9+ Contoh Kalimat Denotasi Lengkap dengan Penjelasannya

Kalimat denotasi digunakan untuk menunjukkan sebuah kalimat yang lugas dan objektif. Sederhananya, kalimat jenis denotasi ini memiliki makna yang berbeda dari kalimat konotasi. Berikut pengertian dan contoh kalimat denotasi!

Pengertian Kalimat Denotasi

Menurut KBBI, kalimat denotasi memiliki arti sebagai makna kata yang didasarkan pada penunjukan yang lugas dan bersifat objektif. Denotasi juga diartikan sebagai sesuatu yang menjelaskan hubungan penanda dengan petanda yang realistis, lalu menghasilkan makna kalimat yang pasti, eksplisit, dan langsung.

Menurut pendapat Hayes, et al (1977), denotasi merupakan sebuah kata yang memiliki makna. Sedangkan menurut Chandler (2002), denotasi adalah jenis kata yang menjelaskan makna tanda yang sifatnya jelas dan logis.

Lyons (1995) menjelaskan denotasi sebagai relasi atau hubungan antara entitas ekspresi dan fisikal di dunia nyata.

Dari pengertian denotasi berdasarkan KBBI atau para ahli, jenis kalimat ini memiliki pengertian yang berbeda dari kalimat konotasi. Oleh karena itu, contoh kalimat denotasi memiliki arti yang berbeda dengan konotasi meski menggunakan kata yang sama.

Contoh, kalimat “kambing hitam” diartikan sebagai seekor kambing berwarna hitam dalam pengertian denotasi. Sedangkan jika merujuk pada pengertian kalimat konotasi, maka kalimat “kambing hitam” diartikan sebagai kiasan yang merujuk pada seseorang yang menanggung kesalahan yang tidak pernah diperbuatnya.

Berdasarkan contoh di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian dari kalimat denotasi dan konotasi memiliki perbedaan dalam kegunaannya untuk menyatakan sebuah kejadian atau peristiwa.

Makna Kalimat Denotasi

Selain pengertiannya, kalimat denotasi juga memiliki makna yang berbeda dari jenis kalimat lainnya. Makna kalimat denotasi merujuk pada penunjukan yang lugas terhadap suatu hal atau objek di luar bahasa yang umumnya bersifat objektif.

Makna-makna kalimat denotasi menyangkut informasi yang faktual dan logis. Hal ini membuat para ahli sependapat menyebut kalimat denotasi sebagai kalimat sebenarnya.

Denotasi juga bermakna sebagai konseptual dan merujuk pada sesuatu hal yang diyakini oleh akal sehat. Makna kalimat yang menggunakan denotasi akan berbeda dengan makna kalimat jenis konotasi. Meski begitu, banyak yang masih bingung membedakan makna kedua jenis kalimat tersebut.

Dilansir dari Lexico, denotasi dikenal sebagai makna yang kognitif, yaitu kalimat yang mengacu pada hubungan langsung antara suatu objek atau istilah. Tidak ada makna lain atau makna tambahan di dalam contoh kalimat denotasi, sehingga maknanya sesuai dengan literatur, seperti KBBI.

Sederhananya, kalimat denotasi tidak akan memiliki makna ganda yang membuat kalimat tersebut terkesan jadi ambigu.

3 Ciri Kalimat Denotasi

Semua jenis kalimat memiliki ciri khusus yang membedakan satu sama lain, termasuk kalimat denotasi. Jenis kalimat lugas yang bersifat objektif ini memiliki 3 ciri yang perlu diketahui, yaitu:

1. Memiliki Makna yang Lugas

Ciri pertama adalah memiliki makna yang lugas dibandingkan dengan kalimat konotasi. Seperti penjelasan dari beberapa ahli sebelumnya, kalimat denotasi hanya memiliki makna yang eksplisit atau apa adanya.

Tidak ada makna ganda yang menimbulkan ambigu. Hal ini berbeda dengan kalimat konotasi yang memiliki makna kiasan untuk mengungkapkan sesuatu dalam teks kalimat.

