Pengertian Moral Hazard: Sejarah, Cara Mengatasi, dan Contohnya

Moral hazard merupakan risiko yang timbul akibat faktor manusia. Sebagai contoh, ketidakjujuran pengemudi saat mengemudikan mobil dengan kecepatan tinggi yang bisa menimbulkan kerugian bagi pengguna jalan lainnya. Berikut ini adalah ulasan seputar contoh dan cara mengatasi moral ini!

Pengertian Moral Hazard

Moral hazard merupakan suatu resiko dimana terdapat pihak yang belum melakukan penandatanganan kontrak dengan itikad baik, namun sudah memberikan informasi yang menyesatkan tentang kewajiban, aset, dan kapasitas kreditnya.

Istilah moral ini sering dijumpai dalam bisnis asuransi. Resiko kemungkinan tindakan moral ini dapat terjadi ketika pemegang asuransi dengan sengaja melakukan tindakan untuk merusak barang yang diasuransikannya seperti pembakaran, kecelakaan yang disengaja, dan lain-lain. 

Harapannya yaitu agar bisa mendapatkan klaim atau penggantian atas kerusakan barang tersebut dari perusahaan asuransi. Istilah moral ini juga sering dipakai untuk merujuk pada tindakan para stakeholder atau pihak-pihak yang berkepentingan lainnya dalam sektor keuangan, seperti perbankan dan asuransi.

Para stakeholder atau pihak yang berkepentingan tersebut dapat berupa pihak perusahaan, pihak yang memiliki hubungan kerja sama, pihak yang berada dalam satu lingkup korporasi, maupun pihak atas nama pribadi atau kelompok.

Sejarah Moral Hazard

Penggunaan istilah moral hazard berawal dari abad ke-17 Masehi. Istilah ini kemudian berkembang secara luas dan digunakan oleh perusahaan asuransi asal Inggris, yaitu Dembe dan Boden pada akhir abad ke-19 Masehi. 

Moral ini sendiri pada waktu itu dijadikan sebagai subjek konsep penelitian baru yang dilakukan oleh para ekonom pada tahun 1960-an untuk menyatakan perilaku yang tidak bermoral atau disebut juga perilaku penipuan.

Para ahli ekonomi tersebut juga menggunakan istilah moral ini untuk mendefinisikan perilaku atau tindakan tidak efisien yang bisa terjadi ketika sebuah resiko dialihkan, sehingga tidak bisa dievaluasi sepenuhnya.

Sampai saat ini, istilah moral ini sering dikaitkan dengan suatu tindakan kecurangan yang dilakukan oleh seorang individu atau kelompok. Tindakan kecurangan atau penipuan tersebut merupakan tindakan yang terdapat pada sektor ekonomi, seperti perbankan, asuransi, dan lain sebagainya.

Cara Mengatasi Moral Hazard

Mengatasi resiko akibat moral ini membutuhkan kerjasama dari berbagai pihak, seperti perusahaan, masyarakat, dan pemerintah. Berikut ini adalah beberapa langkah yang bisa kamu lakukan untuk mengatasi moral ini:

1. Memberikan Hukuman untuk Setiap Perilaku Buruk

Memberikan hukuman untuk setiap perilaku buruk merupakan salah satu cara untuk mengatasi moral ini. Tujuan pemberian hukuman bagi para pelaku moral ini yaitu untuk memberikan efek jera, agar tidak mengulangi kembali perilaku buruk yang menyimpang tersebut.

Sebagai contoh, pemerintah dapat memberikan hukuman bagi mereka yang bertanggung jawab karena telah memberikan keputusan yang mengakibatkan kerugian bagi banyak pihak.

Salah satu penyebab moral ini yaitu lemahnya hukum atau regulasi yang mengatur tentang tindakan kecurangan dalam sektor keuangan, seperti perbankan dan asuransi.

Peraturan tentang transaksi simpan pinjam dan pendisiplinan kinerja pasar masih terlalu lemah, sehingga memungkinkan terjadinya tindakan moral ini. Pertumbuhan industri asuransi dan perbankan yang tinggi harusnya juga diikuti dengan perbaikan regulasi atau hukum yang mengaturnya.

2. Memberikan Motivasi atau Insentif

Pemberian motivasi dan insentif ini dapat diterapkan untuk mengatasi moral ini dalam dunia asuransi. Untuk mengatasi moral ini dalam dunia asuransi, suatu perusahaan asuransi dapat membuat kontrak yang berisi pemberian insentif bagi nasabah yang mengasuransikan produknya.

Kontrak tersebut sebaiknya juga dibuat agar nasabah tidak mengasuransikan produknya dalam jumlah penuh. Oleh karena itu, pihak asuransi bisa menerapkan proses pembayaran DP atau uang muka pertama untuk suatu klaim asuransi. 

Untuk mengatasi moral ini, perusahaan asuransi juga bisa mempersulit proses klaim asuransi atau pencairan dana, sehingga meminimalisir resiko kecurangan yang dilakukan oleh nasabah dalam proses klaim asuransi.

Pencegahan Moral Hazard dalam Sektor Perbankan

Mencegah resiko moral ini dalam dunia perbankan bisa dilakukan dengan cara manajemen resiko yang tepat. Berikut ini adalah beberapa cara pencegahan resiko moral ini yang bisa dilakukan oleh sektor perbankan:

1. Manajemen Resiko yang Transparan

Salah satu penerapan manajemen resiko yang transparan, yaitu melakukan pemaparan seluruh hal yang berpotensi menjadi resiko secara terbuka. Potensi resiko yang tidak dipaparkan secara terbuka atau disembunyikan akan menjadi sumber masalah bagi sektor perbankan ke depannya.

