Pengertian Kesimpulan serta Cara Membuat Sesuai Kaidah Baik & Benar

Setiap kali membaca sebuah buku, penelitian ataupun teks Anda akan menemukan sebuah kesimpulan setiap akhir dari teks tersebut. Jika Anda seorang penulis, akademisi, atau pun menulis sebuah teks, Anda akan membutuhkan penutup dari pembahasan teks tersebut. 

Oleh karena itu, Anda perlu tahu cara membuat kesimpulan sesuai kaidah baik dan benar. Pada artikel ini, kami akan menjelaskan tentang cara membuat penutup sesuai kaidah baik dan benar. Simak penjelasan tentang cara membuat yang tepat berikut ini. 

Apa itu Kesimpulan? 

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kesimpulan merupakan keputusan yang diambil atau digunakan setelah melalui cara berpikir baik secara induktif maupun deduktif dari suatu pembahasan maupun gagasan. 

Dalam suatu karya tulis, kesimpulan menjadi bagian penting dimana ia menjadi bagian yang memuat atau berisikan seluruh pembahasan dalam suatu karya tulis secara jelas, singkat, dan padat sehingga dapat menimbulkan kesan baik bagi pembaca. 

Keberadaan penutup ini akan memudahkan pembaca memahami isi dari karya tulis yang dibacanya. Bagian ini juga sangat membantu pembaca yang tidak bisa membaca keseluruhan teks, sehingga ia bisa langsung loncat ke bagian akhir. 

Banyak orang terutama yang sedang menyelesaikan tugas akhir, kesulitan membuat kesimpulan, dimana mereka bingung memilih bagian yang sebaiknya dijadikan sebagai klimaks. Penulis yang sudah sering menulis pun terkadang sering bingung menentukan penutupan yang benar.

Padahal, sebenarnya, membuat penutup cukup mudah. Hanya perlu satu atau dua paragraf yang meringkas isi dari karya tulis Anda serta memberikan gambaran dari isi karya tulis Anda. 

Ciri-ciri Kesimpulan yang Baik dan Benar

Sebelum tahu cara membuat penutupan dengan baik dan benar, Anda perlu mengetahui ciri-ciri yang baik dan benar. Ketika sudah mengetahui ciri-ciri dari penutup yang baik dan benar, Anda pun bisa membuatnya sendiri tanpa perlu kebingungan. Berikut ini adalah ciri-ciri kesimpulan yang baik dan benar. 

1. Singkat, Jelas, dan Sederhana 

Ciri pertama dari sebuah penutup yang baik adalah singkat, jelas, dan sederhana. Tidak perlu membuat tulisan yang bertele-tele. Di dalam teks penutup tersebut terdapat beberapa pernyataan dan gagasan yang sebelumnya sudah dipaparkan dalam isi. 

Sebaiknya, Anda tidak perlu menguraikan gagasan atau pernyataan baru yang tidak ada di dalam teks yang Anda buat supaya kesimpulannya tidak menyebabkan  kesan multitafsir. 

2. Pesan dari Tulisan Bisa Tersampaikan

Ketika Anda menulis sebuah tulisan, maka pastinya ada pesan yang ingin Anda sampaikan agar seseorang menambah wawasan baru dari orang yang membaca teks tersebut. Demikian halnya dengan sebuah kesimpulan, bagian ini haruslah berisi pesan atau informasi yang ditujukan kepada pembaca. 

3.  Berisi Ringkasan dari Tulisan 

Ringkasan atau intisari dari sebuah karya tulis punya isi yang sama dengan apa yang sudah dijelaskan. Akan tetapi, bagian ini haruslah memakai bahasa yang ditulis sendiri dan telah dikembangkan. 

Dikarenakan, penutup harus singkat dan padat, serta harus memuat seluruh isi dari bacaan atau teks yang Anda tulis, Anda harus memastikan tidak ada bagian dari tulisan yang tidak termuat di bagian kesimpulan. 

4.  Mulai dari Hal Khusus ke Hal Umum

Maksud dari hal khusus ke umum adalah menjelaskan hal-hal yang mengkhusus ke hal-hal yang umum. Bagian penutup ini harus menyebutkan hal-hal yang menjadi ciri khas dari sebuah konsep dalam beberapa kalimat penjelas. Setelah itu, susun kalimat-kalimat tersebut yang berisi ciri khas tersebut dalam sebuah kalimat umum. 

