Langkah Menyusun Kerangka Karya Ilmiah, Dari Judul Hingga Kesimpulan

Menulis karya ilmiah seolah menjadi kewajiban untuk beberapa orang, terutama mereka yang memiliki profesi sebagai peneliti, dosen, dan mahasiswa. Meski contoh kerangka karya ilmiah bisa dengan mudah Anda temukan di internet, namun tak jarang masih ada yang kesulitan dengan pola penyusunannya.

Kebanyakan mungkin kebingungan dengan topik yang akan diangkat, berapa banyak sumber yang dibutuhkan, hingga teknik penulisannya. Dari segi penyusunan, karya ilmiah harus ditulis berdasarkan metode-metode yang sistematis. Selain itu. penggunaan bahasa pun wajib sopan dan baku. Mari cari tahu lebih dalam!

11 Langkah Menulis Kerangka Karya Ilmiah

Karya ilmiah merupakan karya tulis yang penulisannya harus memiliki dasar seperti penelitian dan pemantauan terhadap bidang tertentu. Sedikit berbeda dengan karya-karya lainnya yang lebih fleksibel. Kerangka karya ilmiah membutuhkan pembahasan yang lebih detail. Berikut adalah langkah-langkah penulisannya:

1. Tentukan Tema dan Topik Penelitian

Dalam penulisan karya ilmiah Anda harus menentukan terlebih dahulu tema dan topik penelitiannya. Penentuan topik ini sangatlah penting untuk keberhasilan penulisan mengingat tema atau topik menjadi inti utama dari keseluruhan penelitian. 

Topik adalah lapangan masalah yang akan Anda garap dalam karya ilmiah. Ada baiknya jika topik penelitian sudah Anda kuasai untuk memudahkan prosesnya. Sesuaikan saja dengan bidang yang Anda ambil. Misalnya, Anda seorang mahasiswa Manajemen yang berfokus pada Pemasaran. 

Maka, Anda bisa mengambil tema yang berhubungan dengan marketing. Selain itu, Anda juga bisa meneliti tentang isu yang tengah trend saat ini, peristiwa-peristiwa nasional atau internasional, pengalaman pribadi, atau hal-hal yang dianggap menarik. 

Buat list sebelum menentukan pilihan, kemudian bandingkan. Perhatikan bobot dan juga kemudahan agar tidak terjadi hambatan selama penulisan karya ilmiah. 

Dari topik dan tema bisa Anda kembangkan menjadi judul. Nah, untuk judul sendiri mencakup beberapa poin prinsip. Seperti singkat, lengkap, menarik, dan mampu menggambarkan variabel yang akan diteliti. Adapun cara menulis judul yang baik adalah sebagai berikut:

  • Observasi atau pengamatan: Penelitian dilakukan dengan tujuan memberikan solusi dari suatu permasalahan atau fenomena yang terjadi. Agar dapat menemukan masalahnya, maka Anda perlu melakukan pengamatan atau observasi.
  • Temukan permasalahan: Dalam melakukan observasi Anda perlu memiliki tingkat kepekaan yang tinggi. Ada yang harus Anda catat dan ada pula yang harus dilewati. Kumpulkan setiap permasalahan yang terjadi dan cari tahu apa dampaknya.
  • Tentukan tujuan penelitian: Tujuan penelitian berguna untuk menunjang keinginan Anda untuk mendapatkan jawaban yang dibahas. Tujuan akan menjadi penentu dalam penulisan, sehingga judul karya ilmiah tidak ambigu dan sesuai dengan tema yang diangkat.
  • Tentukan manfaat: Selain tujuan, Anda juga harus melihat manfaatnya. Apa manfaat yang hendak dicapai setelah penelitian berakhir. Sehingga, Anda bisa lebih mudah untuk menuangkan variabel terhadap objek yang hendak diteliti.
  • Tulis judul: Jika semuanya siap dan sudah dicatat maka mulailah menulis judul karya ilmiah. Judul tidak boleh terlalu bertele-tele dan diksi pemilihan katanya bisa dipahami oleh pembaca.

