Pengertian, Ciri, hingga Contoh Kalimat Majas Personifikasi

Siapa yang masih ingat tentang materi majas? Majas bisa diartikan sebagai sebuah ungkapan yang ditulis menggunakan kata-kata kiasan atau perumpamaan. Tujuannya, agar kalimat yang dibuat tersebut tampak lebih hidup dan bernyawa saat dibaca oleh pembaca. 

Majas memiliki beberapa macam, seperti majas metafora, hiperbola, alegori, personifikasi, dan lain-lain. Nah dalam artikel kali ini akan membahas tentang majas personifikasi beserta contohnya dalam sebuah kalimat. Ikuti penjelasan mengenai pengertian hingga contoh kalimat majas personifikasi!

Apa Itu Majas?

Pernahkah kamu mendengarkan seseorang berbicara menggunakan ungkapan seperti “Pemuda itu tangan kanan Pak Lurah.”? Jika pernah, itulah yang dinamakan majas, sebuah gaya bahasa yang menggunakan perumpamaan dan bertujuan untuk membuat kalimat tersebut lebih hidup. 

Dalam KBBI, majas ini dimaknai sebagai cara menggambarkan sesuatu dengan jalan mengkiaskan (menyamakan) dengan sesuatu yang lain. Majas bisa dengan mudah kamu temukan dalam karya sastra seperti puisi maupun prosa. 

Para sastrawan ketika menulis seringkali menyelipkan kalimat majas pada puisi supaya tulisannya lebih hidup dan membangkitkan imajinasi dan emosi pembaca. 

Misalnya saja pada puisi karya sastrawan kondang, Joko Pinurbo (Jokpin) berjudul “Semoga Rindu, 2019”, yang pada baris pertama bertuliskan “Semoga rindu tak kunjung sembuh”. Jokpin pada baris ini menggunakan majas hiperbola dimana ungkapannya terkesan berlebihan. 

Begitu juga pada baris selanjutnya pada puisi Joko Pinurbo, “Semoga kata tetap berdenyut” yang mengandung majas personifikasi. Majas inilah yang akan dibahas dalam artikel ini. 

Pengertian Majas Personifikasi

Melihat contoh potongan puisi Joko Pinurbo berjudul Semoga Rindu yang mengandung majas personifikasi tersebut, sudah ada bayangan apa itu majas personifikasi?

Majas personifikasi merupakan gaya bahasa yang memanfaatkan benda-benda mati untuk diumpamakan memiliki sifat seperti manusia. Jadi penulis ini menggunakan benda-benda mati seperti matahari, angin, asap, dan lain-lain yang kemudian diberi sifat atau tingkah laku seolah-olah seperti manusia. 

Majas ini juga termasuk kategori majas perbandingan yang digunakan untuk membandingkan suatu keadaan dengan keadaan lain, atau suatu objek dengan objek lain. Sebagai contoh, angin memelukku erat, lebih erat dari pelukan kekasih.

Jika lamat-lamat kamu perhatikan dari namanya, personifikasi ini berasal dari bahasa Inggris, yakni person yang artinya orang. Kata personifikasi juga memiliki arti kemanusiaan dari bahasa Yunani yakni, prosopopoeia

Dari sini bisa dipahami bahwa majas ini menggunakan tingkah laku manusia yang kemudian diberikan kepada benda-benda mati, baik itu tumbuhan, barang, hewan, air, angin, laut, matahari, dan lain-lain. 

Benda-benda mati tersebut diberikan sifat-sifat manusiawi, seperti berjalan, menari, bernapas, memeluk, dan lain-lain yang tujuannya agar tulisan menjadi lebih hidup, lebih menggugah emosi pembaca, dan menarik.  

Tanpa adanya majas personifikasi, benda-benda yang dihadirkan dalam tulisan terlihat hanya sebagai pajangan. Sebab fungsi lain dari majas ini adalah untuk memberikan penjelasan dan gambaran jelas tentang situasi yang ingin diceritakan oleh penulis sehingga tampak seperti nyata. 

Ciri-Ciri Majas Personifikasi

Nah untuk lebih mengenal dan memahami majas ini sebelum masuk ke contoh kalimat majas personifikasi, kenali dulu apa saja ciri-ciri dari majas ini. Ciri-cirinya, antara lain:

1. Kata yang Digunakan Menggambarkan Sifat Manusia

Ciri paling khas dari majas ini adalah menggunakan kata-kata yang menggambarkan sifat manusia pada benda mati. Maksudnya, sifat-sifat manusia ini diberikan kepada benda-benda mati seperti tingkah lakunya, cara manusia bertindak, berbicara, hingga cara berpikir layaknya manusia. 

Contoh kalimat majas personifikasi berdasarkan ciri tersebut adalah:

“Bumi pun marah melihat ulah manusia yang suka merusak alam.”

Maknanya: bumi, sebagai benda mati digambarkan memiliki salah satu sifat manusia, yaitu marah.

Majas ini sebenarnya ada hubungannya dengan antropomorfisme tentang psikologi manusia. Antropomorfisme ini merupakan sebuah penggambaran sifat manusia pada binatang, tumbuhan, maupun benda-benda mati. 

