Apa itu Novel? Pengertian, Unsur, Ciri, dan Struktur Pembentuknya

Novel termasuk bagian dari karya sastra yang berbentuk prosa panjang. Dengan demikian, karya sastra ini bisa menggambarkan cerita dengan detail sehingga alur cerita lebih seru. Bagi kamu yang hobi membaca, novel adalah bacaan tepat karena tidak hanya menghibur namun juga menambah wawasan.

Gaya bahasa dan penulisan novel tentu berbeda-beda lantaran dipengaruhi oleh penulisnya. Keberagaman inilah yang membuat karya sastra ini menjadi lebih unik dan memberikan banyak alternatif pada pembaca. Selain itu, novel juga merupakan karya fiksi karena penulisannya melalui proses imajinasi.

Jika kamu ingin mengenal novel lebih dalam, silakan simak dan scroll terus artikel ini.

Apa itu Novel?

Apabila menelusuri dari asal bahasanya, novel adalah kata serapan dari Bahasa Jerman yaitu novelle. Sedangkan arti novelle dalam Bahasa Italia mempunyai makna cerita pendek. Novelle dalam Bahasa Inggris berarti cerita pendek yang telah dikembangkan sehingga menjadi cerita panjang.

Secara umum, pengertian novel adalah sebuah cerita naratif panjang yang berisikan rangkaian cerita kehidupan tokoh utama dan tokoh pendukung. Ciri penulisan novel yaitu menonjolkan sifat dan watak masing-masing tokoh sehingga mampu menghidupkan karakter tersebut.

Novel memiliki cerita yang cukup kompleks karena dibangun oleh dua unsur, yakni unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik adalah elemen wajib dalam membuat karya sastra novel, sehingga penulis tidak boleh melewatkannya. Selain itu, unsur intrinsik juga dikenal sebagai unsur pembangun novel dari dalam.

Unsur ekstrinsik adalah kebalikan dari unsur intrinsik karena merupakan hal-hal dari luar yang memengaruhi suatu novel. Adapun yang termasuk dalam unsur ekstrinsik antara lain latar belakang pengarang, nilai-nilai yang terkandung, latar belakang masyarakat, dan masih banyak lainnya.

Apa Saja Unsur Pembangun Novel?

Poin sebelumnya membahas secara sekilas mengenai unsur pembangun novel. Namun, jika ingin mempunyai pemahaman yang komplit, maka silakan simak penjelasan unsur pembangun novel berikut ini:

1. Unsur Intrisik

Pengertian unsur intrinsik pada novel adalah sejumlah elemen dari dalam yang akan mempengaruhi pembuatan cerita pada sebuah novel. Selain dapat digunakan untuk membangun karya sastra, unsur intrinsik juga bisa digunakan untuk menganalisis sebuah novel. 

Adapun komponen penting dari unsur yang membangun novel dari dalam, yakni sebagai berikut:

1. Judul

Hampir setiap karya sastra pasti memiliki judul. Judul termasuk komponen utama pada unsur intrinsik. Meskipun hanya terdiri dari beberapa kata, namun judul memiliki fungsi krusial dalam karya sastra. Sebab, judul akan menjadi representasi dari keseluruhan isi novel.

Mengingat bahwa judul adalah inti dari keseluruhan cerita, maka komponen ini juga memungkinkan pembaca mengetahui garis besar cerita karya sastra tersebut. Oleh sebab itu, membuat judul juga harus melalui proses pertimbangan agar dapat menarik perhatian pembaca.

2. Tema

Komponen unsur intrinsik berikutnya adalah tema yang juga bisa dikatakan sebagai ide-ide pokok dalam membuat cerita. Dengan demikian, tema akan menjadi komponen yang melekat pada keseluruhan cerita novel. 

Melalui tema yang sudah ditentukan sebelum membuat cerita, maka penulis pun akan mengembangkan tema tersebut hingga menjadi cerita yang lebih panjang dan detail. Menentukan tema saat akan menulis novel adalah langkah penting agar cerita tidak keluar konteks.

Meskipun tema merupakan komponen dari unsur dalam, namun terdapat perbedaan pada keduanya. Unsur dalam merupakan proses pengembangan tema yang ditentukan, meliputi penulisan, latar, judul, gaya bahasa, penokohan, dan lain sebagainya.

3. Alur Cerita

Alur cerita atau yang juga dikenal dengan sebutan plot juga menjadi bagian dari komponen unsur intrinsik pada novel. Plot inilah yang akan membuat cerita menjadi lebih hidup serta mampu memengaruhi emosi pembacanya.

