Biaya Variabel: Pengertian, Ciri, Jenis, Contoh, dan Cara Menghitungnya

Dalam mengelola sebuah bisnis atau perusahaan, ada banyak sekali hal yang perlu diperhitungkan dengan matang. Salah satunya adalah biaya variabel. Dengan melakukan perhitungan biaya ini, maka perusahaan Anda akan berjalan lebih lancar. Ingin lebih memahami pengertian dan cara hitungnya? Simak ulasan berikut ini!

Apa Itu Biaya Variabel?

Variable cost sendiri merupakan suatu biaya perusahaan yang di dalamnya memiliki jumlah yang sesuai dengan volume dari seluruh kegiatan operasional yang dilakukan oleh perusahaan itu sendiri. Istilah ini merupakan kebalikan dari biaya tetap, sehingga nama lain dari variable cost adalah biaya tidak tetap. 

Sesuai dengan namanya, biaya variabel memiliki jumlah atau nilai yang tidak tetap dan seringkali berubah tergantung dengan kondisi yang ada. Perubahan biaya ini juga terjadi karena adanya perbedaan intensitas penggunaan sumber daya baik sumber daya alam dan sumber daya manusia. 

Jadi, besarnya biaya tidak tetap bergantung pada output atau luaran yang dihasilkan oleh perusahaan. Karena ini merupakan biaya yang perubahannya mengikuti seluruh aktivitas bisnis dari perusahaan. Maka, variable cost bisa mengalami kenaikan dan penurunan yang bergantung pada besarnya operasional perusahaan.

Biaya tidak tetap sebenarnya dapat dihitung sebagai keseluruhan biaya marginal atau marginal cost dari seluruh lini dan unit produksi. Sehingga, dapat dikatakan bahwa biaya tidak tetap adalah biaya yang sangat erat kaitannya dengan produksi suatu barang atau jasa. 

Biaya tidak tetap juga seringkali disebut dengan biaya unit-level atau biaya tingkatan level. Penyebutan ini dikarenakan variable cost memiliki banyak sekali variasi dalam jumlah unit yang sedang diproduksi. Hal tersebut bisa menjadi dasar perhitungan dari pengeluaran per unit produksi yang akan dilaporkan. 

Ciri-Ciri Biaya Variabel

Setelah mengerti tentang apa itu variable cost yang kerap kali ada pada sebuah lini produksi, selanjutnya Anda akan mengetahui apa saja ciri-ciri dari biaya tidak tetap itu sendiri. 

Pada dasarnya, variable cost pasti memiliki sebuah ciri khusus yang telah dijelaskan dengan mendalam di akuntansi biaya. Berikut ini adalah beberapa ciri variable cost yang perlu Anda ketahui: 

  • Variable cost per unit relatif memiliki nilai yang konstan, walaupun volume produksi kerap kali berubah pada rentang waktu yang relevan.
  • Biaya tidak tetap bisa dibebankan kepada divisi atau departemen operasi produksi dengan cara yang cukup mudah dan tepat.
  • Dalam variable cost, perubahan jumlah total di proporsi sama saja dengan jumlah perubahan volume produksi.
  • Biaya tidak tetap sendiri dapat dikendalikan oleh seseorang kepada suatu departemen tertentu atau terkait.

Jenis-Jenis Biaya Variabel

Setelah mengetahui pengertian hingga ciri-ciri dari variable cost yang ada, maka selanjutnya Anda akan mempelajari tentang jenis-jenis biaya ini. Pada dasarnya, terdapat dua jenis biaya tidak tetap, yaitu engineered variable cost dan discretionary variable cost. Berikut ini adalah penjelasan mengenai keduanya:

1. Engineered Variable Cost

Variable cost jenis ini merupakan biaya yang memiliki hubungan atau ikatan secara fisik tertentu dengan ukuran kegiatan tertentu juga. Atau engineered variable cost juga bisa didefinisikan sebagai biaya yang memiliki kaitan erat dengan masukan dan keluarannya.

Berdasarkan apa yang dikutip dari buku akuntansi biaya, engineered variable cost hampir mencangkup seluruh biaya variabel yang ada pada sebuah lini produksi. Jika biaya masuk mengalami sebuah perubahan, maka perubahan tersebut akan sebanding dengan biaya keluarannya. Hal tersebut juga dapat berlaku sebaliknya. 

2. Discretionary Variable Cost

Jenis variable cost satu ini adalah biaya yang jumlah secara keseluruhannya sebanding dengan perubahan volume dari kegiatan. Ini merupakan dampak dari keputusan dari pihak manajemen terkait. 

Misalnya saja, pihak manajemen menetapkan biaya yang diperlukan untuk memasang iklan, maka hal tersebut akan masuk ke dalam discretionary variable cost. Discretionary variable cost sendiri memiliki suatu pola grafis variabel, tetapi tidak dikarenakan atau disebabkan dengan alasan yang sama.

Sebagai contoh, pembayaran bahan baku langsung atau pembayaran tenaga kerja langsung. Adapun biaya yang dapat bertambah sendiri mungkin akan lebih berkesinambungan dengan otoritas manajemen dalam perihal belanja. Pada jenis ini, bila biaya masuk berubah belum tentu biaya keluar akan berubah juga. 

