Apa Itu Bipolar? Pengertian, Penyebab, Gejala, & Pengobatan

Bipolar merupakan sebuah gangguan mental yang bisa dialami seseorang. Gejalanya juga berbagai macam. Meskipun begitu, tidak semua orang mengerti mengenai bipolar. Artikel ini akan membahas mengenai gangguan bipolar secara lengkap, dari pengertian, penyebab, gejala, serta pengobatannya.

Pengertian Bipolar 

Dikutip dari dari laman Kementerian Kesehatan, gangguan bipolar atau yang disebut juga manik depresif merupakan sebuah gangguan mental yang bisa dilihat melalui perubahan emosi secara drastis. Perubahan emosi bisa dari gembira ekstrim menjadi sebuah depresi yang cukup parah.

Seseorang yang memiliki gangguan manik depresif bisa merasakan gejala mania atau merasa sangat senang, dan merasakan depresif atau perasaan yang sangat terpuruk. Beberapa studi mengungkapkan bahwa penderita gangguan mental tersebut memiliki perubahan fisik yang terjadi pada otak.

Gangguan ini bisa diderita oleh seseorang seumur hidupnya dan dapat mempengaruhi seluruh aktivitas penderitanya. Namun, dengan pemberian obat-obatan dan psikoterapi yang dapat membantu penderitanya untuk menjalani kegiatan sehari-hari.

Sementara itu, gangguan manik depresif ini biasanya ditandai dengan perubahan emosi yang sangat drastis. Contohnya seperti dari yang bahagia menjadi sedih, dari yang awalnya percaya diri menjadi pesimis, dan dari yang awalnya bersemangat menjadi malas untuk beraktivitas.

Fase gangguan mental ini bisa terjadi dalam hitungan minggu atau bulan. Terlebih, penderita manik depresif bukan hanya pada orang dewasa, melainkan juga bisa menyerang anak-anak.

5 Penyebab Bipolar

5 Penyebab Bipolar
Sumber: Pexels

Sebenarnya penyebab bipolar ini masih belum diketahui secara pasti. Namun, gangguan ini bisa terjadi karena faktor genetik penderita. Berikut ini adalah 5 penyebab manik depresif yang perlu kamu ketahui, yaitu:

1. Stress yang Tinggi

Seseorang dengan tingkat stress yang tinggi dipercaya akan meningkatkan resiko terkena gangguan mental, termasuk manik depresif. Penyebab stres ini bisa beraneka ragam, seperti tekanan dari pekerjaan, percintaan, keluarga, ataupun pertemanan.

2. Pengalaman Traumatis

Penyebab selanjutnya bisa diakibatkan oleh pengalaman traumatis yang pernah dialami seorang penderita. Pengalaman tersebut bisa berupa kekerasan fisik yang bisa terjadi di rumah atau di lingkungan, dan kekerasan seksual.

3. Zat Adiktif

Zat adiktif juga bisa meningkatkan kemungkinan seseorang untuk menderita gangguan bipolar. Zat adiktif ini bisa berupa minuman beralkohol dan penyalahgunaan NAPZA seperti kokain atau ganja.

4. Penyakit Tertentu

Jika seseorang memiliki penyakit tertentu yang sudah lama mereka derita, namun tidak kunjung sembuh juga, maka hal tersebut dapat meningkatkan kemungkinan mengalami gangguan manik depresif.

5. Genetik

Seperti yang sudah dijelaskan di atas, genetik merupakan salah satu penyebab terjadinya gangguan manik depresif terhadap seseorang.

Jika, seseorang memiliki riwayat gangguan mental tersebut dalam keluarganya, maka resiko kemungkinan menderita gangguan manik depresif akan lebih tinggi.

Gejala Gangguan Bipolar

Gejala Gangguan Bipolar
Sumber: Technology Networks

Gangguan bipolar memiliki dua fase, yaitu fase mania (naik), dan fase depresif (turun). Berikut adalah penjelasan lebih lengkap mengenai dua gejala tersebut, yaitu: 

1. Fase Mania

Gejala pertama yang bisa kamu amati adalah fase mania. Fase mania terjadi ketika seseorang merasa sangat bersemangat dan energik serta berbicara dengan cepat. Adapun beberapa gejala ketika seseorang berada di fase mania adalah sebagai berikut.

  • Merasa gelisah setiap waktu.
  • Merasa sangat bersemangat, senang, namun mudah tersinggung dan cenderung sensitif.
  • Mengalami penurunan jam tidur.
  • Kehilangan nafsu makan yang drastis.
  • Merasa bahwa pikiran mereka berjalan terlalu cepat.
  • Berpikir bahwa mereka bisa dan mampu untuk mengerjakan beberapa aktivitas sekaligus dalam satu waktu.
  • Suka melakukan hal dengan penuh resiko, seperti makan dan minum yang berlebihan, menghamburkan uang, atau melakukan hubungan seksual sembarangan.
  • Merasa diri sendiri sangat penting, kuat dan paling berbakat.
  • Berbicara dengan tempo yang cepat tentang berbagai macam hal yang berbeda.

2. Fase Depresi

Setelah mengetahui gejala fase mania, berikutnya kamu juga harus memahami fase depresi. Periode atau fase depresi adalah saat mereka merasa sedih, lesu, dan kehilangan minat dalam beraktivitas.

