Batuan Sedimen: Pengertian, Ciri, Jenis, dan Proses Pembentukannya

Pada umumnya, jenis batuan di muka bumi terbagi menjadi tiga jenis yang meliputi batu beku, sedimen, dan metamorf. Ketiga batuan tersebut berperan penting sebagai penyusun kerak bumi. Kali ini, kita akan berfokus pada batuan sedimen yang terbentuk dari proses pelapukan hingga kemudian mengendap dan memadat. 

Proses pembentukan sedimen terpengaruh dari material endapan yang terbawa oleh air atau angin. Selain itu, faktor pelapukan dan erosi juga turut menyebabkan pembentukan batuan ini hingga akhirnya mengalami pengendapan. Berikut pembahasan lebih lanjut terkait pengertian hingga alur terbentuknya batu sedimen. 

Apa Itu Batuan Sedimen?

Pertama-tama, Anda harus mengetahui pengertian batu secara umum. Batu merupakan salah satu bahan penyusun bumi yang berupa mineral padat dan bisa Anda temukan di permukaan, bawah tanah, hingga lautan. 

Jenis batu penyusun bumi yang utama adalah batuan beku, sedimen, dan metamorf. Ketiga batuan tersebut tidak langsung ada begitu saja. Terdapat siklus batuan yang menyebabkan batuan-batuan tersebut dapat terbentuk. Masing-masing saling mempengaruhi terbentuknya batuan yang lain. 

Pada mulanya, batuan beku berasal dari magma yang mengalami pendinginan hingga akhirnya beku. Setelah itu, batuan beku yang mengalami pelapukan dan terbawa oleh air atau angin hingga mengendap dan memadat berubah menjadi batuan sedimen atau batuan endapan.  

Selanjutnya, batuan endapan yang terkubur lama sampai mengalami perubahan suhu dan tekanan tinggi akan berubah menjadi batuan metamorf. Akan tetapi, batu metamorf juga dapat menjadi sedimen apabila mengalami pelapukan. 

Berdasarkan penjelasan siklus batuan tersebut, dapat kita simpulkan bahwa pembentukan batu sedimen berawal dari batuan yang sudah ada sebelumnya dan mengalami proses pengendapan atau sedimentasi. Ketimbang batuan beku atau metamorf, batu sedimen adalah unsur penyusun kerak bumi terbanyak. 

Jadi, batu sedimen adalah batuan yang awalnya mengalami pelapukan, lalu terbawa oleh udara, air, hingga es dan mengalami pengendapan dalam waktu yang lama. Setelah itu, material-material penyusun sedimen mengalami pemadatan dan terbentuklah sedimen. 

Ciri-Ciri Batuan Sedimen 

Untuk membedakannya dari jenis batuan lainnya, batuan sedimen mempunyai karakteristik atau ciri khasnya sendiri yang unik. Mulai dari tampilan fisiknya hingga tekstur batuan. Cermati ciri-ciri sedimen berikut ini supaya Anda dapat mengenalinya dengan mudah:

1. Warna

Warna termasuk bagian dari tampilan fisik batuan yang dapat Anda identifikasi dengan mata. Namun, mengenali jenis batuan dari segi warna tergolong gampang-gampang susah. Sebab, sebagian besar batuan hampir memiliki warna yang mirip. 

Untuk batu sedimen sendiri, warnanya kebanyakan terang seperti kuning, putih, atau abu-abu terang. Akan tetapi, tergantung dari komposisi penyusunnya, ada pula sedimen yang berwarna gelap seperti merah, coklat, dan hitam. 

Jika Anda masih belum yakin hanya dengan melihat warnanya, Anda bisa mencermati ciri lainnya dari batuan sedimen di bawah ini.  

2. Permukaan

Permukaan sedimen berkaitan dengan teksturnya yang terbagi menjadi halus, sedang, dan kasar. Tekstur batuan yang kasar bentuknya meruncing dan penuh butiran tidak halus. 

Lalu, untuk tekstur batuan sedang bentuknya tidak terlalu meruncing dan butirannya tidak terlalu halus. Sementara itu, tekstur batuan halus bentuknya lebih rata dan tidak ada butirannya. Anda bisa meraba tekstur permukaan batu untuk memastikan apakah batu tersebut memiliki permukaan yang kasar, sedang, maupun halus. 

3. Bentuk

Batuan sedimen mempunyai bentuk yang bervariasi. Ada batuan yang berbentuk bundar, agak bundar, lumayan runcing, sangat runcing, dan lain sebagainya. Bentuk batuan yang bundar maupun runcing dipengaruhi oleh komponen penyusun batuan. Oleh sebab itu, Anda perlu jeli melihat sedimen yang Anda temukan. 

4. Struktur 

Salah satu ciri dari batu sedimen adalah memiliki struktur yang berlapis-lapis. Alasan yang melatarbelakangi lapisan sedimen yang berlapis-lapis ini adalah karena proses diagenesis. Melalui diagenesis, endapan sedimen yang telah tercampur berbagai material lain, ketika memadat menjadi batu nantinya akan berlapis-lapis strukturnya. 

