Desa menjadi hunian masyarakat bernuansa alami. Di mana setiap desa memiliki klasifikasi desa menurut karakteristik tertentu terkait perkembangan suatu desa yang lebih potensial. Nah, agar lebih mudah memahami mengenai klasifikasinya, mari simak penjelasan berikut ini!
Apa itu Desa?
Desa merupakan suatu wilayah yang dihuni oleh kesatuan masyarakat berlandaskan hukum yang memiliki organisasi pemerintahan sendiri yang dipimpin oleh kepala desa. Letak desa umumnya relatif jauh dari keramaian, wilayahnya tidak terlalu luas, lingkungannya masih asri dan alami, serta mayoritas penduduknya adalah petani.
Daftar ISI
Klasifikasi Desa Berdasarkan Potensinya serta Contohnya
Secara umum, klasifikasi desa berdasarkan potensi dapat dibedakan menjadi 2 jenis, di antaranya adalah potensi fisik dan potensi non fisik. Adapun penjelasannya berikut ini:
1. Potensi Fisik
Berikut adalah hal-hal yang termasuk dalam potensi fisik:
1. Unsur Tanah
Unsur tanah merupakan faktor yang penting dalam keberlangsungan hidup manusia. Salah satu mata pencaharian yang berkaitan dengan unsur tanah adalah pertanian dan perkebunan.
Contoh dari unsur tanah antara lain adalah tanah liat, tanah berkapur, tanah humus, dan lain sebagainya. Warga desa sendiri dapat mengelola tanah agar subur hingga, sehingga mereka dapat membudidayakan sumber pangan untuk masyarakat setempat.
Selain itu, hasil pertanian juga dapat warga desa jual ke kota. Inilah yang membuat adanya hubungan timbal balik antara masyarakat desa dan kota. Contohnya adalah Desa Pajengkolan, Kebumen yang subur.
2. Unsur Iklim atau Cuaca
Dalam klasifikasi desa potensi fisik, unsur iklim memiliki peranan penting yang berkaitan dengan bercocok tanam maupun pelayaran. Sebab, perubahan iklim dapat berdampak dalam proses bercocok tanam maupun melaut.
Tipe iklim yang tepat akan bergantung pada ketinggian letak desa secara topografis diatas permukaan laut. Adapun contoh iklim yang terjadi di Indonesia, yaitu iklim musim, tropis, dan laut.
Berbagai iklim tersebut menjadi patokan untuk pelaksanaan proses bercocok tanam maupun melaut. Sehingga, iklim maupun cuaca yang buruk tidak dapat merugikan petani dan nelayan. Contohnya Desa Amin Jaya, Kalimantan Tengah yang memiliki curah hujan 77.32 mm.
3. Unsur Air
Air menjadi salah satu sumber kehidupan setiap makhluk hidup. Keberadaannya menjadi peran penting untuk kebutuhan sehari-hari. Entah itu untuk mandi, mencuci atau untuk melakukan irigasi pada lahan pertanian, perikanan, dan berbagai aktivitas lainnya.
Air juga dapat dimanfaatkan sebagai sarana objek wisata pada suatu desa, seperti sumber mata air panas. Banyak sekali manfaat air dalam pengolahan suatu desa. Jika tidak ada air, maka makhluk hidup akan menderita. Contoh desa yang memaksimalkan potensi ini adalah Desa Sigedang, Jawa Barat.
4. Ternak
Ternak merupakan salah satu sumber penting dalam kehidupan. Di desa, hewan ternak dapat menjadi sumber tenaga, seperti kerbau berfungsi sebagai hewan pembajak sawah.
Ternak juga dapat menjadi sumber pangan dan sumber keuangan jika pemeliharaan hewan ternak dirawat dengan sehat. Contoh desa dengan potensi ini adalah Desa Pujon Kidul, Malang yang memproduksi susu sapi.
5. Manusia
Salah satu klasifikasi desa berdasarkan potensi kali ini menjadi peranan penting yang berpotensi sebagai sumber daya manusia di mana tenaga Anda disisihkan untuk bekerja.
Umumnya, manusia akan bertindak sebagai produsen atau pengolah tanah. Dalam klasifikasi desa, manusia dapat menyumbangkan potensi ide kreativitas dan sumber tenaganya. Contohnya Desa Pangkal, Jawa Timur yang memiliki tenaga pendidikan memadai.
2. Potensi Non Fisik
Tidak hanya pada potensi fisik saja, adapun potensi non fisik yang perlu diperhatikan, meliputi:
1. Masyarakat Desa
Hal yang melekat dari masyarakat desa, yaitu pentingnya bersosialisasi untuk membangun koneksi dan menjadi wadah informasi dalam suatu forum.
Tak lupa juga dengan kehidupan bergotong royong membangun sebuah solidaritas antar sesama atau warga desa, serta berproduksi membangun kreativitas bersama. Contohnya adalah Desa Malintang, Banjar yang mempertahankan budaya gotong royong.
2. Lembaga-Lembaga Sosial
Lembaga sosial juga menjadi aspek penting dalam klasifikasi desa satu ini. Seiring perkembangan pengetahuan dan teknologi, kini semakin berkembangnya lembaga-lembaga, seperti lembaga sosial dan pendidikan.
