Sudah menjadi hal umum bagi kita sebagai makhluk hidup untuk bertransaksi dalam segala bidang urusan. Apalagi segala hal di dunia ini memiliki nilai masing-masing sesuai value yang sudah ada. Harga tersebut bisa saja berupa nilai moral, nilai sejarah, ataupun nilai yang terbilang pasti.
Meskipun begitu, penetapan nilai tersebut harus sesuai dengan aturan yang sudah umum ada di kehidupan sehari-hari. Tipe nilai-nilai tersebut lahir dengan jenis, fungsi, dan contoh yang beragam. Selain itu, terdapat pula konsep penetapan yang mungkin masih awam bagi masyarakat umum.
Daftar ISI
Apa Arti dari Harga?
Sebagai makhluk hidup yang dengan kebutuhan yang perlu untuk dipenuhi, manusia sudah terbiasa dihadapkan dengan suatu unsur penting. Nilai merupakan salah satu elemen penting yang sering hadir dalam kehidupan. Secara umum, masyarakat memahami konteks ini sebagai nilai jual beli.
Namun, pada hakikatnya pengertian dari istilah ini adalah sebuah nilai yang ditentukan oleh seorang penjual untuk konsumennya. Nominal dan bentuk dari nilai ini sendiri sangat beragam.
Seperti yang Anda ketahui, harga memiliki fungsi umum sebagai angka acuan dalam perhitungan nilai beli dan jual sebuah jasa atau barang. Nilai tersebut berfungsi pula sebagai alat pembantu dalam kegiatan transaksi jual beli. Dalam sistem penetapannya harus mendapatkan hasil imbang antara laba dan rugi.
Dengan adanya besaran nominal nilai ini, pembeli bisa menilai dari kualitas dan tarif yang ditawarkan oleh penjual. Mempertimbangkan apakah nilai tersebut sudah cukup dengan kualitas barang yang disuguhkan.
Jenis-Jenis Harga
Meskipun dari penjelasan di atas tergambar jelas bahwa pengertian istilah ini identik dengan nominal uang. Atau nominal yang bersifat relatif dan sangat umum di telinga masyarakat. Namun, tahukah Anda bahwa ada beragam jenis nominal nilai pada ranah perekonomian? Baca selengkapnya penjelasan di bawah ini:
1. Nilai Objektif
Kadar yang dinilai objektif ini merupakan sebuah nominal yang dihasilkan dari sebuah kegiatan umum di pasaran. Kegiatan tersebut adalah transaksi jual beli dengan tarif pasar.
Ketika melaksanakan kegiatan ini, maka pembeli dan penjual telah menyepakati angka nominal yang sudah ditentukan. Meski begitu, nilai tersebut dapat hadir tanpa adanya proses tawar menawar sebelumnya.
2. Nilai Subjektif
Sesuai dengan namanya, nilai subjektif ini bersifat relatif dan sangat subjektif. Kehadiran nilai ini dihasilkan dari perkiraan semata dari pihak penjual maupun pembeli. Sehingga besaran nominal nilai subjektif ini mungkin saja berbeda dari nilai yang sudah ada di pasaran.
3. Nilai Jual
Nilai pada konteks ini mengarah pada besaran nominal angka yang diperuntukkan untuk sebuah barang atau jasa. Jenis ini hadir dengan sistem penambahan laba atau keuntungan yang akan didapat oleh penjual. Meskipun dengan sistem seperti itu, nilai yang sudah ada tetap mengikuti aturan harga pasar.
Sehingga para penjual tidak akan mematok nilai terlalu jauh di atas pasaran. Karena hal itu akan menyebabkan penurunan minat pembeli. Mereka akan berpikir bahwa perbedaan nilai yang terlalu jauh sangat berlebihan.
4. Nilai Beli
Sebaliknya, ada nilai beli yang menjadi pasangan dari nilai jual. Besaran angka ini menjadi patokan pembeli untuk membeli barang atau jasa yang mereka inginkan. Sementara itu, dilihat dari kacamata pihak penjual, nilai beli merupakan nominal modal yang mereka keluarkan untuk berbelanja bahan jualan.
5. Nilai Pokok
Sementara itu, terdapat besaran nominal yang asli dan tidak tercampur dengan laba atau keuntungan. Nilai ini terlahir suci dari besaran angka yang keluar sebagai nilai murni sebuah barang.
Konsep Penetapan Harga
Sementara itu, ada pula aturan tertentu untuk menetapkan sebuah tarif. Aturan tersebut membentuk sebuah konsep untuk menetapkan nominal nilai yang ada sekarang. Konsep tersebut dibagi menjadi dua bagian, yaitu utility dan value atau nilai. Berikut penjelasan dari kedua fungsi tersebut:
1. Utility
Arti dari kata utility ini sendiri adalah sebuah manfaat yang bisa dinikmati oleh siapapun. Utility dalam konsep penetapan besaran kadar nilai ini bertujuan untuk menjadi elemen penting dalam memenuhi kebutuhan. Apapun barang atau jasa yang Anda beli atau bayar harus memiliki nilai pakai yang bermanfaat.
