Aktiva Berisiko: Arti, Jenis, Contoh & Cara Menghindarinya

Di dunia bisnis, khususnya dalam hal keuangan, dikenal istilah aktiva berisiko. Istilah tersebut merujuk pada aset yang memiliki resiko tinggi, sehingga dapat berdampak buruk pada kondisi keuangan. Maka dari itu, yuk pelajari bersama mengenai istilah tersebut mulai dari pengertian, jenis, hingga cara menghindarinya hanya di sini!

Pengertian Aktiva Berisiko

Seperti yang telah disinggung pada pembahasan sebelumnya, aktiva berisiko adalah aset atau investasi yang memiliki potensi untuk mengalami kerugian atau fluktuasi nilai signifikan.

Risiko tersebut dapat berasal dari berbagai faktor, seperti perubahan pasar, volatilitas harga, perubahan kebijakan pemerintah, ketidakstabilan ekonomi, atau perubahan dalam kondisi industri.

Dengan demikian, aset yang berisiko tersebut memiliki tingkat pengembalian tidak pasti. Akibatnya, sangat mungkin hasil yang diperoleh tidak sesuai harapan. Sehingga, dapat menimbulkan kerugian.

7 Jenis dan Contoh Aktiva Berisiko

Berikut 7 jenis dan contoh dari aktiva berisiko yang perlu kamu pahami dengan baik, yaitu:

1. Saham

Saham adalah kepemilikan dalam suatu perusahaan. Harga saham dapat naik atau turun berdasarkan faktor-faktor tertentu, seperti kinerja perusahaan, kondisi pasar, perubahan industri, dan berita dalam bidang ekonomi.

Saham memiliki risiko pasar yang paling tinggi. Sebab, investor tidak memperoleh jaminan dari perusahaan atas dana yang diberikan. Dengan demikian, nasib dana tersebut sangat bergantung pada kegagalan ataupun kesuksesan bisnis.

Disamping itu, dividen atau keuntungan yang diperoleh investor juga dipengaruhi kondisi keuangan perusahaan. Maka dari itu, kamu sebagai pemilik modal harus mempertimbangkan pengembalian dan tingkat resiko yang kemungkinan diperoleh.

Jika berbicara tentang saham, semakin besar keuntungan yang akan didapatkan, berbanding lurus dengan risiko kehilangan uang tersebut.

2. Mata Uang Asing

Aset berisiko berikutnya adalah mata uang asing. Investasi dalam mata uang asing melibatkan risiko fluktuasi nilai tukar. Dengan adanya perubahan dalam nilai tukar mata uang, maka dapat mempengaruhi nilai investasi kamu.

Pasalnya, nilai tukar mata uang dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, misalnya, perbedaan suku bunga antar dua negara, pertumbuhan ekonomi, kebijakan moneter, kondisi politik suatu negara, dan harga komoditas pasar.

Pada dasarnya, kamu harus ingat bahwa nilai tukar mata uang asing adalah hasil interaksi yang kompleks dari berbagai faktor tersebut. Oleh karena itu, harus dipertimbangkan dengan matang, jika ingin berinvestasi pada mata uang asing.

3. Investasi Properti

Selanjutnya, properti komersial atau investasi properti atau bisa juga disebut real estat. Ketiganya memiliki risiko tinggi, terkait dengan perubahan harga pasar, perubahan kondisi sewa, risiko kegagalan penyewa, dan risiko perubahan regulasi yang mempengaruhi properti tersebut.

Selain itu, biaya perawatan dan pemeliharaan real estat terbilang mahal. Sedangkan, pengembalian dana atau keuntungan yang diperoleh tidak memiliki kepastian jelas.

4. Cryptocurrency

Aktiva berisiko berikutnya adalah cryptocurrency, yaitu bentuk mata uang digital yang menggunakan kriptografi. Keuntungan atau kerugian dalam cryptocurrency dipengaruhi oleh nilai bitcoin dan kondisi ekonomi global. Selain itu, pemberitaan negatif dapat menyebabkan nilai cryptocurrency menurun secara drastis.

Akibatnya, investor harus menanggung kerugian. Maka, tidak mengherankan, jika banyak investor yang menganggap cryptocurrency merupakan investasi dengan risiko besar.

5. Komoditas

Jenis aset atau investasi berisiko selanjutnya adalah komoditas. Berbagai bentuk komoditas, seperti minyak, gas, logam mulia, atau produk pertanian melibatkan risiko fluktuasi harga yang tinggi.

Hal ini karena dipengaruhi oleh faktor-faktor global, seperti persediaan, permintaan, kondisi cuaca, dan kebijakan pemerintah. Sehingga, keuntungan yang akan kamu dapatkan tidak memiliki kejelasan secara pasti.

6. Investasi Startup atau Usaha Kecil

Investasi dalam startup atau usaha kecil juga memiliki risiko tinggi, karena sebagian besar usaha baru seringkali mengalami kegagalan. Risiko tersebut dipengaruhi faktor seperti ketidakpastian keberhasilan bisnis, kurangnya likuiditas, dan kemungkinan kehilangan seluruh investasi.

