Pertentangan adalah hal yang sering dihindari dalam kehidupan sehari-hari. Namun, jika dalam bahasa Indonesia, majas pertentangan ternyata sering digunakan. Lantas, apa saja jenis-jenis dari majas ini? Serta, bagaimana cara memakainya? Mari simak secara lengkap lewat ulasan di bawah ini!
Daftar ISI
Apa Itu Majas Pertentangan?
Sebelum memahami akan adanya jenis-jenis gaya bahasa yang menyatakan pertentangan. Anda sebagainya mengetahui dulu pengertian majas dan empat pengelompokkan utamanya.
Seperti yang Anda tahu, majas adalah sebuah gaya bahasa atau kiasan yang digunakan seseorang untuk menyampaikan hal dengan tujuan untuk menghasilkan kesan tertentu.
Dalam bahasa Indonesia, majas dibedakan menjadi empat pengelompokkan yang berbeda. Kelompok tersebut adalah pertentangan, perbandingan, sindiran dan penegasan. Lantas, apa itu majas pertentangan?
Dalam penggunaannya, majas jenis ini merupakan gaya bahasa yang berusaha menyatakan hal yang bertentangan atau tidak selaras antara kata yang pengucap katakan dengan maksud sebenarnya kepada sang pendengar atau pembaca.
Tujuan utama dari gaya bahasa yang menyatakan pertentangan adalah untuk memberikan kesan rendah hati atau justru sombong kepada pembaca atau pendengar. Semuanya kembali lagi ke bagaimana atau dalam konteks apa majas tersebut akan digunakan.
Ciri Majas Pertentangan
Adapun ciri khas dari sebuah gaya bahasa pertentangan adalah penggunaan dua kata atau dua frasa yang kerap kali berlawanan. Padahal pernyataan tersebut benar adanya. Mungkin, kali pertama Anda mendengarnya akan merasa bingung. Namun, jika sudah mengerti, majas-majas ini akan terasa masuk akal.
Jenis-Jenis Majas Pertentangan
Setelah mempelajari mengenai pengertian gaya bahasa pertentangan, kini Anda akan mengetahui beberapa macam jenisnya yang sering dipakai orang-orang. Berikut ini adalah beberapa di antaranya:
1. Majas Paradoks
Istilah “paradoks” kerap kali digunakan di beberapa karya seni, terutama film dengan tema fiksi ilmiah. Paradoks biasanya menggambarkan sebuah ketidakmungkinan yang kerap kali terjadi di perjalanan waktu. Ternyata, istilah serupa juga ada di sebuah jenis gaya bahasa yang menyatakan pertentangan.
Paradoks merupakan sebuah majas yang cara pengungkapannya adalah dengan menyatakan dua hal yang seakan berlawanan. Meski begitu, dua hal ini sebenarnya sebenarnya betul secara kenyataan. Supaya lebih paham, Anda dapat memahami ciri khas dari sebuah majas paradoks.
Karena selain menyatakan dua hal yang seakan-akan memiliki pertentangan. Tujuan seseorang menggunakan majas paradoks adalah untuk memperingatkan lawan bicara akan sesuatu tanpa menunjukkan kesan yang kurang sopan.
Majas paradoks ini umumnya sering hadir di media cetak seperti koran, majalah, dan tabloid. Namun, penulis cerpen atau novel juga kerap menggunakan paradoks untuk memberi kesan yang dramatis.
2. Majas Kontradiksi Interminus
“Kontradiksi interminus” terdengar seperti sebuah mantra dari novel Harry Potter. Namun, ternyata ini merupakan sebuah majas pertentangan yang ada di teori bahasa Indonesia.
Secara singkat, majas kontradiksi interminus adalah gaya bahasa di mana pernyataan kedua dalam sebuah kalimat merupakan sangkalan dari pernyataan yang telah disampaikan sebelumnya. Agar dapat memahami bagaimana majas kontradiksi interminus, Anda perlu mengetahui ciri-cirinya terlebih dulu.