2. Proses Assessment yang Tepat

Untuk mengatasi resiko moral ini, pihak perbankan juga harus melakukan proses assessment yang tepat. Proses assessment atau penilaian harus dilakukan menggunakan metodologi yang tepat.

Tidak hanya itu, perusahaan juga harus melakukan investasi yang berkelanjutan untuk bisa menyusun konsep, metodologi, serta teknik secara terus menerus. Tujuannya yaitu untuk memperkuat strategi manajemen resiko dalam sektor perbankan.

3. Penyampaian Informasi yang Tepat dan Akurat

Untuk mendukung proses assessment yang tepat, dibutuhkan informasi yang tepat dan akurat. Oleh karena itu, proses penyampaian informasi harus didasarkan pada data terkini atau aktual.

4. Independen

Proses manajemen resiko pada perbankan juga harus didasarkan pada kemandirian atau independensi. Asas independensi ini tidak hanya berlaku pada satu unit perbankan secara besar, namun juga berlaku untuk setiap unit organisasi yang ada dalam naungan sektor perbankan. 

5. Diversifikasi

Diversifikasi yaitu melakukan pembagian beban dan penyebaran resiko kepada unit organisasi yang lain. Tujuannya yaitu agar strategi manajemen resiko bisa berjalan dengan baik dan merata, sehingga tidak akan menumpuk pada satu unit organisasi saja.

Selain itu, pembagian lembaga keuangan sesuai kewenangan dan tanggung jawab juga bisa menghindarkan dari resiko tindakan moral hazard. Dengan diversifikasi lembaga keuangan, maka kegiatan keuangan tidak akan terpusat di satu instansi saja, sehingga kemungkinan resiko moral ini bisa dihindari.

6. Keputusan yang Disiplin

Sebaik apapun konsep, metode, serta teknik yang digunakan dalam proses manajemen resiko, hal ini akan menjadi sia-sia saja, jika keputusan yang diambil untuk mengatasi resiko tersebut tidak dilakukan dengan tepat.

Kualitas manajemen resiko dalam sektor perbankan juga tergantung pada proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh para stakeholder. Oleh karena itu, untuk meningkatkan keberhasilan strategi manajemen resiko yang telah dibuat, pengambilan keputusan harus didasarkan pada aturan tertentu secara disiplin.

7. Penetapan Limit dan Toleransi

Penggunaan kebijakan penetapan limit dan toleransi kredit akan memberikan kepastian dalam proses manajemen resiko. Hal ini juga akan meminimalisir resiko terjadinya moral ini.

8. Melakukan Mekanisme Kontrol di Setiap Transaksi

Tidak bisa dipungkiri jika mekanisme kontrol atau monitoring memang sangat dibutuhkan di setiap unit bisnis, termasuk sektor perbankan. Mekanisme kontrol atau monitoring yang baik akan meminimalisir terjadinya resiko moral ini.

Contoh Moral Hazard

Dalam sektor asuransi, suatu resiko pasti memiliki unsur kerugian dan ketidakpastian. Unsur ketidakpastian tersebut meliputi beberapa aspek, seperti waktu, tempat, bahkan pihak-pihak yang terlibat di dalamnya.

Sementara itu, unsur kerugian dalam dunia asuransi bisa dihitung secara materiil berupa nilai uang. Moral hazard bukanlah penyebab utama dari suatu resiko, namun moral ini dapat menjadi pemicu terjadinya resiko kerugian dan ketidakpastian dalam dunia asuransi

Contoh moral ini yang bisa terjadi dalam dunia asuransi, yaitu proses klaim fiktif, merusak produk atau benda yang diasuransikan dengan sengaja, atau membuat skenario kecelakaan yang dibuat-buat.

Tujuan tindakan kecurangan tersebut, yaitu untuk mendapatkan penggantian terhadap kerugian yang disebabkan oleh pelaku kecurangan itu sendiri. Dengan kecurangan tersebut, maka pelaku akan bisa melakukan klaim atas tindakan curang yang dilakukannya

Selanjutnya, tindakan moral ini juga bisa terjadi dalam dunia perbankan. Contoh tindakan moral ini dalam dunia perbankan, yaitu pembobolan dana nasabah yang dilakukan oleh pegawai bank itu sendiri. Hal ini bisa dilakukan karena pegawai bank tersebut memiliki akses terhadap data setiap nasabah.

Selain itu, tindakan tersebut juga bisa terjadi karena para pegawai bank sudah mengetahui mekanisme atau cara kerja sistem keuangan pada bank tersebut. 

Sistem pengamanan data nasabah yang lemah juga bisa menjadi penyebab pegawai bank bisa mengakses data nasabah secara bebas dan menyalahgunakannya untuk kepentingan yang tidak bertanggung jawab.

Sudah Tahu Tentang  Moral Hazard?

Itulah beberapa ulasan tentang moral hazard, sejarah, contoh kasus, penyebab, dampak, dan bagaimana cara mengatasinya. Tindakan kecurangan yang termasuk dalam moral ini harus segera diatasi untuk memberikan kenyamanan dan perlindungan bagi sektor perbankan, asuransi, dan sektor ekonomi lainnya!

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page