Kejelasan makna dari kalimat denotasi tentu akan menimbulkan persepsi yang sama terhadap teks kalimat yang dibaca. Misalnya, kembang desa tumbuh dengan subur saat musim hujan.

Makna dari contoh teks kalimat tersebut menimbulkan persepsi yang serupa, yaitu tanaman berupa bunga-bunga di desa yang tumbuh subur akibat curah hujan tinggi.

Dalam kondisi berbeda, kalimat “kembang desa” bisa diartikan sebagai makna lain, jika menggunakan jenis kalimat konotasi. Hal ini menimbulkan persepsi yang tidak sama, karena maknanya yang ambigu.

2. Makna Kata yang Berdasarkan Hasil Observasi

Kedua adalah memiliki makna yang berdasarkan hasil observasi atau apa yang sedang terjadi. Maksudnya adalah penggunaan kalimat denotasi disesuaikan dengan apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan berdasarkan peristiwa sesungguhnya.

Jika seseorang melihat kambing hitam di ladang sawah, maka kalimat “kambing hitam” akan menjadi kalimat denotasi, karena sesuai dengan peristiwa yang sebenarnya.

Makna berdasarkan observasi ini membuat kalimat denotasi sering dijadikan sebagai kalimat penting dalam jurnal penelitian atau literasi baku yang dijadikan sebagai referensi.

Contoh kalimat denotasi yang kerap ditemukan dalam jurnal penelitian atau karya ilmiah adalah:

  • Tulang rusuk di dalam tubuh berfungsi untuk melindungi organ penting yang terletak di dalam rongga dada. Tulang rusuk bisa meminimalisir cedera akibat benturan keras di bagian dada.

Contoh di atas merujuk pada fungsi atau kerja dari tulang rusuk yang melindungi organ penting di dalam dada.

  • Menurut penelitian, ukuran panjang tangan setiap orang berbeda-beda. Ukuran ini ditentukan oleh genetik dan pertumbuhan tulang.

Contoh di atas mengungkapkan bahwa setiap orang memiliki tangan yang panjangnya berbeda-beda.

  • Kepala kumbang banteng lebih keras dibanding jenis kumbang lainnya.

Sedangkan untuk contoh di atas memberitahu bahwa kumbang banteng memiliki kepala yang keras.

Contoh-contoh di atas adalah penggunaan kalimat denotasi yang merujuk pada fakta dari sebuah penemuan atau penelitian yang terbukti keakuratannya. Jadi, kalimat denotasi juga bisa dijadikan sebagai pelengkap dalam suatu teks karya ilmiah.

3. Makna Kalimat yang Merujuk Pada Acuan Dasar

Ciri ketiga dari kalimat denotasi adalah merujuk pada acuan dasar atau makna sebenarnya. Ciri ini masih berhubungan dengan ciri sebelumnya, di mana kata yang digunakan merujuk pada makna sebenarnya berdasarkan hasil observasi.

Tidak ada penggunaan kalimat lainnya untuk mengganti makna tersebut. Nantinya makna ini akan diperjelas oleh kalimat lainnya dalam suatu teks. Agar semakin mudah memahami ciri khas ketiga ini, simak beberapa contoh kalimat denotasi berikut ini:

  • Sumbu pendek pada kompor minyak bisa menimbulkan dampak buruk jika tidak segera diganti.

Makna dari contoh kalimat di atas adalah sumbu pendek yang menjadi media utama agar kompor minyak tetap menyala bisa menimbulkan masalah jika tidak segera diganti.

Jika kalimat “sumbu pendek” tidak dilanjutkan dengan kalimat lainnya seperti contoh di atas, maka bisa menimbulkan persepsi ganda yang merujuk pada kalimat konotasi.

Dalam kalimat konotasi, istilah “sumbu pendek” bisa diartikan sebagai seseorang yang malas untuk berpikir secara kritis dan mudah termakan oleh berita yang belum tentu benar.

  • Kobaran api seketika padam berkat tim pemadam kebakaran.