2. Buat Outline atau Kerangka Penelitian

Setelah Anda menemukan tema dan topik penelitian, langkah kedua dalam membuat kerangka karya ilmiah adalah menuliskan outline atau kerangka penelitian. Outline memiliki peran sebagai pemandu ketika Anda melakukan proses penelitian. 

Tujuannya agar tulisan tidak keluar dari topik yang sudah Anda tentukan sebelumnya. Penulisan outline karya ilmiah harus Anda lakukan secara hierarki untuk menunjukkan garis besar cakupan pembahasan. 

Biasanya dapat berupa poin-poin penting yang tersusun sebagai BAB, Sub BAB, hingga anak Sub BAB. Nah, secara umum berikut adalah kerangka penulisan penelitian:

  • Bab 1 Pendahuluan (Latar Belakang, Rumusan Masalah, Hipotesis, Tujuan, dan lainnya)
  • Bab 2 Landasan Teori
  • Bab 3 Metodologi Penelitian (Metode dan Teknik)
  • Bab 4 Hasil dan Pembahasan
  • Bab 5 Penutup (Kesimpulan dan Saran)
  • Daftar Pustaka

Sementara itu, manfaat lain dari outline adalah membantu peneliti untuk menentukan alur karya ilmiah yang akan mereka buat. Ada beberapa cara yang bisa Anda coba untuk membuat sebuah outline atau kerangka karya. Adapun caranya adalah sebagai berikut:

  • Membuat dan menemukan variabel: Variabel merupakan proses mengumpulkan dua hingga lebih atribut dalam penelitian. Umumnya dapat berupa jenis data, usia, wilayah, tingkat pendidikan objek, dan lain sebagainya.
  • Ketahui hubungan antar variabel: Hubungan antar variabel bisa ditentukan berdasarkan fakta yang berada di lapangan. Karya ilmiah yang bagus mengusung 2 variabel atau lebih dan saling berhubungan.
  • Cari referensi: Referensi berfungsi untuk menguatkan topik penelitian baik secara teori maupun bukti dari hasil penelitian yang pernah dilakukan dan relevan. Referensi dapat Anda peroleh dari artikel online, jurnal cetak, jurnal ilmiah, hasil wawancara, dan lain sebagainya.
  • Membuat argumen sesuai dengan data: Dalam menyusun kegiatan penelitian, Anda harus memberikan pendapat atau argumen. Pendapat harus kuat, logis, dan sesuai dengan data yang Anda miliki.
  • Gambarkan kerangka berpikir: Kerangka berpikir umumnya berbentuk diagram ataupun bagan. Maka di tahap akhir buatlah diagram yang melibatkan seluruh variabel dalam penelitian dan tuangkan teori untuk memperkuatnya.

Pada langkah kedua ini ada pula studi pendahuluan yang harus Anda buat setelah kerangka selesai. Setidaknya 3P bisa menjadi panduan, yakni paper, person, dan place

Paper adalah literatur yang dapat menjadi sumber informasi Anda terkait variabel apa yang akan diangkat dalam penelitian. Person merupakan sumber informasi dari para ahli. Sedangkan place ialah lokasi tempat penelitian. Peneliti bisa berhenti melakukan penelitian apabila daerah sulit dijangkau.

3. Persiapkan Bahan-Bahan yang Dibutuhkan

Langkah membuat karya ilmiah yang berikutnya ialah persiapkan bahan-bahan yang dibutuhkan. Bahan bisa Anda peroleh dari berbagai media cetak maupun elektronik.  Misalnya buku penelitian, artikel online, artikel cetak, jurnal ilmiah, atau karya ilmiah yang lainnya. 

Semua bahan yang Anda gunakan harus sesuai dengan tema penelitian. Gunakan sebanyak mungkin sumber untuk memperkuat hasil penelitian. Namun, apabila terlalu sulit, Anda bisa meminimalkan jumlah. Misalnya saja 5 jurnal ilmiah, 5 artikel, atau 10 jurnal ilmiah dan sumber pendukung lainnya.

