25+ Contoh Majas Personifikasi: Ciri-Ciri dan Maknanya pada Kalimat

Pernahkah Anda membandingkan dua objek yang berbeda menggunakan kata-kata? Tanpa disadari, mungkin Anda sedang menggunakan gaya bahasa tertentu. Majas personifikasi merupakan gaya bahasa yang digunakan untuk membandingkan dan melukiskan sesuatu menggunakan kata kiasan.

Gaya bahasa personifikasi ini bertujuan untuk memperindah sebuah kalimat dengan kata kiasan agar bisa mewakili suatu keadaan. Anda seringkali tidak menyadari telah menggunakannya saat berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan para pelajar tentu tidak asing lagi karena materi majas ini ada di pelajaran Bahasa Indonesia.

Apa Itu Majas Personifikasi?

Majas personifikasi merupakan gaya bahasa yang berfungsi untuk memberikan perilaku manusia terhadap sesuatu yang bukan manusia. Artinya, majas ini memberikan sifat manusia terhadap benda-benda yang tidak mempunyai sifat tersebut. Benda-benda ini seperti tumbuhan, benda mati, hewan, langit, dan lain-lain.

Kata personifikasi sendiri berasal dari bahasa Inggris, “person” yang artinya adalah manusia atau orang. Sedangkan dalam bahasa Yunani berasal dari kata prosopopoeia yang artinya memanusiakan. Oleh sebab itu, personifikasi dapat diartikan sebagai memanusiakan benda-benda yang tidak mempunyai sifat seperti manusia.

Gaya bahasa ini termasuk dalam kelompok majas perbandingan. Anda bisa menggunakan majas personifikasi untuk membandingkan suatu objek dengan objek lainnya. Selain itu, gaya bahasa ini identik dengan perilaku membuat benda selain manusia seolah-olah bisa melakukan tindakan seperti manusia. 

Contohnya, “hembusan angin di pantai membelai rambut panjangku.” Di dalam kalimat tersebut terdapat kata “melambai” yang sebenarnya biasa dilakukan oleh manusia. Ketika menggunakan majas ini, Anda bisa melukiskan suatu benda mati seolah bisa melambai juga.

Beberapa sifat atau perilaku manusia yang bisa Anda gunakan untuk kalimat bermajas personifikasi antara lain adalah karakter, ciri fisik, tingkah laku, pikiran, perasaan, dan lain sebagainya. Sebuah kalimat bisa Anda kategorikan menggunakan gaya bahasa personifikasi apabila telah memenuhi kriteria tertentu. 

Kriteria tersebut seperti bersifat membandingkan benda mati menjadi benda hidup, mampu melakukan berbagai sifat manusia, dan melibatkan panca indera. Sifat benda mati yang seolah-olah menjadi hidup inilah yang menyebabkan gaya bahasa ini masuk dalam majas perbandingan.

Ciri-Ciri Majas Personifikasi

Adanya perbedaan atau batasan antara perilaku manusia dan benda mati membuat seseorang sering menggunakan gaya bahasa personifikasi. Sebagian besar orang ingin menggambarkan sesuatu dengan lebih jelas dan menghayati sehingga menggunakan gaya bahasa perbandingan ini. Berikut ciri-ciri lengkapnya:

1. Menggambarkan Sifat Manusia

Ciri utama dari majas ini adalah menggunakan kata-kata yang bisa menggambarkan sifat manusia pada benda mati atau benda lainnya. Maksud dari menggambarkan sifat manusia ini termasuk memberikan sifat-sifat manusia seperti berbicara dan bertindak sesuatu pada benda lain.

Kata-kata yang digunakan bahkan bisa bersinggungan dengan istilah antropomorfisme. Antropomorfisme ini merupakan pemberian karakteristik seperti manusia kepada binatang, tumbuhan, dan benda mati. Ada pula istilah fabel yang memberikan karakteristik manusia pada hewan secara lebih spesifik.

Namun, kedua istilah tersebut tetap berbeda dengan gaya bahasa personifikasi. Penggunaan personifikasi bisa mengandai-andaikan benda mati selayaknya melakukan aktivitas seseorang.

2. Melibatkan Panca Indera

Selain itu, ciri-ciri dari jenis majas perbandingan yang satu ini juga terletak pada keterlibatan panca indera dalam menggambarkan sesuatu. Fungsi panca indera manusia terdiri dari mencium, melihat, mendengar, mengecap, dan menyentuh. Gaya bahasa personifikasi melibatkan panca indera untuk menciptakan sebuah kedekatan.