Kalimat “kobaran api” yang dilanjutkan dengan kalimat penjelas lainnya seperti contoh di atas menimbulkan persepsi yang sama dan masuk akal.

Tim pemadam kebakaran memiliki tugas untuk memadamkan api, jadi sangat logis jika kobaran api langsung padam.

Jika kalimat “kobaran api” tidak dilanjutkan dengan kalimat penjelasan yang logis seperti di atas, maka bisa menimbulkan persepsi ganda atau makna yang rancu.

Kemungkinan besar kalimat tersebut masuk ke dalam jenis kalimat konotasi, karena dijadikan sebagai kalimat kiasan atau perumpamaan sesuatu. Misalnya “kobaran api amarah”; “kobaran api cemburu”; “kobaran api semangat”, dan lainnya.

Contoh Kalimat Denotasi dan Maknanya

Setelah membahas pengertian, makna, dan ciri-cirinya, kurang lengkap rasanya jika tidak membahas apa saja contoh denotasi serta maknanya dalam sebuah kalimat teks. Yuk, simak beberapa contoh beserta maknanya berikut ini!

Contoh 1

Dalam sebuah seminar, dokter kulit mengungkapkan bahwa wajah tebal bisa disebabkan oleh kelainan pada kulit.

Maknanya, kalimat “wajah tebal” merujuk pada kondisi kulit bagian wajah. Kondisi ini disebabkan oleh penyakit atau kelainan pada lapisan kulit yang membuat kulit lebih tebal.

Kalimat tersebut bisa memiliki arti lain dalam teks konotasi. Sebab, “wajah tebal” bisa diartikan sebagai kiasan untuk mengungkapkan seseorang yang tidak tahu malu.

Contoh 2

Pedagang daging di pasar membanting tulang sapi yang baru saja dikuliti. Hingga menimbulkan bunyi cukup keras.

Maknanya, kalimat “membanting tulang” merujuk pada kata “banting” yang merupakan kegiatan melempar sesuatu ke permukaan dengan keras. Lalu, kata “tulang” yang artinya salah satu anggota tubuh sapi yang keras atau merujuk kepada tulang sapi yang sebenarnya..

Maka, contoh kalimat denotasi di atas memiliki makna tulang sapi yang dibanting oleh pedagang daging. Akibatnya, tulang-tulang sapi yang dibanting tersebut menimbulkan suara cukup keras.

Sedangkan dalam kalimat konotasi, kata-kata “banting tulang” bisa diartikan sebagai sifat seseorang yang pekerja keras. Misalnya, “Ibu jadi satu-satunya orang di rumah yang banting tulang, agar semua anaknya bisa melanjutkan pendidikan”.

Contoh 3

Salah satu kebiasaan buruk adik adalah gigit jari. Kebiasaan ini muncul sejak adik berusia 5 tahun.

Penjelasannya, kalimat “gigit jari” untuk jenis kalimat denotasi bermakna memasukkan jari ke dalam mulut, lalu menggigitnya. Kegiatan ini bisa melukai jari-jari tangan, sehingga termasuk kebiasaan yang buruk.

Dalam KBBI, kalimat “gigit jari” juga memiliki arti atau makna lain, yaitu rasa kecewa karena sesuatu yang diharapkan tidak bisa didapatkan. Makna ini masuk ke dalam jenis kalimat konotasi.

Contoh 4

Nenek sedang membakar sampah, lalu melarang kami untuk bermain api, karena sangat berbahaya.

Penjelasannya, kalimat “bermain api” merujuk pada dua kata, yaitu bermain dan api. Kata bermain memiliki arti melakukan permainan untuk menyenangkan hati. Sedangkan kata api dalam KBBI memiliki arti panas yang disebabkan oleh sesuatu yang terbakar.

Kedua kalimat tersebut diartikan sebagai permainan yang melibatkan api dalam jenis kalimat denotasi. Sedangkan dalam kalimat konotasi, kata “bermain api” bisa diartikan sebagai kegiatan yang berbahaya, seperti perselingkuhan.

Contoh 5

Setelah selesai acara, ibu menyuruh Doni menggulung tikar di ruang tamu.

