Gambar Cerita: Pengertian, Ciri, Fungsi, Karakteristik & Contohnya

Gambar cerita adalah buku cerita anak yang dilengkapi oleh gambar-gambar. Buku ini sangat disukai oleh anak-anak, karena memiliki gambar sebagai penunjang cerita di dalamnya.

Pengertian Gambar Cerita

Seperti penjelasan sebelumnya, buku gambar cerita adalah salah satu jenis buku cerita anak yang di dalamnya terdapat gambar-gambar pendukung sebuah cerita. Buku ini juga bisa dikatakan sebagai buku dongeng, karena menceritakan kisah yang penuh amanah dan edukasi.

Penyusunan cerita dalam buku cerita bergambar ini sama seperti buku cerita lainnya, yaitu sesuai dengan tokoh, alur cerita, setting tempat atau waktu, dan pesan yang ingin disampaikan.

Umumnya, buku cerita bergambar anak-anak ini ditujukan untuk pendidikan, sehingga cerita di dalamnya harus edukatif.

Narasi di dalam buku cerita yang dilengkapi oleh gambar-gambar berwarna diklaim lebih efektif untuk mengantisipasi rasa bosan pada anak. Jadi, keberadaan gambar dalam buku cerita lebih menarik, ketimbang buku cerita yang hanya mengutamakan narasi.

Ciri-Ciri Buku Cerita Bergambar

Setiap buku memiliki ciri atau karakteristik yang menjadi pembeda. Adapun ciri-ciri dari buku cerita bergambar, antara lain:

1. Memiliki Narasi yang Singkat

Ciri pertama adalah memiliki narasi yang singkat. Buku cerita bergambar memang tidak menggunakan banyak narasi. Biasanya, di dalam buku cerita ini tertulis poin-poin pentingnya saja.

Meski narasi dalam buku cerita bergambar ditulis singkat, akan tetapi dalam penulisannya harus menyesuaikan unsur intrinsik dan ekstrinsik.

Narasi yang singkat tersebut akan dilengkapi oleh gambar atau ilustrasi. Pembuatan gambar atau ilustrasi harus disesuaikan dengan isi narasi cerita. Tujuannya agar anak mudah memahami maksud narasi tersebut.

Misalnya, seekor kancil bertemu dengan buaya di tepi sungai. Maka gambar atau ilustrasi dalam cerita tersebut menampilkan seekor kancil dan buaya dengan latar tempat sungai.

Narasi yang singkat juga bertujuan untuk menghindari munculnya rasa bosan atau jenuh pada anak saat membaca. Jadi, semakin sedikit narasi yang ditulis dan gambar yang sesuai, maka semakin antusias anak-anak untuk membaca buku cerita.

2. Memakai Kalimat yang Sederhana

Ciri gambar cerita kedua adalah menggunakan kalimat yang sederhana. Pemakaian kalimat sederhana akan memudahkan anak-anak memahami maksud atau tujuan cerita yang dibaca.

Selain itu, kalimat sederhana juga membuat anak merasa nyaman dan bantu mempermudah proses belajar membaca.

Penggunaan kalimat atau kosa kata yang tidak diketahui oleh anak akan menimbulkan kebingungan dan kejenuhan terhadap anak. Antusias yang berkurang akan membuat mereka enggan untuk membaca buku cerita, meski sudah dilengkapi oleh gambar atau ilustrasi.

Jadi, diksi atau kata yang digunakan dalam narasi buku cerita harus sesuai dengan kalimat sehari-hari.

3. Memiliki Dialog dengan Balon Kata

Karakteristik selanjutnya adalah memiliki dialog dengan balon kata. Seperti yang diketahui, dialog akan memudahkan anak-anak dalam memahami alur cerita dan pesan yang terkandung di dalam cerita.

Selain itu, keberadaan balon kata juga akan memudahkan illustrator menggambarkan sebuah adegan gambar yang tepat atau sesuai dengan alur cerita dalam buku bacaan tersebut.

Balon kata ini nantinya juga akan meningkatkan fokus anak-anak membaca sebuah narasi. Tidak hanya itu, penggunaan balon kata ini juga akan membuat tokoh utama menjadi lebih spesifik.

Contoh, satu buah balon kata hanya untuk satu tokoh saja. Sedangkan dalam komik, balon kata bertujuan untuk memudahkan pembaca memahami dialog atau narasi cerita dalam satu halaman komik.

4. Memperhatikan Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik

Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, narasi singkat dalam cerita bergambar harus sesuai dengan unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik.