Dalam mencari bahan, ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan. Pasalnya, banyak terjadi miss komunikasi terkait sumber pembahasan apa yang relevan dengan penelitian. Jadi, pada aturannya, untuk jurnal sendiri jangan hanya melihat tentang topik yang diambil atau objek penelitiannya.

Dalam karya ilmiah terdapat istilah untuk variabel yang Anda gunakan. Variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y). Usahakan menyamakan topik untuk variabel X dan variabel Y. Tidak peduli jika objeknya tidak sama, asalkan antara variabel yang digunakan sama, maka jurnal tersebut bisa Anda gunakan.

4. Lakukan Survey Lapangan

Alat dan bahan memang bisa Anda temukan melalui online, namun Anda juga wajib melakukan survei lapangan untuk menunjang keabsahan hasil. Langkah ini mengharuskan Anda mengamati langsung objek penelitian, menetapkan masalah, juga membuat tujuan penelitian.

Langkah membuat kerangka karya ilmiah dengan terjun langsung dapat memberikan pengalaman tersendiri untuk Anda. Anda bisa mengetahui langsung bagaimana kondisi objek beserta variabel-variabel yang Anda gunakan. Bandingkan dengan penelitian terdahulu dan jika masih ada kekurangan silakan lengkapi.

Survei lapangan juga diturunkan berdasarkan dua faktor penting, yakni alat penelitian juga waktu selama penelitian. Sedangkan berdasarkan medianya, survei dibagi menjadi 3 metode, yakni:

  • Tatap muka: Peneliti langsung terjun ke lapangan untuk melakukan observasi dan wawancara demi mendapatkan jawaban atas masalah yang rumit untuk dipecahkan. Tingkat jawaban yang Anda dapatkan untuk proses ini lebih akurat, namun biaya operasionalnya bisa lebih mahal.
  • Online atau email: Penelitian yang saat ini sangat populer. Selain lebih mudah, jangkauannya juga bisa sangat luas.
  • Telepon: Peneliti akan berbincang dengan pihak-pihak yang berkaitan via telepon. Namun, waktu yang dibutuhkan bisa lebih lama. Karena nomor ponsel bisa termasuk pribadi.

5. Dapatkan Sumber dan Referensi

Menulis karya ilmiah juga harus disertai data yang valid dan sah. Maka dari itu, Anda membutuhkan sumber dan referensi untuk membantu penulisan karya ilmiah. Manfaatkan penelitian terdahulu agar tidak menyulitkan Anda dalam mencari referensi.

Membaca, mencari, dan mengumpulkan berbagai referensi karya ilmiah tidak hanya menunjang penelitian Anda. Namun, juga akan memberikan pengetahuan baru untuk Anda. Ada baiknya jika tidak perlu mencari referensi dengan jumlah banyak sekaligus. Ada beberapa hal yang harus Anda pertimbangkan, seperti:

  • Sumber referensi jelas: Hasil akhir penelitian Anda akan diterbitkan atau menjadi penghuni perpustakaan sebagai referensi penelitian mendatang. Karena itu, pastikan mencari sumber referensi yang jelas dan hindari teori atau kutipan yang tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.
  • Pilih publikasi terbaru: Ilmu pengetahuan terus berkembang. Hampir setiap bulannya pasti ada karya terbaru dari peneliti yang terbit. Karena itu, Anda bisa memilih hasil karya publikasi terbaru. Minimal 5 tahun terakhir agar teori-teori di dalamnya masih relevan.

6. Menyusun Hipotesis

Hipotesis merupakan prediksi sementara yang dibuat penulis terhadap hasil penelitian. Setiap kerangka karya ilmiah pasti membutuhkan hipotesis untuk menyusun dugaan yang menjadi penyebab utama dari adanya fenomena dan kemunculan variabel terhadap objek penelitian.

