Hiperurisemia: Pengertian, Penyebab, Gejala, dan Cara Mengobati

Pada dasarnya, tubuh manusia menghasilkan sejumlah produk sampingan dari proses metabolisme seperti asam urat. Nah, walaupun asam urat merupakan komponen alami dalam darah, kadar asam urat yang tidak terkendali dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius, salah satunya hiperurisemia.

Saat ini, hiperurisemia merupakan kondisi medis yang semakin mendapatkan perhatian karena dampaknya terhadap kesehatan manusia. Untuk itu, dalam artikel ini, kita akan menjelajahi penyebab, gejala, dampak, dan cara mengobatinya. Baca artikel ini sampai selesai, ya!

Apa Itu Hiperurisemia?

Hiperurisemia adalah kondisi medis di mana kadar asam urat dalam darah melebihi batas normal, yaitu lebih dari 6,4 mg/dL. Asam urat adalah produk sampingan metabolisme purin, senyawa yang ditemukan dalam makanan dan juga dihasilkan oleh tubuh.

Kondisi ini terjadi di mana asam urat yang seharusnya melewati ginjal dan keluar dalam bentuk urin malah terhambat karena produksi asam urat yang berlebihan. Hiperurisemia menyebabkan asam urat menggumpal dalam bentuk kristal tajam di dalam tubuh manusia.  

Jika kondisi ini terus dibiarkan, maka lama kelamaan akan terjadi pengendapan dalam persendian dan menyebaban peradangan sendi. Tak hanya itu, penumpukan kristal ini dapat terjadi hingga ke dalam ginjal seseorang. Berikut adalah gambaran seorang penderita hiperurisemia dan mengalami peradangan pada sendinya:

Untitled design 1
Freepik

Faktor Penyebab Hiperurisemia

Hiperurisemia dapat terjadi karena tubuh memproduksi terlalu banyak senyawa asam urat sekaligus tidak bisa mengekskresikannya secara maksimal, sehingga pembuangannya jadi lebih sedikit. Adapun hal-hal yang dapat memungkinkan tubuh memproduksi terlalu banyak asam urat antara lain : 

1. Melakukan Diet Tinggi Purin

Salah satu faktor yang dapat memengaruhi peningkatan kadar asam urat adalah sering mengonsumsi makanan tinggi purin. Contohnya daging merah, makanan laut (seperti ikan sarden, kerang, dan udang), serta produk olahan daging. 

Selain itu, beberapa jenis minuman juga mempengaruhi peningkatan asam urat. Mulai dari minuman bersoda, alkohol seperti bir, serta minuman dengan sirup jagung yang mengandung fruktosa tinggi.

2. Kerusakan Sel-Sel Tubuh

Sel-sel tubuh seseorang dapat mengalami kerusakan karena beberapa faktor, seperti olahraga atau lainnya. Hal tersebut tentu dapat menyebabkan perubahan kemampuan sel dalam menjalankan tugasnya dalam tubuh seseorang, sehingga terjadi suatu ketidaknormalan, seperti terjadinya hiperurisemia.

3. Mengalami Kelainan Metabolisme

Faktor berikutnya adalah berkaitan dengan kondisi tubuh yang secara alami memproduksi terlalu banyak purin. Kondisi ini dapat terjadi karena faktor bawaan gen yang tidak dapat diperbaiki sehingga, menyebabkan ketidaknormalan fungsi tubuh.

4. Terjadi Kerusakan Ginjal

Ginjal merupakan salah satu organ utama manusia yang berperan dalam proses ekskresi, tak terkecuali asam urat. Nah, saat ginjal tidak dapat menghilangkan kelebihan asam urat dari tubuh atau proses pembuangan purin akan terhambat, maka asam urat akan menumpuk dan menggumpal dalam bentuk kristal tajam. 

5. Memiliki Kelainan Hipotiroid

Seseorang yang mengalami hipotiroidisme menghadapi ketidaknormalan hormon di tubuhnya karena kelenjar tiroid tidak menghasilkan jumlah yang memadai. Secara tidak langsung, kondisi ini akan mengarah pada gangguan proses metabolisme purin dan hiperurisemia karena kekurangan hormon yang mendukung penguraiannya.

6. Menderita Obesitas

obesitas
Freepik

Seseorang dengan berat badan yang melebihi berat ideal berisiko lebih tinggi terhadap masalah asam urat. Kondisi ini secara tidak langsung dapat menyebabkan peningkatan kadar asam urat dalam serum darah. 

Selain itu, dalam tubuh orang yang mengalami obesitas, kinerja insulin dalam darah menjadi kurang efektif karena terjadi pelepasan lebih banyak asam lemak bebas ke dalam peredaran darah. Oleh sebab itu, kadar asam urat akan melebihi batas normal dan menumpuk.

7. Sedang Mengkonsumsi Obat-Obat Tertentu

Seseorang yang kemungkinan sedang mengonsumsi obat-obatan seperti niasin, etambutol, siklosporin, dan berilium secara teratur mungkin berisiko mengalami gangguan dalam proses pengeluaran purin. Bahkan, obat-obatan diuretik dan aspirin juga dapat memicu peningkatan kadar asam urat dalam tubuh.

Gejala Hiperurisemia

Sebagian besar orang yang mengidap hiperurisemia tidak merasakan gejala dan tidak memerlukan terapi jangka panjang. Namun, bagi mereka yang memiliki gejala, biasanya mereka akan mengalami peradangan sendi yang sering disebut dengan penyakit asam urat. 

