Sebagai jalan hidup dari sebuah bangsa Indonesia, tentu saja musyawarah adalah hal yang tidak dapat terelakkan. Banyak konflik dapat diselesaikan lewat kegiatan yang satu ini, baik di lingkungan rumah hingga pekerjaan sekalipun. Lantas, apa itu perundingan dan bagaimana penerapannya yang dapat membuahkan manfaat?
Daftar ISI
Pengertian Musyawarah dari Berbagai Sumber
Meski sering mendengar kata ini di percakapan sehari-hari, namun tidak banyak yang mengerti artinya sesungguhnya. Agar dapat memahami makna dari kata ini yang sebenarnya, berikut ini adalah pengertiannya menurut berbagai sumber maupun para ahli:
1. Arti Kata Secara Etimologi
Dalam perkembangannya, kata akan selalu mengalami perubahan bentuk maupun arti. Hal yang sama juga terjadi untuk kata “musyawarah”. Dari segi etimologisnya, istilah tersebut merupakan kata dari bahasa Arab, yakni “syūra”. Kata syura ini diserap dalam bahasa Indonesia yang selama ini Anda dengar maupun katakan.
Dari pengertian Mahmud Al-Khalidi, kata “syūra” memiliki makna berkumpulnya sekelompok manusia untuk menarik kesimpulan dari hal yang benar. Caranya dengan mengungkapkan berbagai topik maupun perkara dalam satu permasalahan demi memperoleh sebuah petunjuk dalam pengambilan keputusan.
Berbeda dengan Mahmud Al-Khalidi, Suprianto punya pengertian yang berbeda. Menurutnya, kata “syūra” memiliki arti menyatukan beragam pendapat yang berkaitan dengan satu masalah tertentu. Hal tersebut dicapai dengan cara mengujinya berbagai pendapat hingga ke pendapat yang paling benar dan baik.
Intinya, “syūra” adalah kata yang tidak memiliki arti meminta nasihat kepada pihak lain. Melainkan mempunyai arti mencari nasihat secara timbal-balik di antara kedua belah pihak yang disampaikan melalui diskusi.
2. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), istilah ini merupakan aktivitas berupa pembahasan secara bersama-sama yang memiliki tujuan untuk memperoleh keputusan akhir atas penyelesaian sebuah masalah.
3. Menurut Syamzan Syukur
Menurut seorang Syamzan Syukur, musyawarah dapat memiliki arti berupa nasihat, perundingan buah pikiran, permufakatan, atau pun konsultasi. Caranya dengan memperoleh pendapat dari orang lain agar dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan sebuah keputusan.
Tidak hanya itu, menurut Syamzan Syukur istilah tersebut juga dapat memiliki sebuah arti sebagai konsultasi timbal balik (feedback) antara khalifah dan umatnya.
4. Menurut Wahbab Al-Zulaili
Dari pandangan Wahbab Al-Zulaili, perundingan merupakan sebuah aktivitas saling bertukar pikiran demi mengetahui sebuah kebenaran. Berkat dari itu, melalui aktivitas ini orang-orang akan dapat mengetahui apakah sebuah perkara itu baik atau tidak.
Lewat perundingan ini pula sebuah golongan akan mengambil keputusan yang terbaik dari berbagai opini yang dikemukakan oleh berbagai macam peserta yang mengikuti proses pengambilan keputusan.
Tujuan Musyawarah
Secara umum, tujuan dari kegiatan permusyawaratan adalah untuk mencapai mufakat. Berikut adalah penjelasan lengkapnya:
- Mendapatkan kesepakatan bersama hingga hasilnya dapat semua orang terima dan laksanakan dengan penuh tanggung jawab.
- Mendapatkan kesempatan untuk menyelesaikan masalah melalui berbagai sudut pandang.