Meski belum melakukan penelitiannya dan masih di bab awal, Anda tetap harus membuat hipotesis seolah itu adalah sebuah masalah yang harus dipecahkan. Hipotesis sendiri memiliki beberapa tujuan seperti menguji teori, mengarahkan penelitian, membantu memunculkan kesimpulan, hingga menerangkan fenomena.

Sementara itu, jika Anda masih bingung untuk membuat hipotesis karya ilmiah berikut adalah langkah-langkahnya:

  • Gunakan acuan rumusan masalah penelitian: Rumusan masalah biasanya terdapat pada bab 1 penelitian. Melalui rumusan masalah ini, Anda bisa lebih mudah menentukan hipotesis karena masih berkaitan satu sama lain.
  • Hipotesis pendahuluan: Buat hipotesis pendahuluan untuk sekedar melakukan uji coba. Setelah nanti Anda mendapatkan data yang valid, maka buatlah dugaan sesuai dengan data tersebut.
  • Kumpulkan data: Data dan fakta bisa menjadi kekuatan utama untuk membuat hipotesis. Namun, pastikan bahwa data dan fakta ini benar-benar sesuai dengan penelitian yang Anda angkat.
  • Pengolahan hipotesis: Olah data dan fakta untuk menjadi satu kesatuan yang nantinya bisa memunculkan kesimpulan hipotesis.
  • Lakukan pengujian hipotesis: Uji hipotesis dilakukan pada akhir penelitian. Melalui uji-uji ini, maka kesimpulan mengenai dugaan dan jawaban bisa langsung Anda dapatkan.

7. Penyusunan Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian sama dengan kerangka atau rencana penelitian yang akan Anda lakukan. Rancangan ini bisa membantu Anda untuk menuliskan dan menggambarkan rencana dari segala proses penelitian secara keseluruhan. Agar memudahkan, silakan ambil poin-poinnya saja.

Rancangan penelitian harus padat dan sistematis. Penelitian yang disampaikan secara abstrak akan menyulitkan pihak pembaca dalam memahami isinya. Apabila masalah ini terjadi, penelitian Anda akan dinilai tidak masuk akal dan tidak memenuhi kriteria penelitian yang baik.

Rancangan penelitian juga harus dibuat secara konsisten. Tujuannya hanya satu, membuat penelitian Anda bisa tetap konsisten. Mulai dari penulisan judul, rumusan masalah, tujuan, metodologi, hingga teori harus saling berkaitan satu sama lain. 

Kerangka karya juga wajib bersifat operasional, yakni peneliti harus menjelaskan isi penelitiannya secara jelas. Semua instrumen yang digunakan juga harus dideskripsikan. Adapun manfaat dari rancangan atau kerangka penelitian adalah sebagai berikut:

  • Menjelaskan apa tujuan penelitian.
  • Mengarahkan penelitian agar tetap berjalan sesuai dengan struktur yang dibuat.
  • Memberikan gambaran terhadap kemungkinan-kemungkinan kesulitan yang dialami oleh peneliti.
  • Menjadi perencana.
  • Menjadi acuan untuk membuat strategi.
  • Membuktikan dugaan penelitian atau hipotesis.
  • Menjadi batasan dan memperjelas penelitian.

8. Tentukan Metode Penelitian

Metode penelitian dalam kerangka karya ilmiah itu sangat penting. Sebab, mampu memberikan jawaban terhadap hipotesis dan pernyataan yang tertulis. Karena itu, seorang peneliti harus mampu menentukan metode yang paling sesuai dengan karya ilmiahnya. 

Dalam penelitian ada beberapa metode yang digunakan. Berikut adalah penjelasannya:

  • Metode kuantitatif: Penelitian yang menggunakan pendekatan-pendekatan terhadap kajian empiris untuk menampilkan data berupa angka. Jenis penelitian yang menggunakan metode ini harus melakukan survei dan perhitungan data secara langsung untuk mendapatkan hasil yang akurat.
  • Metode kualitatif: Penelitian yang bertujuan untuk memberikan penjelasan berupa pendapat naratif terhadap fenomena yang diangkat dan nantinya dikaitkan dengan teori-teori pendukungnya. Jenis penelitian ini lebih banyak memakai teks naratif daripada angka.
  • Metode gabungan: Penelitian yang menggabungkan antara metode kuantitatif dan kualitatif. Nantinya, penelitian yang berupa angka akan dijabarkan memakai penjelasan naratif. Biasanya, informasi berasal dari teknik wawancara dari pihak-pihak yang berkaitan.

