Amortisasi: Pengertian, Manfaat, Cara Menghitung, dan Contoh Kasusnya

Amortisasi adalah salah satu konsep penting yang harus Anda kuasai selaku pebisnis, yang ingin memperbaiki tata kelola keuangan dalam perusahaannya. Karena konsep ini akan membantu Anda mendapatkan teknik pelunasan utang terbaik, sehingga antara debitur dan kreditur mendapatkan manfaat yang setara.

Sayangnya, banyak pebisnis yang hanya mempelajari lapisan terluar dari konsep ini. Sehingga, banyak yang terancam pailit karena perhitungan yang kurang tepat. Karena itu, Anda bisa mempelajari artikel ini agar bisa memahami konsep pelunasan utang dengan lebih akurat dan tepat sasaran. Yuk, simak!

Apa itu Amortisasi?

Secara teori, konsep ini merupakan proses pengalokasian atau pengurangan nilai suatu aset tak berwujud khususnya buku pinjam yang dilakukan secara bertahap. Konsep pengurangan nilai ini menggunakan metode perhitungan khusus yang dapat memastikan cicilan lebih besar dari pokok pinjaman yang berbunga.

Dengan penerapan yang tepat, teknik mencicil pembayaran utang ini bisa memastikan akumulasi pembayaran bisa menutup utang ketika jatuh tempo di depan mata. Amortisasi sendiri sebenarnya sudah cukup umum digunakan, seperti halnya pada kasus pembayaran tagihan kredit untuk produk apapun.

Namun, menurut beberapa pengamat akuntansi dan pelaku bisnis terkait, konsep ini juga bisa memiliki makna lain. Jadi, lebih kepada proses mengalokasikan biaya aset tak berwujud atau berwujud dengan waktu ke dalam laporan keuangan perusahaan. 

Dalam kata lain, konsep ini adalah cara terbaik untuk mencatat pengurangan nilai suatu aset seiring berjalannya waktu. Dengan begitu, Anda selaku pebisnis dapat merefleksikan penurunan nilai ekonomis aset tersebut sejalan dengan pemakaiannya atau berkurangnya manfaat yang dihasilkan.

Manfaat Amortisasi untuk Bisnis

Sebenarnya, ada banyak manfaat yang bisa bisnis rasakan jika memahami dan menerapkan konsep ini dengan benar. Berikut beberapa di antaranya:

1. Lebih Bijak dalam Alokasi Biaya

Konsep pengurangan ini sangat penting karena membantu bisnis dan investor dalam memahami dan memperkirakan biaya dengan lebih bijak. Terutama dalam hal pelunasan utang, penghitungan ini akan mengklarifikasi bagian mana dari pembayaran pinjaman yang harus jadi prioritas.

2. Terhindar dari Pengendapan Bunga Pinjaman

Dengan perhitungan yang tepat, Anda juga bisa mencegah bisnis terbebani akibat pengendapan bunga yang terus menumpuk jika tidak terbayarkan. Bahkan, sangat mungkin untuk mengurangi pembayaran bunga untuk keperluan pajak. Walaupun begitu perhitungan amortisasi harus benar-benar matang.

3. Membuat Anda lebih Aware dengan Aset tak Berwujud

Konsep pengelolaan aset tidak berwujud juga penting karena dapat menurunkan penghasilan kena pajak dari operasional bisnis tiap periode hitungnya. Selain itu, hal ini akan memberi edukasi pada investor terkait pemahaman yang lebih baik mengenai pendapatan riil pada periode hitung.

4. Pemahaman yang Lebih Akurat tentang Nilai Aset

Dengan mengamortisasi aset, Anda juga dapat melacak secara lebih akurat penurunan nilai ekonomis dari waktu ke waktu. Hal tersebut memungkinkan perusahaan untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang nilai sebenarnya dari aset. Sehingga  penyesuaian kebijakan keuangan dan investasi akan jadi lebih bijak.

5. Perencanaan Anggaran Jangka Panjang yang Lebih Baik

Amortisasi juga membantu perusahaan dalam perencanaan anggaran jangka panjang. Ketika perusahaan lebih mengenal aset dan bijak dalam mengelola pembiayaan, pastinya perusahaan dapat memastikan ketersediaan SDA yang cukup di masa depan. Bahkan dengan cara tersebut kebutuhan dan kesejahteraan SDM akan terwujud.

6. Bentuk Kepatuhan pada Standar Akuntansi

Konsep ini juga merupakan prinsip akuntansi yang diakui secara internasional. Dengan menerapkan amortisasi dengan benar, perusahaan dapat memastikan kepatuhan mereka terhadap standar akuntansi yang berlaku. 

Hal tersebut cukup penting untuk membangun kepercayaan para pemangku kepentingan, seperti investor, pemberi pinjaman, dan pemerintah. Bahkan, melalui perhitungan yang tepat kredibilitas bisnis secara otomatis akan ikut meningkat dengan sendirinya.