5. Memakai Kosakata yang Baku 

Sebuah kesimpulan harus menggunakan kosakata baku. Anda harus menghindari penggunaan frasa di luar pedoman ejaan dalam Bahasa Indonesia. Sebaiknya, Anda juga tidak menggunakan kosakata yang tidak umum bagi kebanyakan orang karena bisa jadi kesimpulan yang Anda buat akan membingungkan pembaca Anda. 

6.   Bisa Bergabung dengan Kalimat Utama 

Ciri dari penutup selanjutnya adalah bisa bergabung dengan kalimat utama. Bagian ini memang berada di akhir tulisan, namun ia biasanya berkaitan dengan kalimat utama dari suatu paragraf atau tulisan. 

Agar Anda bisa menentukan inti, maka untuk membuat sebuah penutup, Anda bisa menggabungkan kalimat akhir paragraf dengan kalimat utama. 

7.   Bisa Berbentuk Hubungan Sebab Akibat ataupun Akibat Sebab 

Hubungan dari sebuah paragraf bisa jadi kunci untuk memperoleh sebuah kesimpulan dari teks atau bacaan. Hubungan yang dimaksud bisa berupa akibat-sebab atau sebab-akibat. 

Jika Anda sudah tahu atau menemukan hubungan dari sebuah paragraf, Anda tidak akan lagi bingung menentukan intisari dari topik yang dibahas. 

8.  Ditulis Menurut Kata Kunci pada Ide Pokok dan Kalimat Penjelas

Sebuah paragraf penutup haruslah dibuat berdasarkan ide pokok yang ada di setiap paragraf teks yang Anda buat. Tidak hanya itu, Anda juga harus menyertakan kalimat penjelas supaya kesimpulan yang ditulis mencakup seluruh bagian sehingga menjadi sebuah kesatuan yang utuh.

Anda juga bisa memakai kalimat sendiri atau teknik parafrase selama makna dari tulisan Anda tidak berubah. 

Itulah beberapa ciri-ciri dari sebuah paragraf penutup yang Anda tulis di bagian akhir dari sebuah teks. 

Jenis-jenis Kesimpulan

Kesimpulan pun memiliki beberapa jenis yang paling sering dibuat oleh banyak orang ketika menarik sebuah penutup dari sebuah tulisan. Berikut ini ada tiga jenis penutup yang bisa Anda buat untuk membuat penutupan yang baik.

1. Kesimpulan Berupa Ringkasan

Penutup jenis ini adalah paragraf akhir tulisan yang memberikan ringkasan yang jelas dan menerangkan poin utama dari tesis maupun topik dari tulisan Anda. 

Ini adalah bentuk penutup yang sangat umum meskipun sebuah penelitian mungkin untuk membutuhkan gaya penutup yang berbeda. Namun, penutup ini tetap umum untuk Anda jumpai di berbagai tulisan pada umumnya.

2. Kesimpulan Eksternalisasi

Penutup jenis ini memiliki bentuk dimana ia menyajikan ide atau poin-poin yang biasanya tidak bisa dinyatakan secara langsung arah relevan dengan cara Anda dalam mempresentasikan tesis serta penelitian.

Akan tetapi, jenis penutup eksternalisasi bisa menjadi efektif karena memberikan sajian ide-ide baru yang Anda bangun dari topik awal yang menyampaikan ide atau gagasan ide baru yang bisa Anda bangun berdasarkan topik yang sudah Anda pilih sebelumnya.

3. Kesimpulan Editorial

Jenis penutup editorial memungkinkan Anda untuk menggunakan ide atau komentar penutup Anda sendiri sebagai bagian dari penutup tulisan. Kesimpulan satu ini menghubungkan antara penelitian yang Anda sajikan dengan pemikiran Anda yang masih dalam satu konteks dengan penelitian yang Anda tulis.

Cara Membuat Kesimpulan sesuai Kaidah Baik dan Benar

Membuat penutup memang bisa dikatakan gampang-gampang susah, tapi kalau Anda sudah mengetahui serta menguasai dasar-dasarnya, tentu ini tidak akan sulit. Supaya Anda makin jago membuat penutup untuk karya tulis Anda sendiri, yuk, simak cara membuat penutup sesuai kaidah baik dan benar. 