Ungkapan majas personifikasi bisa membuat pendengar atau pembaca lebih menghayati apa yang Anda sampaikan. Manusia jadi bisa membayangkan peristiwa yang terjadi dalam kalimat tersebut sebagaimana panca inderanya merasakan sesuatu.

3. Membandingkan Benda Mati dan Benda Hidup

Majas ini juga identik dengan caranya yang membandingkan benda mati seperti benda hidup atau mempunyai nyawa. Benda mati biasanya diberi sifat manusia sehingga terlihat seperti benda hidup.

Fungsi Majas Personifikasi

Tidak hanya untuk mengungkapkan sesuatu agar menjadi lebih indah, penggunaan gaya bahasa personifikasi juga mempunyai banyak fungsi. Berikut ini beberapa fungsinya dalam penulisan karya sastra:

1. Memperindah Susunan Kalimat

Keberadaan majas personafikasi dalam sebuah karya sastra berfungsi untuk memperindah susunan kalimat. Penggunaan majas ini mampu membuat tulisan menjadi lebih indah dan tidak terlalu formal atau kaku. Kata demi kata dalam kalimat bermajas juga akan tampak lebih hidup.

Coba bedakan kalimat berikut ini ketika Anda ingin menceritakan jika daun di tepi pantai bergerak terkena angin. Anda bisa saja menggunakan kalimat “daun di tepi pantai bergerak karena tertiup angin”. Namun, kalimat tersebut bisa memberikan kesan yang lebih indah apabila Anda menulisnya “daun di tepi pantai melambai tertiup angin”. 

Pembaca akan tergelitik dengan kalimat kedua karena bisa membayangkan bagaimana sebuah daun bisa melambai seperti manusia. Sementara kalimat yang pertama terkesan datar atau biasa saja.

2. Menghidupkan Suasana

Sebagian orang tentu ingin mengungkapkan sesuatu dengan cara yang berbeda. Anda bisa menggunakan gaya bahasa personifikasi ini untuk membuat suasana yang ingin Anda ceritakan menjadi lebih nyata. Gaya bahasa personifikasi mampu membawa pembaca dan pendengar untuk merasakan suasana yang Anda ceritakan.

Menghidupkan benda-benda selain manusia juga bisa membuat Anda menjadi lebih menyadari keberadaannya. Contohnya, Anda mungkin tidak menyadari jika dedaunan di pantai juga bisa melambai seperti manusia. 

3. Memberikan Kesan Imajinatif

Penggunaan majas juga berfungsi untuk membangun imajinasi pembaca maupun pendengar. Pembaca bisa memainkan imajinasinya untuk membayangkan bagaimana situasi dalam karya sastra yang dibacanya. Setiap pembaca bisa saja mempunyai imajinasi yang berbeda. 

Jadi, penggunaan kata kiasan yang tepat dalam kalimat bisa memberikan kesan imajinatif. Selain pembaca, penulis juga bisa memainkan imajinasinya untuk menciptakan karya sastra yang indah dengan majas personifikasi di dalamnya.

4. Memudahkan Pemahaman Pembaca

Pembaca umumnya bisa lebih mudah memahami sebuah tulisan atau karya sastra melalui gaya bahasa yang digunakan oleh penulis. Gaya bahasa perbandingan ini sangat membantu pembaca untuk ikut merasakan emosi dari subjek di dalam karya tersebut. Anda bisa memilih kata kiasan yang cocok untuk menghidupkan suasana. 

Selain itu, penggunaan gaya bahasa ini juga mampu membuat pembaca hanyut dalam cerita Anda. Misalnya ketika Anda ingin melukiskan betapa indahnya sebuah pantai, maka penggunaan gaya bahasa personifikasi sangatlah tepat.

Contoh Majas Personifikasi dan Maknanya

Anda sudah mengetahui apa saja ciri-ciri dan fungsi majas personifikasi. Selanjutnya, Anda bisa melihat berbagai contoh majas perbandingan ini untuk memperkuat pemahaman. Berikut ini beberapa contoh penggunaan majas dalam sebuah kalimat yang bisa Anda temukan dalam kehidupan sehari-hari:

  • Malam itu bulan mengintip di balik awan bersama dedaunan yang ikut menari mengikuti alunan musik malam.

Terdapat dua frasa yang menunjukkan gaya bahasa personifikasi pada kalimat di atas. Dua frasa tersebut, yaitu kata “bulan mengintip” dan “dedaunan menari”. Kata-kata inilah yang mewakili sifat manusia pada benda mati.