Dalam karya ilmiah, menentukan metode penelitian tidak dapat dilakukan secara sembarangan. Anda harus menyesuaikan dengan variabel, tujuan, waktu, subjek yang ditentukan, dan faktor-faktor lainnya. Meski permasalahannya sama, namun pendekatan untuk pemecahan masalahnya dapat berbeda.

Setiap metode juga memiliki teknik yang berbeda. Misalnya metode kuantitatif menggunakan teknik pengumpulan data wawancara, observasi, hingga angket yang bisa memanfaatkan Google Formulir.

Sedangkan untuk metode kualitatif menggunakan teknik wawancara, studi literature, focus group discussion, dan wawancara. Bisa Anda katakan bahwa, metode kualitatif membutuhkan pembahasan yang lebih mendetail dan pemikiran lugas untuk menemukan hasil penelitian.

9. Mengumpulkan Data 

Jika metode penelitian sudah Anda tetapkan, langkah berikutnya untuk membuat karya ilmiah adalah mengumpulkan data. Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, ada beberapa cara yang bisa Anda gunakan untuk memperoleh data. Seperti wawancara, interview, kuisioner, survei, dan lain sebagainya.

Data yang Anda temukan tergantung dari metode penelitian yang digunakan. Jika kuantitatif, maka hasilnya angka. Namun, apabila kualitatif hasilnya pun akan berupa pendapat atau deskripsi. Proses ini bisa memakan waktu yang cukup lama, sesuai dengan jumlah responden yang Anda ambil.

Berdasarkan tipe penelitian, data dibagi menjadi dua. Pertama, data kualitatif yakni data berupa penjelasan, narasi, dan deskripsi. Tujuannya untuk menjelaskan fenomena yang terjadi dan tidak bisa diukur dengan angka. Data kuantitatif merupakan jenis data yang dapat diukur dan dihitung secara langsung.

Sementara jika berdasarkan sumbernya, data dibagi menjadi primer dan sekunder. Data primer adalah data yang dapat Anda peroleh langsung dari pihak pertama atau responden. 

Sedangkan data sekunder adalah data yang bisa Anda peroleh dari pihak kedua. Bisa berupa ahli yang menyatakan teori, peneliti terdahulu, dan orang lain yang memiliki karya.

10. Analisis dan Interpretasi Data

Apabila semua data kerangka karya ilmiah telah terkumpul, Anda bisa melakukan analisis dan interpretasi data. Analisis data dilakukan sesuai dengan metode penelitian yang sudah Anda tetapkan sebelumnya. Pada metode kuantitatif, data akan diolah menggunakan aplikasi SPSS atau aplikasi serupa.

Lewat perhitungan aplikasi, peneliti bisa lebih mudah menafsirkan data apakah hasilnya berpengaruh signifikan atau tidak berpengaruh signifikan. Aturannya sesuai dengan uji hipotesis yang Anda gunakan. Terdapat standarisasi angka untuk menjadi penentu mutlak dari penelitian.

Sedangkan interpretasi data menggunakan metode kualitatif mengharuskan peneliti untuk menganalisis data menggunakan pendapat yang diperkuat dengan teori. Penafsirannya lebih sulit daripada kuantitatif yang memakai nominal perhitungan. Jadi, perolehan hasilnya pun memakan banyak waktu.