1. Baca Kembali Teks 

Cara paling mudah untuk membuat kesimpulan adalah dengan membaca kembali teks yang Anda buat untuk memudahkan Anda dalam menarik suatu penutup dari teks yang sudah ditulis. 

Kalau dalam satu kali membaca Anda belum bisa memahami isi teks dan menarik ringkasan darinya, maka Anda harus membacanya secara berulang supaya bisa benar-benar mengerti. 

2. Catat Gagasan Pokok dalam Teks Tersebut 

Selanjutnya, Anda bisa temukan ide atau gagasan pokok yang menjadi fokus dari tulisan yang Anda buat. Menemukan gagasan pokok ini memudahkan para peneliti dalam memaparkan paragraf penutup dari karya tulis yang dibuatnya serta apa pesan yang ingin disampaikan kepada pembaca. 

3.  Hindari Penggunaan Kata-kata Berulang 

Pada dasarnya, kesimpulan sendiri berisi kalimat yang mirip atau sama dengan bagian awal yang sudah dikemukakan dalam paragraf sebelumnya. Hanya saja, bagian penutup ditulis dengan bahasa yang berbeda, tidak berupa copy dari hal yang dituliskan sebelumnya. 

Sebaiknya, Anda menghindari penulisan ulang dengan pembahasan dari paragraf sebelumnya dengan memakai bahasa dari hasil parafrase dan pengembangkan dari topik utama yang disampaikan dalam tulisan tersebut. 

4. Tulis Opini Terkait Masalah yang Ditulis dalam Tulisan

Saat menulis penutup, ketahuilah bahwa Anda diperbolehkan untuk menulis pendapat Anda atas fakta maupun temuan yang didapat oleh seorang penulis. Namun, Anda perlu mengingat bahwa pendapat yang harus Anda tuliskan tersebut dapat menguatkan data yang ditulis sebelumnya. 

Jangan sampai, penutup yang Anda tulis malah melahirkan konsep baru yang membingungkan pembaca. Jika berkaitan dengan karya tulis ilmiah, biasanya bagian penutup atau bagian akhir ini. 

5. Ungkap Keterbatasan

Ketika membuat sebuah penelitian, Anda mungkin akan menemukan bahwa penelitian Anda mungkin memiliki keterbatasan, kekurangan, atau kendala lainnya. 

Anda bisa juga menggunakan keterbatasan ini sebagai kesimpulan dimana bagian ini nantinya juga bisa menjadi acuan bagi para peneliti berikutnya untuk menulis penelitian yang serupa. 

Tujuannya agar topik penelitian Anda bisa ditulis kembali di kemudian hari dan dengan pengembangan yang lebih luas serta hasil yang lebih komprehensif. 

6. Posisikan Diri sebagai Seorang Pembaca 

Sadarkah Anda bahwa ketika Anda selesai menulis, yang menikmati tulisan Anda bukanlah diri sendiri, namun pembaca. Oleh karena itu, posisikanlah diri Anda sebagai pembaca ketika menulis sesuatu termasuk dalam menulis penutup. 

Ketahuilah, tidak sedikit pembaca yang langsung melompati bacaan ke penutup untuk bisa mengetahui isi tulisan secara cepat. Tentunya Anda tidak ingin hal ini terjadi bukan?

Anda harus mempertimbangkan, apa yang sekiranya dipikirkan pembaca ketika membaca kesimpulan yang Anda tulis supaya pembaca bisa menarik intisari dari tulisan Anda dan membaca keseluruhan isi tulisan tersebut. 

7. Buat Kesimpulan yang Dapat Menarik Emosi Pembaca

Penutupan yang baik harus dapat menarik emosi pembaca dengan menggunakan bahasa yang emosional untuk dapat menciptakan kesan yang kuat dan bertahan lama di benak pembaca. Gunakanlah kata-kata yang bisa memberikan kesan kuat dan akan terus diingat pembaca sebagai kalimat penutup di akhir tulisan Anda.

8. Jadikan Paragraf Pengantar sebagai Panduan

Ketika menulis sebuah penutup, Anda bisa gunakan paragraf pengantar sebagai referensi untuk membuat bagian akhir dari tulisan atau penutup. Sebaiknya, bagian penutup harus memperkuat pembahasan poin-poin dari sebuah pendahuluan atau isi.