Contoh Biaya Variabel

Setelah mengetahui beberapa jenis biaya tidak tetap yang ada, maka selanjutnya Anda akan beralih pada berbagai contoh dari variable cost. Contoh biaya ini sendiri umumnya terdapat lima. Simak penjelasan selengkapnya di bawah ini: 

1. Biaya Bahan Baku

Contoh variable cost yang pertama adalah biaya bahan baku. Biaya bahan baku sendiri dikategorikan sebagai variable cost karena berbagai bahan baku dalam lini produksi seringkali mengalami perubahan harga. Nah, perubahan harga ini umumnya disebabkan karena banyak faktor. 

Faktor pertama yang membuat biaya bahan baku berubah adalah faktor alam dan lingkungan. Misalnya saja, harga cabai yang terus berganti tergantung pada musim. Faktor selanjutnya adalah faktor kebijakan. Misalnya saja, ketika terdapat perubahan penetapan biaya impor, maka biaya bahan baku juga akan berubah. 

2. Upah Tenaga Kerja 

Biaya variabel yang kedua adalah upah tenaga kerja. Pada dasarnya, upah tenaga kerja memang sudah ditetapkan dari awal sesuai dengan kesepakatan antara pekerja dan pihak perusahaan. Namun, dalam berjalannya waktu, terdapat banyak perubahan upah yang mungkin terjadi.

Upah tenaga kerja bisa mengalami penurunan karena adanya sanksi dari perusahaan ke tenaga kerja. Misalnya seperti keterlambatan dan pemotongan biaya cuti. Namun, upah tenaga kerja juga bisa mengalami peningkatan karena adanya jam kerja lembur, reward pekerja, dan lain sebagainya. 

3. Biaya Distribusi Produk

Biaya yang menjadi variable cost selanjutnya adalah biaya distribusi produk. Biaya distribusi produk bisa mengalami perubahan karena adanya perubahan biaya bahan bakar kendaraan ataupun perubahan beberapa biaya kebijakan dari pihak yang berwenang. 

Selain itu, dalam melakukan distribusi produk pasti perusahaan juga menggunakan sumber daya manusia. Misalnya seperti supir, kurir atau kernet. Jam kerja yang juga tidak menentu karena kondisi jalanan yang tidak dapat diprediksikan membuat biaya distribusi juga kerap kali mengalami perubahan. 

4. Komisi Penjualan

Biaya komisi penjualan merupakan biaya yang diperlukan agar penjualan produk bisa mencapai suatu target yang ditentukan oleh pihak manajemen perusahaan. Biasanya, komisi penjualan ini akan dibayarkan kepada sales atau toko sebagai reseller apabila dapat menjual produk dalam jumlah yang ditentukan.

Oleh karena itu, biaya komisi penjualan ini menjadi biaya variabel. Karena, satu sales tidak menentu akan mendapatkan penjualan sebanyak apa. Sehingga, besarnya biaya komisi penjualan bergantung pada seberapa banyak tenaga sales digunakan dan seberapa banyak produk dapat dijual oleh sales

5. Biaya Overhead

Jenis variable cost yang terakhir adalah biaya overhead. Biaya overhead sendiri bisa diartikan sebagai salah satu jenis biaya yang tidak dapat dimasukkan ke dalam jenis biaya produksi barang atau jasa. Sederhananya, biaya overhead merupakan biaya pengeluaran tidak terduga yang terdapat pada sebuah perusahaan. 

Biaya ini kerap kali dikategorikan sebagai biaya yang tidak terlalu penting keberadaannya. Umumnya, biaya overhead juga tidak bisa dimasukkan ke dalam laporan keuangan secara mendetail dan terperinci. Misalnya saja pengeluaran alat tulis, cetak dokumen, konsumsi harian, dan sebagainya. 

Cara Menghitung dan Rumus Biaya Variabel

Menghitung variable cost merupakan suatu hal yang harus dipelajari dalam mengelola perusahaan. Dalam menghitung variable cost sendiri, terdapat rumus yang perlu Anda gunakan sebagai berikut: 

Variable Cost = (Total Biaya – Biaya Tetap) / Kuantitas 

Contoh perhitungan biaya tidak tetap adalah sebagai berikut: 

Pada Mei 2022, Dina mengeluarkan biaya produksi permen sebanyak Rp50.000.000,00 dengan tagihan biaya tetap seperti bahan baku sebesar Rp5.000.000,00. Pada bulan tersebut, dina dapat memproduksi sebanyak 2.500 permen. Lantas, berapa variable cost yang akan dikeluarkan?

Variable Cost = (Rp50.000.000,00 – Rp5.000.000,00) / 2.500 = Rp45.000.000,00 : 2.500 = Rp18.000,00

Jadi, variable cost yang akan dikeluarkan adalah Rp18.000,00.

Sudah Memahami Apa Itu Biaya Variabel?

Sekian ulasan mengenai pengertian hingga contoh perhitungan variable cost yang seringkali ada dalam sebuah sistem perusahaan. Dengan menggunakan perhitungan variable cost ini semoga perusahaan yang Anda jalankan bisa berjalan lebih lancar dan sukses lagi kedepannya, ya!

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page