Jika kamu ingin tetap melakukan investasi pada usaha kecil, lakukan riset secara mendalam, agar kamu paham betul mengenai peluang bisnis tersebut di masa depan.

7. Reksa Dana Berisiko Tinggi

Reksa dana berisiko tinggi, seperti saham yang tidak terdaftar, komoditas, atau obligasi berperingkat rendah memiliki potensi keuntungan tinggi, tetapi juga sepadan dengan risiko kerugiannya.

Maka dari itu, kamu perlu waspada dan hati-hati saat ingin berinvestasi dalam reksa dana yang memiliki risiko tinggi.

7 Cara Menghindari Aktiva Berisiko

Berikut 7 cara yang bisa kamu lakukan untuk menghindari aktiva berisiko, yaitu:

1. Alokasikan Investasi dengan Tepat

Cara pertama yaitu dengan mengalokasikan aset dan investasi kamu ke berbagai jenis aset, industri, dan wilayah geografis. Dengan memiliki portofolio investasi yang tersebar, kamu dapat mengurangi risiko spesifik yang terkait dengan satu investasi atau sektor tertentu. Sehingga, dapat meminimalisir risiko kerugian.

2. Lakukan Riset

Sebelum melakukan investasi, ada baiknya kamu melakukan riset yang mendalam tentang aset yang akan dipilih. Pelajari faktor-faktor yang mempengaruhi nilai investasi tersebut, termasuk kondisi pasar, kinerja perusahaan, tren industri, dan faktor-faktor lain yang relevan.

Dengan melakukan riset, kamu mampu memahami secara lebih mendalam serta mengetahui kemungkinan keuntungan ataupun kerugian yang akan diperoleh.

3. Pahami Risiko

Jika kamu sudah melakukan riset, tentu mengetahui lebih spesifik tentang investasi yang dipilih. Selanjutnya, kamu perlu mengenali dan memahami risiko yang terkait dengan investasi tersebut.

Penting bagi kamu untuk mempertimbangkan risiko pasar, risiko likuiditas, risiko kredit, dan risiko lainnya yang mungkin timbul. Dengan demikian, kamu semakin yakin terhadap investasi yang dipilih.

4. Tentukan Toleransi Risiko

Cara yang tepat untuk menghindari aktiva berisiko berikutnya adalah dengan menentukan toleransi risiko.

Setiap individu tentu memiliki toleransi risiko yang berbeda. Jika kamu belum menentukan toleransi risiko tersebut, kamu bisa mulai mempertimbangkan tujuan keuangan, jangka waktu investasi, dan kenyamanan dalam menghadapi fluktuasi nilai investasi. 

Setelah itu, kamu harus memilih aset atau investasi yang sesuai dengan profil risiko. Melalui cara ini, kamu dapat menghindari kemungkinan terburuk di masa depan, seperti kebangkrutan ataupun kerugian secara signifikan. 

5. Hindari Investasi yang Tidak Dipahami

Kamu tidak perlu bersikap berlebihan dan gegabah dalam berinvestasi. Tidak perlu merasa malu untuk tidak melakukan investasi yang sama, seperti teman atau kerabat.

Pada intinya, kamu jangan terlibat dalam investasi yang tidak dipahami sepenuhnya. Lebih baik perluas pengetahuan dan pemahaman kamu tentang investasi, sebelum melakukan investasi tersebut.

Jika kamu nekat untuk terlibat dalam investasi yang tidak dipahami, sangat mungkin dapat menimbulkan kerugian besar.

6. Jangan Panik saat Aset Turun

Dalam berinvestasi, tentu tidak selalu balik modal. Adakalanya nilai aset yang kamu investasikan mengalami penurunan. Jika kondisi itu terjadi, kamu tidak perlu merasa panik secara berlebihan. 

Bisa saja harga aset tersebut akan kembali meningkat ketika sentimen pasar berubah positif. Oleh karena itu, kamu perlu bersabar, jika nilai investasi mengalami penurunan.

Apabila memiliki modal yang lebih, kamu dapat menggunakannya untuk membeli aset lain dengan risiko lebih rendah. Dengan demikian, kamu tetap bisa memperoleh keuntungan maksimal.

7. Konsultasi dengan Profesional Keuangan

Cara terakhir untuk menghindari aset atau investasi berisiko adalah dengan meminta bantuan profesional.

Jika kamu merasa kurang yakin atau tidak memiliki pengetahuan yang cukup, pertimbangkan untuk berkonsultasi dengan profesional keuangan, seperti penasihat investasi atau manajer keuangan.

Mereka dapat membantu kamu untuk menganalisis risiko, memberikan nasihat yang tepat, dan merencanakan strategi investasi yang sesuai profil risiko yang kamu miliki.

Siap Hindari Aktiva Berisiko?

Demikian informasi lengkap mengenai aktiva berisiko ,mulai dari pengertian, jenis, contoh, hingga 7 cara untuk menghindarinya. Setelah membaca artikel ini, semoga dapat membantu kamu dalam menentukan investasi yang dipilih serta mengurangi kerugian di masa depan.

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page