  • Pasir berbisik di tengah sejuknya udara pantai.

Kata yang menggambarkan sifat manusia dalam kalimat tersebut adalah “berbisik”. Sedangkan subjek dalam kalimat, yaitu “pasir” yang termasuk benda mati. Perbandingan benda mati dan sifat manusia ini melukiskan suasana pantai yang udaranya sangat sejuk dan menerpa pasir.

  • Daun-daun menari kegirangan tatkala semilir angin membelai tubuh mereka.

Gaya bahasa personifikasi dalam kalimat di atas terletak pada frasa “daun-daun menari kegirangan” dan “semilir angin membelai tubuh mereka”. Kata “menari” dan “membelai” pada dasarnya hanya bisa dilakukan oleh manusia. Kemudian kata tersebut menempel pada subjek sehingga tercipta ungkapan yang indah.

  • Tarian daun berguguran begitu indah dilihat saat senja.

Anda tentu tahu jika daun tidak bisa menari. Justru manusia yang bisa menari. Oleh sebab itu, kalimat di atas termasuk majas personifikasi karena memberikan sifat manusia kepada benda mati. Hal itu bertujuan untuk menggambarkan keindahan suasana saat senja.

  • Sudah dua jam lebih pemadam kebakaran bertarung melawan api di lokasi kebakaran.

Api termasuk benda mati. Sedangkan dalam kalimat di atas menyebutkan bahwa seorang pemadam kebakaran sedang bertarung melawan api. Api dianggap seperti makhluk hidup yang bisa bertarung. Itulah bentuk gaya bahasa yang menggunakan kata kiasan untuk membuat suasana menjadi lebih hidup.

  • Deburan ombak pantai menari-nari dari kejauhan.

Subjek dalam kalimat ini termasuk benda mati, yaitu “deburan ombak”. Sedangkan kata kiasan yang digunakan, yaitu “menari-nari”. Dua kata ini membentuk frasa yang indah sehingga tercipta kalimat bermajas personifikasi.

  • Bulan dan bintang akan terus menemani perjalanan malam ini.

Bulan dan bintang adalah benda mati. Sementara penulis menambahkan kata “menemani” untuk membuat suasana menjadi lebih hidup. Dua benda tersebut diberi sifat seperti manusia sehingga termasuk gaya bahasa personifikasi. 

  • Embun pagi memandikan pohon-pohon di hutan.

Sifat manusia terletak pada kata “memandikan”. Sementara “embun pagi” tidak mempunyai sifat tersebut. Lewat adanya gaya bahasa perbandingan akhirnya bisa menggambarkan kondisi pohon-pohon di hutan yang basah terkena embun pagi dengan cara yang lebih indah.

  • Suara kereta pengangkut rindu itu sudah mulai berbisik sendu.

“Suara kereta pengangkut rindu itu” dan “berbisik sendu” merupakan kata kiasan dalam kalimat di atas. Pasalnya, hanya manusia yang bisa berbisik, bukan kereta. Perpaduan kata tersebut membuat suara kereta menjadi lebih dramatis dan indah.

  • Aku yakin jika esok hari akan menjadi lebih cerah dengan sinar mentari yang tersenyum ceria menyapaku.

Sinar matahari tentu tidak bisa tersenyum dan menyapa manusia. Oleh sebab itu kata “tersenyum ceria menyapaku” tergolong ke dalam majas personifikasi. Makna dari kalimat tersebut adalah untuk menunjukkan rasa optimis seseorang supaya percaya bahwa hari esok bisa menjadi lebih baik daripada hari ini.

  • Angin pantai berebut menyibak rambutku. 

Kalimat di atas mempunyai makna bahwa hembusan angin di pantai mengenai rambut seseorang. Kata “berebut” menjadi penanda jika anginnya cukup kencang sehingga sampai menguraikan rambut seseorang.

  • Gedung-gedung tinggi berlomba mencakar langit.

Kata kiasan berupa “mencakar langit” ini menggambarkan bahwa ada banyak gedung di sana yang sangat tinggi. Padahal, perilaku mencakar sebenarnya hanya bisa dilakukan oleh makhluk hidup seperti manusia.

  • Padi menundukkan dirinya saat menguning.

Kalimat ini mempunyai makna bahwa padi yang sudah menguning atau siap panen semakin merunduk. Anda dapat melihat gaya bahasa yang digunakan melalui kata “menundukkan dirinya”.

  • Aku tertegun melihat bunga yang murung.

