Pengertian Industri, Klasifikasi, Jenis, Tujuan serta Contohnya

Mungkin kamu sering mendengar kata ‘industri’ baik di televisi ataupun internet. Industri adalah hal yang tidak mungkin lepas dari keseharian hidup kita. Tapi, apa pengertian industri sebenarnya?

Adanya industri sangat membantu kita dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, baik primer, sekunder, ataupun tersier. Apalagi dalam perkembangannya, industri sudah berkembang sangat pesat sejak pertama kali ada.

Pengertian Industri

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian industri adalah suatu kegiatan yang memproses atau mengolah barang dengan memanfaatkan sarana atau peralatan. 

Namun, jika kita tarik lagi, industri artinya kegiatan ekonomi yang mengubah atau mengolah suatu barang, agar memiliki nilai tambah ekonomis. Bertambahnya nilai ekonomis barang tersebut harapannya bisa memberikan laba atau keuntungan bagi pihak produsen.

Seperti yang sudah kamu baca, pengertian industri secara luas melibatkan ‘ekonomi’ di dalam prosesnya. Sehingga, tidak hanya sekadar mengolah barang saja. Harus ada motif ekonomi atau mencari keuntungan di dalam proses pengolahan barangnya.

Pengolahan barang ini bisa dalam bentuk: 

  • Barang mentah menjadi barang setengah jadi.
  • Barang mentah menjadi barang jadi.
  • Barang setengah jadi menjadi barang jadi.

Tapi, industri tidak hanya sebatas kegiatan ekonomi yang melibatkan barang saja. Industri juga dapat menghasilkan jasa sebagai sumber keuntungan untuk pihak produsen.

Klasifikasi Industri

Klasifikasi industri bisa kamu lihat dari beberapa hal, seperti jumlah tenaga manusia yang terlibat di dalam proses industri, hasil produksi, bahan baku, bahan mentah, dan lokasi industri tersebut. Mengetahui apa saja klasifikasi industri dan contoh-contohnya bisa membantumu dalam memahami pengertian industri secara utuh. 

1. Klasifikasi Industri Berdasarkan Jumlah Tenaga Kerja

Klasifikasi industri berdasarkan jumlah tenaga kerja yang terlibat, antara lain:

a. Industri Rumah Tangga

Industri rumah tangga adalah industri yang melibatkan kurang dari empat orang. Modal yang sangat terbatas juga merupakan ciri-ciri industri rumah tangga.

Praktek industri ini juga sering terjadi tidak di tempat khusus untuk menjalankan industri, melainkan di rumah. Contohnya seperti melibatkan bagian dapur ataupun garasi. 

b. Industri Kecil

Meskipun secara modal, industri kecil tidaklah besar, namun secara skala, lebih besar daripada industri rumah tangga. Jumlah orang yang terlibat yaitu 5-9 orang saja.

c. Industri Sedang

Suatu industri dapat dikatakan masuk ke skala sedang jika sudah ada 20-99 orang yang terlibat di dalamnya. Modal yang ditanamkan di industri skala ini sudah cukup besar. Selain itu, industri skala sedang juga punya manajerial yang sudah tersusun dengan baik.

d. Industri Besar

Sesuai namanya, industri ini adalah skala industri terbesar dengan melibatkan lebih dari 100 orang di dalamnya. Dari segi modal, manajemen, dan manajerial sudah terbilang mumpuni, jika dibandingkan dengan skala industri rumah tangga hingga sedang.

2. Klasifikasi Industri Berdasarkan Hasil Produksi

Klasifikasi industri berdasarkan hasil produksinya yaitu:

a. Industri Primer

Pengertian industri primer adalah industri yang menghasilkan barang yang bisa langsung digunakan oleh konsumen, tanpa perlu adanya proses pengolahan lebih lanjut. Contohnya seperti makanan dan minuman, konveksi, ataupun kerajinan.

b. Industri Sekunder

Industri sekunder adalah jenis industri yang menghasilkan barang yang masih perlu proses pengolahan lebih lanjut, agar bisa konsumen nikmati. Beberapa industri seperti baja, tekstil, dan pemintalan adalah beberapa contohnya.

c. Industri Tersier

Berbeda dengan dua jenis industri sebelumnya, industri tersier menghasilkan jasa atau layanan yang sifatnya membantu kehidupan konsumen. Misalnya saja seperti ekspedisi, angkutan umum, perbankan, konsultasi, seni, hiburan, ataupun pariwisata.

3. Klasifikasi Industri Berdasarkan Bahan Baku

Contoh klasifikasi industri berdasarkan bahan baku, antara lain:

a. Industri Ekstraktif

Pengertian industri ekstraktif adalah jenis industri yang memanfaatkan bahan baku langsung dari alam. Contohnya seperti industri perikanan, pertanian, pertambangan, dan kehutanan.

b. Industri Nonekstraktif

Industri nonekstraktif adalah industri yang mengelola atau mengolah lebih lanjut hasil dari industri lain. Misalnya seperti industri kain dan industri kayu. 

c. Industri Tersier

Sama halnya dengan industri tersier di klasifikasi industri hasil produksi, industri tersier di sini juga berarti industri yang menawarkan jasa atau layanan.

