Dalam memproduksi suatu barang, biaya marginal merupakan aspek penting yang perlu Anda perhatikan. Biaya ini penting karena berperan besar dalam merencanakan harga untuk kegiatan produksi barang. Pada artikel berikut akan diuraikan definisi cara perhitungan hingga contoh biaya ini.
Daftar ISI
Pengertian Biaya Marginal
Biaya marginal atau marginal cost merupakan biaya tambahan yang dikeluarkan untuk memproduksi suatu produk. Selain itu, biaya ini juga bisa diartikan sebagai biaya yang menggambar keadaan dimana biaya total dari suatu produk berubah entah itu lebih besar atau lebih kecil, namun sebagian besar akan mengalami peningkatan.
Sebagai contoh, sebuah perusahaan akan memproduksi 1000 unit barang. Namun biaya yang keluar adalah 1002 unit. Jumlah kelebihan dari biaya tersebutlah yang dinamakan dengan biaya marginal.
Biaya ini sendiri merupakan biaya yang sangat penting untuk sebuah perusahaan. Terutama untuk mengambil keputusan bisnis dimana seorang manajemen harus memberikan keputusan mengenai pengalokasian sumber daya dalam kegiatan produksi.
Cara Menghitung Marginal Cost
Dalam menghitung marginal cost, berikut rumus yang bisa Anda gunakan:
Marginal Cost = Perubahan biaya/Perubahan kuantitas
Adapun untuk menghitung marginal cost bisa dilakukan dengan 3 langkah utama yakni sebagai berikut.
1. Hitung Perubahan Biaya
Tahap pertama dalam menghitung marginal cost adalah menghitung perubahan biaya. Perubahan biaya ini bisa Anda dapatkan dari pengurangan pada total biaya produksi yang dulu dengan biaya produksi yang terbaru.
Untuk total biaya produksi bisa Anda peroleh dengan menjumlahkan biaya tetap dengan biaya variabelnya. Biaya tetap ini adalah jenis biaya yang nilainya tidak mengalami perubahan selama periode yang akan dievaluasi. Adapun biaya tetap ini biasanya mencakup biaya sewa dan sebagainya.
Untuk biaya variabel sendiri biasanya akan meningkat seiring dengan peningkatan biaya produksi. Adapun untuk biaya variabel mencakup gaji karyawan, bahan baku, dan sejenisnya.
2. Tentukan Perubahan Kuantitas
Tahap selanjutnya dalam menghitung biaya marginal adalah dengan menentukan perubahan kuantitas terlebih dahulu. Perubahan kuantitas di sini maksudnya adalah perubahan jumlah produk yang Anda hasilkan.
Dengan menghitung perubahan kuantitas ini, Anda bisa mengetahui di titik mana biaya tetap nantinya akan berubah. Untuk kemudian Anda bisa mengetahui biaya ini dari produksi yang Anda lakukan.
3. Menghitung Marginal Cost
Setelah Anda mendapatkan nilai dari perubahan biaya dan perubahan kuantitas tersebut, tahap selanjutnya adalah menghitung marginal cost. Untuk menghitungnya bisa Anda lakukan sesuai dengan rumus di atas, dimana dengan membagi perubahan biaya produksi yang dibutuhkan dengan perubahan pada jumlah produk.
Setelah Anda melakukan pembagian tersebut, hasil akhirnya lah yang akan menjadi nilai biaya margin untuk kemudian bisa Anda gunakan dalam mengelola dan melakukan evaluasi terhadap kegiatan produksi perusahaan.
Fungsi Marginal Cost
Marginal cost memiliki fungsi dalam membantu perusahaan untuk mengetahui target hasil yang dibutuhkan agar bisa mencapai keuntungan. Untuk itulah biaya margin ini sangat penting dalam membantu perusahaan bisa berkembang dan sukses di masa depan.
Tidak hanya itu, biaya marginal ini juga sangat bermanfaat dalam kegiatan evaluasi perusahaan. Hal ini karena jika pendapatan lebih kecil dari biaya marginal, maka perusahaan tersebut bisa melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan nilai produksi.
Sebaliknya, jika pendapatan lebih besar daripada marginal cost, maka keuntungan bisa didorong dengan menurunkan kegiatan produksi. Untuk itulah, penetapan biaya ini sangat penting sebagai bahan dalam mengambil keputusan dan kegiatan perencanaan bisnis.
Walau memang pada kenyataannya, penurunan pendapatan juga bisa didasarkan pada variabel lainnya seperti harga pasar dan daya beli. Namun tetap saja, biaya margin juga memiliki fungsi dan peranan besar dalam menstabilkan pendapatan perusahaan.
