Setiap negara di seluruh dunia mempunyai tipe iklim yang berbeda-beda. Misalnya, Indonesia termasuk negara dengan iklim tropis sehingga mempunyai dua musim. Perbedaan iklim ini sangat berpengaruh terhadap aktivitas manusia, terutama kegiatan di bidang pertanian. Lantas, tahukah Anda ada berapa klasifikasi iklim di dunia?Â
Daftar ISI
Pengertian Iklim
Sebelum mengetahui apa saja klasifikasi iklim di dunia, sebaiknya Anda mengingat kembali pengertian dari iklim. Definisi iklim sering kali tertukar dengan cuaca. Padahal keduanya sangat berbeda, meskipun memang masih berkaitan.
Secara sederhana, iklim merupakan pola cuaca rata-rata yang terjadi pada waktu yang relatif lebih lama dan mencakup wilayah yang lebih luas. Sedangkan cuaca merupakan keadaan udara yang terjadi di suatu wilayah yang relatif lebih sempit dengan waktu yang singkat.
Klasifikasi Iklim di Dunia
Iklim mempunyai periode waktu yang lebih lama dan mencakup wilayah yang lebih luas, sehingga dapat diklasifikasikan dengan mudah. Beberapa klasifikasi iklim secara global antara lain iklim matahari, iklim Koppen, iklim Junghuhn, iklim Schmidt-Ferguson, dan iklim Oldeman. Berikut ini penjelasan yang lebih rinci dari klasifikasi iklim di dunia:
1. Iklim Koppen
Iklim Koppen merupakan klasifikasi iklim di dunia berdasarkan rata-rata curah hujan dan temperatur udara. Pengelompokkan tipe iklim ini terbagi menjadi lima tipe yang ditandai dengan adanya simbol huruf. Iklim Koppen termasuk pengelompokkan yang paling detail dan jelas. Berikut ini tipe iklim Koppen beserta simbol dan penjelasannya:
1. Tipe A (Tropis)
Iklim Koppen tipe A terbagi menjadi tiga kelompok, yaitu Af artinya hutan hujan tropis, Am artinya muson tropis, dan Aw artinya Sabana Tropis. Ciri-ciri iklim Koppen tipe A mempunyai rata-rata suhu tahunan di atas 18 derajat celcius, curah hujan tinggi, dan tidak ada musim dingin.
2. Tipe B (Kering)
Klasifikasi iklim di dunia selanjutnya adalah koppen tipe B. Ini terbagi menjadi dua kelompok yaitu Bs atau Stepa dan Bw atau Gurun. Ciri-ciri iklim tipe B di sini adalah memiliki curah hujan yang rendah dan tidak terdapat sungai permanen.
3. Tipe C (Sedang)
Iklim tipe C terbagi menjadi tiga kelompok, yaitu Cw untuk musim dingin kering, Cs untuk musim panas kering, dan Cf untuk tidak ada musim kering. Ciri-ciri tipe C ini antara lain memiliki rata-rata suhu terdingin antara 0 – 18 derajat celcius. Iklim tipe C juga setidaknya mempunyai 1 bulan dengan rata-rata suhu di atas 10 derajat celcius.
4. Tipe D (Dingin)
Klasifikasi iklim di dunia berikutnya adalah tipe D. Ini terbagi menjadi dua kelompok, yaitu Df artinya hujan bersalju dan basah sepanjang tahun dan Dw artinya hujan bersalju dan musim dingin kering.
Ciri-ciri tipe C adalah memiliki minimal 1 bulan dengan rata-rata suhu di atas 10 derajat celcius. Lalu, 1 bulan dengan rata-rata suhu di bawah 0 derajat celcius.
5. Tipe E (Kutub)
Iklim Koppen yang terakhir, yaitu tipe E. Tipe iklim kutub ini terbagi menjadi dua kelompok, yaitu Et atau Tundra dan Ef atau salju abadi. Ciri khas dari tipe E adalah mempunyai rata-rata suhu tahunan di bawah 10 derajat celcius.
2. Iklim Schmidt-Ferguson
Iklim Schmidt-Ferguson merupakan jenis klasifikasi iklim di dunia berdasarkan curah hujan. Klasifikasi iklim di sini terbagi menjadi 8 tipe dan terdapat rumus yang berguna untuk menentukan bulan basah dan bulan kering.
Menurut Schmidt-Ferguson, terdapat beberapa kriteria dalam menentukan bulan basah, bulan lembab, dan bulan kering berdasarkan curah hujan. Sebuah bulan termasuk bulan basah apabila memiliki curah hujan lebih besar dari 100 mm.
Sedangkan bulan lembab memiliki curah hujan antara 60 sampai 100 mm. Sementara bulan kering memiliki curah hujan yang lebih rendah dari 60 mm. Rata-rata bulan kering dan bulan basah kemudian bisa Anda gunakan untuk mencari rumus Q dalam penentuan tipe iklim Schmidt-Ferguson.