Ciri-Ciri Musyawarah
Selain memahami pengertian dari kata perundingan, Anda juga dapat melakukan observasi terkait ciri-cirinya yang baik untuk mencapai sebuah mufakat. Berikut ini adalah beberapa ciri-ciri maupun karakteristik yang harus muncul dalam sebuah aktivitas pengambilan keputusan melalui perundingan:
1. Dilakukan Dua Orang/Dua Pihak Maupun Lebih
Karena merupakan sebuah tindakan diskusi, maka tidak heran jika perundingan harus melibatkan beberapa pihak.
Ketika berdiskusi, seseorang akan melakukan timbal balik pendapat mengenai satu topik yang harus diputuskan. Tentu saja, minimal ada dua kubu yang memiliki selisih pendapat mengenai bagaimana sesuatu harus diputuskan.
Meski kerap kali memiliki dua kubu yang saling bersilangan, namun bukan tidak mungkin kalau perundingan justru punya lebih dari dua orang maupun dua pihak. Pasalnya, sebuah aktivitas permusyawaratan memang bertujuan untuk memutuskan keputusan terbaik dari banyak pilihan yang ada.
2. Dipimpin Satu Orang Saja
Meski dapat dilakukan oleh berbagai macam pihak, sebuah kegiatan permusyawaratan yang baik haruslah memiliki sebuah pengarah atau pemimpin.
Biasanya, pemimpin ini memiliki nama lain moderator dan bertugas untuk mengawasi jalannya sebuah kegiatan menyuarakan pendapat dan memilih keputusan.
3. Semua Orang yang Terlibat Memiliki Kedudukan Setara.
Berbeda dengan sidang ketika ada beberapa pihak yang lebih tinggi dari yang lainnya, kegiatan permusyawaratan justru tidak memiliki karakteristik serupa. Meskipun memang ada dalam sebuah rapat, namun pemimpin tersebut hanya memiliki kewenangan untuk mengatur jalannya sebuah perundingan.
Semua anggota atau semua orang yang berada dalam rapat musyawarah memiliki kedudukan yang sama. Maksudnya, semua pihak yang berada di dalam forum maupun rapat memiliki hak untuk mengemukakan pendapat mereka masing-masing.
Namun, di saat yang sama seseorang juga harus memenuhi kewajibannya untuk mendengar seluruh pendapat dari anggota forum terkait pilihan yang mereka tentukan.
Seseorang juga dapat menyanggah atau memberi pendapat terkait opini dari anggota lainnya. Namun, hal itu harus dilakukan dengan sopan dan mementingkan norma yang berlaku.
4. Penentuan Keputusan Dilaksanakan pada Akhir Forum
Ketika seluruh pendapat telah diutarakan, peserta perundingan tentu harus memiliki keputusan terakhir mengenai langkah yang akan mereka pilih. Agar dapat mencapai hal ini, biasanya akan dilakukan voting atau pemungutan suara.
Hal tersebut terjadi karena setiap orang yang terlibat di rapat juga mempunyai kedudukan setara dalam menentukan pilihan. Maka dari itu, perundingan adalah sebuah sistem yang memang mengandalkan suara mayoritas.
5. Hasil Dapat Semua Pihak Terima
Meski memungut suara secara mayoritas, namun dalam praktiknya sebuah kegiatan permusyawaratan harus berdasar pada kepentingan golongan.
Maka dari itu, keputusan akhir dari rapat atau forum harus berada dalam koridor akal sehat yang baik. Tidak hanya itu, keputusan paripurna di sebuah rapat haruslah selaras dengan moral maupun hati nurani dari para peserta.
Jika dirasa tidak ditemukan hal ini, maka aktivitas perundingan yang berupa forum maupun rapat dapat diadakan kembali di waktu mendatang. Ini dapat dilakukan sampai keputusan yang dirasa baik dapat tercapai.
Sikap dan Prinsip Musyawarah
Setelah mengetahui ciri maupun gambaran singkat soal terjadinya perundingan, kini Anda juga harus memahami berbagai macam sikap yang harus ada dalamnya. Sikap yang dimaksud di sini tidak jauh kaitannya dengan prinsip dan hal-hal yang harus diikuti selama rapat. Berikut ini adalah beberapa di antaranya:
1. Menghargai Seluruh Peserta Maupun Pendapatnya
Seperti yang sudah Anda baca di sub bab sebelumnya, seluruh peserta aktivitas permusyawaratan memiliki kedudukan yang setara di dalam seluruh rangkaian rapat. Maka dari itu, penting bagi Anda untuk tetap menghargai pendapat orang lain selama perundingan.