Kata “menggulung tikar” merupakan dua kata yang memiliki istilah berbeda. Dalam KBBI, menggulung ditujukan untuk suatu pekerjaan yang melipat benda berbentuk lembaran jadi panjang atau bulat. Sedangkan kalimat tikar diartikan sebagai hasil anyaman yang dijadikan sebagai alas untuk tidur atau duduk.

Jadi, gabungan kedua kata di atas jika menggunakan kalimat denotasi bermakna pekerjaan menggulung tikar yang dijadikan sebagai alas untuk duduk atau tidur.

Sedangkan dalam kalimat konotasi, “gulung tikar” digunakan sebagai kalimat kiasan untuk mengungkapkan kebangkrutan, kerugian, atau kegagalan yang dialami oleh seseorang.

Contoh 6

Setelah sukses, paman membuka bisnis sapi perah di kota lain yang ada di Provinsi Jawa Barat.

Kata “sapi perah” pada contoh kalimat di atas merujuk pada hewan berupa sapi yang diambil susunya untuk dijadikan sebagai olahan minuman. Selain itu, sapi perah juga diartikan sebagai sapi-sapi yang dikembangkan secara khusus, agar bisa menghasilkan susu lebih banyak.

Sementara kata “sapi perah” dalam sebuah kalimat kiasan diartikan sebagai makna lain. Menurut KBBI, kata sapi perah yang merujuk pada kalimat kiasan berarti seseorang yang diperas tenaga, penghasilan, dan lainnya oleh orang lain.

Contoh 7

Adik suka makan hati ayam. Ibu kadang membeli bagian tersebut lebih banyak kepada pedagang ayam.

Dalam KBBI, makan adalah kegiatan memasukkan makanan ke dalam mulut, lalu mengunyah dan menelannya. Sedangkan hati adalah salah satu organ penting berwarna kemerahan dan letaknya di bagian kanan atas atau rongga perut.

Dalam kalimat denotasi, kata “makan hati” merujuk pada kegiatan memasukkan, mengunyah, dan menelan hati ayam yang sudah diolah.

Sedangkan kata “makan hati” dalam kalimat konotasi, memiliki makna sebagai perumpamaan untuk menggambarkan suasana hati seseorang yang bersedih, kecewa, atau kesal.

Contoh 8

Tidak ada korban dalam kecelakaan tersebut.

Contoh kalimat teks di atas mengandung makna denotasi. Dalam KBBI, kata “korban” memiliki dua makna, yaitu pemberian untuk menyatakan sebuah kesetiaan, kebaktian, dan lainnya.

Sedangkan makna kedua adalah orang, binatang, dan lainnya yang menderita atau mati akibat kejadian, perbuatan jahat, dan lainnya.

Dalam hal ini, contoh kalimat denotasi di atas merujuk pada makna korban yang berarti orang. Hal ini diperjelas oleh kalimat lainnya yang menunjukkan sebuah peristiwa atau kejadian, yaitu kecelakaan.

Contoh 9

Akhirnya koruptor tersebut dipenjara selama 10 tahun.

Kata yang mengandung denotasi dalam contoh teks kalimat di atas adalah “penjara”.

Dalam KBBI, penjara memiliki makna sebagai bangunan atau tempat untuk mengurung orang yang dihukum. Makna lainnya dari penjara adalah bui, sel, dan lembaga pemasyarakatan.

Tempat ini diperuntukkan kepada orang-orang yang melanggar hukum dan peraturan yang ditetapkan. Sehingga, makna kalimat denotasi di atas sesuai dengan realita atau fakta.

Sudah Lebih Paham dengan Kalimat Denotasi?

Kalimat denotasi adalah kalimat lugas yang memiliki makna objektif atau logis. Secara keseluruhan, contoh kalimat denotasi merupakan kalimat yang tidak memiliki makna ganda. Ciri-ciri kalimat denotasi antara lain, memiliki makna yang lugas, berdasarkan hasil observasi, dan merujuk pada acuan dasar.

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page