Mengenal Drama: Ciri, Unsur, Jenis, Contoh, dan Strukturnya

Bagi sebagian besar orang, drama sudah menjadi salah satu kebutuhan jasmani khususnya untuk hiburan atau healing. Lewat pengangkatan kisah tertentu, penonton akan dibawa ke dalam alur cerita seolah menjadi salah satu pemeran dalam cerita tersebut. 

Dalam proses pembuatannya sendiri, seni visual ini memiliki beberapa ciri khusus. Tentunya dengan menerapkan unsur tertentu tergantung dengan jenis yang digunakan. Bahkan dari beberapa contohnya, strukturnya bisa berbeda-beda. Agar lebih banyak tahu, Anda bisa mempelajari apa itu seni pertunjukkan pada penjelasan di bawah ini!

Apa itu Drama?

Secara bahasa, drama dapat Anda artikan sebagai sebuah pertunjukan yang menyajikan perpaduan syair dan prosa, serta menggambarkan sebuah alur kehidupan dari tokoh yang diperankan. Seni peran ini melibatkan banyak aktor untuk melakukan seni pementasan peran agar dapat membawakan sebuah cerita.

Bentuk karya seni pementasan ini menggunakan dialog atau percakapan antara karakter-karakter dalam cerita. Pementasannya biasanya memanfaatkan panggung pementasan atau menggunakan berbagai platform atau media grafis lainnya.

Uniknya, kisah yang diperankan bisa mengambil banyak tema maupun gaya bercerita. Termasuk komedi, tragedi, romantis, hingga historis. Dalam konteks modern, seni pertunjukkan ini juga menjadi tayangan entertainment pada sebuah stasiun pertelevisian. 

Ciri-Ciri yang Menggambarkan Drama

Dalam penulisan dialognya, seni peran ini memiliki beberapa ciri khusus yang membedakan dengan seni rupa lainnya. Agar dapat lebih memahaminya, Anda bisa menelaah beberapa ciri di bawah ini:

  • Tertulis dalam bentuk dialog atau percakapan antara karakter-karakter dalam cerita. Serta bisa dituturkan oleh narator maupun langsung dalam seni peran tersebut.
  • Biasanya tertulis untuk pentas di atas panggung dengan menghadirkan para aktor yang memerankan karakter-karakter dalam cerita tersebut. Sehingga dalam teksnya akan ada instruksi khusus sebagai clue dalam tanda kurung untuk mengarahkan aktor dalam memerankan adegan yang ada.
  • Mengandung konflik atau masalah yang menjadi kunci jalannya cerita.
  • Menggunakan bahasa yang kaya, baik itu bahasa formal atau bahasa sehari-hari dengan dialek tertentu atau karakteristik khusus.
  • Biasanya memiliki beberapa karakter utama yang memainkan peran penting dalam cerita, serta beberapa figuran pendukung.
  • Pementasan seni pertunjukkan ini membutuhkan kemampuan acting yang memanfaatkan delivery lisan, ekspresi, hingga gestur yang mendukung setiap adegan.
  • Mencakup beberapa unsur, seperti plot, karakter, tema, latar, dan suasana.
  • Dapat dikategorikan menjadi berbagai genre. Seperti komedi, tragedi, romantis, dan sebagainya.
  • Mampu memberikan pesan moral atau sosial kepada penonton.
  • Karena akan dipentaskan dalam waktu yang cukup panjang, maka perlu adanya latihan khusus untuk pementasannya.
  • Memiliki struktur yang terdiri dari beberapa bagian. Seperti adegan, babak, dan episode.
  • Mengutamakan interaksi antara karakter dalam cerita dan penonton. Baik itu melalui penggunaan dialog maupun gerak tubuh para aktor.

Unsur Penting dalam Drama

Dalam seni pementasan peran ini, ada beberapa unsur penting yang harus terpenuhi. Beberapa unsur yang harus ada di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Tema

Secara umum, unsur pertama seni ini adalah tema. Ini merupakan ide atau gagasan utama yang ingin disampaikan pada penonton melalui seni peran tersebut. Tema ini bisa tersirat dari judul pementasannya maupun tersirat dalam jalannya cerita pada pementasan.

2. Latar

Selain tema, ada juga latar yang menjadi titik temu antara tema dan unsur penyampaian kisah dalam pementasan drama tersebut. Sehingga, latar akan berfokus pada tempat terjadinya cerita, serta situasi yang ingin diangkat dalam pementasan.

3. Plot

Unsur penting berikutnya merupakan sebuah urutan peristiwa dalam pementasan. Plot menggambarkan kisah yang dibawakan secara penuh. Penentuan arah ini juga akan menunjukkan bagaimana karakter satu dan lainnya saling berkaitan, serta menentukan alur pembawaan kisah pada pementasan tersebut.

4. Karakter 

Dalam sebuah cerita adanya karakter yang akan diperankan oleh masing-masing tokoh yang memerankannya adalah salah satu unsur paling penting dalam pementasan. Karena penyampaian kisah dalam seni peran ini memang harus menggunakan penyampaian lisan, mimik wajah, dan gestur yang saling mendukung.

5. Penokohan

Biasanya, penokohan terbagi dalam tiga klasifikasi umum. Pertama adalah protagonis yang biasanya protagonis digambarkan dengan tokoh baik hati. Namun, sebenarnya hal ini tergantung dari si pembuat cerita. Karena ada juga seorang protagonis yang memiliki karakter jahat atau bisa Anda sebut sebagai anti-hero.