Komponen unsur intrinsik ini akan menggambarkan fase-fase peristiwa dalam novel hingga menjadi sebuah rangkaian cerita yang padu dan menarik. Penulis akan menyusun alur berdasarkan sebab akibat yang terjadi. Dengan demikian, menyusun alur cerita bukanlah hal yang mudah karena melalui proses yang rumit.

Di bawah ini adalah sejumlah fase umum yang terdapat dalam membuat alur cerita atau plot:

a. Tahap Awal

Fase awal dalam alur cerita bisa disebut sebagai tahap pengenalan. Hal ini lantaran penulis akan menyuguhkan karakter, latar belakang, ciri-ciri tokoh, dan lain sebagainya. Fase awal ini bertujuan memudahkan pembaca untuk mengenali dan memahami karakter masing-masing tokoh.

b. Konflik

Apabila sudah menyelesaikan penulisan tahap awal, maka penulis akan masuk pada fase berikutnya, yaitu konflik. Konflik merupakan bumbu penting dalam menulis cerita karena yang akan membuat cerita tersebut lebih seru dan tidak membosankan. 

Konflik-konflik tersebut bisa muncul pada tokoh utama atau semua tokoh pendukung. Semakin rumit konflik yang dimunculkan, maka akan semakin dramatis dan menarik pula cerita yang disajikan.

Melalui jenis konflik yang dimunculkan oleh penulis, para pembaca pun bisa mengetahui atau menebak alur cerita novel tersebut.

c. Komplikasi

Fase berikutnya dari alur cerita novel adalah komplikasi. Konflik yang muncul pada fase sebelumnya akan menjadi lebih rumit. Pada tahap ini, akan muncul banyak permasalah yang dialami oleh tokoh-tokoh dalam sebuah novel.

Tujuan penulis memunculkan konflik-konflik pendukung adalah untuk memperkuat konflik utama yang mendominasi cerita.

d. Klimaks

Fase alur cerita yang akan membuat novel menjadi lebih seru yaitu klimaks atau puncak dari permasalahan. Klimaks merupakan bentuk ketegangan suasana yang dibangun mulai dari fase awal cerita.

e. Resolusi

Untuk menurunkan ketegangan fase klimaks, maka terdapat fase resolusi. Hal ini bisa berupa tokoh mulai menemukan titik cerah atau jalan keluar dari permasalahan yang dihadapi. 

Pada fase resolusi, biasanya penulis tidak menggambarkannya secara gamblang, melainkan dengan teka-teki. Jadi, fase ini memberi kesempatan pada pembaca untuk mengetahui watak atau karakter asli tokoh utama atau tokoh pendukung. 

f. Akhir Cerita

Memasuki fase akhir cerita, semua permasalahan sudah berhasil dilalui oleh tokoh. Namun perlu diingat, bahwa tidak semua penyelesaian akan memberikan akhir yang bahagia. Sebuah cerita juga bisa berakhir dengan kesedihan.

g. Alur Maju

Seorang penulis novel bebas memilih jenis alur yang ingin digunakan pada sebuah novel. Pemilihan alur novel bisa mempertimbangkan segmen pembaca karya tersebut. Alur maju dalam sebuah novel adalah untuk jenis cerita ringan sehingga mudah dipahami.

Alur ini juga akan mendeskripsikan fase cerita secara runtut dan berurutan. Meskipun terkesan mengalir, namun alur maju juga bisa memberikan kejutan kepada pembacanya.

h. Alur Mundur

Sesuai dengan namanya, alur mundur merupakan kebalikan dari alur maju. Ciri khas novel yang menggunakan jenis alur mundur yaitu akan mengawali cerita dari konflik yang terjadi. Selanjutnya, cerita akan terus berkembang menuju pada resolusi.

Untuk dapat menulis cerita menggunakan alur mundur, penulis harus membuat proses pengorganisasian narasi supaya jalan cerita tetap koheren dan mudah dipahami oleh pembaca.

Pembaca yang langsung disuguhkan dengan konflik besar semenjak awal cerita, bisa dikejutkan dengan rahasia besar yang akan diungkap di akhir cerita. Selain itu, penulis juga akan memberikan beberapa umpan balik, seperti klimaks, antiklimaks, resolusi, komplikasi, dan kembali ke tahap awal.

i. Alur Campuran

Umumnya, pengarang yang sudah berpengalaman dalam menciptakan karya tulis akan menggunakan alur yang dapat membuat cerita menjadi lebih menarik dan berseni seperti alur campuran. Sesuai dengan namanya, alur ini merupakan kolaborasi dari alur maju dan alur mundur. 

