Apa Itu Defisiensi? Pengertian, Penyebab, Gejala, dan Cara Penanganan

Ketika mendengar tentang defisiensi, ada dua persepsi dari dua sektor berbeda, yaitu ekonomi dan kesehatan. Namun, pembahasan kali ini akan membahas tentang hal tersebut dari sisi yang terakhir. Apa yang dimaksud dengan kata tersebut, penyebab, tanda-tanda, hingga metode penanganannya.

Apa Itu Defisiensi?

Memiliki padanan kata ‘kekurangan’, lebih jauh arti dari istilah itu adalah kondisi penurunan fungsi tubuh yang disebabkan oleh kekurangan suplai zat penting berupa vitamin dan mineral atau disebut juga malnutrisi. 

Macam-Macam Malnutrisi dan Penyakit yang Diakibatkan

Kekurangan nutrisi dalam tubuh bisa menyebabkan banyak penyakit berbeda, seperti:

1. Anemia

Penyakit yang paling umum muncul akibat malnutrisi yaitu kekurangan hemoglobin dalam darah atau dikenal sebagai anemia. Kondisi ini akan menyerang saat asupan zat besi (folat) dan vitamin B12 dalam tubuh tidak terpenuhi.

2. Penyakit Beri-Beri

Kurangnya vitamin B1 dapat memicu beri-beri atau penyakit yang menyerang saraf dan sistem peredaran darah. Ketika kebutuhan zat tersebut tidak terpenuhi selama beberapa hari, penyakit ini akan langsung menyerang, khususnya pada anak-anak pada rentang usia 1-4 tahun.

3. Hipokalemia

Saat tubuh defisiensi kalium, maka yang terjadi adalah serangan hipokalemia. Penyakit ini akan membuat tekanan darah menjadi tidak stabil dan fatal, jika dibiarkan. Sebab, rentan menyerang jantung dan otak.

4. Stunting

Selain beri-beri, penyakit akibat malnutrisi yang rentan menyerang anak-anak adalah stunting. Hal ini diakibatkan oleh kekurangan asupan gizi kronis yang berujung pada terhambatnya pertumbuhan tinggi dan berat badan anak.

Gejala-Gejala Penurunan Fungsi Tubuh Akibat Malnutrisi

Pada dasarnya, meskipun menyebabkan berbagai jenis penyakit berbeda, namun tanda-tanda yang ditunjukkan kurang lebih serupa, yaitu:

1. Lebih Mudah Lelah

Gejala pertama adalah penurunan daya tahan tubuh, sehingga lebih mudah merasa kelelahan, meskipun beraktivitas lebih ringan dari biasanya.

2. Jantung Berdegup Lebih Cepat

Tanda berikutnya yaitu degupan jantung menjadi lebih cepat, seolah habis melakukan olahraga berat atau mengalami sesuatu yang memacu adrenalin.

3. Konsentrasi Menurun

Selain keletihan dibandingkan biasanya, daya fokus alias konsentrasi juga turut mengalami penurunan. Menjadi sulit untuk menyimak dan mengingat sesuatu, di mana saat dipaksakan, akan berpengaruh pada tubuh yang semakin lelah.

4. Lesu

Defisiensi mempengaruhi fisik dan mental sekaligus, sehingga akan jelas tampak penderitanya lebih lesu dan muram. Energi seolah terkuras habis dan tidak bersemangat dalam melakukan aktivitas apapun serta wajahnya menjadi sangat pucat tanpa gairah.

5. Tekanan Darah Rendah

Kondisi ini sangat rentan menyebabkan tekanan darah menjadi rendah. Pada kondisi normal, tekanan darah adalah 120/80. Namun, saat mengidap penyakit akibat malnutrisi, biasanya berada di bawah 100/60.

6. Nafsu Makan Turun Drastis

Penurunan fungsi tubuh menyebabkan rasa pahit pada lidah, sehingga berujung pada selera makan yang menurun hingga hilang sama sekali. Jika dibiarkan, kondisi badan akan semakin melemah.