Jenis Komponen Marginal Cost
Terdapat beberapa jenis biaya yang termasuk ke dalam komponen marginal cost, antara lain:
1. Biaya Variabel
Komponen dalam biaya marginal pertama yaitu biaya variabel. Biaya ini bervariasi sesuai dengan perubahan tingkat keluarannya dan bisa meningkat secara bertahap sesuai dengan kenaikan jumlah unit yang diproduksi.
Misalnya, bahan kulit pada usaha pembuatan sepatu yang dimana kebutuhannya akan terus meningkat seiring peningkatan jumlah sepatu yang diproduksi.
2. Biaya Tetap
Jenis komponen dalam marginal cost berikutnya adalah biaya tetap. Biaya tetap pada dasarnya adalah konstan. Sebagai contoh biaya sewa untuk membayar semua fasilitas pabrik yang digunakan.
3. Marginal Cost Jangka Pendek
Jenis ini muncul saat output tambahan diproduksi hanya dalam jangka pendek saja. Hal ini mungkin muncul karena saat menjalankan proses produksi jangka pendek, perusahaan bisa memiliki sejumlah aset yang digunakan untuk memutuskan apakah ingin menurunkan atau menaikkan tingkat produksi yang akan berdampak pada biaya produksi.
4. Marginal Cost Jangka Panjang
Biaya marginal jangka panjang merupakan peningkatan biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan produksi jangka panjang. Jenis biaya ini biasanya muncul ketika perusahaan ingin meningkatkan operasional usahanya dengan menambahkan lebih banyak karyawan, memperluas pabrik, atau bahkan memasuki pasar baru.
Contoh Marginal Cost
Adapun contoh dari biaya marginal ini bisa Anda lihat dalam proses produksi keripik berikut.
Misalnya Ibu Ayu memiliki usaha produksi keripik. Setiap hari dia memproduksi 100 keripik dengan 2 mesin pembuat keripik dan 2 karyawan.
Menjelang Lebaran, ada permintaan tambahan sebanyak 200 keripik per hari. Oleh karena itu, demi mempercepat proses produksinya, Ibu Ayu menambah 1 karyawan baru dan membeli 1 mesin keripik lagi. Adapun dapur yang digunakan untuk kegiatan produksi tersebut tidak diperluas sama sekali.
Nah dari contoh tersebut, bisa diketahui bahwa jumlah tenaga kerja dan mesin yang bertambah termasuk biaya variabel. Sementara itu, untuk biaya marginal dihitung dari seberapa banyak biaya tambahan untuk membayar karyawan baru tersebut dan biaya untuk membeli mesin baru yang tentunya akan meningkatkan biaya produksi.
Misalnya, total biaya produksi awal di toko kripik tersebut adalah Rp1.000.000,00, yang dipakai untuk membayar upah karyawan dan membeli bahan baku keripik. Akan tetapi, saat ada permintaan tambahan, Bu Ayu kemudian harus mengeluarkan biaya tambahan untuk bahan baku Rp500.000,00 dan memberi upah karyawan baru senilai Rp250.000,00. Maka, total perubahan biaya produksi di toko tersebut adalah Rp1.000.000,00 + (Rp500.000,00 + Rp250.000,00) = Rp1.750.000,00.
Untuk jumlah produksinya, awalnya hanya 100 dan kemudian bertambah jadi 200 karena adanya permintaan khusus. Artinya, ada perubahan kuantitas produksi sebesar 200 – 100 = 100.
Maka jika dihitung, marginal cost dari kasus di atas adalah Rp1.750.000,00/100 = Rp17.500,00. Jadi untuk mengoptimalkan keuntungan usaha kripiknya, Bu Ayu harus menjual kripik seharga lebih dari Rp 17.500,00 per unit.
Tips Mengurangi Biaya Marginal
Marginal cost sendiri merupakan biaya tambahan untuk memproduksi satu unit produk. Dengan kata lain, ini adalah biaya produksi unit terakhir yang ditambahkan ke inventaris.
Hal ini tentunya membutuhkan perhitungan yang lebih rumit lagi. Untuk itulah mengurangi biaya marginal ini perlu dengan langkah-langkah berikut ini.
- Sebaiknya Anda memastikan untuk menghitung semua biaya terkait seperti tenaga kerja, bahan, dan biaya overhead.
- Usahakan untuk menjaga tingkat produksi Anda karena memproduksi barang dalam jumlah besar akan jauh lebih sulit dalam perhitungan marginal.
- Gunakan data riwayat sebelumnya untuk memperkirakan sebaik mungkin berapa biaya yang diperlukan untuk memproduksi unit tambahan tersebut.
Sudah Tahu Apa itu Biaya Marginal?
Setelah Anda mengetahui pengertian dari biaya ini hingga cara menghitungnya tersebut, bisa langsung terapkan sendiri dalam bisnis Anda. Menentukan biaya ini memang tidak mudah, Anda bisa meminta seseorang yang ahli di bidangnya untuk membantu Anda menghitung marginal cost.