Meski terkadang opini yang mereka utarakan jauh dari kata masuk akal maupun terdengar tidak lazim. Namun, bisa jadi pendapat tersebutlah yang justru jadi solusi untuk masalah yang sedang Anda dan peserta perundingan lainnya hadapi.
2. Tidak Memaksakan Kehendak pada Peserta Lain
Jangankan di musyawarah, ego adalah hal yang sulit untuk seseorang kendalikan dalam seluruh hidupnya. Kerap kali keinginan untuk menang sendiri menjadi penyebab utama seseorang menjadi egois. Ada baiknya Anda tidak melakukan hal ini ketika berada dalam kegiatan permusyawaratan.
Kesetaraan yang ada tidak hanya dituntut dari mendengar, tetapi juga menerima pendapat terlepas apapun yang Anda percayai. Tidak memaksakan kehendak pada peserta lain adalah salah satu wujudnya.
Dalam pengambilan keputusan, orang kerap kali akan berubah pikiran ke arah yang cenderung lebih buruk jika mengikuti keinginan dari peserta lain. Jika ini terjadi di sebuah perundingan, tentu saja keseluruhan rapat menjadi sesuatu yang sia-sia dan tidak menghasilkan keputusan yang terbaik.
Itulah kenapa Anda tidak boleh mendorong agenda dengan cara memaksa orang lain untuk mengikuti keinginan Anda.
3. Mengikuti Peraturan yang Berlaku
Baik itu rapat atau forum, selalu ada aturan yang mengikat seluruh pihak. Peraturan umum mungkin sudah disebutkan lewat beberapa poin sebelumnya, namun yang dimaksud di sini adalah peraturan lebih spesifik.
Biasanya, sebuah forum memiliki tata bahasa yang berbeda-beda. Ada yang membolehkan gaya bicara semi-formal, namun tidak jarang ada juga yang menggunakan bahasa cukup kaku.
Tidak hanya itu, ketepatan waktu mungkin juga masuk dalam pertimbangan sebuah forum. Jika ingin suara Anda didengar, pastikan Anda mengikuti seluruh tata aturan khusus yang berlaku di sebuah perundingan.
4. Mampu Menghargai Hasil Akhir Pemungutan Suara
Pemungutan suara kerap kali menjadi metode terbaik dalam menarik kesimpulan di kegiatan permusyawaratan. Hasil akhirnya yang kerap kali merepresentasikan keinginan mayoritas menyimbolkan nilai demokrasi yang sangat baik.
Namun, ada kalannya beberapa dari peserta tidak terima dengan hasil akhir pemungutan suara. Ada yang merasa kalau hal tersebut tidak mencerminkan keputusan terbaik sebuah pengambilan keputusan, ada juga yang karena dilandasi rasa egois.
Maka dari itu, Anda perlu untuk selalu menerima hasil akhir voting dengan lapang dada. Ada kalanya keputusan musyawarah yang Anda awalnya tidak apresiasi justru ternyata memiliki dampak positif bagi Anda dan golongan Anda.
5. Mampu Mengendalikan Emosi dan Menempatkan Diri
Sebuah forum tidak jarang akan menimbulkan perdebatan yang cukup menarik. Kadang ada banyak hal yang tepat dari berbagai kubu, namun banyak juga orang yang tidak bisa menerima hal tersebut. Akibatnya, peserta perundingan mulai frustasi dan melontarkan kata-kata kasar.
Skenario di atas merupakan contoh kegiatan permusyawaratan yang tidak baik. Selama berada di proses mengemukakan pendapat, jangan biarkan emosi Anda terpancing. Meski memang Anda perlu untuk membela pendapat, namun bukan berarti harus dilakukan dengan cara yang negatif.