7. Sakit Kepala

Tanda terakhir yaitu munculnya sakit kepala berdenyut yang timbul tenggelam. Obat pereda sakit kepala biasa tidak akan bisa menghilangkan gejala yang satu ini.

Cara Mencegah Kondisi Penurunan Fungsi Tubuh Akibat Malnutrisi

Sebelum mengetahui metode penanganannya, lebih baik untuk memahami tindakan preventif, alias pencegahannya terlebih dahulu, yakni:

1. Mengatur Diet dan Pola Makan

Diet atau makanan wajib menjadi fokus utama dalam mencegah terjadinya malnutrisi. Pastikan untuk memiliki asupan menu dengan kadar gizi sesuai. Hal ini akan memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral tubuh dengan sempurna. Fokuskan pada pengurangan protein dan rendah kolesterol.

Selain pengaturan gizi yang cukup, wajib untuk memastikan pola makan teratur. Terlambat untuk mengonsumsi makanan atau berlebihan juga akan menimbulkan kondisi kesehatan lain, seperti asam lambung dan obesitas.

2. Istirahat Cukup

Kekurangan waktu istirahat juga menyebabkan proses metabolisme tubuh tidak maksimal, sehingga nutrisi tidak terproduksi secara sempurna. Pastikan untuk memiliki waktu istirahat yang cukup, minimal delapan jam sehari dan tidur berkualitas.

3. Mengonsumsi Suplemen

Jika diperlukan, tidak ada salahnya untuk rajin mengkonsumsi suplemen untuk mencukupi kebutuhan nutrisi yang mungkin berkurang akibat aktivitas terlalu padat atau asupan gizi makanan kurang seimbang.

4. Menghindari Aktivitas yang Memforsir Tenaga Berlebih

Jaga pola aktivitas fisik, agar tidak terlalu berlebihan hingga cenderung terforsir. Kegiatan ini sangat menguras tenaga dan mengacaukan asupan nutrisi tubuh akibat penyerapan di luar batas normal.

Cara Mengatasi Penyakit-Penyakit yang Disebabkan Malnutrisi

Bagaimana jika terlanjur mengalami defisiensi akibat malnutrisi? Mau tidak mau, yang bisa dilakukan adalah menanganinya. Jika sudah terlanjur mengalami anemia, hipokalemia, dan penyakit-penyakit lain sebagaimana disebutkan di atas, satu-satunya cara adalah berkonsultasi dengan dokter.

Namun, penanganan penyakit-penyakit tersebut jika terdeteksi pada tahap awal biasanya hanya diberikan obat oral untuk menambah zat-zat yang kurang dan diet khusus. Pengobatan selama kurang lebih tiga hari cukup untuk mengembalikan kondisi tubuh semula.

Metode Diagnosa Penyakit Akibat Malnutrisi

Apakah Dokter dengan serta merta akan mendiagnosa seseorang mengalami penyakit akibat malnutrisi hanya melalui penyebutan gejala-gejala di atas? Tentu saja tidak. Ada beberapa metode diagnosis yang akan dilakukan dokter sebelum memutuskan penyakit yang diderita pasien dan langkah pengobatannya, seperti:

1. Cek Status Gizi

Pemeriksaan gizi pasien menjadi metode pertama yang digunakan. Dokter akan menghitung IMT atau Indeks Massa Tubuh dengan rumus berat badan dibagi tinggi tubuh kuadrat. Hasilnya akan dilihat sesuai pedoman kondisi normal untuk mengetahui ada indikasi malnutrisi atau tidak.  

Namun, ada beberapa pengecualian terhadap pasien dengan gangguan kesehatan lain seperti obesitas. Tentu, indeks yang dimiliki berbeda, sehingga rumus yang digunakan dan hasil penilaian memiliki perbedaan.