Salah satu komplikasi yang umum terjadi adalah penumpukan asam urat di dalam darah yang menyebabkan nyeri pada persendian, terutama di area jempol kaki. Gejala serangan hiperurisemia dapat mencakup:

  • Rasa sakit dan nyeri yang hebat hingga mengalami mual atau muntah.
  • Sendi menjadi kaku.
  • Pembengkakan pada persendian tertentu
  • Pembentukan batu ginjal.
  • Nyeri pada punggung bagian bawah atau samping.
  • Demam atau menggigil.
  • Kencing berdarah.
  • Nyeri saat buang air kecil.
  • Sering buang air kecil namun urin yang keluar tidak banyak.
  • Kencing berbau tidak sedap dan terlihat keruh

Diagnosis Medis pada Penderita Hiperurisemia

Pemeriksaan hiperurisemia umumnya tidak dilakukan secara rutin karena prevalensinya yang tinggi. Biasanya, dokter baru akan melakukan pengujian pada seseorang yang menunjukkan gejala penyakit asam urat dan batu ginjal. Jenis pemeriksaan yang dilakukan mencakup:

1. Pemeriksaan Fisik

Seseorang yang mengalami asam urat biasanya akan merasakan nyeri atau sensasi hangat pada sendi serta terjadi pembengkakan sendi. Asam urat dapat menyerang bagian tubuh manapun, khususnya jempol kaki seseorang. 

Meski begitu, asam urat biasanya akan menyerang satu bagian tubuh dalam satu waktu. Bagi seseorang yang memiliki batu ginjal akan terdapat daerah khusus di bagian bawah punggung yang akan terasa sensitif ketika disentuh.

2. Pemeriksaan Laboratorium

Apabila seorang dokter mencurigai adanya hiperurisemia pada pasiennya, langkah pertama yang biasanya diambil adalah meresepkan pemeriksaan darah untuk mengukur kadar asam urat secara akurat. 

Selain itu, dokter juga sering melakukan uji darah lengkap (CBC), profil lipid, panel metabolisme komprehensif (CMP), serta mengukur kadar kalium dan fosfat. Tujuan dari pemeriksaan ini adalah untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang kondisi yang berkontribusi terhadap peningkatan kadar asam urat.

3. USG

Seseorang yang menderita hiperurisemia dan berisiko mengalami batu ginjal sering kali akan menjalani pemeriksaan USG pada ginjal. Tujuannya adalah untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang kondisi ginjal seseorang dan memastikan adanya atau tidak adanya batu ginjal.

Cara Mengobati Hiperurisemia

Cara Mengobati Hiperurisemia
Freepik

Pengobatan hiperurisemia bertujuan untuk mengendalikan kadar asam urat dalam darah dan mencegah terjadinya komplikasi seperti penyakit asam urat atau batu ginjal. Pengobatan biasanya melibatkan kombinasi perubahan gaya hidup, diet, dan penggunaan obat-obatan. Berikut ini penjelasannya:

  • Mengurangi konsumsi makanan tinggi purin, seperti daging merah, makanan laut, dan alkohol.
  • Menjaga berat badan yang sehat sangat penting, karena obesitas dapat meningkatkan produksi asam urat.
  • Aktivitas fisik dapat membantu mengurangi berat badan, memperbaiki sensitivitas insulin, dan mengatur kadar asam urat.
  • Hindari atau batasi konsumsi alkohol dan makanan/minuman tinggi fruktosa.
  • Konsumsi obat-obatan antiinflamasi nonsteroid (OAINS) seperti naproxen atau celecoxib untuk meredakan rasa sakit.
  • Colchicine untuk mengurangi nyeri yang diakibatkan oleh serangan gout, terutama untuk pasien yang tidak dapat mengambil OAINS.
  • Probenecid atau febuxostat (Feburic) untuk mengurangi kadar asam urat dalam tubuh.
  • Allopurinol digunakan untuk mengurangi kuantitas asam urat dalam sirkulasi darah dengan menghambat fungsi enzim yang bertanggung jawab atas produksi asam urat.

Seorang penderita hiperurisemia mungkin tidak terlalu menyadari akan kondisi yang tengah dialaminya, terutama jika kadar asam urat dalam darahnya hanya sedikit meningkat. Namun seiring berjalannya waktu, penumpukan asam urat dalam darah dapat menyebabkan rasa sakit dan gejala lain yang sangat mengganggu. 

Hal tersebut dapat menyebabkan rasa sakit pada seluruh tubuh, mulai dari bagian tulang, sendi, tendon, dan ligamen. Penelitian lain menyebutkan adanya korelasi antara tingginya kadar asam urat dengan kondisi kesehatan lain seperti penyakit ginjal, jantung, tekanan darah tinggi, dan sindrom metabolik. 

Yuk, Cegah Hiperurisemia Mulai Sekarang!

Pada intinya, hiperurisemia adalah kondisi medis yang dapat berdampak serius pada kesehatan jika tidak Anda kelola dengan baik. Dengan memahami penyebabnya dan mengadopsi perubahan gaya hidup yang tepat, serta mengikuti arahan medis, Anda dapat mengurangi risiko komplikasi yang terkait. 

Jika Anda mengalami gejala atau memiliki riwayat penyakit asam urat, maka konsultasikanlah dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan perawatan yang sesuai. Lebih baik periksakan diri ke dokter sedini mungkin dan jangan self diagnose karena hal tersebut dapat merugikan diri sendiri. 

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page