Akuntansi Manajemen: Pengertian, Tujuan, serta Contoh Lengkapnya

Menjalankan sebuah bisnis memerlukan penerapan akuntansi manajemen di dalamnya, agar dapat beroperasi dan berkembang dengan baik. Mengapa demikian? Supaya mendapatkan jawabannya, penting untuk memahami mulai dari pengertian, fungsi, tujuan, hingga contohnya secara menyeluruh.

Apa Itu Akuntansi Manajemen?

Makna dari istilah yang dikenal juga dengan akuntansi manajerial ini adalah sebuah proses dalam menyediakan data sebuah badan usaha untuk kebutuhan pengambilan keputusan pemilik kuasa. Baik untuk kebutuhan jangka pendek maupun panjang, data inilah yang digunakan sebagai pertimbangan utama.

Proses ini tidak dilakukan hanya oleh satu atau dua orang yang duduk dalam posisi manajer, namun merupakan gabungan para akuntan dari sebuah perusahaan. Mulai dari level dasar hingga teratas, semua wajib terlibat di dalamnya. 

Fungsi dari Akuntansi Manajerial

Berdasarkan pengertiannya, sudah disebutkan secara gamblang bahwa fungsi utama dari akuntansi manajerial adalah penyediaan data untuk menentukan keputusan. Namun, secara lengkap, salah satu bidang spesifik akuntansi ini memiliki banyak fungsi lain, yaitu:

1. Media Komunikasi

Sebagaimana telah disinggung sebelumnya, bahwa penyediaan data dilakukan dari gabungan tim manajemen, maka tidak berlebihan menyebut proses ini sebagai media komunikasi. Karena menjadi salah satu momentum menggabungkan manajemen atas, menengah, dan bawah.

2. Akurasi Data

Keterlibatan banyak pihak dalam proses akuntansi tersebut memastikan akurasi data yang disediakan. Kroscek informasi menjadi lebih mudah, sehingga meminimalisir kesalahan dan dapat segera diperbaiki, jika ada ketidakcocokan data antar tim manajemen.

3. Memfasilitasi Badan Usaha Meraih Target

Setiap bisnis pasti mempunyai target untuk dicapai. Melalui proses akuntansi manajerial, pihak perusahaan dapat merancang strategi terbaik, agar tujuan dapat dicapai dengan efektif dan efisien.

4. Arsip Data

Fungsi terakhir dari akuntansi manajerial, yaitu untuk kebutuhan arsip perusahaan. Data-data yang tersimpan dapat lekas dikumpulkan ketika ada proses audit mendadak. Hal tersebut merupakan sebuah kejadian lumrah. 

Khususnya untuk korporasi yang melibatkan kepemilikan saham publik, pihak investor dan instansi pemerintah akan sering melibatkan diri melalui audit dadakan. Ketersediaan laporan manajemen yang lengkap, sangat membantu mempercepat prosesnya agar cepat selesai.

Tujuan Pengumpulan Data Akuntansi Perusahaan

Banyak yang menganggap bahwa ‘fungsi’ dan ‘tujuan’ memiliki makna yang sama, padahal berbeda. Setelah memahami tentang fungsi akuntansi manajemen, berikut adalah tujuan-tujuan dari proses pengumpulan data tersebut:

1. Penyajian Data Krusial

Data kolektif manajemen semacam ini bertujuan untuk menyajikan data paling akurat, andal, dan krusial (vital). Hal yang ingin dicapai melalui data-data yang ada adalah agar para pengambil keputusan dapat menganalisa dengan baik dari berbagai sudut pandang, sebelum menentukan keputusan akhir.

2. Memudahkan Penyusunan Strategi Bisnis

Melalui data-data yang tersaji, penentuan strategi ke depan atas sebuah badan usaha tentu menjadi lebih mudah. Khususnya terkait laporan keuangan dan statistik perusahaan yang sangat membantu dalam perencanaan target bisnis selanjutnya.