8 tipe iklim menurut Schmidt-Ferguson antara lain Tipe A sangat basah (Q 0-14,3 persen), tipe B basah (Q 14,3-33,3 persen). Lalu, tipe C agak basah (Q 33,3-60 persen), tipe D sedang (Q60-100 persen).
Ada pula tipe E agak kering (Q 100-167 persen), tipe F kering (Q 167-300 persen), tipe G sangat kering (Q 300-700 persen). Serta tipe H luar biasa kering (Q lebih besar dari 700 persen). Rumus untuk mencari nilai Q adalah rata-rata bulan kering/rata-rata bulan basah x 100.
3. Iklim Oldeman
Hampir sama dengan iklim Schmidt-Ferguson, iklim Oldeman merupakan klasifikasi iklim di dunia berdasarkan curah hujan. Perbedaannya terdapat pada kriteria penentuan bulan basah dan cara menghitungnya.
Penentuan tipe iklim Oldeman mengacu pada bulan basah dalam satu tahun berdasarkan curah hujan. Kriteria bulan basah tersebut antara lain termasuk bulan basah apabila memiliki curah hujan lebih besar dari 200 mm. Apabila curah hujannya berada di antara 100 hingga 200 mm, maka termasuk bulan lembab.
Sedangkan bulan kering memiliki curah hujan lebih rendah dari 100 mm. Berdasarkan curah hujan tersebut, Anda sudah bisa menentukan tipe iklim menurut Oldeman yang terdiri dari tipe A bulan basah (> 9 kali), tipe B bulan basah (7-9 kali). Serta tipe C bulan basah (5-6 kali), tipe D bulan basah (3-4 kali), dan tipe E bulan basah (< 3 kali).
4. Iklim Matahari
Iklim matahari merupakan klasifikasi iklim di dunia berdasarkan panas matahari yang diterima oleh bumi. Teori ini termasuk dasar pengelompokkan tipe iklim yang umum digunakan hingga saat ini. Iklim di bumi berdasarkan iklim matahari terbagi menjadi empat, yaitu iklim tropis, subtropis, sedang, dan dingin. Begini penjelasannya:
1. Iklim Tropis
Klasifikasi iklim di dunia pertama adalah matahari tipe tropis. Ini merupakan iklim untuk kawasan yang berada di garis lintang 23,5 derajat LU – 23,5 derajat LS. Wilayah yang beriklim tropis mempunyai dua musim sepanjang tahun, yaitu musim kemarau dan musim hujan.
2. Iklim Subtropis
Wilayah yang berada di garis lintang 23,5 sampai 35 derajat LU dan 23,5 sampai 35 derajat LS termasuk kawasan beriklim subtropis. Musim di wilayah subtropis yaitu musim semi, gugur, panas, dan dingin.
3. Iklim Sedang
Klasifikasi iklim di dunia selanjutnya adalah matahari tipe sedang. Iklim sedang terdapat di wilayah dengan garis lintang 40 – 66,5 derajat LU dan 40 – 66,5 derajat LS. Musim di wilayah beriklim sedang sama dengan musim pada wilayah subtropis.
4. Iklim Dingin
Wilayah beriklim dingin berada di garis lintang 66,5 – 90 derajat LU dan 66,5 – 90 derajat LS. Kawasan dengan iklim dingin ini tertutup oleh lapisan es.
5. Iklim Junghuhn
Ada pula klasifikasi iklim di dunia berdasarkan ketinggian dan vegetasi di suatu kawasan tertentu yang disebut iklim Junghuhn. Berdasarkan klasifikasi ini, iklim terbagi menjadi empat zona. Zona panas berada di ketinggian 0 sampai 650 mdpl dengan jenis vegetasi tanaman padi, jagung, tebu, dan kelapa.
Zona sedang berada di ketinggian 650 hingga 1500 mdpl dengan jenis tanaman tembakau, kopi, cokelat, dan teh. Pada ketinggian 1500 hingga 2500 mdpl termasuk zona sejuk cocok untuk tanaman kopi, kina, teh, dan sayuran. Sementara zona dingin pada ketinggian di atas 2500 mdpl hanya terdapat vegetasi lumut.
Hampir semua zona dalam klasifikasi tipe iklim Junghuhn mempunyai vegetasi berupa tanaman budi daya. Oleh karena itu, iklim Junghuhn memang berguna untuk kegiatan di bidang agrikultur termasuk pertanian dan perkebunan.
Sudah Lebih Memahami Klasifikasi Iklim di Dunia?
Demikian ulasan seputar klasifikasi iklim di dunia dan pembagian masing-masing tipenya. Intinya, matahari, manusia, dan fisis daerah akan mempengaruhi iklim. Selain itu, pembagian iklim sebenarnya sudah berubah. Penentuan klasifikasinya pun semakin kompleks.
Anda bisa menjadikan artikel ini sebagai sumber informasi tambahan untuk mempelajari seputar tipe iklim yang ada di bumi. Sehingga membedakan setiap iklim bisa lebih mudah. Semoga bermanfaat!