Hal tersebut menjadi wadah untuk meningkatkan kinerja otak untuk bekerja sama dalam bidang pendidikan. Serta memberikan bantuan sosial dan bimbingan dalam hal yang memiliki sifat positif. Contohnya adalah Desa Tanjungmojo, Kendal yang memiliki banyak sekali lembaga yang memfasilitasi desa.
3. Aparatur Desa
Peranan penting aparatur desa adalah untuk mensukseskan suatu roda pemerintahan. Sehingga dapat mempermudah warga dalam mengurus hal-hal terkait dengan proses surat menyurat yang ada keterkaitannya dengan pemerintahan. Mereka juga akan menjadi sumber ketertiban desa.
Contohnya seperti Desa Jiwan, Madiun yang memiliki aparatur desa lengkap dengan tugas dan wewenangnya masing-masing.
Klasifikasi Desa Berdasarkan Kelompok Lainnya
Selain berdasarkan potensi, klasifikasi suatu desa juga bisa Anda bedakan berdasarkan kelompok lain. Berikut penjabarannya:
1. Berdasarkan Mata Pencaharian
Berikut klasifikasi desa berdasarkan mata pencahariannya:
1. Desa Agraris
Ini merupakan klasifikasi desa yang mata pencahariannya di bidang pertanian dan perkebunan. Masyarkatnya akan menjual hasil swah dan ladang. Secara umum menemukan desa ini tidaklah sulit. Contohnya adalah desa di Subang.
2. Desa Nelayan
Sebuah wilayah yang dihuni oleh penduduk bermata pencaharian utama sebagai nelayan dan petambak.
Desa nelayan umumnya mudah di jumpai di wilayah pesisir yang khas dengan keberadaan perahu-perahu yang berjejeran di tepi pantai. Masyarakat desa nelayan bertahan hidup dengan hasil tangkapannya. Contohnya Desa Bender, Pati.
3. Desa Industri
Klasifikasi desa ini dihuni oleh penduduk bermata pencaharian utama di bidang industri. Masyarakat di sana menggeluti jenis usaha yang mengikuti potensi lingkungan dengan memanfaatkan bahan-bahan alam sekitar.
Mereka akan mengolahnya menjadi produk kreatif yang bermanfaat bagi masyarakat sekitar. Contohnya desa yang menjual telur asin di Brebes.
2. Berdasarkan Perkembangan Masyarakat
Berdasarkan perkembangan masyarakat klasifikasi desa dapat dibagi menjadi 3 macam, diantaranya sebagai berikut :
1. Desa Swadaya
Klasifikasi desa ini dihuni oleh masyarakat terbelakang. Anda dapat menyebutnya desa tradisional. Sebab, masyarakat di sana masih mematuhi tradisi dan adat istiadat yang telah diwariskan secara turun temurun.
Masyarakatnya juga menjunjung tinggi kepercayaan dan letak desanya pun sangat tertutup, sehingga minimnya informasi. Contohnya Desa Suku Baduy.
2. Desa Swakarya
Wilayah yang dihuni oleh masyarakat yang mengalami masa transisi, dapat Anda sebut sebagai desa yang sedang berkembang. Mereka mulai sadar akan perkembangan teknologi dari luar desa.
Mata pencahariannya beralih dari bertani menjadi pekerja industri, pendidikannya mulai berkembang, kelembagaannya mulai terorganisir. Namaun, adat istiadat dan kepercayaan mulai mengalami masa transisi.
Jadi, tak banyak dari mereka masih terikat dengan adat istiadat dan kepercayaannya. Contohnya desa yang ada di Kalimantan.
3. Desa Swasembada
Masyarakat desa klasifikasi swasembada sudah lebih maju. Di samping teknologi yang semakin berkembang, masyarakat di sana juga mampu berpikir secara rasional dan terbuka dari berbagai sisi. Tentu saja, ini menjadi suatu dorongan dalam mengelola suatu pembangunan desa secara swasembada.
Mata pencaharian sebagian besar penduduk pun mulai bergerak di bidang jasa, tingkat pendidikan mulai berkembang pesat. Selain itu, kelembagaan semakin terorganisir secara matang dan tidak terikat dengan adat istiadat masyarakat dulu. Contohnya adalah Desa Selo, Jawa Tengah.
Sudah Paham Mengenai Klasifikasi Desa?
Itulah penjelasan lengkap mengenai klasifikasi desa berdasarkan potensinya serta 2 kelompok lainnya. Pada dasarnya, meskipun merupakan unit paling kecil dari sebuah struktur pemerintahan, setiap unsur di dalamnya berperan penting. Serta bermanfaat bagi kehidupan bermasyarakat, terutama di lingkup ekonomi.
Apalagi masyarakat desa juga dapat menjadi sumber tenaga. Karena kebanyakan dari mereka akan merantau ke kota. Selain itu, kebanyakan orang dari desa juga sangat kreatif juga cekatan ketimbang masyarakat di daerah perkotaan.