2. Value
Sesuai dengan arti dari kata value yang merupakn sebuah nilai. Namun, konsep satu ini sudah jarang terpakai pada masa kini. Hal tersebut terjadi karena sistem transaksi barter barang sudah tidak ada.
Konsep ini berguna untuk menjadi patokan nilai dari sebuah barang yang akan ditukarkan dengan barang lainnya. Barang-barang tersebut harus memiliki kadar nilai yang sama atau mirip.
Meski begitu, pada masa sekarang konsep ini berguna untuk mematok nilai yang sesuai dengan kualitas barang. Barang atau jasa yang memiliki value tinggi akan dipatok nilai yang tinggi pula. Seperti halnya sebuah lukisan kuno yang hanya ada satu di dunia, maka lukisan tersebut akan bernilai tinggi jika diperjualbelikan.
Apa Saja Fungsi dari Harga?
Selain sebagai angka acuan dalam perhitungan nilai, ada beberapa fungsi khusus lainnya yang perlu Anda ketahui. Berikut penjabarannya:
1. Fungsi Distribusi
Besaran nilai tersebut menghasilkan nilai tinggi pada sebuah barang yang dinilai memiliki value yang berharga. Fungsi distribusi inilah yang menyebabkan adanya sistem pendistribusian nilai pada suatu barang. Hal tersebut tergantung pada seberapa tinggi kualitas dan nilai asli barang.
2. Fungsi Intensif
Fungsi harga satu ini sering terjadi pada suatu kasus di mana komoditas mengalami kenaikan, sehingga fungsi intensif akan berjalan. Dikarenakan dengan adanya kenaikan komoditas tersebut, maka konsumen akan mengalami kenaikan pula.
Dengan begitu, para pelaku bisnis akan menyesuaikan penawaran mereka terhadap nilai barang jualan yang mereka suguhkan. Hal tersebut bertujuan untuk meraup untung dari sistem jual beli dengan level komoditas yang tinggi.
3. Fungsi Sinyal
Sinyal ini mengacu pada perbedaan tingkatan antara penawaran dan permintaan yang sudah awam di dunia perekonomian. Fungsi sinyal ini akan mengidentifikasi kasus dan menetapkan nilai pasaran untuk sebuah barang.
Dengan sistem di mana jika penawaran tinggi dan permintaan rendah, maka nilai yang ditawarkan akan turun. Hal tersebut bertujuan untuk menarik minat pasar. Sebaliknya, jika penawaran rendah dan permintaan tinggi, maka nilai yang ditawarkan akan cenderung naik sesuai aturan yang ada.
4. Fungsi Transmisi
Sedangkan untuk fungsi transmisi ini berfungsi untuk membantu para konsumen untuk menentukan besaran nilai yang cocok untuk barang yang ditawarkan. Anda sebagai konsumen dapat melakukan perbandingan antara barang satu dan yang lainnya. Langkah ini diambil untuk menilai apakah tarif tersebut sudah sesuai.
Contoh Penerapan Harga
Sementara itu, terdapat beberapa kasus yang terjadi di dunia perekonomian yang menjadi contoh penerapan kadar nilai ini. Sebagai contoh kecilnya, yaitu saat membeli beras senilai Rp50.000,00, maka Anda akan mendapatkannya dengan berat sekitar 5 kg.
Angka tersebut mengacu pada nilai beli yang harus Anda keluarkan. Selain itu, jika Anda ingin menjualnya kembali senilai Rp65.000,00, maka nominal tersebut menjadi nilai jual dari beras 5 kg. Nilai jual tersebut menghasilkan keuntungan sebesar Rp15.000,00.
Adapula contoh lainnya seperti saat ingin menjual lukisan kuno yang Anda miliki kepada kolektor. Lalu, kolektor akan menyebutkan nominal tertentu. Angka tersebut merupakan salah satu contoh penerapan jenis nilai subjektif. Maksudnya, nilai lukisan tersebut didasarkan pada perkiraan sang kolektor saja.
Sudahkan Anda Paham Perihal Harga?
Harga merupakan suatu kadar nilai yang sudah awam bagi banyak masyarakat di kehidupan sehari-hari. Hampir semua barang dan jasa yang ada di lingkungan masyarakat memiliki nilai tertentu. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor seperti tujuan dan fungsi dari nilai itu sendiri.
Namun, sebagai seorang penjual ataupun pembeli, Anda diharapkan untuk bisa menjadi bijak dalam memperhitungkan nilai yang sudah ada. Sebagai penjual alangkah baiknya untuk mengambil untung sewajarnya. Begitu pula untuk pembeli agar menawarkan nilai yang sesuai.
Perhatikan pula biaya produksi, biaya operasional, serta permintaan pasar agar Anda bisa menerapkan tarif yang paling tepat. Sehingga keuntungan tetap bisa Anda hasilkan ketika menjalankan bisnis.