Gaya bahasa personifikasi dalam kalimat ini terletak pada frasa “bunga yang murung”. Frasa tersebut mempunyai makna jika bunga yang dilihat itu sedang layu. Kalimat di atas menjadi lebih indah karena adanya majas di dalamnya.

  • Cangkul itu setia menemani pak tani dalam bekerja. 

Sifat manusia yang digunakan untuk benda mati terdapat pada kalimat di atas, yaitu “cangkul itu setia menemani”. Ungkapan tersebut bermakna bahwa pak tani selalu membawa cangkul ketika bekerja.

  • Embun pagi melompat dengan ria di atas dedaunan. 

Kata “embun pagi” merupakan benda mati. Sedangkan “melompat dengan ria” adalah perilaku manusia. Secara keseluruhan, kalimat di atas mempunyai arti bahwa embun pagi membasahi dedaunan.

  • Alarm itu menjerit-jerit memanggil pemiliknya yang masih terlelap dalam mimpi.

Gaya bahasa perbandingan dalam kalimat ini terletak pada frasa “alarm itu menjerit-jerit memanggil pemiliknya”. Hal tersebut menunjukkan bahwa suara alarm yang terus berdering ketika pemiliknya masih tidur.

  • Mentari pagi tersenyum menyapa anak-anak yang sedang berjalan.

Kata “tersenyum menyapa” merupakan perilaku manusia, sedangkan mentari sebenarnya tidak bisa melakukannya. Namun, Anda bisa membuat suasana menjadi lebih hidup dengan menggunakan majas seperti kalimat di atas.

  • Bulir padi menunduk seraya mengucapkan selamat pagi kepada para pejalan kaki.

Terdapat kata “bulir padi menunduk” yang merupakan bagian dari majas perbandingan. Kata “menunduk” merupakan perilaku yang biasa dilakukan oleh manusia, sementara hal tersebut diberikan ke “bulir padi” yang sebenarnya tidak bisa melakukannya.

  • Setiap hari ada bau panggangan kue dari toko roti yang sangat menggoda penciumanku.

Kata “menggoda” merupakan salah satu sifat manusia pada umumnya. Kemudian kata tersebut diberikan kepada “panggangan kue” yang merupakan benda mati. Kalimat ini menjadi salah satu gaya bahasa personifikasi dengan maksud melukiskan aroma kue yang berbau sangat harum.

  • Peluru tajam mengoyak-oyak tubuh si korban.

Kata kiasan dalam kalimat di atas adalah “mengoyak-oyak”. Kata tersebut menunjukkan perilaku manusia yang diberikan kepada benda mati, yaitu “peluru tajam”. Perpaduan katanya menciptakan kalimat dengan majas personifikasi untuk membuat pembaca lebih tersentuh dengan situasi yang digambarkan.

  • Matahari telah terbangun dari peraduannya untuk menggantikan tempat tinggal bulan kala itu.

Matahari merupakan benda mati kemudian dilanjutkan dengan kalimat “telah terbangun dari peraduannya” yang merupakan sifat manusia. Secara keseluruhan kalimat di atas menggambarkan kondisi malam hari yang sudah berganti menjadi pagi hari.

  • Angin berkejar-kejaran dari barat ke timur.

Angin merupakan benda mati. Sedangkan “berkejar-kejaran” adalah sifat manusia. Benda mati yang diberi sifat manusia bisa membuat suasana menjadi lebih mengena sehingga tercipta kalimat yang bermajas.

  • Api bergemuruh melahap setiap rumah di pemukiman warga.

Anda tentu sudah tahu jika “api” adalah benda mati yang tidak bisa bergerak sendiri. Kemudian diikuti dengan kata “melahap” merupakan perilaku manusia. Gaya bahasa perbandingan di sini bertujuan untuk menggambarkan situasi di mana kobaran api menghanguskan rumah di pemukiman warga.

  • Suasana senja memancarkan kecantikan wajahnya.

Kata kiasan di dalam kalimat di atas bertujuan untuk menggambarkan suasana senja yang sangat indah. Pasalnya, “kecantikan wajah” merupakan karakteristik dari manusia.

  • Ayam-ayam bernyanyi setiap pagi membangunkan semua orang.

Frasa “ayam-ayam bernyanyi” dan “membangunkan semua orang” termasuk gaya bahasa personifikasi. Bernyanyi dan membangunkan merupakan aktivitas yang biasa dilakukan manusia. Ayam tentu saja tidak bisa melakukannya. Namun, kata-kata tersebut hanyalah kiasan agar lebih indah.