Adapun unsur-unsur intrinsik dalam sebuah cerita, antara lain tokoh, alur, latar tempat, latar waktu, sudut pandang, dan amanat. Sedangkan unsur ekstrinsik dalam cerita meliputi latar belakang masyarakat, latar belakang penulis, dan nilai.

Dengan menggunakan kedua unsur di atas, buku cerita dianggap sempurna. Unsur yang paling penting dan tidak boleh dilupakan adalah unsur intrinsik, karena berkaitan dengan isi cerita.

5. Menggunakan Tipografi

Ciri kelima adalah menggunakan tipografi. Tujuannya untuk memudahkan anak-anak atau pembaca memahami setiap tokoh maupun karakter dalam cerita.

Selain itu, tipografi juga bantu memudahkan pembaca untuk merasakan emosi yang dirasakan oleh tokoh dalam cerita. Misalnya perasaan bahagia, sedih, takut, marah, kecewa, dan perasaan lainnya.

Gambar cerita juga memiliki ciri-ciri lainnya, seperti komposisi panel ilustrasi gambar harus proporsional, memiliki unsur humor, dan lainnya.

Fungsi Buku Cerita Bergambar untuk Anak

Buku cerita bergambar memiliki fungsi yang baik terhadap minat baca sekaligus pendidikan kepada anak. Berikut fungsi buku gambar cerita untuk anak yang perlu diketahui:

1. Anak Lebih Mudah Memahami Isi Cerita

Fungsi pertama adalah bantu anak lebih mudah memahami isi cerita yang dibaca. Ini disebabkan karena cerita dalam buku ini dilengkapi oleh gambar-gambar berwarna sebagai ilustrasi dari narasinya.

Ilustrasi atau gambar tersebut juga efektif bantu anak yang kesulitan dalam membaca atau memahami sebuah kalimat. Dengan adanya ilustrasi atau gambar cerita tersebut, membuat anak-anak nyaman belajar membaca.

Jadi, buku cerita anak yang dilengkapi oleh gambar atau ilustrasi bisa meningkatkan minat baca pada anak dengan menerapkan metode belajar visual yang menyenangkan, sehingga anak-anak pun menjadi nyaman.

2. Memberikan Kesan Membaca yang Berbeda

Kedua adalah memberikan kesan atau suasana membaca yang berbeda kepada anak. Fungsi kedua ini masih berkaitan dengan fungsi sebelumnya.

Seperti yang diketahui, anak-anak memiliki kecenderungan merekam sesuatu dalam bentuk visual. Jadi, cerita yang penuh dengan narasi tanpa adanya ilustrasi di dalamnya akan membuat anak mudah jenuh atau bosan.

Sedangkan buku cerita yang menggunakan ilustrasi atau gambar, memudahkan anak-anak memahami sebuah cerita dan akan terus mengingatnya di dalam memori otak.

Inilah alasan kenapa hampir semua buku cerita bergambar memiliki ilustrasi atau gambar visual yang hampir sempurna. Selain konsep gambar yang disesuaikan dengan narasi cerita, warna dan bentuk gambar pada buku cerita anak juga harus sesuai dengan aslinya.

Misalnya, cerita tentang kancil, maka gambar atau ilustrasi kancil di dalam cerita berwarna cokelat, postur tubuh yang tepat, dan lincah. Selain kancil, gambar pendukung lain seperti latar tempat berupa hutan juga harus sesuai dengan hutan pada umumnya.

3. Membangkitkan Emosi Para Pembaca

Pembaca buku cerita bergambar memang didominasi oleh anak-anak. Oleh karena itu, gambar atau ilustrasi di dalamnya harus bisa membangkitkan emosi anak-anak yang membacanya.

Emosi pertama yang harus dibangkitkan adalah antusias anak terhadap gambar cerita di dalamnya. Jika anak tidak antusias atau kurang tertarik, maka anak pun menjadi malas untuk membaca buku cerita tersebut.

Selain itu, gambar dalam sebuah cerita juga harus bisa membangkitkan emosi lainnya, seperti emosi sedih, bahagia, ceria, dan perasaan lainnya, agar anak ikut larut dalam cerita yang sedang dibacanya.

4. Memudahkan Proses Belajar Membaca

Manfaat atau fungsi yang tidak kalah penting dari sebuah buku cerita bergambar adalah bantu memudahkan proses belajar membaca pada anak.

Pembelajaran tidak hanya dilakukan di lingkungan sekolah saja, tapi juga dilakukan dalam lingkungan keluarga. Sebagai orang tua, memberikan edukasi kepada anak adalah sebuah kewajiban yang tidak boleh dilupakan.