2. Pemeriksaan Fisik

Pasien yang mengidap defisiensi akibat malnutrisi memiliki ciri-ciri khusus di beberapa bagian tubuh, yakni wajah, tangan, kaki, dan pantat. Pasien cenderung lebih kurus, pucat, kulitnya kering, mengendur, dan gerakannya terbatas.

3. Pemeriksaan Klinis

Metode diagnosa terakhir dan memiliki hasil paling akurat tentu saja tes laboratorium atau klinis. Pemeriksaan air kencing dan darah menjadi dua syarat utama untuk kebutuhan diagnosa penyakit-penyakit yang disebabkan oleh malnutrisi dalam tubuh.

Komplikasi Penyakit

Pada orang dewasa, penyakit yang dipicu oleh malnutrisi tidak terlalu berpengaruh. Namun, hal itu menjadi berbeda jika menyerang anak-anak. Risiko yang menyertainya adalah gangguan tumbuh kembang serius. 

Sebab itu, penanganan defisiensi terhadap anak harus lebih hati-hati dan dalam periode waktu yang lebih lama daripada orang dewasa. Pemberian obat dan dosis juga tidak boleh sembarangan, akibat tubuh anak-anak yang lebih rentan.

Hasil Riset Kasus Penyakit Akibat Malnutrisi di Indonesia

Indonesia mencatatkan rekor memalukan terkait jumlah kasus akibat malnutrisi dengan menduduki peringkat tertinggi di Asia Tenggara. Meskipun bukan menjadi negara paling miskin, namun Indonesia memiliki jumlah penduduk kedua terbanyak di dunia, sehingga otomatis mempengaruhi total pengidapnya.

Organisasi Pangan dan Agrikultural (FAO) mencatat 17 dari total 273 juta atau sekitar 16% penduduk Indonesia mengalami berbagai penyakit yang dipicu oleh malnutrisi. Rekor yang lebih tinggi dari Kamboja sebagai negara paling miskin di Asia Tenggara.

Ada beberapa faktor yang memicu tingginya kasus tersebut, yakni:

  • Kemampuan ekonomi yang kurang.
  • Tingginya angka kelahiran tidak terencana.
  • Kurangnya kesadaran akan pentingnya keseimbangan asupan gizi.
  • Rendahnya tingkat keterjangkauan fasilitas dan layanan kesehatan oleh masyarakat.
  • Sulitnya akses dan distribusi informasi terkait kesehatan pada masyarakat.

Peningkatan kasus tersebut khususnya terus meningkat sejak pandemi COVID-19 menyerang. Kondisi perekonomian dan sektor kesehatan yang semakin kacau balau membuat laju pertumbuhan kasus meningkat drastis.

Penanganan kasus semacam ini tidak bisa dilakukan hanya dari satu pihak, namun membutuhkan keterlibatan aktif pemerintah dan masyarakat, agar dapat diselesaikan hingga ke akar. Jika yang bekerja hanya dari satu sisi saja, pengentasan malnutrisi dan penyakit-penyakit yang menyertainya akan tetap sulit.

Sudah Paham Apa Itu Defisiensi di Bidang Kesehatan?

Cukup detail bukan penjelasan perihal malnutrisi hingga potensi penyakit yang menyertainya? Kekurangan zat dalam tubuh seringkali dianggap sepele hingga membiarkannya berlarut-larut, tanpa menyadari potensi penyakit serius yang mengintai. Hal ini tentu membutuhkan perhatian khusus, agar jumlah kasus dapat menurun. Diperlukan perbaikan dari berbagai sektor untuk dapat mengatasi potensi penyakit yang dipicu oleh defisiensi kesehatan tersebut. Mewujudkan Indonesia yang lebih baik dan sehat tentu bukan tanggung jawab satu orang, terlebih guna menyelesaikan akar-akar masalah yang terlanjur menahun.

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page