3. Sumber Pemecahan Masalah

Ketika pemilik keputusan memiliki laporan lengkap terkait berbagai aspek yang sedang berlangsung dalam perusahaan, masalah-masalah akan menjadi lebih mudah diselesaikan. Berbeda dengan saat mereka buta atau tidak tahu menahu tentang situasi yang tengah terjadi.

4. Motivasi Perusahaan Secara Menyeluruh

Hasil dari proses akuntansi manajemen sangat efektif dalam memotivasi seluruh lini dalam badan usaha. Mulai investor, pemilik, hingga karyawan, secara otomatis akan memiliki pemicu untuk berada di titik yang lebih dan semakin baik.

5. Tindakan Preventif

Mencegah hal merugikan terjadi pada bisnis tentu lebih baik daripada mencari solusi untuk mengatasi kekacauan yang terlanjur terjadi. Melalui data yang ditampilkan dari proses akuntansi manajerial tersebut, deteksi dini terkait penyimpangan dapat dilakukan dan segera dibereskan.

Metode-Metode dalam Akuntansi Manajemen

Lantas, bagaimana cara untuk melakukan proses pengumpulan data akuntansi tersebut? Secara umum, ada tiga metode yang bisa kamu lakukan, yakni:

1. Grenzplankostenrechnung

Disingkat sebagai GPK, Grenzplankostenrechnung merupakan metode akuntansi manajerial paling awal, di mana sudah diterapkan mulai 1940-an. Dimulai di Jerman, metode ini fokus pada penetapan biaya menyeluruh atas operasional suatu bisnis. 

Laporan yang dihasilkan GPK fokus pada penjumlahan total biaya dasar produksi, kemudian ditambahkan biaya eksternal seperti quality control (QC) dan promosi. Tujuan akhirnya adalah menyediakan laporan keuangan internal yang akurat untuk pemangku bisnis.

2. Akuntansi Biaya

Metode baru, namun rasanya sudah terlalu ketinggalan zaman saat diperkenalkan pada awal abad 20-an. Cara ini menetapkan penghitungan biaya produksi dalam kondisi normal, tanpa mempertimbangkan faktor-faktor eksternal, seperti tenaga kerja dan ketertarikan pasar. Sebab itu, akurasinya kurang, sehingga jarang perusahaan gunakan.

3. Akuntansi Konsumsi Sumber Daya

Cara terakhir yang merupakan pengembangan metode GPK dan penyempurnaan metode akuntansi biaya adalah akuntansi konsumsi sumber daya. Dalam hal ini, total biaya produksi, tambahan eksternal, hingga pola operasional perusahaan berpadu. Hasilnya sangat akurat, meskipun membutuhkan proses yang lebih lama.

Contoh Penerapan Akuntansi Manajerial

Penjabaran tanpa contoh rentan menimbulkan kebingungan. Berikut adalah penerapan lengkap akuntansi manajemen:

Akuntansi dalam Bisnis UMKM

Ada sebuah usaha skala kecil atau umumnya kamu kenal sebagai UMKM, yaitu bisnis pisang nugget yang memiliki satu booth dan seorang karyawan sebagai penjaga. 

Rumus penghitungan untuk laporan keuangan dari usaha ini pada bulan pertama adalah:

  1. (harga jual per pack x jumlah produk terjual sebulan) 

Rp10.000,00 x 1.000 pack = Rp10.000.000,00 (laba kotor)

  1. (laba kotor – biaya produksi sejumlah produk terjual)

Rp10.000.000,00 – Rp4.500.000,00 (per 1000 pack) = Rp5.500.000 (laba bersih sementara)

  1. (laba bersih sementara – biaya tetap non produksi)

Rp5.500.000,00 – Rp150.000,00 (sewa lokasi booth per bulan) – Rp850.000,00 (gaji karyawan) = Rp4.500.000,00 (laba bersih)

Pengusaha tersebut mengeluarkan dana Rp1.500.000,00 untuk pembuatan booth, sedangkan biaya produksi dan non produksi per bulan untuk 1.000 pack adalah Rp5.500.000,00; maka:

Rp1.500.000,00 + Rp5.500.000,00 = Rp7.000.000,00

Rp10.000.000,00  – Rp7.000.000,00 = Rp3.000.000,00 merupakan laba bersih total untuk bulan pertama operasional bisnis tersebut. Laba bulan selanjutnya, tidak perlu dikurangi biaya pembuatan booth dan mengikuti jumlah biaya produksi dan total penjualan.