Oleh karena itu, Anda harus menampilkan pernyataan bagian intro dari poin pendukung serta kesan Anda sebagai penulis di bagian tulisan. Usahakan untuk menulis dengan kata-kata yang berbeda, tidak menggunakan kata yang berulang.

9. Gunakan Teknik Pengambilan Kesimpulan 

Menulis penutup juga ada tekniknya! Biasanya teknik pengambilan penutup ini dipakai tergantung seperti apa metode penelitian yang Anda gunakan. Oleh karena itu, teknik pengambilan penutup ini lebih cocok untuk tulisan karya ilmiah. Berikut ini beberapa metode pengambilan kesimpulan. 

a. Metode Deduksi 

Metode deduksi adalah teknik pengambilan penutup yang dilakukan dengan memaparkan permasalahan di bagian awal serta membuat ringkasan tentang apa yang sudah Anda uraikan sebelumnya. 

Langkah selanjutnya yang bisa Anda lakukan dengan menghubungkan antara fakta atau data yang telah Anda peroleh sebelumnya terkait dengan inti permasalahan dengan tujuan mendapat suatu gambaran. 

Kemudian, Anda bisa jelaskan akibat-akibat serta makna dari kesimpulan tersebut secara teoritis maupun praktis sehingga pembaca tertarik untuk menelusurinya juga. Dengan demikian, hasil tulisan tersebut bisa dikembangkan lagi orang lain serta berkontribusi untuk dikembangkan lagi sehingga jadi tulisan yang lebih menarik. 

b. Metode Analogi 

Teknik pengambilan penutup yang satu bisa dilakukan dengan memberikan pandangan, gagasan, ataupun menyampaikan pokok penelitian yang lebih sederhana serta lebih mudah untuk mudah dipahami oleh pembaca. Teknik pengambilan penutup tersebut bisa bersifat ilmiah layaknya sebuah penelitian. 

c. Metode Korelasi 

Korelasi sendiri bisa bermakna hubungan atau bisa juga berarti menghubungan sebuah konsep dengan konsep lain. Tujuannya, supaya penutup bisa menjadi lebih padu dalam sebuah penelitian. 

Cara menarik penutup dengan cara ini adalah memaparkan topik yang telah dibahas pada bagian awal paragraf penutup, serta mencari hubungan sebab akibat antara topik yang dibahas. Biasanya teknik satu in digunakan untuk menegaskan kembali gagasan atau ide yang sudah ditulis sebelumnya. 

Kesalahan Umum yang Dilakukan dalam Membuat Kesimpulan 

Meski sudah tahu bagaimana cara melakukan pengambilan penutup, namun tidak sedikit dari penulis yang masih sering membuat kesalahan dalam melakukan penarikan penutupan. Apa saja kesalahannya? Simak penjelasannya di bawah ini! 

1. Menggunakan Bahasa yang Bertele-tele 

Ini adalah salah satu kesalahan paling umum yang dilakukan oleh penulis adalah penggunaan bahasa yang terlalu bertele-tele. Hal ini menyebabkan pengungkapan gambaran umum dari tulisan Anda serta bagaimana keseluruhan isi dari tulisan tidak tersampaikan dengan baik bagi pembaca. 

Pembaca pun menjadi bertanya-tanya apa lagi yang hendak disampaikan oleh penulis dalam tulisan tersebut, sehingga pembaca kesulitan menemukan maksud yang dijabarkan oleh penulis dalam tulisan tersebut.

2. Menyampaikan Ide yang Sama Sekali Tidak Ditulis dalam Isi

Kesalahan selanjutnya yang sering dilakukan oleh penulis adalah memaparkan ide baru yang tidak ada di dalam isi sama sekali. Sebaiknya, ide atau gagasan baru Anda tulis di dalam paragraf yang bisa membangun bagian isi dari tulisan Anda.

Menambahkan ide yang tidak ada di dalam isi tulisan malah membuat pembaca merasa bingung dalam menentukan inti dari kesimpulan ketika ia membacanya.

3. Menuliskan dalam Bentuk Data Hasil Statistik

Banyak penulis masih menggunakan data-data penelitian dalam bentuk data hasil statistik dalam penutupannya. Jelas ini adalah hal yang salah karena semestinya Anda tidak menuliskan data statistik dalam kesimpulan yang seharusnya berada di bagian isi. Hal ini juga bisa membuat pembaca kebingungan.