Ciri khas dari penulisan alur campuran biasanya akan diawali dari klimaks dan akan dilanjutkan pada cerita masa lalu. Selanjutnya, menulis akan membawa cerita ke fase akhir. 

Adapun unsur-unsur internal yang akan diceritakan oleh pengarang jika menggunakan alur campuran, yakni klimaks, awal, komplikasi, antiklimaks, fase akhir lalu penutup.

j. Alur Sorot Balik

Cerita novel yang menggunakan alur sorot balik biasanya akan membawa pembaca ke akhir cerita secara singkat lalu kembali lagi ke awal cerita. Setelah melalui fase tersebut, penulis akan melanjutkan cerita dengan mulai dari fase awal, menuju klimaks hingga cerita berakhir.

4. Watak atau Tokoh Naratif

Watak atau karakter dalam novel adalah seorang individu yang memiliki peran tersendiri dalam sebuah cerita. Karakter tersebut akan terus terlibat dalam cerita dan konflik pada sebuah novel. Terdapat empat jenis karakter yang sering digunakan dalam penciptaan karya sastra, yaitu sebagai berikut:

a. Berdasarkan Peran

Watak atau karakter berdasarkan peran terdiri dari dua jenis, yakni watak sentral dan watak pendukung. Tokoh utama dalam hal ini adalah karakter sentral yang akan sering muncul di sepanjang cerita karena memiliki karakter yang kuat. Sedangkan karakter pendukung, kehadirannya tidak seintensif karakter sentral.

Namun demikian, karakter pendukung juga memegang peranan krusial dalam membangun cerita novel. Karakter pendukung akan membuat cerita lebih nyata dan tidak terkesan kaku.

b. Berdasarkan Karakter

Tokoh dalam sebuah cerita juga akan dibagi lagi berdasarkan karakternya. Adapun jenis karakter yang dimaksud adalah protagonis dan antagonis. Kedua jenis karakter tersebut akan memberikan harmonisasi cerita yang baik dan menarik. 

Secara umum, tokoh dengan karakter antagonis adalah yang menyebabkan konflik karena sifatnya yang licik atau jahat. Sedangkan tokoh dengan karakter protagonis adalah korban atau sasaran dari kejahatan tokoh antagonis. Hal inilah yang akan menjadi pemicu munculnya konflik.

c. Berdasarkan Pengembangannya

Watak tokoh dalam sebuah novel juga bisa mengalami pengembangan, hal ini disebut dengan watak dinamis. Karakter tokoh dinamis bisa mengalami perubahan dari awal hingga akhir cerita. Perubahan karakter tersebut bisa dari jahat menjadi baik. Atau sebaiknya, baik menjadi jahat,

Sedangkan tokoh karakter statis tidak akan mengalami perubahan sifat hingga cerita berakhir. 

5. Sudut Pandang

Komponen kelima dari unsur intrinsik novel adalah sudut pandang atau point of view. Sudut pandang merupakan penempatan diri saat menuliskan cerita. Adapun tiga macam sudut pandang dalam menulis cerita yaitu sudut pandang orang pertama, kedua, dan ketiga.

Namun demikian, sudut pandang yang paling banyak dipakai adalah sudut pandang orang pertama. Dalam hal ini, pengarang menjadi seorang tokoh yang bercerita. Selanjutnya adalah sudut pandang orang ketiga atau pengarang serba tahu yang ditandai dengan kemunculannya pada sepanjang cerita.

6. Dialog

Dialog juga menjadi bagian dari unsur intrinsik sebuah karya sastra. Kemunculan dialog ini akan mendukung ekspresi tokoh yang ingin dimunculkan oleh penulis. Supaya dapat menghasilkan dialog yang menarik, maka penting bagi penulis untuk mengembangkan teknik ini.

7. Konflik

Konflik merupakan komponen pembangun intrinsik yang penting karena merupakan bumbu dalam cerita. Tanpa adanya konflik, cerita pun akan terasa hambar dan membosankan. 

Umumnya, konflik akan dimunculkan oleh tokoh antagonis dan tokoh pendukungnya. Melalui konflik ini, pengarang akan melibatkan emosi pembaca sehingga terseret ke dalam konflik cerita.

8. Setting

Setiap cerita pasti akan melibatkan setting atau latar yang berupa latar tempat dan latar waktu. Latar akan memberikan gambaran suasana peristiwa yang mengarah pada ruang dan waktu. Dengan demikian, pembaca pun dapat membayangkan peristiwa tersebut dengan mudah.