Cara Menghitung Amortisasi

Pada perhitungan dalam konsep ini, Anda harus melalui beberapa tahapan penting, mulai dari:

1. Identifikasi Aset yang Diamortisasi

Pertama-tama, perusahaan perlu mengidentifikasi aset yang akan diamortisasi. Aset-aset tersebut haruslah mencakup hak cipta, paten, merek dagang, goodwill, peralatan, atau bangunan. Penting untuk memiliki pemahaman yang jelas tentang aset-aset mana yang harus mengalami penurunan nilai lebih dahulu.

2. Kumpulkan Data dan  Klausul Terkait Pinjaman

Langkah berikutnya yang perlu Anda lakukan adalah memahami seluruh klausul dan mencari mana yang harus Anda prioritaskan. Dalam hal ini, penting untuk mengumpulkan data yang akurat dan terperinci.

3. Hitung Bunga yang Anda Tanggung

Dalam perhitungan amortisasi, bunga jadi poin penting yang harus masuk dalam hitungan. Ketika memahami berapa besaran bunga dengan akurat, Anda bisa memilah mana yang harus Anda prioritaskan terkait skala urgensi yang ada.

4. Penentuan Metode yang Sesuai

Sebenarnya dalam perhitungannya ada beberapa metode yang bisa Anda coba, seperti halnya: 

  • Metode Garis Lurus (Straight-Line Method):

Metode ini termasuk yang paling sederhana, karena biaya penurunan aset dianggap konstan sepanjang umur ekonomisnya. Biaya mengamortisasi per periode dihitung dengan membagi selisih antara nilai aset dan nilai sisa (jika ada) dengan umur ekonomisnya. 

Metode ini bisa Anda  gunakan untuk menghitung penurunan nilai aset berwujud seperti peralatan atau properti.

  • Metode Saldo Menurun (Declining Balance Method):

Berikutnya ada saldo menurun yang akan melibatkan tingkat amortisasi yang lebih tinggi, hanya pada awal umur ekonomis aset dan menurun seiring berjalannya waktu. Dalam metode ini, perhitungan didasarkan atas persentase tetap dari saldo aset yang tersisa setelah setiap periode.

Metode ini umumnya digunakan untuk aset berwujud yang cenderung mengalami penurunan nilai yang lebih cepat karena satu dan lain hal.

  • Metode Unit Produksi (Unit of Production Method):

Metode terakhir adalah unit produksi, di mana Anda akan mengalokasikan biaya berdasarkan penggunaan atau produksi aset. Perhitungan ini terwujud dengan membagi biaya aset dikurangi nilai sisa (jika ada) dengan jumlah unit yang diharapkan dihasilkan selama umur ekonomis aset. 

Penggunaannya biasanya cocok untuk aset fungsional seperti mesin produksi yang mengalami penurunan nilai seiring dengan peningkatan penggunaan.

Contoh Kasus Perhitungan Amortisasi

Kita ambil contoh, Anda mewakili salah satu perusahaan multinasional yang mengambil pinjaman sebesar Rp50.000.000,00 dengan bunga sebesar 8% untuk membiayai proyek pengembangan produk baru. 

Dalam perjanjian pinjaman tertulis pembayaran utang pokok dan bunga diberi jangka waktu selama 5 tahun dengan pembayaran tahunan.

Dalam kasus ini, Anda harus melakukan pelunasan utang secara bertahap dalam periode waktu yang telah ditentukan. Lalu, untuk cara hitungnya Anda bisa menggunakan metode garis lurus dengan cara hitung seperti berikut ini:

Jumlah yang Harus Dibayarkan:

Pertama, anda perlu menghitung jumlah pembayaran yang harus Anda keluarkan terlebih dahulu. Dalam hal ini, utang pokoknya adalah Rp50.000.000,00 dan bunganya adalah 8%.

Jumlah Pembayaran = Utang Pokok + Bunga = Rp50.000.000,00 + (8% x Rp 50.000.000,00) = Rp50.000.000,00 + Rp4.000.000,00 = Rp54.000.000,00

Jadi, perusahaan yang Anda wakili harus melakukan pembayaran sebesar Rp54.000.000,00 dalam waktu 5 tahun.

Pelunasan Utang secara Bertahap:

Karena kini Anda tahu utang yang harus terbayarkan adalah Rp54.000.000,00, maka Anda tinggal menghitung berapa biaya yang harus Anda bayarkan tiap tahunnya. Dengan metode garis lurus Anda hanya perlu melakukan perhitungan ini:

Utang Pokok Tahunan = Jumlah Pembayaran/Umur Ekonomis =  Rp54.000.000,00/5 = Rp10.800.000,00

Jadi, untuk melunasi hutang perusahaan dalam jangka waktu yang ditentukan, perusahaan yang Anda wakili harus menyisihkan pembayaran utang sebesar Rp10.800.000,00 tiap tahunnya.

Sudahkan Anda Lebih Mengenal Apa itu Amortisasi?

Nah, itulah seluk beluk terkait konsep pelunasan utang yang bisa Anda terapkan untuk bisnis. Walaupun mungkin kasus di lapangan tidak sesimpel contoh kasus di atas, namun setidaknya dengan memahami artikel ini Anda tahu mana yang harus diprioritaskan terlebih dahulu. Semoga membantu!

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page