4. Klasifikasi Industri Berdasarkan Bahan Mentah

Beberapa contoh klasifikasi industri berdasarkan bahan mentah, yaitu:

a. Industri Pertanian

Pengertian industri pertanian adalah industri yang memanfaatkan komoditas yang berasal dari sektor pertanian. Contohnya seperti teh, kopi, buah-buahan, sayur-sayuran, gula, minyak goreng, dan lain-lain.

b. Industri Pertambangan

Industri pertambangan adalah industri yang memanfaatkan bahan mentah yang didapat dari hasil pertambangan. Misalnya seperti baja, bahan bakar minyak, emas, perak, nikel, dan lain-lain.

c. Industri Jasa

Sedangkan industri jasa tidak memanfaatkan barang atau komoditas apapun untuk bergerak di dunia industri. Industri jasa hanya menawarkan jasa atau layanan. Contohnya yaitu perbankan, hiburan, seni, ekspedisi, transportasi, perdagangan, konsultasi, dan lain-lain.

5. Klasifikasi Industri Berdasarkan Lokasi Industri

Klasifikasi industri terakhir yang bisa kamu ketahui adalah berdasarkan lokasi industri tersebut berjalan. Berikut adalah klasifikasi industri berdasarkan lokasinya:

a. Berorientasi Pasar

Pengertian industri yang berorientasi pasar adalah industri yang lokasinya dekat dengan konsumen atau pasar.

b. Berorientasi Tenaga Kerja

Industri yang berorientasi tenaga kerja adalah industri yang berlokasi dekat dengan tenaga kerja. Industri ini berdiri dengan tujuan untuk menyerap tenaga kerja.

c. Berorientasi Pengolahan

Industri berorientasi pengolahan adalah jenis industri yang lokasinya dekat dengan bahan baku yang mereka butuhkan untuk menjalankan roda industri.

Jenis Industri

Setelah kamu sudah tahu beragam klasifikasi industri, kamu sekiranya sudah semakin paham pengertian industri secara utuh. Nah, apa saja jenis-jenis industri yang ada? Berikut adalah beberapa contoh jenis industri:

  • Pertanian
  • Peternakan
  • Perbankan
  • Jasa Konsultasi
  • Transportasi
  • Teknologi
  • Telekomunikasi
  • Konstruksi
  • Pendidikan
  • Hiburan
  • Pariwisata
  • Elektronik
  • Makanan dan Minuman
  • Farmasi
  • Kesehatan
  • Manufaktur
  • Pertambangan
  • Media dan Berita, dan lain-lain

Tujuan Industri

Adanya industri di suatu wilayah atau negara tentu punya dampak besar yang bisa masyarakat rasakan. Contoh manfaat tersebut adalah:

1. Membuka Lapangan Kerja

Salah satu manfaat utama adanya industri di suatu wilayah atau negara adalah meningkatkan jumlah lapangan pekerjaan bagi masyarakat.

Pekerjaan saat ini merupakan hal yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat untuk bisa menafkahi diri sendiri ataupun keluarga. Nafkah yang masyarakat peroleh dari pekerjaan yang mereka lakukan adalah dalam bentuk gaji atau uang.

Rasanya, hampir tidak ada hal yang gratis dalam hidup. Uang adalah alat yang bisa memberikan seseorang akses untuk memperoleh kebutuhan primer, sekunder, hingga tersier. Sehingga, membuka lapangan pekerjaan bisa meningkatkan taraf hidup masyarakat.

Selain itu, lapangan pekerjaan juga bisa mengurangi angka pengangguran yang ada di suatu wilayah. Semakin berkurang pengangguran, berarti semakin banyak orang yang punya pekerjaan. Hal ini tentu akan mempengaruhi daya beli mereka terhadap barang atau jasa yang ada di pasar.

2. Meningkatkan Perekonomian Negara

Manfaat yang kedua dari adanya industri adalah untuk meningkatkan perekonomian negara. Adanya industri tidak hanya membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat, tetapi juga membuka kesempatan masyarakat untuk membelanjakan uangnya.

Semakin banyak masyarakat yang bekerja, makin banyak pula masyarakat yang memiliki daya beli. Makin meningkat daya beli, makin bergerak juga roda perekonomian di suatu wilayah. Hal ini secara langsung bisa meningkatkan dan menguatkan perekonomian negara.

Selain itu, barang atau jasa yang berasal dari industri bisa diperjualbelikan di pasar internasional melalui mekanisme ekspor. Sehingga, industri juga bisa meningkatkan pendapatan atau devisa negara.

Contohnya saja seperti ekspor komoditas, penyaluran Tenaga Kerja Indonesia (TKI) untuk bekerja di luar negeri, ataupun peningkatan kunjungan wisatawan asing ke pusat wisata di Indonesia. Semua hal tersebut bisa meningkatkan devisa negara.

3. Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat

Ini adalah efek jangka panjang dari adanya industri. Setelah taraf hidup dan daya beli masyarakat meningkat dan negara mendapatkan dampak positif dari adanya devisa, kedua hal tersebut selanjutnya bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara luas.

Sejahteranya masyarakat bisa kamu lihat dengan tanda seperti mereka sudah mampu memenuhi kebutuhan diri sendiri atau keluarga dan semakin sedikitnya masyarakat yang berada di bawah garis kemiskinan.

Selain itu, masyarakat yang sejahtera juga ditandai dengan mampunya mereka memenuhi kebutuhan primernya secara layak.

Industri Sebagai Jantung Masyarakat dan Negara

Setelah kamu mempelajari tentang industri, sekarang kamu sudah mengerti betapa pentingnya industri bagi keberlangsungan hidup banyak orang. Bahkan, negara pun juga sangat bergantung pada industri untuk menjamin berjalannya proses perekonomian.Industri tidak hanya sebatas proses mengolah barang agar memiliki nilai jual yang lebih tinggi. Dari pengertian industri yang sudah kita pelajari, ternyata ada proses yang cukup kompleks di dalamnya.

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page