9. Amanat

Komponen terakhir dari unsur intrinsik novel adalah amanat atau pesan yang terkandung dalam cerita. Pesan dari sebuah cerita tersebut bisa disampaikan secara implisit sehingga pembaca menyimpulkannya sendiri atau secara eksplisit langsung dari cerita. 

2. Unsur Ekstrinsik

Novel juga dibangun oleh unsur yang berasal dari luar atau kerap disebut sebagai unsur ekstrinsik. Di bawah ini merupakan komponen unsur eksternal:

1. Latar Belakang Pengarang

Latar belakang kehidupan seorang pengarang akan mempengaruhi sebuah karya sastra. Hal ini akan berhubungan dengan lingkungan pengarang tumbuh, status sosial, jenjang pendidikan, dan masih banyak lagi lainnya.

Sebagai contoh, Andrea Hirata merupakan penulis novel terkenal Laskar Pelangi dan Sang Pemimpi. Latar belakang Andrea Hirata yaitu orang biasa yang tinggal jauh dari kota dengan kondisi ekonomi yang sederhana. 

Ia mempunyai mimpi yang tinggi dalam dunia pendidikan dan ingin mewujudkan cita-citanya untuk kuliah di luar negeri. Alhasil, banyak karya-karya Andrea Hirata yang berkisah tentang perjuangannya untuk meraih mimpi. 

Contoh lainnya yaitu Habiburrahman El Shirazy dengan latar belakang pesantren. Penulis novel Ayat-Ayat Cinta ini pun banyak menelurkan novel-novel bertema islami atau kehidupan pondok pesantren.

2. Nilai-Nilai yang Terkandung

Pada unsur ekstrinsik terdapat empat nilai yang terkandung dalam novel. Berikut adalah nilai-nilai tersebut:

a. Nilai Agama

Umumnya, nilai-nilai agama yang terdapat dalam novel yaitu pesan agar pembaca berbuat baik, saling menghargai, toleransi, dan tidak melakukan hal-hal yang bertentangan dengan agama.

b. Nilai Moral

Kandungan nilai moral dalam sebuah novel adalah cara pengarang untuk mengajak pembaca agar menjadi orang yang berperilaku sesuai dengan norma-norma yang berlaku. Dengan menerapkan aspek dasar kehidupan ini, maka akan menciptakan lingkungan yang harmonis dan nyaman.

c. Nilai Budaya

Mengingat setiap pengarang memiliki latar belakang yang berbeda-beda, maka mereka pun memiliki kebudayaan yang berbeda pula. Melalui nilai-nilai budaya inilah pengarang memberitahukan kebudayaan yang menjadi bagian dari membuat karya sastra tersebut.

Dengan demikian, pembaca pun akan mendapatkan wawasan baru mengenai keragaman kebudayaan.

d. Nilai Sosial

Nilai sosial yang terkandung dalam suatu novel akan menggambarkan interaksi sosial penulis tersebut dengan masyarakat. Pembaca bisa menggunakan nilai sosial yang terkandung dalam karya sastra sebagai pedoman dalam bergaul dan berinteraksi dengan lingkungan sosial.

Apa Saja Ciri-Ciri Novel?

Setelah mengetahui ulasan detail tentang pengertian dan unsur pembangun novel, kamu juga perlu mengetahui ciri-cirinya. Adapun beberapa ciri-ciri novel adalah sebagai berikut:

  • Sebuah novel minimal mempunyai 100 halaman dan sedikitnya memuat 35.000 kata.
  • Penulisan novel menggunakan narasi deskripsi sehingga dapat menceritakan peristiwa dengan sangat detail.
  • Novel yang merupakan prosa panjang, biasanya menggunakan alur yang lebih kompleks sehingga cerita berkembang lebih dramatis dan seru. Selain itu, alur cerita tersebut akan mengandung efek, impresi, dan emosi yang dapat membuat pembaca terbawa suasana.
  • Rata-rata durasi umum membaca sebuah novel yaitu sekitar 120 menit untuk cerita sedang.
  • Cerita novel bisa dikembangkan sehingga menjadi lebih panjang. Akan tetapi, kamu pun akan banyak menjumpai pengulangan kalimat dalam cerita novel tersebut.
  • Novel mempunyai banyak tema sehingga menghasilkan cerita yang beragam.
  • Jumlah tokoh dalam novel bisa sangat banyak karena prosa panjang ini memungkinkan penulis untuk menggambarkan tokoh-tokoh secara mendetail.

Apa Saja Struktur Pembentuk Novel?