Salah satu edukasi yang harus diberikan oleh orang tua kepada anak adalah memperkenalkan huruf dan belajar membaca.

Karena anak lebih senang menerima sesuatu dalam bentuk visual atau gambaran, maka cara paling tepat agar anak mau belajar membaca adalah memilih buku bacaan cerita yang bergambar.

Ilustrasi atau gambar di dalam buku cerita akan membuat anak-anak tertarik. Ketika sudah timbul daya tarik dalam diri anak, maka proses belajar membaca pun jadi lebih mudah dan menyenangkan.

Karakteristik Buku Cerita Bergambar

Karakteristik bisa mencakup tentang ciri-ciri beserta fungsinya. Berikut beberapa karakteristik dari buku cerita bergambar yang membedakannya dengan jenis buku lainnya:

1. Bersifat Ringkas atau Langsung

Isi dalam cerita menggunakan narasi pendek. Narasi tersebut hanya berisi poin penting atau alur penting cerita yang ingin disampaikan. Oleh karena itu, karakteristik dari jenis buku gambar cerita harus bersifat ringkas dan langsung, tanpa bertele-tele.

2. Mengandung Konsep yang Berseri

Konsep yang berseri akan membuat anak-anak jadi lebih antusias dan menimbulkan rasa penasaran untuk terus membaca. Karakteristik inilah yang membuat buku cerita bergambar berbeda dari buku cerita lainnya, seperti cerpen.

3. Konsep Cerita Mudah Dipahami

Berikutnya adalah konsep atau alur cerita yang mudah dipahami. Penggunaan kalimat sederhana atau kalimat sehari-hari akan bantu memudahkan anak-anak memahami cerita yang mereka baca.

4. Gaya Penulisan yang Sederhana

Seperti penjelasan sebelumnya, gaya penulisan juga menjadi kunci penting dari buku cerita bergambar. Pemilihan kalimat sederhana ini tentu disesuaikan dengan target pembaca, yaitu anak-anak.

Buku cerita yang bergambar biasanya tidak memakai istilah atau kalimat yang sulit dipahami oleh anak-anak.

5. Selalu Dilengkapi Ilustrasi

Karakteristik terakhir adalah buku cerita bergambar selalu dilengkapi oleh ilustrasi atau gambar di dalamnya. Ilustrasi juga harus sesuai dengan narasi untuk memberikan gambaran cerita yang akan disampaikan kepada pembaca.

Jenis dan Contoh Buku Gambar Cerita

Buku cerita bergambar memiliki berbagai jenis yang disesuaikan dengan tema atau topik cerita. Selain itu, jenis gambar cerita buku ini biasanya juga disesuaikan dengan teknik gambar di dalamnya. Berikut penjelasan lengkapnya:

1. Kartun

Cerita Gambar Chibi Maruko Chan
Tokopedia

Jenis pertama ada kartun. Ini merupakan jenis buku cerita bergambar yang paling populer dan disukai oleh anak-anak.

Ilustrasi dalam buku cerita satu ini bisa digambarkan dalam bentuk manusia atau bentuk unik dari benda, bangun datar, dan lainnya. Untuk saat ini, kartun tidak hanya berbentuk dua dimensi, tapi juga tiga dimensi atau 3D.

Sedangkan dari segi isi ceritanya, kartun identik dengan dongeng anak atau humor. Inilah yang membuat kartun menjadi begitu populer dan disukai oleh anak-anak.

Contoh buku cerita bergambar jenis kartun yang populer adalah Chibi Maruko Chan. Buku cerita ini memiliki banyak seri, salah satunya tentang profesi dan peralatan sekolah.

Alur ceritanya, Chibi Maruko Chan memperkenalkan dan menjelaskan macam-macam profesi dan jenis peralatan sekolah. Buku ini sangat mengedukasi anak-anak dan membuat proses belajar lebih mudah diterima lewat tambahan ilustrasi di dalamnya.

2. Karikatur

Cerita Gambar Karikatur
Kibrispdr

Jenis kedua bernama karikatur. Buku cerita bergambar ini biasanya menonjolkan karakter yang dibuat atau digambar dengan cara yang unik dan lucu. Ilustrasi gambar karikatur biasanya sering dilebih-lebihkan, inilah yang membuatnya berbeda dari jenis buku cerita lainnya.

Biasanya, karikatur digunakan oleh ilustrator untuk menyampaikan kritikan atau sindiran. Meski begitu, karikatur juga bisa digunakan untuk memberikan larangan atau edukasi dengan target pembaca anak-anak.