Dalam analisis data, ada beberapa tahapan yang harus Anda lakukan. Berikut adalah langkah-langkahnya:

  • Collecting data: Tahapan ini sama dengan mengumpulkan data responden. Lihat poin kesembilan untuk lebih jelasnya.
  • Seleksi dan editing: Data yang dikumpulkan masih mentah dan harus dipilah terlebih dahulu mana yang dibutuhkan dan tidak. Tahapan inilah yang disebut sebagai seleksi dan editing. Pada bagian ini, Anda harus teliti dan cermat.
  • Coding: Setelah data penting sudah terkumpul, lanjutkan proses dengan pengkodean. Langkah ini dilakukan dengan cara melakukan identifikasi dan mengelompokkan data sesuai dengan variabel-variabel yang Anda gunakan dalam penelitian.
  • Penyajian data: Proses terakhir ialah menyajikan data. Anda bisa memakai tabel ataupun diagram untuk menyajikannya. Tujuannya simpel, yaitu membuat data terlihat lebih rapi dan mudah untuk dijelaskan. Kelompokkan berdasarkan pengujiannya dan jelaskan secara terperinci.

11. Rumuskan Kesimpulan, Teori, Penutup dan Saran

Langkah terakhir membuat karya ilmiah ialah merumuskan kesimpulan, teori, penutup dan saran. Ini menjadi bagian yang lebih mudah daripada bab-bab sebelumnya. Anda bisa menggunakan hasil penafsiran dan analisis data untuk membuat kesimpulan yang lugas dan jelas. 

Bagian penulisan ini sebenarnya bukan ringkasan dari analisis. Analisis hanya sebagai acuan dan gambaran saja. Namun, kesimpulan lebih ke jawaban singkat dari hipotesis yang sudah Anda buat. Kesimpulan juga akan menghubungkan antara hasil dengan teori yang digunakan.

Sehingga, hasil kesimpulan tidak hanya sebatas tulisan berupa pendapat saja, melainkan diperkuat dengan adanya teori dari ahli. Setelah kesimpulan siap, Anda dapat menuliskan penutup dan saran. Penulisan saran bisa Anda sesuaikan dengan kesimpulan, namun beri pendapat singkat terkait apa yang harus diperbaiki.

Biasanya saran juga berisikan tentang masukan untuk objek atau isu penelitian. Lewat berbagai penemuan kekurangan, maka saran bisa bersifat objektif dan kuat. Kemudian penutup lebih singkat yang bisa disertai dengan harapan-harapan peneliti untuk penelitian di masa depan. Berikut kriteria saran yang baik:

  • Bahasa yang sopan: Saran dalam karya ilmiah harus menggunakan bahasa yang sopan dan formal. Jangan terlalu santai, karena tidak akan memberikan kesan yang baik dan malah menimbulkan opini lain.
  • Berikan alasan yang logis: Karena pembaca Anda muncul dari berbagai kalangan, maka setiap saran yang tertulis harus disertai dengan alasan yang logis. Seperti, mengapa Anda memberikan saran tersebut? Apa dampaknya? Kepada siapa saran tersebut diberikan? Lalu, apa dasar saran tersebut?
  • Singkat, jelas, dan tidak terlalu bertele-tele: Saran yang baik tidak menggunakan kalimat yang panjang, tapi jelas, singkat, dan tidak terlalu bertele-tele. Boleh sedikit panjang, tapi jangan melebihi kesimpulan. Saran hanya sebatas pendapat dan upayakan tidak menyinggung.
  • Sesuaikan dengan topik: Topik dalam karya ilmiah sudah ditentukan sejak awal, jadi semua isinya sudah pasti sejalur dengan topik tersebut. Maka dari itu, tulis saran sesuai dengan tema dalam penelitian. Biasanya lebih ke variabel, fenomena yang terjadi, juga objek dari penelitian.

Siapkah Anda untuk Menyusun Kerangka Karya Ilmiah?

Setelah membaca tentang 11 langkah menyusun kerangka karya ilmiah, apakah Anda sudah merasa mampu untuk mulai melakukan penelitian sekarang? Tidak ada yang sulit selagi Anda mau untuk mencoba. Sesulit apapun proses membuat karya ilmiah pasti tetap bisa terselesaikan jika Anda berusaha. Semoga membantu!

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page