Untuk menulis novel, penulis perlu mengetahui struktur yang dimilikinya. Kamu bisa mengetahui keenam struktur tersebut di bawah ini:

1. Abstrak

Struktur pertama adalah abstrak yang merupakan intisari dari sebuah cerita. Biasanya, abstrak akan diletakkan paling depan supaya pembaca bisa mengetahui gambaran keseluruhan novel dalam waktu yang singkat.

Namun demikian, mencantumkan abstrak merupakan sebuah pilihan karena tidak wajib. Apabila penulis ingin memudahkan pembaca untuk mengetahui isi novel dengan cepat, maka sebaiknya mencantumkan abstrak.

2. Orientasi

Orientasi merupakan struktur urutan kedua yang bertujuan sebagai pengenalan tokoh. Tidak hanya itu saja, pada tahap ini, penulis juga akan mengenalkan latar suasana dan waktu dalam cerita novel tersebut. Umumnya, gambaran cerita pada orientasi masih ringan karena berupa deskripsi kehidupan sehari-hari tokoh.

3. Komplikasi

Struktur ketiga dalam menulis novel adalah komplikasi. Pada tahap ini, penulis mulai memasukkan konflik sehingga cerita pun mulia tegang dan menimbulkan antusias pada pembaca. 

Memunculkan masalah pada tahap ini juga akan dilakukan secara bertahap agar menciptakan koherensi pada cerita novel tersebut. Dengan demikian, pembaca pun tetap bisa mengikut isi cerita dengan konflik yang bermunculan hingga akhir novel selesai.

4. Evaluasi

Struktur selanjutnya yaitu bertanggung jawab dalam menciptakan ketegangan pada cerita yang juga dirasakan oleh pembaca, yaitu evaluasi. Rentetan konflik yang terjadi dari awal cerita memanas dan mencapai klimaks. Tahap ini tentu menjadi bagian yang dinantikan oleh pembaca karena cerita semakin seru.

5. Resolusi

Setelah menulis evaluasi, maka pengarang akan beralih pada struktur berikutnya, yaitu resolusi. Resolusi menggambarkan bahwa konflik yang terjadi sudah mulai terurai atau terselesaikan.

Namun demikian, akhir dari konflik yang dimunculkan bisa bermacam-macam sesuai dengan keinginan penulis. Cerita novel bisa berakhir bahagia, sedih, atau bahkan tragis.

6. Koda

Struktur terakhir dalam menulis novel adalah koda. Namun demikian, koda bagi seorang penulis adalah opsional seperti halnya abstrak. Koda merupakan bagian struktur penutup cerita yang berisikan nilai-nilai atau pesan moral yang ingin disampaikan oleh penulis.

Jika penulis ingin membuat novel dengan ending tertutup, maka penulis akan menyertakan koda tersebut. Sebaliknya, jika penulis ingin membuat novel memiliki ending terbuka, maka tidak perlu mencantumkan koda.

Dalam hal ini, pembaca dapat berpartisipasi untuk melengkapi atau menyimpulkan akhir dari cerita novel tersebut. Selain itu, pembaca juga akan belajar menyimpulkan apa saja nilai-nilai yang ingin disampaikan oleh penulis.

Apa Saja Jenis-Jenis Novel?

Supaya memperkaya pengetahuan terhadap novel, silakan simak jenis-jenisnya sebagai berikut:

  • Novel fiksi, yaitu hasil dari imajinasi penulis.
  • Novel non-fiksi adalah cerita berdasarkan kisah nyata atau sejarah yang ditambahkan imaginasi.
  • Novel romantis, yaitu cerita yang berisi kisah-kisah percintaan.
  • Novel horor mengisahkan hal-hal gaib dan supranatural.
  • Novel  misterius mempunyai alur cerita yang rumit dan penuh dengan teka-teki.
  • Novel komedi merupakan jenis novel yang menghibur karena ceritanya yang lucu.
  • Novel inspiratif berasal dari pengalaman hidup seseorang, sejak susah hingga menjadi orang sukses.
  • Novel sejarah menceritakan mitos atau legenda yang pernah ada di masyarakat.

Sudah Paham dengan Keseluruhan Pengertian Novel?

Sekian pembahasan panjang mengenai novel. Kesimpulan dari artikel ini yaitu novel adalah bagian dari karya sastra yang mempunyai bentuk prosa panjang. Karya sastra modern ini mempunyai dua unsur pembangun yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik.

Selain mempunyai unsur pembangun, novel juga mempunyai ciri-ciri, struktur pembentuk, dan juga jenis-jenisnya. Semoga artikel ini dapat memberikan pencerahan lebih dalam tentang novel.

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page