Jadi makhluk hidup (selain manusia) dan benda mati ini diberi karakter dan tingkah laku seperti manusia agar tulisan menjadi lebih hidup. 

Mungkin dari sini kamu akan berpikir apakah majas ini sama dengan fabel yang karakternya dibuat seperti manusia? Jawabannya adalah tidak. 

Majas personifikasi berbeda dengan cerita fabel yang secara spesifik memberikan karakter seperti manusia pada hewan. Sementara majas ini cakupannya lebih luas untuk mengambil pengandaian pada benda mati.

2. Membandingkan Benda Mati Seakan Seperti Benda Hidup

Ciri selanjutnya dari majas yang masuk kategori majas perbandingan ini adalah membandingkan benda mati seakan seperti benda hidup.  Maksud kalimat ini adalah benda-benda mati seperti angin, air, bulan, rerumputan atau yang lain digambarkan seakan hidup seperti manusia. 

Jadi jika kamu menemukan kalimat yang mengandung penggambaran benda mati layaknya makhluk hidup, itulah contoh kalimat majas personifikasi, seperti:

“Pemadam kebakaran mulai memadamkan api yang hampir melahap satu kompleks perumahan.”

Maknanya: Api sebagai benda mati dianggap mampu ‘melahap’ sesuatu seperti halnya kemampuan makhluk hidup.

3. Melibatkan Panca Indera

Nah karena benda-benda mati itu disifati seperti manusia, maka ini tidak bisa lepas dari keterlibatan panca indera yang dimiliki oleh manusia. Misalnya mencium, menyentuh, mengecap, mendengar, melihat, dan lain-lain. 

Adanya keterlibatan panca indera tadi menciptakan unsur kedekatan pada contoh kalimat majas personifikasi, meski biasanya majas ini bersifat imajinatif. Contohnya:

“Angin pun mendengar bisikan rinduku padamu”

Maknanya: angin sebagai benda mati mampu ‘mendengar’ bisikan seseorang.

Tujuan Penggunaan Majas Personifikasi

Seperti yang sudah dijelaskan bahwa banyak sekali penulis terlebih sastrawan yang sering memakai majas ini pada setiap tulisannya. Tujuan utamanya tak lain adalah supaya apa yang ditulis lebih mengena kepada pembaca dan lebih hidup.

Namun, ada juga tujuan lainnya dari penggunaan majas ini. Tujuan tersebut antara lain:

1. Membuat Susunan Kalimat Lebih Indah

Jika pernah membaca puisi yang menggunakan majas, kamu akan menemukan diksi yang ditulis oleh penulis terlihat lebih indah dan tidak kaku. Puisi jadi lebih nyaman dibaca, mudah dipahami, dan mudah menyentuh hati pembaca.

2. Menciptakan Kesan Imajinatif

Selain memperindah, majas ini juga bertujuan untuk membentuk imajinasi pembaca saat membaca suatu karya. Pembaca jadi lebih mudah untuk membayangkan suasana dalam tulisan tersebut dan bisa merasakan perasaan dari tokoh yang ditulis dalam suatu karya sastra. 

3. Memperkuat Hubungan

Dalam tulisan cerpen maupun novel, majas ini berguna untuk mendekatkan dan memperkuat hubungan atau rasa antara pembaca dengan benda mati dalam suatu karya. 

4. Memudahkan Pembaca Memahami Suasana Cerita

Nah karena majas ini bertugas untuk menghubungkan kata benda mati dengan sifat manusiawi, maka ini bisa memudahkan pembaca dalam memahami suasana dan emosi yang ada dalam cerita.

Penulis juga akan lebih mudah memberikan pemahaman kepada pembaca bagaimana alur ceritanya, sehingga pesan yang ingin disampaikan penulis jadi lebih mudah tersampaikan.

Contoh Kalimat Majas Personifikasi

Pada bagian terakhir ini, kamu bisa mengetahui apa saja contoh kalimat majas personifikasi yang sudah digunakan dalam beberapa karya. 

Contoh pertama, pernah mendengar lagu berjudul Symphony yang Indah dari Once Mekel? Dalam lagu tersebut ada lirik seperti ini “Burung-burung pun bernyanyi, bunga pun tersenyum, melihat kau hibur hatiku.” 

Lirik tersebut mengandung majas personifikasi di mana binatang dan benda mati memiliki sifat seperti manusia, yakni bisa tersenyum dan bernyanyi. Lirik ini memudahkan pendengar untuk memahami bahwa suasana yang dibawa lagu ini adalah suasana gembira. 

Contoh selanjutnya, pernah membaca puisi karya Eyang Sapardi Djoko Damono yang berjudul “Aku Ingin”? Di situ kamu akan menemukan kalimat “…kayu kepada api yang menjadikannya abu.” dan kalimat “…awan kepada hujan yang menjadikannya tiada.” 

Dalam puisi tersebut Eyang Sapardi menggunakan benda-benda mati untuk menggambarkan kondisi dan perasaan seseorang kepada kekasih yang dicintainya. 

Sudah Mengerti Contoh Kalimat Majas Personifikasi?

Itulah yang penjelasan lengkap dan contoh kalimat majas personifikasi. Sederhananya, majas ini menjadi majas yang sering digunakan dalam sebuah karya, agar bisa lebih hidup dan mudah dipahami pembaca.

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page