Biasanya, jenis biaya yang berasal dari aset perusahaan akan sangat berpengaruh pada sumber daya. Baik itu sumber daya internal maupun eksternal perusahaan. Biaya implisit akan dicatat secara terpisah dan tidak muncul dalam laporan keuangan perusahaan. Lantas, bagaimana cara menghitungnya?
Daftar ISI
Pengertian Biaya Implisit
Setiap perusahaan atau organisasi pastinya akan memiliki biaya tak terlihat atau sering dinamakan sebagai biaya implisit. Implicit cost berupa biaya yang tersirat, sehingga kebalikan dari biaya eksplisit.
Biaya ini bisa berupa pengeluaran tak terduga dan pencatatannya tidak akan terlihat di laporan keuangan. Dengan demikian, biaya ini memiliki sifat yang tidak terduga. Sehingga tidak wajib untuk dicatat dalam laporan kas perusahaan.
Terjadinya biaya ini disebabkan tidak adanya pengeluaran yang berupa kas. Oleh sebab itu, proses pertukaran uang maupun transaksi lainnya tidak terjadi.
Adapun beberapa contoh dari biaya ini. Misalnya seperti harga properti perusahaan yang menyusut, nilai alat dan mesin perusahaan yang menyusut, penghematan pengeluaran yang tidak ada dalam transaksi keuangan, dan lain sebagainya.
Contoh Penerapan dan Cara Menghitung Biaya Implisit
Adapun contoh penerapan untuk menghitung biaya ini, antara lain sebagai berikut:
1. Contoh tentang Perusahaan Manufaktur
Mari asumsikan bahwa sebuah perusahaan manufaktur memiliki satu gedung yang berfungsi untuk melakukan bisnis. Mulai dari kegiatan operasional, karyawan, produksi, dan lain sebagainya.
Pada kasus ini, perusahaan tersebut menggunakan gedung untuk mendukung kegiatan operasional perusahaannya. Dengan demikian, perusahaan tidak akan menyewakan gedung kepada pihak lainnya.
Berdasarkan laporan keuangannya, perusahaan tersebut bisa menghasilkan laba bersih mencapai Rp600.000.000,00 per bulannya. Sementara itu, jika gedung perusahaan disewakan, maka mereka akan mendapatkan peluang biaya mencapai Rp40.000.000,00 per bulan.
Cara untuk menghitung biaya implisit perusahaan ini sangat mudah. Seperti perkiraan bahwa perusahaan manufaktur akan menghasilkan keuntungan ekonomi aktual sebesar Rp600.000.000,00 per bulan.
Setelah itu, kurangi jumlah tersebut dengan Rp40.000.000,00. Dengan demikian, implisit cost dari perusahaan manufaktur ini sekitar Rp560.000.000,00 per bulannya. Perusahaan tidak akan memperoleh pendapatan berupa aset, ini karena mereka lebih memanfaatkan sumber daya dari gedung.
Selain itu, pendapatan juga tidak akan tercatat sebagai biaya eksplisit. Baik itu untuk penggunaan gedung maupun kebutuhan operasional perusahaan. Oleh sebab itu, perusahaan harus rela kehilangan pendapatannya sebesar Rp40.000.000,00. Itulah mengapa biaya tersebut sering disebut sebagai implisit.
2. Contoh pada Pebisnis Baru
Misalnya seorang yang ingin memulai bisnis baru, lalu ia mengeluarkan uang sebesar Rp150.000.000,00. Di mana uang tersebut digunakan untuk mendukung pembukaan bisnisnya.
Kemudian jumlah uang yang telah dialokasikan akan memiliki peluang untuk memperoleh pendapatan berupa bunga dan deposit sekitar Rp10.000.000,00 per tahun. Itu pun jika pendapatan ditabung menjadi deposit bank. Nah, uang Rp10.000.000,00 tersebut biasa disebut sebagai dana implisit.
Macam-Macam Biaya Implisit
Karena catatannya tidak terlapor pada dokumen keuangan, jadi tidak ada transaksi keuangan yang terjadi. Nah, agar lebih mudah untuk memahami, berikut ini macam-macam biaya yang termasuk ke dalam implisit:
1. Pelatihan Pegawai
Setiap karyawan harus mendapatkan pengalaman kerja yang bagus. Jika belum sesuai keinginan perusahaan, maka perusahaan harus memberikan pelatihan kepada karyawan. Dengan demikian, karyawan dapat meningkatkan kinerja dan keterampilan dalam bidangnya.
Secara umum, pelatihan karyawan akan dilakukan pada saat jam kerja. Peraturan ini berlaku untuk membuat jam kerja karyawan menjadi kosong. Sehingga mereka akan lebih fokus pada pelatihan.
Ini karena biayanya tidak dapat diukur hanya dengan uang saja. Dengan demikian, pelatihan karyawan masuk ke dalam dana implisit. Sehingga tidak tercatat dalam laporan keuangan.
Pelatihan karyawan akan mengorbankan waktu pekerjaannya, jadi tidak heran jika jam bekerjanya tidak bisa maksimal. Oleh sebab itu, perusahaan harus mengatur waktu yang tepat.
Pelatihan pegawai ini akan menyebabkan pengeluaran biaya perusahaan lebih fokus pada sumber daya manusia atau SDM. Sehingga sumber daya tersebut tidak bisa diukur dengan uang.
2. Properti yang digunakan
Adanya properti yang digunakan juga bisa termasuk contoh biaya implisit. Sebagai contoh, misalnya gedung operasional perusahaan, alat-alat produksi, dan lain sebagainya.
