Aku mencoba menanyakan kepada resepsionis hotel begitu keluargaku siap untuk check-in di sebuah hotel yang harganya agak terjangkau. “Permisi bu resepsionis, mengapa di sekitar Pantai Pangandaran ada tumpukan sampah?” Aku bertanya dengan lugu.

Resepsionis hotel itu membenarkan ucapanku dengan perasaan sedikit malu-malu. Menurutnya, banyak wisatawan yang suka membuang sampah sembarangan di kawasan ini. Meskipun sudah ada petugas bersih-bersih yang berusaha merapikan tempat wisata ini, sampahnya tetap saja ada.

“Apakah petugas bersih-bersih itu masih bekerja di hari liburan ini?” Aku bertanya lagi. Resepsionis hotel tersebut mengangguk dan memberitahu aku dimana mereka biasa beristirahat jika merasa lelah.

Ada sebuah saung besar di dekat warung-warung minuman kelapa muda kurang lebih 40 meter dari hotel tempat keluargaku menginap. Kemudian aku membuat rencana untuk datang dan bertanya kepada petugas bersih-bersih itu tentang keadaan Pantai Pangandaran yang kotor.

Paling tidak, di dalam hotel ini, bau sampah yang tadi sempat menyengat sudah tidak lagi tercium. Namun tetap saja, waktu aku mengintip keluar jendela kamar hotel, tumpukan sampah itu teronggok tak dianggap di pinggir pantai.

Apakah Anda Siap Menulis Paragraf Narasi?

Dan itulah pembahasan seputar teks narasi yang biasa Anda temukan pada berbagai macam media, baik buku maupun internet. Paragraf narasi adalah sebuah bentuk tulisan yang harus Anda ketahui seluk-beluknya supaya Anda nanti tidak salah dalam penulisannya.

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page