Anak-anak bisa menjadi salah satu target pembaca karikatur, karena ilustrasi di dalamnya lebih unik dan membuat anak menjadi tertarik untuk membaca. Meski begitu, gambaran atau ilustrasi di dalamnya harus menyesuaikan alur cerita.

3. Komik

Cerita Gambar Komik
Kibrispdr

Jenis ketiga ada komik. Sama seperti kartun, komik juga menjadi salah satu jenis buku gambar cerita yang populer dan disukai oleh anak-anak.

Komik adalah buku yang berisi kumpulan gambar-gambar yang disusun secara horizontal atau vertikal. Gambar-gambar tersebut akan dilengkapi oleh kalimat berupa narasi atau dialog para tokohnya.

Khusus untuk dialog, penulisannya harus menggunakan balon kata. Tujuannya agar pembaca lebih mudah memahami dialog-dialog para tokohnya.

Buku komik tidak hanya disukai oleh anak-anak, tapi juga orang dewasa. Saat ini, komik hadir dalam berbagai jenis genre yang disesuaikan dengan umur atau target pembaca.

Contoh komik yang populer antara lain Naruto, Doraemon, dan lainnya. Kedua contoh tersebut merupakan cerita fiksi. Meski begitu, komik Naruto dan Doraemon memiliki banyak pembaca. Bahkan keduanya hadir dalam ratusan volume atau seri.

4. Ilustrasi Karya Sastra

Cerita Gambar Ilustrasi
Tokopedia

Berikutnya ada jenis gambar cerita berupa ilustrasi karya sastra atau juga dikenal dengan novel bergambar.

Seperti namanya, novel bergambar merupakan cerita karangan yang di dalamnya dilengkapi oleh satu atau dua gambar dalam satu halaman. Keberadaan gambar-gambar ini hanya untuk mempertegas cerita saja.

Selain itu, gambar atau ilustrasi dalam novel bergambar juga menjadi pembeda dengan jenis buku lainnya, khususnya novel biasa.

Meski di dalamnya terdapat gambar atau ilustrasi, narasi dalam novel bergambar lebih dominan ketimbang jenis buku cerita bergambar lainnya. Contoh novel bergambar adalah Silly Gilly Daily atau yang lainnya.

5. Vignette

Cerita Gambar Vignette
Seventeen Fanfiction Indonesia

Jenis terakhir ada vignette. Buku cerita bergambar satu ini dibuat dalam bentuk dekoratif dan digunakan untuk mengisi ruang kosong pada sebuah narasi, cerita, atau naskah.

Vignette sendiri tidak begitu populer, khususnya di kalangan anak-anak. Ini dikarenakan tujuan dari keberadaannya hanya untuk mengisi ruang kosong, bukan sebagai pendukung utama dalam sebuah narasi atau cerita.

Cara Membuat Gambar Cerita

Membuat buku cerita bergambar tidak serumit yang dibayangkan. Selain konsentrasi, kreativitas dan ketekunan juga diperlukan dalam proses pembuatannya agar menarik. Jika ingin terlihat menarik, berikut cara atau langkah-langkah membuatnya:

1. Siapkan Alat dan Bahan

Langkah pertama adalah menyiapkan alat-alat dan bahannya. Pembuatan buku cerita bergambar membutuhkan alat-alat seperti buku, pensil, dan pewarna. Jika sudah sering berlatih, ganti alat-alat tersebut dengan tablet dan pen tablet.

Setelah semua alat-alat lengkap, ikuti beberapa teknik berikut ini:

a. Teknik Arsir

Pertama ada teknik arsir, yaitu teknik yang menggunakan garis sejajar atau menyilang untuk membuat ilustrasi gambar. Meski hanya berupa teknik mengarsir, teknik satu ini bisa memberikan hasil gambar dalam bentuk tiga dimensi dan gradasi yang kuat.

Dalam praktiknya, teknik ini tidak menekan pensil atau pewarna dengan kuat. Usahakan tangan tidak memberikan tekanan pada ujung pensil, agar hasilnya lebih bagus.

b. Teknik Gosok

Cara kedua adalah menggunakan teknik gosok. Teknik kedua ini juga sering digunakan oleh para ilustrator. Teknik gosok juga dikenal dengan teknik dussel.

Seperti namanya, cara menggunakan teknik gosok ini hanya perlu menggoreskan ujung pensil atau pewarna pada objek gambar. Cara ini akan membuat gambar lebih estetik dan bagus.