  • Alam menangis melihat perilaku manusia.

Kata kiasan pada kalimat tersebut menunjukkan makna jika perilaku buruk manusia bisa menyebabkan kerusakan pada alam. Kata “menangis” di sini bisa bermakna sebagai bentuk kerusakan yang terjadi pada alam.

  • Suara gemericik hujan bernyanyi menemani tidur anak-anak.

Kalimat bermajas di atas mempunyai makna bahwa suara gemericik air hujan nyaring terdengar. Anak-anak juga tidur bersamaan dengan iringan suara tersebut.

  • Perutku sudah berdemo minta diisi.

Kalimat di atas mempunyai makna bahwa seseorang sedang merasa perutnya sangat lapar dan ingin segera makan. Kata “berdemo” memberikan kesan lebih dramatis pada ungkapan tersebut.

  • Gunung yang sedang murka itu memuntahkan seluruh isinya. 

Kalimat dengan majas personifikasi di atas sangat tepat untuk menggambarkan suasana bencana gunung meletus. Kata “memuntahkan” bisa Anda maknai sebagai gunung yang mengeluarkan magma atau lahar dari dalam gunung.

  • Angin topan mengamuk di daerahku kemarin malam.

Kata “mengamuk” adalah bentuk kiasan yang menggambarkan suasana angin topan yang sangat dahsyat. Anda bisa menggunakan ungkapan ini untuk menceritakan suasana kacau saat peristiwa angin topan terjadi.

  • Alam sedang menjerit meminta pertolongan.

Kata “menjerit meminta pertolongan” merupakan kata kiasan untuk menggambarkan kondisi alam yang tidak baik-baik saja. Biasanya terjadi kerusakan alam di berbagai lokasi sehingga perlu adanya perbaikan.

  • Lautan sedang marah, sebaiknya kau tidak berlayar hari ini.

Kalimat tersebut bermaksud untuk memberikan peringatan kepada nelayan atau seseorang yang ingin berlayar. Frasa “lautan sedang marah” mempunyai arti bahwa cuaca di lautan sedang buruk atau tidak baik-baik saja. Jadi, sebaiknya nelayan tidak berlayar agar tidak membahayakan diri sendiri.

  • Awan menangis sepanjang hari.

Kata “ awan menangis” dalam kalimat di atas berarti sedang terjadi hujan. Penggunaan majas di sini berfungsi untuk menambahkan suasana dramatis agar pembaca bisa membayangkan hujan yang terjadi hari itu. 

  • Mobil tua itu merangkak perlahan saat melewati tanjakan tajam.

Kata “merangkak perlahan” berarti berjalan lambat. Sejalan dengan subjek “mobil tua” yang biasanya memang berjalan sedikit lambat ketika berada di tanjakan yang tajam. Kata kiasan ini bertujuan untuk membuat ungkapan di atas menjadi lebih bermakna. 

  • Setiap malam aku duduk sendirian di teras ini dan hanya bulan yang tersenyum padaku. 

Frasa “hanya bulan yang tersenyum” merupakan bentuk ungkapan bahwa hanya ada sinar bulan yang menerangi seseorang yang sendirian di malam hari. 

  • Teriakan guntur sore itu memekakkan telinga.

Kalimat di atas merupakan bentuk gaya bahasa personifikasi yang menggambarkan suara guntur yang sangat menggelegar. Kata “teriakan” di sini menjadi penanda utama jika suaranya sangat keras dan memekakkan telinga manusia.

  • Daun pohon itu menjuntai putus asa.

Frasa “menjuntai putus asa” termasuk kata kiasan. Kata tersebut digunakan untuk melukiskan kondisi daun yang hampir gugur atau mati pada pohon.

  • Kamar ini menjadi saksi bisu atas usahaku belajar untuk ujian.

Kata “kamar” merupakan benda mati yang tidak bisa berbicara. Oleh sebab itu, kamar bisa menjadi “saksi bisu” atau saksi seseorang yang rajin belajar. Kata tersebut hanyalah kiasan agar suasana belajarnya menjadi lebih dramatis.

Sudah Tahu Contoh Majas Personifikasi Dalam Sebuah Kalimat?

Demikian ulasan lengkap mengenai majas personifikasi dan contoh-contoh yang bisa Anda pahami dengan mudah. Anda bisa menggunakan majas ini untuk menggambarkan sesuatu hal agar tampak lebih nyata dan hidup. Sebuah ungkapan dan karya sastra juga bisa menjadi lebih indah dengan adanya gaya bahasa ini.

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page