Loan to Deposit Ratio: Pengertian, Faktor, Fungsi, Rumus, & Contohnya

Apakah Anda pernah mendengar tentang Loan to Deposit Ratio (LDR)? Jika belum, seharusnya Anda mulai khawatir dengan bisnis yang Anda kelola. Karena LDR ini merupakan salah satu rasio yang penting dalam akuntansi. Khususnya untuk memahami likuiditas bank sekaligus alat ukur intermediasi perbankan.

Lalu, apa fungsi dan manfaatnya? Bagaimana penerapannya? Apakah LDR ini bisa terpengaruh oleh faktor-faktor tertentu? Nah, supaya tidak penasaran, langsung saja simak artikel ini sampai poin terakhir!

Pengertian Loan to Deposit Ratio

Secara teori, rasio ini merupakan perbandingan yang bisa Anda gunakan untuk mengukur sejauh mana bisnis menggunakan dana yang diterima nasabah untuk pinjaman pihak lain. Rasio ini berhubungan erat dengan bisnis, terutama dalam hal akses terhadap dana pinjaman dan likuiditas.

Mudahnya, likuiditas yang dimaksud adalah kemampuan membayar kewajiban membayar utang ketika jatuh tempo. Loan to Deposit Ratio memiliki dampak signifikan pada bisnis, karena berkaitan langsung dengan ketersediaan dana yang dapat digunakan untuk keuangan dalam memberikan pinjaman pada pihak tertentu.

Rasio ini juga menunjukkan bahwa bisnis memiliki cukup dana yang tersedia untuk memberikan pinjaman kepada pelaku bisnis. Umumnya, jika LDR bisnis rendah, peluang untuk mendapatkan pinjaman akan meningkat begitupun sebaliknya. 

LDR juga akan berhubungan dengan likuiditas, karena mengetahui likuiditas akan membuat pihak peminjam selektif pada pemberian pinjaman. Serta keseimbangan LDR bisa jadi indikator keuangan bagi bank atau lembaga keuangan.

Sederhananya, LDR merupakan alat ukur penilaian pihak pemberi pinjaman untuk menilai pihak peminjam layak atau tidak untuk di prioritaskan. Apalagi LDR dinyatakan dalam bentuk presentasi, sehingga penilaiannya akan lebih mudah dan akurat.

Faktor yang Mempengaruhi Loan to Deposit Ratio 

Sebenarnya ada beberapa faktor yang akan mempengaruhi Nilai LDR, terutama beberapa faktor seperti:

1. Permintaan Pinjaman: 

Faktor pertama adalah permintaan pinjaman dari pihak lain yang dapat mempengaruhi LDR. Umumnya, jika permintaan pinjaman meningkat, bank mungkin akan memberikan lebih banyak pinjaman. Sebaliknya, jika permintaan pinjaman rendah, LDR cenderung menurun.

2. Kondisi Ekonomi Masyarakat

Berikutnya yang juga mempengaruhi permintaan kredit serta jumlah simpanan adalah kondisi ekonomi dari masyarakat atau target peminjam. Umumnya, dana pihak ketiga bisa melambat jika terjadi pengetatan pada LDR. Hal tersebut juga akan mempengaruhi tren penyaluran semakin melambat.

3. Penerimaan Dana Deposito: 

Selain itu Loan to Deposit Ratio juga dapat terpengaruh dari jumlah dana yang diterima dari nasabah, khususnya dalam bentuk deposito. Jika bank menerima lebih banyak dana deposito, maka akan lebih banyak sumber dana untuk memberikan pinjaman. Ini juga meningkatkan LDR, begitupun sebaliknya.

4. Kebijakan Pinjaman Bank

Secara teori, kebijakan yang diterapkan oleh bank atau pihak peminjam pastinya juga akan mempengaruhi persentase LDR. Kebijakan yang longgar dan memberikan lebih banyak pinjaman, serta akan meningkatkan LDR. Sedangkan jika kebijakan terlalu ketat, pastinya akan lebih membatasi pinjaman dan LDR cenderung menurun.

5. Capital Adequacy Ratio (CAR)

Pada dasarnya, CAR adalah rasio yang dapat Anda gunakan untuk mengukur sejauh mana bank atau lembaga keuangan memiliki modal yang cukup untuk menutupi risiko bisnis. Indikator ini penting dalam menilai kesehatan keuangan suatu bank dan kecukupan modal dalam melindungi nasabah dan menjaga stabilitas keuangan.

6. Tingkat Suku Bunga

Loan to Deposit Ratio juga dapat dipengaruhi oleh tingkat suku bunga yang memainkan peran penting dalam perubahan LDR. Umumnya, jika suku bunga rendah, orang mungkin lebih cenderung untuk meminjam daripada menyimpan. Sehingga LDR akan meningkat. Hal tersebut juga berlaku untuk kasus sebaliknya.

7. Regulasi Perbankan

Peraturan dan regulasi yang diterapkan oleh bank sentral atau otoritas keuangan, pastinya dapat mempengaruhi LDR. Misalnya, bank sentral dapat mengatur batasan LDR maksimum, bank harus memantau dan mengatur LDR mereka sesuai dengan persyaratan regulasi.

8. Kualitas Aktiva Produktif

Penilaian kualitas aktiva produktif akan mencerminkan penurunan kualitas aset produktif bank dan berdampak pada penurunan pendapatan.  Hal tersbeut juga menyebabkan penurunan pendapatan yang mengurangi modal bank dan kemampuannya, terutama dalam membiayai aset yang berisiko seperti kredit.

9. Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional

Berikutnya ada rasio yang digunakan untuk mengukur efisiensi dan kemampuan bank, terutama dalam menjalankan kegiatan operasionalnya. Karena faktor ini membandingkan biaya operasional dengan pendapatan operasional. Semakin kecil BOPO, semakin efisien biaya yang ditanggung oleh bank.

Fungsi Loan to Deposit Ratio

Menghitung rasio ini, ternyata memberikan banyak manfaat. Terutama karena beberapa fungsinya berikut ini:

1. Akses ke Pendanaan

Bisnis yang memiliki LDR rendah memiliki peluang yang lebih baik untuk mendapatkan pinjaman yang diperlukan untuk pertumbuhan dan pengembangan bisnisnya. Sehingga persentase LDR Anda jadi pemicu akses ke pendanaan atau salah satu jalan mendapatkan modal.

2. Likuiditas

Perhitungan Loan to Deposit Ratio yang sehat juga penting untuk menjaga likuiditas bisnis. Dalam situasi di mana LDR rendah atau seimbang, bisnis cenderung memiliki akses yang lebih baik terhadap likuiditas yang diperlukan. Sekaligus juga akan memastikan kelancaran arus kas dan meminimalkan risiko kekurangan likuiditas.

3. Evaluasi Keuangan

LDR dapat Anda gunakan sebagai indikator dalam mengevaluasi kesehatan keuangan suatu lembaga keuangan. Rasio yang tinggi dapat menunjukkan adanya risiko tinggi dalam memberikan pinjaman yang melebihi dana yang tersedia. Sementara LDR yang rendah dapat mengindikasikan likuiditas yang lebih baik.

4. Pengelolaan Risiko

Perhitungan LDR juga akan membantu bank dalam mengelola risiko kredit. Dengan memantau rasio ini, bank dapat menentukan sejauh mana bank mengalokasikan dana deposito nasabah untuk memberikan pinjaman. Ini membantu bank dalam menjaga keseimbangan antara risiko dan keuntungan dalam portofolio pinjaman mereka.

5. Keputusan Strategis

Perhitungan Loan to Deposit Ratio juga membantu bank dalam membuat keputusan strategis terkait kebijakan pinjaman dan pengelolaan dana deposito. Rasio yang seimbang dapat membantu bank atau pihak peminjam, sehingga mencapai tujuan keuangan jangka panjang.

6. Pengaturan dan Regulasi

Regulator dan otoritas perbankan juga melibatkan LDR untuk mengawasi industri perbankan dan memastikan kestabilan sektor keuangan. Hal tersebut bahkan menjadi batasan atau persyaratan minimum nilai LDR, sebagai bagian dari upaya untuk menjaga kesehatan dan stabilitas perbankan.

7. Pertumbuhan Ekonomi

LDR juga memiliki dampak pada pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. Umumnya, rasio yang seimbang dapat memastikan ketersediaan dana yang mencukupi untuk pembiayaan usaha dan investasi. Ini mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dengan mendorong penyaluran kredit tepat waktu dan efisien.

Rumus Hitung Loan to Deposit Ratio 

Pada dasarnya, LDR adalah rasio yang digunakan untuk mengukur hubungan antara jumlah pinjaman dengan jumlah deposito yang diterima oleh lembaga tersebut. Untuk menghitung rasio tersebut, Anda bisa gunakan rumus ini sebagai acuan:

LDR = (Keseluruhan Kredit / keseluruhan Deposit) x 100%

Dalam rumus tersebut, Total Pinjaman adalah jumlah dana yang telah diberikan sebagai pinjaman oleh lembaga keuangan. Sedangkan Total Deposito adalah jumlah dana yang diterima sebagai deposito oleh lembaga keuangan dari nasabah atau pihak lain.

Perhitungan ini dilakukan dengan membagi keseluruhan pinjaman dengan keseluruhan deposito. Karena harus dinyatakan dalam bentuk persentase, maka tinggal kalikan saja hasil bagi dengan 100% saja. Hasilnya akan menggambarkan apakah peminjam layak diberikan pinjaman.

Contoh Kasus Loan to Deposit Ratio 

Kita misalkan neraca sebuah Bank XYZ dalam periode tahun lalu memiliki keseluruhan biaya pinjaman sebesar Rp800.000.000,00. Namun, dalam data lain menunjukkan keseluruhan deposito dari nasabahnya adalah Rp1.200.000.000,00. Maka, dari kasus tersebut Anda bisa menghitung LDR dengan rumus di atas dengan langkah berikut ini:

Diketahui:

  • Keseluruhan Kredit: Rp800.000.000,00
  • Keseluruhan Deposito: Rp1.200.000.000,00

Maka, dengan rumus yang dijelaskan sebelumnya, Anda bisa menghitung LDR dengan cara berikut:

LDR = (Keseluruhan Kredit / keseluruhan Deposit) x 100%

= (Rp 800.000.000 : Rp 1.200.000.000) x 100%

= 0.67 x 100%

= 67%

Dari perhitungan tersebut nilai LDR dari Bank XYZ adalah 67%. Ini menunjukkan pihak bank menggunakan sebagian besar dana deposito untuk memberikan pinjaman. Sehingga dalam pengelolaan risiko dan stabilitas likuiditas Bank XYZ dalam keadaan yang baik.

Sudah Mengenal Apa itu Loan to Deposit Ratio?

Itulah beberapa pengertian, fungsi, rumus, hingga contoh kasus perhitungan LDR yang bisa Anda pelajari. Dengan memahami dan menggunakan LDR secara efektif, lembaga keuangan dapat menjaga keseimbangan antara pengelolaan risiko, likuiditas yang sehat, dan pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan. Semoga bermanfaat!

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page