Pada akhirnya, jika Anda mengungkapkan pendapat dengan kepala dingin, para peserta juga akan lebih menerima opini Anda. Bukan tidak mungkin hal ini lah yang akan membuat opsi Anda justru dipilih oleh mayoritas.
6. Menghormati dan Melaksanakan Hasil
Ketika keputusan sejalur dengan keinginan Anda, tentu akan sangat mudah untuk menerimanya. Namun, semangat tersebut jangan hadir dalam satu momen saja.
Ketika perundingan justru menghasilkan keputusan yang tidak begitu sejalan dengan keinginan, Anda juga tetap harus menghormati keputusan tersebut. Terlepas apa yang orang-orang percaya, keputusan akhir ini tentunya adalah untuk kepentingan semua pihak.
Setelah memasang mindset tersebut di dalam diri Anda, tentu akan lebih mudah untuk melaksanakan keputusan yang ada dari hasil sebuah perundingan.
Manfaat Melaksanakan Musyawarah
Kegiatan permusyawaratan memang memiliki banyak manfaat. Maka dari itu, tidak dipungkiri kalau orang Indonesia banyak yang menggunakan metode ini untuk menyelesaikan masalah. Berikut ini adalah beberapa manfaat dari perundingan:
1. Memahami Kompetensi dari Setiap Anggota
Ketika memberikan tempat untuk menyuarakan pendapat satu per satu, seluruh forum dapat melihat apa yang berbagai peserta tahu mengenai masalah tertentu.
Di dalam forum, tentu saja akan banyak hal yang harus ditelaah. Mengumpulkan orang dengan berbagai kompetensi di dalam satu ruang adalah cara untuk membangun argumen dan solusi yang kuat.
2. Mengukuhkan Suatu Pilihan Lewat Analisis dari Berbagai Pihak
Sama seperti pada poin pertama, perspektif yang berbeda-beda dalam musyawarah dari berbagai pihak akan menimbulkan keputusan yang lebih solid. Bedanya, manfaat rapat kali ini akan sangat cocok untuk menguji satu kandidat solusi yang memiliki potensi paling besar untuk berhasil.
3. Mempersatukan Setiap Orang pada Satu Pendapat.
Karena banyaknya cara pandang mengenai satu isu tertentu, tentu tidak mudah untuk menyatukan semuanya secara instan. Karena itu lah, perundingan menjadi wadah yang tepat untuk menyelaraskan semuanya.
Sudah pasti semua orang tidak akan bisa setuju sepenuhnya. Namun, dengan adanya argumentasi yang kuat di kegiatan permusyawaratan, Anda dan peserta lain bisa menerima kesimpulan akhir dengan lebih legowo.
Contoh Musyawarah
Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, perundingan adalah kegiatan yang orang lakukan di berbagai kesempatan untuk memutuskan solusi sebuah masalah. Berikut ini adalah beberapa contohnya di kehidupan sehari-hari:
1. Keluarga
Ketika sebuah keluarga merundingkan untuk makan apa pada malam hari, secara tidak sadar mereka telah melaksanakan perundingan. Hal tersebut memang terlihat sepele, tapi perundingan ini akan memberikan kesempatan semua anggota mengatakan keinginannya.
2. sekolah
Proses permusyawaratan di sekolah dapat diwujudkan dengan pemilihan perangkat kelas. Seperti ketua kelas, wakil ketua kelas, sekretaris, bendahara, maupun kepala sie lain. Tidak hanya itu, pemilihan ketua OSIS juga merupakan bentuk rapat musyawarah.
3. Politik
Proses pengambilan keputusan di DPR terkait RUU tertentu sudah mencerminkan proses perundingan yang baik dan benar.
Sudah Paham dengan Apa itu Musyawarah?
Berikut tadi adalah rincian mengenai musyawarah mulai dari pengertian, ciri-ciri, prinsip, manfaat, hingga contohnya. Semoga dengan artikel ini, Anda jadi lebih paham mengenai kegiatan yang sangat berguna ini.