Teori keunggulan mutlak adalah salah satu teori yang terkait dengan perdagangan internasional. Setiap negara yang melakukan praktik ekspor dan impor dapat menerapkan teori ini.
Sebab, keunggulan pada sebuah negara dapat membuat negara tersebut merajai pasar internasional. Dengan demikian, tentu berdampak baik sebagai sumber pemasukan negara.
Artikel ini akan mengulas tentang hal tersebut secara lengkap. Mulai dari pengertian, asumsi, konsep, keunggulan, dan contoh-contohnya. Harapannya, pembaca dapat lebih dalam melakukan analisa tentang perdagangan internasional atau bahkan terlibat untuk meningkatkan pemasukan negara.
Daftar ISI
Pengertian
Teori keunggulan mutlak berpandangan bahwa apabila sebuah negara mampu menghasilkan produk atau jasa yang lebih banyak. Maka, artinya negara tersebut memiliki keunggulan mutlak dari negara lainnya.
Adam Smith, seorang ekonom asal Skotlandia yang mengusung pemikiran ini pada akhir abad ke 18. Teori ini cukup populer hingga saat ini. Walau, saat ini teori ini bukan satu-satunya yang dapat menjelaskan tentang sistem perdagangan internasional.
Bagaimana sebuah negara dapat memproduksi lebih banyak, menjadi catatan penting dalam teori ini. Hal ini tentu berkaitan dengan faktor produksi, antara lain harga bahan mentah dan biaya sumber daya manusia.
Konsep Teori Keunggulan Mutlak
Untuk semakin memahami tentang teori ini, berikut ini adalah konsep terkait yang dapat membantu untuk memperdalam pemahaman kamu:
1. Efisiensi Produk
Konsep yang pertama apabila sebuah negara ingin unggul secara mutlak adalah harus dapat melakukan efisiensi produksi. Artinya, sebuah produk, baik barang maupun jasa harus dapat diproduksi dengan biaya yang serendah mungkin.
Dengan demikian, rendahnya biaya memungkinkan negara tersebut melakukan produksi dalam jumlah besar. Tak hanya itu, dengan catatan ini juga suatu negara akhirnya dapat melakukan suplai suatu produk ke negara lain.
2. Spesialisasi Produk
Konsep kedua adalah bahwa kondisi ini akan mendorong suatu negara untuk memiliki spesialisasi produk. Dengan demikian, negara tersebut akan unggul secara mutlak dalam hal produksi produk tersebut.
Menjadi pendukung konsep ini adalah misalnya produk tersebut atau bahan mentahnya tersedia secara melimpah di negara tersebut. Sehingga, tak akan terlalu sulit bagi negara tersebut untuk menjadi spesialis dalam memproduksinya.
3. Pembagian Kerja
Konsep ketiga dari teori keunggulan mutlak adalah bahwa hal ini hanya dapat sebuah negara capai dengan pembagian kerja yang efisien. Dengan kata lain, pengelolaan sumber daya manusia berperan sangat penting.
Misalnya, melakukan penghematan-penghematan yang mungkin akan dapat menekan biaya produksi. Sehingga, pembagian kerja ini dapat membuat hasil akhir produk menekan biaya produksi sekecil mungkin serta negara memperoleh keuntungan setinggi mungkin.
Asumsi Terkait Keunggulan Mutlak
Selain konsep yang menjadi ide-ide pokok dalam teori ini, terdapat beberapa asumsi yang menjadi catatan. Asumsi diperlukan untuk membuat analisis dan pertimbangan keberhasilan suatu negara hingga menjadi unggul secara mutlak.
1. Faktor Produksi
Asumsi pertama adalah terkait faktor-faktor produksi, antara lain bahan mentah, sumber daya manusia, teknologi atau mesin, serta modal lainnya. Beberapa faktor ini diasumsikan tidak dapat berpindah antar negara.
Dengan demikian, negara yang memiliki keunggulan faktor produksi memiliki peluang besar untuk menjadi unggul secara mutlak.
2. Hambatan Perdagangan
Asumsi kedua adalah terkait dengan hambatan-hambatan dalam perdagangan internasional. Hal ini dapat terdiri dari akomodasi, biaya kirim, sistem pembayaran, hingga ketahanan produk dalam proses pengiriman dalam teori keunggulan mutlak.
Segala hambatan ini perlu diasumsikan bahwa biaya penanganannya masih tercover dengan rendahnya bea produksi. Sehingga, biaya-biaya secara keseluruhan tetap lebih rendah daripada negara lain.
3. Konsistensi Skala
Asumsi berikutnya yang tak kalah penting untuk dapat membuat sebuah negara menjadi unggul adalah kemampuan menjaga konsistensi skala, yaitu tentang berapa banyak hasil produksi.
Sebagai contoh, sebuah negara dapat memproduksi sejenis produk sejumlah 1 juta buah setiap minggunya. Jumlah tersebut harus dapat konsisten, sehingga negara lain dapat mempercayakan pemenuhan kebutuhan akan produk tersebut.
