Cara Menghitung Laba Rugi Laporan Keuangan Perusahaan dan Contoh

Bagi seorang pebisnis, memahami cara menghitung laba rugi adalah hal paling penting yang harus dikuasai. Karena untuk menentukan keberhasilan sebuah bisnis, penghitungan profit jadi salah satu cara terbaik, walaupun masih banyak aspek-aspek lainnya. 

Bagia Anda yang ingin mendalami cara perhitungan bisnis terkait laba dan rugi, ada baiknya untuk mempelajari ilmunya dalam artikel ini. Penasaran apa saja yang harus Anda pelajari? Yuk, simak artikel ini sampai habis!

Apa itu Laba Rugi?

Pada dasarnya, laba rugi atau profit and loss statement adalah salah satu bagian dalam laporan keuangan yang menggambarkan kinerja keuangan sebuah perusahaan dalam jangka waktu tertentu. Laporan laba rugi menunjukkan jumlah pendapatan, biaya, dan laba bersih yang dihasilkan oleh perusahaan selama periode waktu tertentu. 

Lewat laporan laba rugi, investor dan pemilik bisnis dapat menilai kinerja keuangan sebuah perusahaan. Serta memperoleh informasi mengenai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Karena itu, menghitung laba rugi cukup penting bagi seorang pebisnis.

Prinsip dasar dari cara menghitung laba rugi adalah dengan asumsi pendapatan lebih besar dari biaya, maka perusahaan akan menghasilkan laba. Jika biaya lebih besar dari pendapatan, maka perusahaan mengalami rugi. Laba bersih atau net income perlu Anda hitung dengan dengan mengurangi biaya dari pendapatan.

Dalam hitungan ini, harusnya ada pencatatan terperinci melalui laporan laba rugi. Catatan tersebut merupakan laporan perusahaan atau bisnis yang berguna untuk mengetahui keseimbangan posisi keuangan laba dan rugi pada periode tertentu. Sehingga bisnis tahu pengeluaran dan pemasukan keuangan secara detail.

Aspek Penting dalam Menghitung Laba Rugi

Cara menghitung laba rugi merupakan salah satu aspek penting dalam laporan keuangan perusahaan. Dalam perhitungan tersebut, terdapat beberapa aspek yang harus Anda perhatikan agar hasil yang diperoleh lebih akurat dan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Berikut aspek-aspek yang perlu Anda perhatikan:

1. Pendapatan

Menghitung laba rugi pastinya akan membutuhkan aspek perhitungan pendapatan dari proses bisnis yang Anda kerjakan. Salah satunya adalah sumber utama dalam perhitungan laba rugi. 

Pendapatan sendiri merupakan uang yang perusahaan atau bisnis peroleh dari penjualan produk atau jasa selama periode tertentu. Oleh karena itu, penting untuk memastikan bahwa semua pendapatan yang diperoleh selama periode waktu tersebut tercatat dengan benar dan lengkap.

2. Biaya Bisnis

Pada perhitungan laba rugi, Anda juga membutuhkan aspek lain, yakni biaya pengeluaran yang bisnis atau perusahaan tanggung. Biaya ini termasuk semua pengeluaran yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam menghasilkan pendapatan selama periode waktu tersebut. 

Cakupan biaya ini termasuk biaya produksi, gaji karyawan, pemasaran, administrasi, penyusutan aset, dan lain sebagainya. Dalam perhitungan laba rugi, penting untuk memastikan bahwa semua biaya yang terkait dengan periode waktu tersebut, tercatat dengan jelas dan terperinci.

3. Beban Bunga

Hal yang tak kalah penting dalam cara menghitung laba rugi adalah beban bunga.  Ini merupakan biaya yang wajib perusahaan terkait bayarkan dengan menggunakan pinjaman atau hutang. Dalam perhitungan laba rugi, Anda perlu memperhitungkan beban bunga yang harus dibayar. Karena akan mempengaruhi nilai pendapatan akhir.

4. Depresiasi

Dalam bisnis, pastinya Anda akan mempelajari dan mengenal aspek depresiasi yang merupakan pengurangan nilai aset tetap dalam periode tertentu. Nilai aset tetap tersebut berguna untuk menghasilkan pendapatan selama periode waktu tersebut. 

Secara sederhana, perusahaan mengeluarkan biaya tambahan untuk menyisihkan dana penyusutan nilai mata uang dari aset yang dimilikinya. Oleh karena itu, dalam perhitungan laba rugi, Anda perlu memperhitungkan depresiasi aset tetap yang digunakan selama periode waktu tersebut.

5. Pajak penghasilan

Selain beban bunga, Anda juga harus memahami berapa banyak pajak penghasilan yang Anda keluarkan. Biaya ini merupakan pajak yang harus dibayar oleh perusahaan terkait dengan pendapatan yang diperoleh selama periode waktu tersebut. 

Dalam proses perhitungan laba rugi, Anda perlu memperhitungkan pajak penghasilan yang harus dibayar. Karena termasuk biaya pengeluaran wajib tiap periode hitung. Sehingga hal ini juga akan mempengaruhi besar kecilnya laba atau kerugian yang akan Anda tanggung.