Gedung berperan sebagai properti utama yang memiliki fungsi untuk melakukan kepentingan perusahaan. Mulai dari pelatihan karyawan, seminar, dan acara penting lainnya.
Ketika mengadakan berbagai acara perusahaan, maka dengan memanfaatkan properti perusahaan akan menghemat biaya. Khususnya pada biaya sewa gedung dan ruangan lainnya.
Penggunaan properti juga dapat mengurangi biaya eksplisit. Akan tetapi, cara ini justru bisa mengurangi pemasukan untuk perusahaan. Hal tersebut terjadi karena perusahaan tidak menyewakan gedung dan ruangannya, sehingga perusahaan tidak akan menerima laba.
3. Nilai Aset yang Menyusut
Semua perusahaan yang memulai bisnis harus memiliki aset. Hal tersebut terjadi karena aset berfungsi untuk mendukung terjadinya proses bisnis. Mulai dari produksi, alat-alat, gedung perusahaan, dan lain sebagainya.
Berbagai aset yang digunakan tersebut akan mengalami penyusutan pada nilainya. Jika nilai aset menyusut, maka nantinya juga akan mempengaruhi proses produksi di dalamnya.
Akan tetapi, meskipun terjadi penyusutan nilai aset secara besar-besaran. Namun, pada laporan keuangan tidak akan tertulis transaksi penyusutan tersebut. Hal tersebut terjadi karena tidak ada transaksi uang secara langsung.
Perbedaan Biaya Implisit dan Eksplisit dalam Bisnis
Kerap disandingkan bersama, ternyata eksplisit dan implisit memiliki perbedaan yang signifikan. Maka dari itu, mari ulas berbagai perbedaan yang ada pada keduanya berikut ini:
1. Bentuk
Perbedaan yang paling signifikan dari keduanya adalah bentuk biaya. Biaya eksplisit berwujud materi dan terlihat dengan jelas. Maka dari itu, biaya ini akan selalu terlihat selama transaksi perusahaan berlangsung. Baik itu pembayaran maupun pengeluaran.
Sementara itu, dana implisit tidak memiliki bentuk yang berwujud materi, sehingga lebih mengacu pada perkiraan. Dengan demikian, transaksi tidak akan berwujud nyata. Inilah mengapa biaya ini sangat sulit untuk dikalkulasikan ke dalam laporan keuangan.
2. Kejadian
Biaya eksplisit memiliki perhitungan secara aktual untuk kejadiannya. Sehingga nantinya ada bukti transaksi atas pembayaran yang telah dilakukan. Biaya ini sangat berbanding terbalik dengan dana implisit.
Di mana dana implisit hanya akan mengimplikasikan suatu kejadian, bukan dana yang memang telah dikeluarkan oleh perusahaan. Apalagi jika alasannya karena proses pembayaran. Oleh sebab itu, transaksi dana implisit tidak berbentuk nyata.
3. Catatan Laporan Keuangan
Biaya eksplisit adalah biaya yang memiliki sifat aktual, sehingga benar-benar dikeluarkan oleh perusahaan. Oleh sebab itu, biaya ini wajib dicatat dalam laporan keuangan perusahaan. Baik itu buku besar maupun laporan laba ruginya.
Maka dari itu, nantinya biaya tersebut akan tercatat secara rinci. Ini karena berfungsi dana tersebut sebagai komponen untuk menentukan besar laba dan mengurangi pendapatan perusahaan.
Sedangkan pada biaya implisit, transaksi tidak akan dicatat dalam laporan keuangan perusahaan. Secara umum, biaya ini dicatat secara terpisah. Hal tersebut terjadi karena tingkat profitabilitas perusahaan tidak akan berdampak tinggi.
4. Dampak Laba
Seperti yang diketahui dari penjelasan sebelumnya bahwa, dana eksplisit akan berdampak langsung kepada laba bersih. Nantinya, semua biaya akan mengurangi pendapatan, sehingga dapat membentuk laba akuntansi.
Sementara itu, dana implisit justru tidak memiliki dampak apapun kepada laba. Akan tetapi, biaya ini tetap akan menunjukkan tingkatan keuntungan ekonominya saja.
5. Sifat
Dengan sifatnya yang objektif, maka biaya eksplisit dapat menunjukkan kejelasan nilai yang berdasarkan dari catatan transaksi. Berbeda dengan implisit yang bersifat subjektif, sehingga hanya mampu memperkirakannya. Inilah mengapa cara perhitungan dana implisit lebih sulit dari dana eksplisit.
6. Fungsi
Keduanya memiliki fungsi dan manfaat yang berbeda-beda untuk bisnis. Pada biaya eksplisit, fungsi utamanya adalah untuk menghitung dan mengetahui laba bersih akuntansi perusahaan. Dengan demikian, perusahaan dapat mengukur efisiensi manajemen dalam mengatur arus kas keluarnya.
Lain halnya dengan biaya eksplisit, implisit justru memiliki fungsi utama untuk membantu pebisnis mengetahui nilai untung ekonomi dari bisnisnya. Ini bertujuan untuk dapat melakukan evaluasi strategi bisnis yang tepat. Selain itu, implisit juga dapat memberikan potensi dana yang sebenarnya.
Sudah Tahu Apa Itu Biaya Implisit?
Meskipun bentuk transaksinya tidak nyata dan tidak terduga, namun biaya implisit tetap memiliki fungsi bagi bisnis. Setelah mengetahui cara menghitungnya, pastikan untuk memperkirakan dan implisit dengan tepat. Dengan demikian, kesalahan kas pengeluaran bisa diminimalisir.