Doping atau ​​Performance Enhancing Drugs (PED) adalah istilah yang kerap menjadi sorotan utama dalam dunia olahraga. Praktik ini mencakup penggunaan zat terlarang untuk meningkatkan performa atlet, meskipun melanggar etika dan aturan olahraga.
Dampak dari zat ini sangat merugikan, bukan hanya bagi integritas olahraga, tetapi juga bagi kesehatan para atlet. Lantas, apa sebetulnya PED? Apa dampaknya bagi atlet? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, mari simak artikel ini sampai habis!
Daftar ISI
Apa itu Doping?
![Apa itu Doping? Pengertian, Sejarah, Jenis, dan Efek Sampingnya 2 Apa itu Doping Pengertian, Sejarah, Jenis, dan Efek Sampingnya](https://hotelier.id/studi/wp-content/uploads/2023/09/1-12-1024x569.jpg)
Doping adalah suatu praktik atau penggunaan zat terlarang dan metode tertentu guna meningkatkan performa serta tenaga atlet di kompetisi olahraga. Tujuan utama dari praktik ini adalah untuk meningkatkan daya tahan, kekuatan, kecepatan, dan atau pemulihan atlet sehingga mencapai hasil yang maksimal di pertandingan.
Namun, praktik ini merupakan pelanggaran etika olahraga dan bertentangan dengan prinsip kejujuran dan fair play. Zat terlarang yang sering digunakan dalam praktik ini meliputi steroid anabolik, hormon pertumbuhan, stimulan, dan diuretik. Penggunaan zat-zat ini dapat memberikan keuntungan yang bersifat sementara bagi atlet.
Akan tetapi, zat-zat tersebut juga memiliki dampak negatif yang serius terutama bagi kesehatan mereka. Bahkan, dampak tersebut termasuk masalah jantung, gangguan hormonal, dan gangguan mental.
Organisasi olahraga internasional secara ketat melarang doping dan melakukan tes rutin untuk mengidentifikasi atlet yang terlibat pada praktik tersebut. Bahkan, sanksi berat diberlakukan kepada atlet yang terbukti menggunakannya. Sanksi tersebut termasuk diskualifikasi, pencabutan gelar, dan larangan bermain di kompetisi.
Sejarah Doping
![Apa itu Doping? Pengertian, Sejarah, Jenis, dan Efek Sampingnya 3 2 4](https://hotelier.id/studi/wp-content/uploads/2023/09/2-4.jpeg)
Sejarah praktik ini dapat ditelusuri kembali ke zaman kuno. Di mana para atlet menggunakan berbagai jenis bahan alami untuk meningkatkan performa mereka dalam pertandingan olahraga. Pada abad ke-19, praktik ini mulai menjadi isu yang lebih serius dengan munculnya penggunaan stimulan seperti kokain oleh para atlet.
Namun, baru pada awal abad ke-20, praktik ini menjadi sorotan. Ketika seorang peserta Olimpiade meninggal dunia akibat mengonsumsi campuran dari obat dan alkohol sebelum pertandingan. Sejak saat itu, berbagai organisasi olahraga dan badan anti-doping yang berusaha keras untuk mengatasi masalah ini.
Pada tahun 1967, diadopsi uji doping pertama pada olimpiade dan kemudian berkembang menjadi program anti-doping yang lebih luas. Organisasi seperti World Anti-Doping Agency (WADA) didirikan untuk mengkoordinasikan upaya internasional dalam memerangi doping dalam olahraga.
Meskipun langkah-langkah pencegahan telah diambil, praktik terlarang ini tetap saja menjadi masalah yang serius dan menantang di dunia olahraga modern. Upaya terus dilakukan untuk menjaga integritas olahraga dan menjamin persaingan yang adil bagi semua atlet.
Jenis-Jenis Doping yang Terlarang
Doping telah menjadi isu yang kontroversial di dunia olahraga. Hal tersebut terjadi karena praktiknya yang melibatkan penggunaan zat-zat terlarang atau metode tertentu untuk meningkatkan performa atlet. Berikut adalah beberapa jenis zat-zat yang penggunaannya terlarang untuk atlet dan dunia olahraga:
1. Eritropoietin (EPO)
Eritropoetin atau yang biasa disebut EPO adalah hormon yang bertanggung jawab untuk merangsang produksi sel darah merah dalam tubuh. Penggunaan zat EPO meningkatkan jumlah sel darah merah, sehingga meningkatkan kemampuan tubuh untuk membawa oksigen ke otot.
Hal tersebut dapat meningkatkan daya tahan atlet, terutama dalam olahraga endurance seperti lari jarak jauh dan bersepeda. Namun, penggunaan dari zat EPO dapat menyebabkan efek samping yang serius.
Tingkat konsentrasi yang tinggi dari sel darah merah dapat menyebabkan viskositas darah yang berlebihan. Bahkan, doping ini juga dapat meningkatkan risiko pembekuan darah, tekanan darah tinggi, dan gagal jantung.
Selain itu, EPO juga dapat menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit dalam tubuh, yang dapat berdampak pada kesehatan keseluruhan atlet.
2. Steroid Anabolik
Steroid anabolik adalah zat sintetis yang meniru efek hormon testosteron dalam tubuh. Doping ini digunakan untuk meningkatkan pertumbuhan otot dan kekuatan, sehingga membuat atlet lebih kuat dan bertenaga. Penggunaan steroid anabolik umumnya ditemukan pada olahraga kekuatan seperti angkat besi dan binaraga.