Sebaiknya, bagian akhir atau bagian penutupan dari tulisan Anda meringkas isi dari karya tulis yang Anda buat. Misalnya memaparkan apa penyebab dari masalah atau inti masalah yang dibahas, serta apa akibatnya serta apa hasil yang Anda dapatkan dalam penelitian tersebut.

Contoh Kesimpulan

Setelah membaca tentang bagaimana cara membuat penutupan yang baik dan benar sesuai kaidah yang ada. Sekarang Anda bisa simak contoh penutupan dari essay berikut ini.

Pendidikan Bukan Prioritas Utama

oleh Prof. Dr. Komaruddin Hidayat

Perayaan 62 tahun kemerdekaan bangsa Indonesia baru saja selesai kita peringati, tetapi bangunan bangsa kian rapuh sehingga mengakibatkan kemerosotan, terutama di dunia global. 

Sebabnya, lagi-lagi pendidikan yang terbengkalai. Padahal, di belahan dunia yang lebih maju, generasi muda bukan saja semakin berperan, tetapi juga semakin kaya dan berkuasa.

Sebut saja Sergey Brin dan Larry Page, dua pemuda berumur 28 dan 30 tahun yang mendirikan Google kurang dari sepuluh tahun yang lalu dan saat ini berada dalam daftar orang paling kaya di dunia. 

Demikian juga dengan Tom Anderson dan Chris deWolfe yang mendirikan Myspace, situs social networking, paling populer yang akhir tahun lalu dibeli oleh Intermic Media senilai 580 juta dolar Amerika Serikat hanya dalam waktu dua tahun sejak situs tersebut pertama kali diluncurkan. 

Sebut lagi Steve Chen, berumur 28 tahun, Chad Hurley, berumur 29 tahun, dan Jawed Karim, berumur 28 tahun,yang mendirikan Youtube, situs video networking dua tahun yang lalu. 

Ketiga pemuda itu baru-baru ini menjual Youtube senilai 1,65 miliar dolar Amerika Serikat atau sekitar Rp 10 triliun kepada salah satu perusahaan terkenal dunia, yaitu Google.

Fenomena ini harusnya membuka mata kita bahwa dunia dan kehidupan tidak lagi berjalan, tumbuh, dan berkembang secara tradisional. Setiap hari harus ada inovasi baru yang diperkenalkan dan diterapkan, yang pada akhirnya mengubah cara dan gaya hidup secara drastis. 

Agar kita bisa ikut tumbuh dan berkembang secara optimal, seorang manusia, apalagi suatu bangsa, membutuhkan kemauan dan kemampuan adaptasi yang tidak saja baik, tetapi juga kompetitif.

Budaya yang Kuat

Bangsa yang maju memiliki budaya yang kuat atau bahkan ekspansif karena mampu menularkan budayanya kepada bangsa lain. Dengan kata lain, tanpa budaya yang kuat, suatu bangsa bisa jadi hilang ditelan, dipengaruhi, dikuasai, atau bahkan ditinggalkan oleh peradaban yang lebih besar dan lebih kuat.

Dalam rangka perayaan 62 tahun kemerdekaan Indonesia dari belenggu penjajahan, mari kita bertanya, budaya Indonesia yang mana yang kita miliki dan perlu kita kembangkan untuk meningkatkan peran dan kontribusi Indonesia di peradaban Asia atau bahkan dunia saat ini? Susah menjawabnya.

Karakter Kebangsaan Indonesia Semakin Luntur

Karakter kebangsaan Indonesia semakin luntur, sehingga kita sendiri susah untuk mengenalnya, dikarenakan sistem pendidikan di Indonesia tidak dikemas dan ditujukan untuk membangun suatu karakter budaya yang kuat. 

Sistem pendidikan nasional masih berorientasi pada pembangunan fisik, bukan pembangunan jiwa dan karakter kebangsaan. Akibatnya, dana pendidikan belum dapat mengikuti amanah UUD 45 yang seyogyanya mencapai 20% dari keseluruhan anggaran pembangunan nasional. 

Namun, demi kepentingan masa depan anak cucu bangsa dalam 30 tahun kedepan, Indonesia butuh solusi, yang pragmatis, kreatif, dan segera. Pragmatis dalam arti solusi tersebut harus betul-betul mengatasi masalah pembiayaan yang dibutuhkan sektor pendidikan nasional.