Sama seperti melakukan teknik arsir, penekanan pada teknik gosok juga tidak harus kuat. Tujuannya agar hasil gambar lebih rapi dan ukuran setiap garis ilustrasinya sama besar.

c. Teknik Basah

Ketiga ada teknik basah, yaitu teknik yang biasa digunakan untuk membuat ilustrasi atau gambar berbentuk dua dimensi. Media utama yang biasa digunakan pada teknik basah ini adalah kanvas atau kertas.

Teknik ini dinamakan teknik basah karena menggunakan cat minyak dan cat air. Dalam pembuatan gambar menggunakan teknik basah tidak memerlukan pensil atau spidol warna.

d. Teknik Pointilis

Teknik terakhir ada teknik pointilis, yaitu teknik menggambar yang sering digunakan untuk pembuatan titik-titik pada media. Titik-titik ini nantinya akan ditumpuk dan membentuk sebuah objek yang diinginkan.

Proses pembuatan gambar menggunakan teknik pointilis membutuhkan ketelitian dan kesabaran. Sebab, jika titik-titik yang dibuat ternyata salah, maka hasil gambar pun tidak maksimal.

2. Menentukan Tema untuk Gambar Cerita

Jika sudah memahami apa saja teknik membuat gambar atau ilustrasi dalam cerita, langkah berikutnya yang harus dilakukan adalah menentukan tema pada gambar tersebut.

Pemilihan tema gambar atau ilustrasi harus sesuai dengan narasi dalam cerita. Tujuannya agar isi narasi atau dialog sesuai dengan gambar yang ditampilkan.

Contoh, cerita bertemakan kehidupan hewan di dalam hutan. Maka gambar-gambar yang harus ada di dalam buku cerita adalah kancil, singa, monyet, ular, dan lainnya. Selain gambar hewan, perlu juga ditambahkan gambar pendukung, seperti pohon, sungai, rumput, atau bunga.

Kesamaan gambar dan alur cerita ini akan membuat buku cerita bergambar terlihat sempurna dan mudah dipahami oleh para pembacanya. Sebaliknya, jika gambar dan narasi atau dialog dalam cerita yang tidak sama, maka bisa menimbulkan kebingungan para pembacanya.

Menentukan tema cerita memang tidak mudah. Khusus untuk pemula, tema cerita bisa diambil dari lingkungan sekitar, seperti kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan pendidikan, humor, sosial, atau bahkan fiksi.

3. Mulai Membuat Sketsa

Jika sudah menentukan tema cerita, langkah selanjutnya adalah mulai membuat sketsa. Pembuatan sketsa harus dilakukan dengan teliti dan baik. Sebab, sketsa ini nantinya yang akan menentukan hasil gambar cerita jadi maksimal atau tidak.

Saat membuat sketsa, usahakan untuk membuatnya lebih dari satu. Tujuannya agar memiliki banyak pilihan gambar yang nantinya akan digunakan dalam cerita. Jika hanya memiliki satu sketsa saja, otomatis illustrator tidak memiliki pilihan dan belum tentu sketsa tersebut bagus atau layak untuk ditampilkan.

Membuat sketsa gambar lebih dari satu memang membutuhkan banyak waktu. Oleh karena itu, proses pembuatannya harus membutuhkan kesabaran dan ketelitian, agar sketsa yang dibuat hasilnya lebih maksimal.

4. Menyelesaikan Gambar Cerita

Terakhir adalah menyelesaikan gambar. Penyelesaian gambar ini ditandai dengan memberikan warna pada gambar yang sudah jadi. Teknik pewarnaan sendiri ada dua jenis, yaitu teknik kering dan teknik basah.

Teknik pewarnaan kering biasanya menggunakan pensil warna atau juga crayon. Sedangkan untuk teknik basah menggunakan media seperti tinta, cat air, atau cat minyak.

Selain memberikan warna, illustrator juga harus memperhatikan garis-garis pada gambar. Jika ada garis yang kurang tegas, maka illustrator harus mempertegas garis tersebut.

Setelah itu, illustrator harus menambahkan narasi atau dialog di dalam balon kata. Narasi atau dialog singkat tersebut bertujuan untuk menjelaskan alur cerita atau gambar kepada para pembaca.

Sudah Paham Apa Itu Gambar Cerita?

Buku cerita bergambar adalah jenis buku bacaan yang di dalamnya dilengkapi oleh ilustrasi atau gambar sebagai pendukung narasi maupun dialog. Kalimat narasi atau dialog di dalamnya harus singkat dan memakai kalimat yang mudah dipahami oleh pembaca.

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page