Apa itu Pendekatan Ekologi? Pengertian, Tujuan, dan Contohnya

Dalam menganalisis hubungan organisme terhadap lingkungannya, perlu ada pendekatan ekologi. Pendekatan ini lebih berfokus untuk melihat seperti apa hubungan sebab akibat yang terjadi. Berikut pembahasan secara lebih lengkap.

Apa itu Pendekatan Ekologi?

Pendekatan ekologi merupakan analisis atau studi yang berfokus terhadap hubungan manusia dengan lingkungannya. Artinya, berbagai aktivitas manusia tersebut menjadi fokus dari analisis mengenai korelasinya dengan lingkungan biotik, abiotik, ekonomi, sosial, serta kulturalnya.

Dalam konteks ini, manusia tidak bisa diartikan makhluk biologis semata yang sama dengan makhluk hidup yang lain. Akan tetapi, manusia tersebut merupakan makhluk yang mendapatkan karunia berupa rasa, daya cipta, karsa, karya, serta makhluk berbudi.

Jika dikaitkan dengan geografi, pendekatan ekologi merupakan pendekatan yang berfokus untuk melakukan analisis terhadap hubungan fenomena geosfer berdasarkan variabel lingkungan. Ada juga yang menyebutnya sebagai pendekatan kelingkungan alias ecological approach.

Sementara itu, ada juga yang mengistilahkan pendekatan ini sebagai prinsip dasar di dalam mempelajari interaksi yang berlangsung antara organisme dengan lingkungannya. Pada fenomena geosfer tersebut, manusia adalah bagian lingkungan sekitar.

Berdasarkan beberapa definisi di atas, ecological approach atau pendekatan ekologi mengarah pada satu kesimpulan, yakni sebuah pendekatan yang berfokus untuk mempelajari hubungan serta perkembangan organisme di dalam lingkungan.

Ruang Lingkupnya

Sebenarnya ruang lingkup ecological approach mempunyai 2 aspek. Pertama adalah lingkungan perilaku atau behaviour environment dan yang kedua yaitu lingkungan fenomena alias phenomena environment.

Pada lingkungan perilaku mempunyai dua aspek, yaitu pengembangan terhadap nilai dan gagasan, serta kesadaran lingkungan. Kedua aspek tersebut mempunyai peran sangat penting karena sangat berpengaruh terhadap perubahan manusia di dalam memahami lingkungan atau alam sekitarnya.

Sementara itu, lingkungan fenomena mempunyai dua aspek yakni relik fisik terkait tindakan manusia serta fenomena alam. Untuk relik fisik manusia meliputi penempatan urutan lingkungan serta manusia merupakan agen perubahan terhadap lingkungan tersebut. Lalu fenomena alam meliputi produk serta proses organik. 

Tujuan

Terdapat beberapa tujuan mengenai pendekatan ekologi, di antaranya:

1. Menganalisis Perilaku Manusia pada Lingkungan

Tujuan yang pertama yaitu untuk mempelajari dan menganalisis keterkaitan antara perilaku manusia pada lingkungan. Perilaku tersebut meliputi perilaku ekonomi, sosial, kultural, bahkan perilaku politik seseorang maupun komunitas tertentu.

2. Menganalisis Aktivitas Manusia pada Lingkungan

Ecological approach juga berfokus untuk melakukan analisis sehingga bisa menarik kesimpulan mengenai hubungan dan keterkaitan antara kegiatan manusia pada lingkungannya. Aktivitas tersebut berupa tindakan manusia di dalam menyelenggarakan atau menyambung kehidupannya.

Contohnya kegiatan peternakan, pertanian, perikanan, perkebunan, pembangunan perumahan, pertambangan, dan berbagai contoh lainnya. Semua aktivitas tersebut tidak lain untuk memenuhi dan menyambung kehidupan manusia.

3. Menganalisis Kenampakan Fisik Alami pada Lingkungan

Tujuan berikutnya yaitu pendekatan ekologi berfokus untuk menganalisis keterkaitan kenampakan fisik alami terhadap elemen-elemen lingkungan.

Contoh

Sebenarnya ada banyak contoh penerapan ecological approach. Misalnya kemampuan manusia untuk memanfaatkan sumber daya alam demi memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam penerapannya, manusia akan memanfaatkan ikan maupun sumber daya laut yang lain untuk dikonsumsi. Berikut beberapa contoh lainnya:

1. Penambangan Liar

Penambangan liar yang saat ini terjadi biasanya dipengaruhi oleh beberapa hal, seperti:

  • Kurang mendapatkan perhatian dari pemerintah;
  • Minimnya pengetahuan masyarakat;
  • Kondisi ekonomi masyarakat yang cenderung memprihatinkan. Biasanya mereka juga terbuai oleh janji manis investor maupun penambang liar; serta
  • Adanya oknum di balik aktivitas penambangan liar tersebut.

Meskipun masyarakat mendapatkan penghasilan dari aktivitas tersebut, akan tetapi penambangan yang dilakukan memberikan dampak besar bagi kerusakan lingkungan. Sering kali akan ada lubang hasil galian tambang yang dibiarkan begitu saja dan pada akhirnya merugikan mereka sendiri.

2. Banjir Karena Faktor Manusia

Banjir yang terjadi bukan hanya karena faktor geologis sebuah wilayah yang merupakan cekungan. Akan tetapi, banjir juga dapat dipengaruhi oleh aktivitas manusia. Misalnya penebangan hutan secara ilegal dengan tidak memperhatikan kelestariannya.