Kreatif dalam arti solusi tersebut tidak boleh lagi-lagi membebani keuangan negara yang sudah hampir lumpuh dibebani hutang. Segera dalam arti solusi tersebut ada di sekitar kita dan dapat segera diciptakan, diterapkan, dan disempurnakan terus-menerus.

Melibatkan Pihak Swasta

Caranya adalah melibatkan dan mengarahkan pihak swasta. Perusahaan swasta, terutama multinasional, memiliki kemampuan dan kepentingan untuk membiayai peningkatan kualitas pendidikan anak bangsa. 

Selain itu, swasta justru lebih peka dan lebih cepat bertindak dibandingkan dengan pemerintah dalam hal mengenali dan mengatasi permasalahan sosial di sekitar wilayah usahanya. 

Terakhir, perusahaan swasta, baik lokal maupun multinasional, memiliki pengaruh profesionalisme, konsistensi, dan semangat bersaing yang sangat penting untuk ditularkan terhadap insan pendidikan di seluruh Tanah Air.

Contohnya adalah kegiatan “Berbagi 1.000 Kebaikan” yang diadakan oleh PT Unilever Indonesia (ULI) melalui merek es krim Walls yang akan menyumbangkan Rp1.000 dari setiap kotak es krim Viennetta Kurma dan varian lainnya terjual. 

Dana yang terkumpul dari konsumen Viennetta Kurma akan disumbangkan kepada anak-anak putus sekolah melalui Dompet Dhuafa. 

Unilever Indonesia, sebagai salah satu perusahaan multinasional terbesar, justru memilih cara yang sangat lokal untuk tetap memimpin di pasar global, yaitu dengan memilih kebutuhan lokal untuk dipenuhi dengan cara lokal pula. 

Kegiatan sosial yang telah dilakukan oleh Viennetta Kurma layak untuk dicontoh. Akan lebih baik lagi bila banyak perusahaan yang memiliki kepedulian yang sama, sehingga dapat berbagi 1.000 kebaikan bagi pendidikan.

Sementara itu, bila Walls fokus kepada perkembangan dan pertumbuhan anak-anak dalam pendidikan, barangkali dapat menjadi inspirasi bagi perusahaan lain untuk memikirkan guru-guru sebagai orang yang memiliki peran penting dalam mendidik generasi kita di masa mendatang. 

Guru juga perlu untuk diberikan pendidikan dan pelatihan agar mereka dapat meningkatkan kualitas dan motivasi mereka dalam mengajar. Hal ini penting karena nasib guru di Indonesia sangat menyedihkan, baik dari segi pendapatan maupun pelatihan. 

Akibatnya, banyak guru yang merasa minder dan tidak memiliki kepercayaan diri yang positif ketika menghadapi anak muridnya, terutama dari kalangan menengah atas. Oleh sebab itu, sistem pendidikan nasional tidak pernah berfungsi seperti filosofi “busur panah” yang diperkenalkan Kahlil Gibran.

Artinya, sistem pendidikan seharusnya bisa menjadi busur yang membuat setiap anak panah melesat sejauh-jauhnya dan sedalam-dalamnya ke jantung tujuan. 

Ke depan, kepedulian dan komitmen terhadap peningkatan kualitas sistem pendidikan nasional harus menjadi ukuran keberhasilan dari setiap elemen masyarakat, baik tokoh agama, bisnis, politik, sosial, maupun pemerintahan.

Selain itu, perusahaan lokal dan multinasional yang memang menunjukkan komitmen nyata, pragmatis, dan solution oriented terhadap masalah pendidikan harus diberi beragam insentif. 

Suka atau tidak, pengertian kompetisi semakin bergeser ke arah penciptaan, perlindungan, dan penerapan kemampuan intelektual atau human capital  di seluruh dunia. Siapkah Indonesia untuk itu? Jawabannya adalah pemerintah bersama pihak swasta harus bersama-sama memprioritaskan pendidikan.

Sudah Paham tentang Cara Membuat Kesimpulan?

Itulah penjelasan tentang kesimpulan dan cara membuat membuatnya dengan baik dan benar sesuai kaidah yang ada. Sekarang Anda sudah bisa menulis kesimpulan sendiri.

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page