Meskipun zat steroid anabolik dapat meningkatkan performa sementara bagi tubuh, penggunaan secara berlebihan bisa menyebabkan efek samping yang serius. Beberapa efek sampingnya termasuk kanker hati, gangguan hormonal, jerawat, dan masalah kardiovaskular.
Selain itu, penggunaan jangka panjang dari zat ini juga dapat menyebabkan efek kecanduan. Bahkan, efek candu ini dapat mengakibatkan terganggunya sistem keseimbangan hormonal yang bisa menyebabkan masalah kesehatan lainnya.
3. Stimulan
Stimulan adalah jenis zat yang berguna untuk meningkatkan fokus, kejelian, dan energi atlet. Umumnya, doping ini dapat membantu atlet tetap terjaga dan waspada selama pertandingan. Sehingga dapat meningkatkan performa atlet secara keseluruhan.
Namun, penggunaan zat stimulan ternyata dapat menyebabkan efek samping yang cukup serius. Penggunaan jangka panjang dari zat ini menyebabkan kecanduan dan dosis tinggi, di mana tubuh atlet menjadi kurang responsif terhadap zat tersebut.
Bahkan penggunaan zat ini juga memiliki bahaya yang cukup signifikan terhadap kesehatan tubuh atlet. Penggunaan stimulan secara berlebihan dapat menyebabkan jantung berdebar, tekanan darah tinggi, gangguan tidur, dan rasa kelelahan yang berlebihan setelah efeknya mereda dari tubuh.
4. Hormon Pertumbuhan
Jenis doping berikutnya adalah hormon pertumbuhan. Hormon pertumbuhan adalah zat yang berperan bagi pertumbuhan dan juga perkembangan tubuh. Penggunaan hormon pertumbuhan ini dapat meningkatkan ukuran otot dan mengurangi lemak tubuh, sehingga meningkatkan kekuatan tubuh dan kecepatan atlet.
Namun, penggunaan hormon pertumbuhan tanpa resep medis dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan yang cukup serius. Penggunaan yang tidak terkontrol bisa menyebabkan pertumbuhan organ internal yang tidak normal, gangguan pada hormon, dan bahkan risiko terkena penyakit kanker.
Selain itu, penggunaan hormon pertumbuhan juga dapat menyebabkan masalah tulang dan juga persendian. Karena tubuh yang berkembang dan tumbuh terlalu cepat, badan manusia jadi tidak dapat menyesuaikan diri dengan baik. Akibatnya, sendi-sendi serta tulang dapat mengalami kerusakan serius.
5. Diuretik
Diuretik adalah zat yang digunakan untuk meningkatkan produksi urine dalam tubuh. Penggunaan doping ini dapat membantu atlet mengurangi berat badan secara cepat dan meningkatkan kecepatan pemulihan tubuh setelah pertandingan.
Namun, zat diuretik dapat menyebabkan efek samping bagi tubuh atlet. Penggunaan diuretik dapat menyebabkan dehidrasi dan ketidakseimbangan elektrolit yang terjadi di dalam tubuh.
Hal tersebut akan berdampak pada masalah kesehatan yang serius seperti tekanan darah rendah, kelemahan otot, dan bahkan kebingungan. Selain itu, penggunaan diuretik secara berlebihan juga dapat menyebabkan kerusakan pada ginjal serta masalah ginjal lainnya jangka panjang.
Sanksi bagi Atlet yang Terbukti Menggunakan Doping
![Apa itu Doping? Pengertian, Sejarah, Jenis, dan Efek Sampingnya 4 3 6](https://hotelier.id/studi/wp-content/uploads/2023/09/3-6-1024x749.jpeg)
Sanksi bagi atlet yang terbukti menggunakan doping sangatlah berat dan memiliki dampak serius terhadap karir mereka dalam dunia olahraga. Organisasi olahraga internasional, seperti World Anti-Doping Agency (WADA) dan Komite Olimpiade Internasional (IOC) punya aturan dan pengujian ketat untuk mengatasi masalah ini.
Jika atlet positif mengonsumsi zat terlarang, mereka akan mendapat sanksi yang sesuai dengan tingkat pelanggaran. Sanksi yang umumnya berlaku meliputi:
- Diskualifikasi dari kompetisi.
- Larangan berpartisipasi dalam kompetisi olahraga.
- Pembatalan kontrak sponsor.
- Penghentian karir olahraga.
Sanksi ini bertujuan untuk memberikan efek jera kepada para atlet dan mencegah praktik berbahaya ini dalam dunia olahraga. Dengan memberlakukan sanksi tegas, diharapkan para atlet lebih berpikir sebelum menggunakan zat ini dan memilih untuk berkompetisi secara fair dan sehat
Sudah Paham Apa itu Doping dalam Dunia OIahraga?
Doping adalah praktik yang tidak hanya melanggar aturan olahraga saja, tetapi juga mengancam kesehatan atlet. Berbagai jenis zat-zat seperti EPO, steroid anabolik, stimulan, hormon pertumbuhan, dan diuretik memiliki dampak serius.
Tidak hanya itu, penggunaan zat ini juga dapat merusak moral. Karena atlet akan berkompetisi dalam kondisi yang tidak adil untuk memperoleh keuntungan sepihak. Melatih mental dan fisik, menjaga asupan nutrisi, menerapkan diet sehat bisa menjadi pilihan untuk menjaga performa alih-alih melakukan praktik terlarang.