Berikut adalah beberapa gejala seseorang mengalami fase depresi yang harus kamu perhatikan, yaitu:

  • Merasakan kesedihan yang cukup mendalam, khawatir yang berlebihan, dan sangat putus asa.
  • Mengalami permasalah tidur, seperti sulit tidur, bangun terlalu pagi, atau bahkan terlalu banyak tidur.
  • Berbicara dengan tempo yang sangat lambat, merasa bahwa tidak banyak yang ingin mereka katakan dan bahkan mereka melupakan banyak hal.
  • Memiliki kesulitan untuk berkonsentrasi atau membuat keputusan.
  • Merasa tidak bisa melakukan hal-hal ringan dan sederhana.
  • Tidak memiliki minat untuk melakukan aktivitas.
  • Dorongan melakukan hubungan seksual yang menurun atau bahkan tidak tertarik sama sekali.
  • Memiliki ketidakmampuan untuk merasakan kesenangan (anhedonia).
  • Rasa putus asa yang meningkat sehingga merasa diri sendiri tidak berharga.
  • Munculnya pikiran mengenai kematian, atau bunuh diri bahkan beberapa dari mereka bisa melakukan kekerasan pada diri sendiri.

4 Pengobatan Bipolar

Meskipun gangguan bipolar merupakan salah satu penyakit seumur hidup dan gejalanya bisa datang sewaktu-waktu, ada beberapa pengobatan dan perawatan yang bisa dilakukan. Berikut adalah 4 pengobatan yang dilakukan untuk seseorang pengidap gangguan mania depresif, yaitu:

1. Obat-obatan

Obat-obatan yang kerap dikonsumsi oleh pengidap adalah antipsikotik, antidepresan, dan penstabil suasana hati. Beberapa pengidap gangguan mental ini juga merasakan sulitnya untuk tidur, sehingga dokter juga akan meresepkan obat tidur atau obat anti kecemasan.

Semua pengobatan tersebut harus dengan resep dokter dan tidak boleh sembarangan. Selain itu, jangan menghentikan pengobatan tanpa konsultasi terlebih dahulu karena akan mengakibatkan rebound atau gangguan mania deresif yang lebih parah.

2. Psikoterapi

Psikoterapi sering sekali menjadi bagian dari rencana perawatan penderita mania depresif. Pengobatan psikoterapi ini merupakan teknik pengobatan dengan tujuan untuk membantu seseorang dalam mengidentifikasi dan mengubah emosi, pikiran, dan perilaku yang mengganggu. 

Terapi ini dapat akan memberikan sebuah dukungan, pendidikan dan bimbingan bagi penderita gangguan mania depresif beserta keluarganya. Adapun beberapa jenis psikoterapi yang dapat digunakan adalah sebagai berikut.

a. Terapi Ritme Interpersonal dan Sosial (IPSRT)

Psikoterapi ini memiliki fokus terhadap rutinitas sehari-hari, seperti tidur, bangun, dan waktu makan. Rutinitas yang normal akan membantu seseorang untuk mengelola suasana hati yang baik. 

Banyak penderita yang mendapatkan manfaat dari psikoterapi ini. Dengan terapi ini, penderita dapat dengan mudah menyusun rutinitas sehari-hari untuk olahraga, diet dan tidur.

b. Terapi Perilaku Kognitif (CBT)

Terapi ini akan berfokus pada keyakinan dan perilaku negatif yang tidak sehat, lalu menggantinya dengan perilaku yang sehat dan positif. Terapi ini juga bisa digunakan untuk mengetahui pemicu episode gangguan bipolar.

Terapi ini dapat membantu para penderita untuk mengelola stres dan mengatasi situasi yang sangat mengganggu.

c. Psikoedukasi

Psikoterapi ini membantu pengidap gangguan mental ini untuk mempelajari mengenai penyakitnya. Tidak hanya pengidap, keluarga serta orang terdekat pun bisa turun untuk melakukan psikoedukasi. 

Langkah penting tersebut dilakukan agar orang-orang tersekat mengetahui apa yang terjadi dan dapat mendukung para pengidap serta membantu mereka secara maksial. 

Dalam terapi ini, pengidap juga dapat mengidentifikasi masalah, menjalani pengobatan, dan mencegah kekambuhan.

d. Terapi yang Berfokus pada Keluarga

Pengidap membutuhkan dukungan dari keluarga untuk membantu mereka dalam menjalani pengobatan. Keluarga juga dapat menangani dan mengelola gejala yang kerap muncul ketika adanya perubahan suasana hati pengidap.

3. Electroconvulsive Therapy (ECT)

3. Electroconvulsive Therapy ECT
Sumber: Alomedika

ECT merupakan sebuah prosedur stimulasi otak bagi penderita yang memiliki gejala cukup parah. ECT umumnya digunakan berbarengan dengan obat anestesi dan sangat aman dilakukan. Tindakan ECT dilakukan untuk mengobati episode depresif dan mania yang cukup parah, dan saat pengobatan yang lainnya tidak membantu.

4. Transcranial Magnetic Stimulation (TMS)

Terakhir, bisa juga dilakukan pengobatan Transcranial Magnetic Stimulation (TMS). TMS adalah pengobatan penderita gangguan mania depesif untuk menstimulasi otak dengan menggunakan gelombang magnetik. 

Penelitian menunjukan bahwa TMS sangat bermanfaat bagi penderita dengan berbagai macam subtipe depresi. Meskipun begitu, TMS masih membutuhkan penelitian yang mendalam untuk mendalami perannya sebagai salah satu pengobatan untuk pengidap gangguan mental ini.

Siap Lakukan Penanganan Bipolar Lebih Cepat?

Dengan mengetahui seluk beluk gangguan bipolar, kamu bisa dengan cepat melakukan penanganan agar gejalanya tidak semakin parah. Selain itu, saat menjadi orang terdekat penderita, kamu juga bisa memberikan dukungan dan perhatian khusus kepada mereka untuk melakukan pengobatan.

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page