Selain itu, banjir tersebut juga bisa terjadi karena kebiasaan manusia yang membuang sampah secara sembarangan baik di selokan maupun sungai yang berakibat pada aliran air menjadi tersumbat. Penyebab lainnya bisa karena banyaknya daerah resapan air yang beralih fungsi menjadi lahan terbangun.

3. Bencana Longsor Karena Faktor Manusia

Umumnya, longsor terjadi karena kemiringan lereng serta curah hujan tinggi. Namun longsor juga bisa disebabkan oleh ulah manusia di saat memanfaatkan lahan curam tersebut.

Contohnya menjadikan daerah curam sebagai lahan pertanian. Akibatnya ketika hujan turun menyebabkan longsor terjadi. Bencana ini pastinya menimbulkan kerugian yang besar.

4. Ruang Terbuka Hijau

Contoh pendekatan ekologi berikutnya yaitu berupa Ruang Terbuka Hijau atau Green Open Space. Secara ekologis, RTH berperan sebagai paru-paru kota. Berbagai tumbuhan hijau pada RTH tersebut mampu menyerap karbon dioksida serta meningkatkan kadar oksigen.

Selain itu, RTH juga mampu menurunkan suhu panas karena dapat memberikan kesejukan. Area tersebut menjadi lebih nyaman dan bahkan Ruang Terbuka Hijau juga dapat meredam kebisingan.

5. Polusi di Sungai

Polusi di sungai mengakibatkan ikan-ikan atau biota laut mati. Menurunnya kualitas air sungai tersebut dapat ditelusuri berdasarkan analisis faktor internal seperti kandungan polutan, pH air, dan sebagainya. Selanjutnya, faktor internal akan dihubungkan dengan faktor eksternal.

Faktor eksternal meliputi berbagai aktivitas manusia di sekitar sungai. Misalnya pembuangan limbah, penggunaan lahan, dan sebagainya.

Pendekatan Ekologi terhadap Perkembangan Manusia

Bronfenbrenner (1977) memberikan kritik terhadap pendekatan ekologi berdasarkan perkembangan manusia. Menurutnya, pendekatan tersebut cenderung lebih berfokus pada ketepatan metode atau rigor. Kemudian ia menerangkan bahwa apa yang bisa digambarkan para peneliti lewat eksperimennya merupakan perilaku yang tidak dapat merepresentasikan perilaku dalam kondisi secara alami.

Melalui hal tersebut, Bronfenbrenner juga mengajukan sebuah pandangan atau perspektif yang diberi nama ekologi perkembangan manusia. Adapun ecological approach yang dikemukakan Bronfenbrenner adalah perspektif tentang metode di dalam mempelajari perkembangan kepribadian dengan memperhatikan aspek eksternal individu.

Aspek tersebut meliputi lingkungan di mana seseorang tinggal. Selain itu, pendekatan ini juga memandang manusia sebagai bagian dari sistem. Sistem tersebut menjadi entitas yang mempunyai peran dalam memanfaatkan energi.

Energi bisa diperoleh dari sistem itu sendiri, namun juga tetap bisa memanfaatkan energi luar. Dengan begitu, sebuah sistem akan saling berkaitan dengan sistem yang lain (Garbarino & Abramowitz, 1992). Sementara itu, manusia dipandang sebagai makhluk sosial yang berada dalam sistem dan sistem tersebut akan membentuk sistem lebih besar lagi.

Bronfenbrenner juga memberikan gambarannya seputar ekologi di mana individu berada. Menurutnya, sistem di mana seseorang berada dinamakan sistem mikro. Sistem mikro tersebut memiliki beberapa macam sesuai lingkup kehidupan manusia.

Sistem tersebut juga dicirikan oleh kondisi yang langsung berkaitan dengan individu pada kehidupan sehari-hari. Contoh sistem mikro adalah anak yang berada dalam lingkungan keluarga, kelompok sebaya, sekolah, dan masyarakat yang berada di sekitarnya.

Selain itu, sistem mikro juga saling berkaitan lalu membentuk sistem lebih besar lagi yang dinamakan sistem meso. Contoh sistem meso yaitu keluarga dengan sekolah maupun keluarga dengan warga kampung.

Selanjutnya ada juga sistem ekso. Ini merupakan sistem yang tak berkaitan secara langsung dengan individu. Akan tetapi, seluruh perubahan yang terjadi pada sistem ekso tersebut dapat berpengaruh terhadap individu. Contoh sistem ekso yaitu pemerintahan lokal, tempat kerja orang tua, dan kondisi pasar.

Kemudian ada sistem makro yang berfokus pada bagaimana kehidupan institusional seseorang dalam masyarakat. Adapun yang tergolong sistem makro yaitu kebijakan sosial, ideologi, maupun nilai-nilai yang dianut seseorang secara “universal” (Garbarino & Abramowitz, 1992).

Sudah Paham tentang Pendekatan Ekologi?

Kesimpulannya, pendekatan ekologi merupakan studi atau analisis yang bertujuan untuk mengetahui keterkaitan manusia terhadap lingkungannya. Pendekatan tersebut menganggap manusia termasuk bagian dalam sistem. Artinya, manusia serta lingkungannya akan selalu berkaitan satu dengan lainnya. 

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page