Penerapan akuntansi untuk UMKM lebih sederhana dibandingkan skala korporasi, terlebih untuk perusahaan multinasional. Sebab, UMKM biasanya tidak melibatkan banyak pegawai dan jabatan berbeda-beda. 

Meskipun demikian, pada prinsipnya memiliki penerapan yang sama, hanya ragam laporan lebih variatif serta proses lebih rumit dan panjang.

Perbedaan dengan Akuntansi Keuangan

Ada banyak yang terkecoh menganggap akuntansi keuangan dan manajerial sama. Padahal, keduanya memiliki perbedaan yang signifikan. Walaupun sama-sama berorientasi pada keuangan badan usaha, namun akuntansi manajerial ditujukan untuk pihak dalam (internal) bisnis tersebut. Contohnya pemilik usaha dan karyawan.

Sementara, untuk akuntansi keuangan adalah laporan yang diserahkan pada pihak eksternal, seperti investor. Tujuannya lebih pada bahan pertimbangan untuk langkah kerja sama selanjutnya; diteruskan atau dihentikan, baik bersifat sementara maupun permanen.

Manfaat Penerapan Akuntansi Manajerial Terhadap Bisnis

Tidak sedikit pelaku usaha, khususnya skala kecil, yang merasa penerapan akuntansi manajemen terlalu merepotkan. Padahal, implementasinya memberikan banyak manfaat yang nyata, seperti:

1. Efisiensi dan Efektivitas Operasional Badan Usaha

Akuntansi manajerial memberikan efisiensi dan efektivitas yang signifikan untuk bisnis. Sebab, melalui laporan data yang detail, hal-hal yang bersifat pemborosan dan tidak penting, dapat segera dihentikan. Sehingga, dana dan sumber daya yang ada menjadi tidak terbuang sia-sia.

2. Peningkatan Produktivitas Perusahaan

Laporan yang akurat dapat membantu meningkatkan produktivitas perusahaan, terutama dari segi kinerja karyawan. Karena di dalam laporan keuangan akan tampak bagaimana kinerja dari semua departemen. Sehingga, manajer dapat mengetahui mana karyawan yang mencapai target, yang boros, dan sebagainya.

Dari data tersebutlah manajer bisa membuat langkah perbaikan untuk meningkatkan kinerja yang kurang, menjadi lebih baik lagi. Selain itu juga karena adanya pelaporan, karyawan akan lebih terpacu untuk memperbaiki performa kerja, agar tidak dapat punishment dari manajer.

3. Pengembangan Bisnis Lebih Cepat

Data-data akurat tersebut bisa membantu pemilik kuasa untuk mengambil keputusan cepat untuk langkah selanjutnya dalam pengembangan bisnis. Baik untuk jangka pendek, seperti penawaran promosi untuk menarik konsumen baru maupun menjalin kemitraan dengan pihak ketiga untuk melebarkan jangkauan pasar.

4. Meminimalisir Risiko Kegagalan Bisnis

Laporan akuntansi manajerial diberikan secara berkala, sehingga kendala sekecil apapun bisa terdeteksi dengan cepat. Ketika pemilik kuasa tanggap menangani dan menyelesaikannya, risiko yang dapat menghancurkan bisnis menjadi sangat kecil. 

Sudah Paham Apa Itu Akuntansi Manajemen?

Lengkap bukan penjabaran, contoh, hingga hal lain terkait akuntansi manajemen? Menerapkannya dalam bisnis dapat mempercepat usaha tersebut berkembang serta memperkecil kemungkinan mengalami kebangkrutan. Tentu, setiap pemilik bisnis mengharapkan kelanggengan dan kesuksesan usaha yang dijalankan, bukan?

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page