4. Keberlanjutan Kebutuhan Produk
Asumsi terakhir adalah jika suatu produk yang menjadi spesialis sebuah negara adalah produk yang kebutuhannya berkelanjutan. Maksudnya, produk akan terus dicari dan dibutuhkan, sehingga permintaan akan produk tersebut akan terus berkelanjutan.
Contoh produk yang secara analisis akan terus berkelanjutan misalnya adalah produk bahan pangan pokok, seperti beras dan daging. Jenis produk lain misalnya adalah teknologi terbaru.
Keunggulan Teori Keunggulan Mutlak
Perdagangan internasional tidak hanya memberikan keuntungan ekonomi pada negara penyuplai. Namun, secara keseluruhan, negara yang terlibat sebagai eksportir maupun importir juga diuntungkan. Ini menjadi keunggulan teori ini:
1. Pembagian Kerja Internasional
Ketika setiap negara memiliki keunggulan pada produk tertentu, maka akan terjadi pembagian kerja internasional. Sebagai contoh adalah negara A unggul dalam produk pangan. Maka, ia melakukan suplai bahan pangan pada negara B.
Sedangkan negara B unggul dalam produk teknologi. Maka kemudian, ia melakukan suplai teknologi pada negara A. Dengan demikian, tugas pemenuhan kebutuhan akan terbagi pada setiap negara.
Dalam kondisi seperti ini, maka setiap negara berperan sebagai eksportir sekaligus juga importir untuk jenis produk yang berbeda. Sehingga, terciptalah kerjasama yang saling menguntungkan antar negara.
2. Spesialisasi Internasional
Keunggulan kedua adalah apabila setiap negara memiliki produk unggul yang menjadi spesialisasinya dalam perdagangan internasional. Maka, ini akan menjadi sumber devisa terbesar bagi negara tersebut.
Pemasukan negara dari perdagangan internasional dapat menyokong kehidupan negara tersebut dan membawa kemakmuran bagi rakyatnya.
Kelemahan Teori Keunggulan Mutlak
Pada praktiknya, penerapan teori ini tidak dapat selalu benar-benar ideal. Terdapat beberapa kondisi yang dapat menunjukkan kelemahan teori ini. Berikut penjelasan lengkapnya:
1. Negara Dapat Kekurangan Sumber Daya
Negara tertentu mungkin memiliki kekurangan atau kelemahan dalam hal sumber daya. Padahal, sumber daya ini adalah faktor produksi yang asumsinya cukup dan memadai untuk membuat suatu produk yang unggul.
Akibatnya, terdapat negara-negara tertentu yang mengalami hambatan dalam memproduksi suatu produk. Dengan demikian, sulit untuk memiliki spesialisasi produk dan sulit untuk mencapai keunggulan produk.
2. Kondisi yang Tidak Stabil
Kelemahan yang kedua adalah bahwa kenyataannya kondisi dunia dan masyarakatnya tidak stabil. Dalam arti, situasi dunia terus berkembang. Dengan demikian, produk yang menjadi kebutuhan juga akan terus berkembang.
Suatu negara mungkin pernah mencapai keunggulan mutlak. Namun, apabila tidak mampu mengikuti perkembangan produk yang dibutuhkan, maka ia segera menjadi tak unggul lagi.
Contoh Penerapan Teori Keunggulan Mutlak
Setelah berbagai penjelasan teoritis tentang pemikiran ini, berikut ini adalah beberapa contoh konkret untuk lebih memudahkan pemahamanmu:
1. Indonesia yang Unggul dalam Produk Pariwisata
Contoh pertama adalah dari negara sendiri, yaitu Indonesia. Indonesia memiliki keunggulan produk, yaitu dalam hal pariwisata. Beberapa yang paling strategis saat ini adalah Pulau Bali, Pulau Labuan Bajo, dan Pulau Sumba.
2. Tiongkok yang Unggul dalam Produk Teknologi
Contoh kedua adalah dari negara Tiongkok yang unggul dalam memproduksi produk teknologi, khususnya smartphone. Smartphone dari negara ini telah merajai pasar internasional melalui beberapa merek, antara lain Oppo dan Xiaomi.
3. Korea Selatan yang Unggul dalam Produk Seni
Sedangkan contoh negara yang unggul dalam produk seni adalah Korea Selatan. Tak perlu diragukan, bahwa produk berupa grup musik, lagu, hingga drama dari negara ini memiliki penikmat dari berbagai negara.
Perdagangan Internasional dan Teori Pendukungnya
Demikianlah penjelasan perihal teori keunggulan mutlak yang menjadi salah satu teori terkait perdagangan internasional. Pemahaman tentang hal ini cukup penting, karena lebih memudahkan dalam memahami apa yang terjadi dalam perdagangan internasional.
Namun, belajar teori saja rasanya tak cukup bila kamu hendak terjun ke perdagangan internasional. Kamu perlu langsung riset ke lapangan untuk memahami bagaimana operasional perdagangan internasional terjadi.