Cara Menghitung Laba Rugi

Setelah mempelajari beberapa dasaran dan aspek penting perhitungan, kini Anda bisa mulai mempelajari langkah menghitung laba rugi pada bisnis yang Anda jalankan. Ada beberapa langkah yang akan Anda lalui, seperti:

1. Tentukan Periode Waktu yang Ingin Anda Hitung

Hal paling penting untuk memulai mempelajari perhitungan ini adalah menentukan periode yang akan Anda hitung. Biasanya, periode waktu yang digunakan untuk menghitung laba rugi adalah satu tahun fiskal atau satu kuartal. Periode waktu tersebut dapat ditentukan berdasarkan kebutuhan perusahaan atau standar industri.

2. Ambil Total Pendapatan dalam Periode Tersebut

Cara menghitung laba rugi selanjutnya berkaitan dengan total pendapatan pada periode tersebut. Pendapatan yang dimaksud juga termasuk penjualan langsung atau dari sumber lain. Seperti investasi atau penjualan aset. Jumlah pendapatan harus tercatat dan terperinci untuk periode waktu yang ingin Anda hitung.

3. Kurangi Total Pendapatan dengan Semua Biaya Pengeluaran

Agar mendapatkan nilai pendapatan sebenarnya, caranya juga cukup mudah. Anda hanya perlu mengurangi total pendapatan dengan aspek pengeluaran bisnis. Biaya tersebut mencakup semua pengeluaran yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk menghasilkan pendapatan. 

Rumus Penting dalam Cara Menghitung Laba Rugi

Dalam penjelasan sebelumnya, langkah perhitungannya memang terlihat sangat mudah dan simpel. Namun, dalam prosesnya mungkin akan sangat membingungkan. Terutama jika Anda tidak mempelajari rumus perhitungannya. Karena itu, berikut adalah rumus yang wajib Anda ketahui:

1. Rumus Laba Kotor

Dalam menjalankan sebuah bisnis, Anda tidak akan langsung tahu berapa laba bersih yang Anda dapatkan dengan mudah. Anda harus melalui beberapa tahapan, salah satunya adalah menghitung laba kotor yang bisa Anda lakukan dengan rumus ini:

Laba Kotor = Total Penjualan Bersih Periode Hitung – HPP (Harga Pokok Penjualan)

Total penjualan bersih periode hitung adalah hasil dari pengurangan total pendapatan dengan biaya pengeluaran atau beban operasional yang bisnis Anda tanggung. Termasuk gaji, potongan penjualan, kurir, pajak dan masih banyak lagi.

Sedangkan HPP bisa Anda peroleh melalui modal awal usaha atau pembuatan sebuah produk yang sudah Anda kalikan dengan total pembelian bersih produk yang Anda jual.

2. Rumus Laba Bersih

Setelah mendapatkan laba kotor, Anda bisa berlanjut menghitung laba bersih dengan menggunakan rumus ini:

Laba Bersih = Laba kotor dalam periode hitung – total beban usaha

Total beban usaha adalah seluruh beban usaha yang mencakup biasa operasional, penyusutan, bunga hutang, pajak, dan lain sebagainya

Contoh Kasus Perhitungan Laba Rugi

Agar lebih mendalami cara menghitung laba rugi, ada contoh kasus yang bisa Anda bedah dan pelajari. Berikut adalah contoh perhitungan laba rugi untuk periode waktu satu tahun fiskal:

Sebuah perusahaan startup memiliki laporan dalam setahun yang menunjukkan keberhasilannya menjual produk dengan total pendapatan Rp1.000.000.000,00. Dalam satu tahun itu, perusahaan mengeluarkan biaya produksi sekitar Rp600.000.000,00. 

Lalu ada biaya pengeluaran lain, seperti gaji karyawan, pemasaran, dan operasional dengan angka sebesar Rp200.000.000,00. Ada juga biaya penyusutan aset yang dihitung sebesar Rp100.000.000,00. Serta biaya pajak sebesar 10%. Agar mendapat hasil laba rugi, perusahaan tersebut bisa menggunakan hitungan ini:

Diketahui

Pendapatan = Rp1.000.000.000,00

Biaya produksi = Rp600.000.000,00

Beban Perusahaan = Rp200.000.000,00

Biaya penyusutan aset = Rp100.000.000,00

Pajak = 10%

Proses hitung

Pendapatan total = Rp1.000.000.000,00

Total beban usaha = Rp600.000.000,00 + Rp200.000.000,00 + Rp100.000.000,00 = Rp900.000.000,00

Laba bersih sebelum pajak = Pendapatan total – Total beban usaha = Rp1.000.000.000,00 – Rp900.000.000,00  = Rp100.000.000,00

Pajak: 10% x Rp100.000.000,00 = Rp10.000.000,00

Dalam contoh kasus tersebut, dapat Anda simpulkan bahwa perusahaan menghasilkan laba bersih sebelum pajak sebesar Rp100.000.000,00 selama satu tahun fiskal pada periode hitung tersebut. Sedangkan laba bersih setelah pajak adalah sebesar Rp90.000.000,00.

Anda Sudah Tahu Cara Menghitung Laba Rugi?

Nah, itulah beberapa hal penting, contoh kasus, dan cara menghitung laba rugi yang perlu Anda tahu. Poin penting dalam cara ini adalah tersedianya pencatatan yang lengkap dan terperinci. Sehingga hasil hitung akan lebih akurat. Selamat mencoba!

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page