Selain itu, struktur sedimen terbagi menjadi struktur primer yang terbentuk di awal dan struktur sekunder yang terbentuk setelah batuan jadi. Nah, terdapat beberapa struktur batu sedimen yang perlu Anda ketahui yaitu stratifikasi, cross bedding, ripple mark, graded bedding, dan mud cracks

Jenis-Jenis Batuan Sedimen dan Contohnya

Nah, setelah mencermati pengertian dan cirinya, berikutnya Anda akan mempelajari berbagai jenis batuan sedimen beserta contohnya. Klasifikasi batuan sedimen dapat Anda bedakan menjadi tiga, yaitu berdasarkan tempat pengendapan, cara pengendapan, dan tenaga pengangkut. Berikut adalah penjelasan lengkapnya: 

1. Berdasarkan Tempat Pengendapan

Jenis batu sedimen berdasarkan tempat pengendapannya berarti menunjukkan wilayah di mana batuan mengalami pengendapan seperti di darat, laut, sungai, dan lain sebagainya. Berikut jenis-jenis batuan berdasarkan tempat pengendapannya:

  • Batu Sedimen Marine: Batu ini mengalami proses pengendapan di laut. Contoh batuannya adalah gamping dan garam batu (halit). 
  • Sedimen Terrestrial: Batu ini mengalami proses pengendapan di darat. Contoh batuannya adalah breksi dan batu pasir. 
  • Sedimen Glasial: Batu ini mengalami proses pengendapan di wilayah es atau bersalju. Contoh batuannya adalah batu morena. 
  • Batu Sedimen Fluvial: Batu ini mengalami proses pengendapan di sungai. Contoh batuannya adalah batu lempung dan batu pasir. 

2. Berdasarkan Cara Pengendapan

Jenis batuan sedimen berikutnya adalah dari cara pengendapannya. Setiap batuan bisa mengalami cara pengendapan yang berbeda-beda. Berikut klasifikasi batu sedimen berdasarkan cara pengendapannya:

  • Sedimen Klastik: Batu ini terbentuk dari kepingan batu sebelumnya yang sudah ada dan terbawa ke tempat pengendapan, baik di air maupun darat. Sedimen ini mempunyai susunan kimia yang sama dengan batu asal. Contoh dari sedimen klastik adalah batu konglomerat, breksi, dan batu pasir. 
  • Batu Sedimen Organik: Batu ini terbentuk dari sisa-sisa endapan bagian tubuh makhluk hidup seperti sisa tumbuhan dan hewan. Umumnya, batuan ini memiliki warna cenderung gelap. Contoh sedimen organik adalah batu bara dan batu karang. 
  • Sedimen Kimiawi: Batu ini terbentuk dari proses pelarutan di mana larutan yang ada mengalami proses pengendapan secara kimia. Contoh sedimen kimiawi antara lain gipsum, batu kapur, dan lain sebagainya. 

3. Berdasarkan Tenaga Pengangkut

Berikutnya, jenis batuan sedimen berdasarkan tenaga pengangkutnya berarti dapat berupa air, angin, hingga es. Jenis-jenis sedimen berdasarkan media pengangkutnya antara lain:

  • Batu Sedimen Aquatis: Batu ini mengendap karena air. Contoh sedimen aquatis adalah breksi, konglomerat, dan batu pasir. 
  • Sedimen Glasial: Batu ini mengendap karena es. Contoh sedimen glasial adalah drumlin dan batu morena. 
  • Sedimen Aeolis:  Batu ini mengendap karena angin. Contoh batuan aeolis adalah tanah loss, sand dunes, tanah pasir, dan tanah tuff. 

Alur Proses Pembentukan Batuan Sedimen

Tahukah Anda, bahwa batu sedimen tidak terbentuk begitu saja tanpa melalui proses yang berurutan. Terdapat alur kronologi proses pembentukan batuan mulai dari pelapukan hingga diagenesis. Berikut ini penjelasannya:

1. Pelapukan

Proses paling awal dari pembentukan batuan ini adalah pelapukan. Jenis-jenis pelapukan yang mengakibatkan sedimentasi dapat berupa pelapukan biologi, kimia, dan fisika. Batuan beku yang sudah ada sebelumnya akan mengalami proses pelapukan dengan bantuan air, angin, atau organisme lainnya.

2. Transportasi

Selanjutnya, batu yang sudah mengalami pelapukan akan pecah menjadi butiran kecil sedimen. Sedimen yang sudah lama mengendap hingga tercampur dengan material lain, akan berpindah ke tempat lain. Perpindahan tersebut bisa terjadi karena faktor angin, es, atau air. 

3. Pengendapan

Nah, pembentukan batuan sedimen berikutnya adalah pengendapan atau deposisi. Sedimen yang tadinya sudah berada di tempat lain akan menumpuk dan mengalami pengendapan karena bahan organik yang sudah tercampur dengan sedimen. 

4. Diagenesis

Diagenesis merupakan akhir dari keseluruhan proses pembentukan batu sedimen yang mengendap dan memadat hingga menjadi batu. Dalam diagenesis, terdapat dua proses penting yaitu pemadatan dan litifikasi. Sedimen yang mengendap sebelumnya akan mengalami tekanan dan memadat sampai menjadi batu sedimen.

Apakah Anda Sudah Pernah Melihat Batuan Sedimen?

Anda bisa menemukan batuan sedimen di tempat-tempat tertentu seperti sungai, daratan, dan lain sebagainya. Apalagi, setelah mencermati pembahasan di atas, Anda bisa memahami batu sedimen dengan lebih baik. Sehingga, ketika menemukan batu yang memiliki ciri-ciri sedimen, Anda bisa langsung mengenalinya. 

Selain itu, batuan ini juga memiliki manfaat besar bagi kehidupan sehari-hari. Batu sedimen dapat dimanfaatkan sebagai bahan bangunan, pupuk, perabot rumah, dan lain sebagainya. Banyak sektor industri konstruksi, baja, atau semen yang juga membutuhkan batuan ini. 

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page