Kedua adalah antagonis yang umumnya selalu bertentangan dengan protagonis. Terakhir adalah tritagonis yang merupakan beberapa peran pendukung untuk melengkapi keseluruhan cerita.

6. Dialog

Dalam seni pementasan ini, penyampaian kisah akan muncul melalui narator maupun secara percakapan dialog. Oleh karena itu, penting untuk menghadirkan dialog yang mampu menggambarkan jalan cerita utama dan pendukung. Sedangkan untuk seni pementasan tanpa dialog biasanya dikenal dengan pantomim.

7. Monolog

Selain melalui percakapan, dalam pementasan drama beberapa tokoh juga akan diberikan monolog (berbicara sendiri atau kata hati dari karakter tersebut). Hal tersebut menjadi unsur pendukung yang bisa membuat cerita lebih menarik.

8. Konflik

Agar dapat membawa penonton masuk dalam cerita, pementasan ini butuh adanya konflik. Di mana konflik ini akan menggambarkan suasana, emosi, dan ketegangan dalam pertentangan antar tokoh. Tujuan lainnya adalah agar pesan bisa tersampaikan dan penonton terima dengan baik.

9. Amanat atau Pesan Moral

Moral merupakan unsur yang tersampaikan dalam seni pementasan, baik secara naratif maupun tersirat. Biasanya, amanat ini merupakan kesimpulan yang bisa penonton ambil dalam kisah yang pentas seni tampilkan.

10. Unsur Pendukung Lain

Hal tak kalah penting lain dalam seni pemantasan ini adalah dekorasi dan tata pentas, tata rias dan busana, lighting, serta tata suara dan musik. Beberapa unsur ini bisa membawa dan membentuk suasana yang ingin digambarkan dalam setiap adegan.

Jenis-Jenis Drama Beserta Contohnya

Secara umum, seni pementasan ini terbagi dalam beberapa jenis yang bisa penampil suguhkan dengan berbagai gaya. Penjelasan ini akan membantu Anda memahami berbagai jenis yang ada dalam seni pementasan ini:

1. Tragedi

Jenis pertama merupakan pementasan yang memiliki alur dan jalan cerita yang menyedihkan. Beberapa juga memiliki akhir yang menyedihkan, di mana si tokoh utama akan meninggal. Contohnya adalah Romeo and Juliet karya William Shakespeare, Antigone karya Sophocles, dan Oedipus Rex karya Sophocles.

2. Komedi

Berikutnya ada pementasan yang memiliki jalan cerita yang penuh gelak tawa. Baik karena membawakan kisah yang lucu, maupun memang mengangkat kisah yang menghibur

Contohnya adalah The Importance of Being Earnest karya Oscar Wilde, A Midsummer Night’s Dream karya William Shakespeare, dan The Comedy of Errors karya William Shakespeare.

3. Romantis

Jenis drama berikutnya adalah salah satu kisah yang banyak disukai kaum hawa. Karena jenis ini memiliki unsur percintaan dan lika-liku asmara antar tokoh. Contohnya adalah The Notebook karya Nicholas Sparks, Pride and Prejudice karya Jane Austen, dan Cyrano de Bergerac karya Edmond Rostand.

4. Musikal:

Pementasan satu ini memiliki unsur pendukung musik dan melodi untuk menjabarkan kisah yang dialuni musik seakan sedang bersyair. Contohnya adalah The Phantom of the Opera karya Andrew Lloyd Webber dan Claude-Michel Schönberg, Hamilton karya Lin-Manuel Miranda.

5. Sejarah:

Berikutnya ada pementasan yang mengangkat kisah sejarah. Penggambaran tokohnya juga akan dibuat semirip mungkin dengan tokoh dalam sejarah. Contohnya adalah Richard III karya William Shakespeare dan Inherit the Wind karya Jerome Lawrence dan Robert E. Lee.

6. Misteri:

Berikutnya ada pementasan yang mengangkat cerita yang mengandung unsur mistis dan horor serta mampu membuat adrenalin penonton lebih menegangkan. Contohnya adalah And Then There Were None karya Agatha Christie dan The Hound of the Baskervilles karya Sir Arthur Conan Doyle.

Struktur dalam Drama

Dalam pembuatan teks maupun pementasannya, seni peran ini memiliki beberapa struktur utama. Berikut uraiannya:

  • Eksposisi: Ini merupakan bagian awal. Di mana karakter, latar, dan konflik akan diperkenalkan kepada penonton oleh narator atau tokoh tertentu.
  • Raising Action (Konflik): Ini merupakan struktur yang menggambarkan munculnya permasalah yang terjadi dalam plot dan antar karakter. 
  • Klimaks: Bagian saat ketegangan pada konflik mencapai puncaknya. Dapat berupa imbas positif maupun negatif dalam plot cerita yang dibawakan.
  • Penyelesaian: Pemecahan konflik yang mengarah pada akhir cerita. Serta akan menyelesaikan semua masalah dan mengungkapkan hasil dari konflik.
  • Denouement (Resolusi): Bagian saat karakter-karakter mengevaluasi apa yang telah terjadi. Biasanya berupa epilog atau bagian terakhir dan kata penutup berisi kesimpulan atau amanat.

Anda Sudah Paham Mengenai Apa itu Drama?

Dari penjelasan di atas, kini Anda tahu bahwa drama merupakan sebuah seni pementasan yang menggambarkan cerita lewat adu acting. Adapun pementasan ini biasanya dibawakan dengan berbagai unsur yang mendukung jalannya cerita dalam seni pementasan panggung.

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page