Ciri pertama dari majas atau gaya bahasa kontradiksi interminus adalah pernyataan pertama yang memiliki kesan sebagai kalimat deklaratif. Kalimat ini bersifat objektif, netral, dan menyampaikan semuanya secara gamblang.
Namun, di bagian kedua kalimat tersebut akan ada sanggahan atau pertentangan. Biasanya akan ditemani dengan kata “akan tetapi”, “namun”, “walaupun”, “kecuali”, “meski begitu”, “tinggal”, dan “hanya”.
3. Majas Antitesis
Antitesis merupakan jenis majas yang juga sering digunakan dalam budaya pop. Khususnya untuk menggambarkan hubungan antara protagonis dan antagonis yang notabene juga merupakan salah satu bentuk pertentangan.
Berbeda dengan dua majas sebelum yang lebih ke dalam lingkup kalimat, majas kali ini lebih berada di lingkup klausa alias dua bagian kata. Ciri utama dari sebuah majas antitesis adalah memanfaatkan dua kata yang memiliki arti berlawanan dan menggabungkannya untuk membuat kesan yang cukup mencakup banyak hal.
4. Majas Oksimoron
Sebagai sebuah salah satu gaya bahasa bertipe pertentangan, oksimoron memiliki ciri yang tidak jauh berbeda dari majas antitesis. Oksimoron menyatakan dua kata yang bertentangan untuk membentuk satu klausa.
Meski begitu, perlu Anda harus memahami bahwa, majas oksimoron terkesan seperti memberikan kesan ironi di dalamnya. Namun, hal ini tidak untuk disamakan dengan majas ironi yang bukan termasuk dalam gaya bahasa pertentangan.
Contoh Penggunaan Majas Pertentangan
Mengetahui pengertian dan ciri-ciri dari macam gaya bahasa pertentangan tidak akan cukup untuk membuat Anda memahami penggunaannya. Oleh karena itu, di bagian terpisah ini, Anda dapat melihat berbagai contoh penggunaan majas beserta dengan penjelasan di balik penggunaannya. Berikut penjelasannya:
1. Contoh Penggunaan Majas Paradoks
Agar Anda dapat menggunakan majas paradoks dengan baik. Maka, Anda dapat mengikuti beberapa contoh penggunaan majas paradoks ini yang disertai oleh penjelasannya berikut:
“Dia merasa sepi di tengah keramaian.”
Ketika seseorang berada di tengah keramaian, mereka tentu bersama orang lain. Namun, gaya bahasa yang menyatakan pertentangan. Di mana kalimat tersebut ingin memberikan sebuah kesan bahwa subjek yang berada di kalimat tersebut merasa tidak terikat dengan orang-orang yang ada di sekelilingnya.
- Tutur kata perempuan itu halus, tapi menyayat hati.
Penggunaan majas paradoks ini juga cukup menarik. Tentu Anda pernah bertemu seseorang yang nampaknya berbicara dengan pemilihan kata yang lemah lembut, namun justru kata-kata tersebut sangat menyinggung orang lain. Hal ini lah yang berusaha majas itu gambarkan.
- Di tengah musim hujan yang dingin, hatinya justru berapi-api akan dendam kepada adiknya.
Paradoks yang satu ini berusaha menggambarkan kemarahan seseorang kepada keluarganya sendiri. Penggunaan api untuk menggambarkan sebuah hati juga merupakan sebuah majas lainnya, yakni hiperbola. Majas hiperbola sendiri juga masuk ke dalam majas yang bertentangan.
Ini dia adalah beberapa contoh lain dari kalimat dengan majas paradoks yang mungkin dapat Anda jadikan sebagai referensi:
- Pak Oki senang jika rumahnya terang, namun dia selalu mematikan lampu setiap saat.
- Di balik penampilannya yang sangat bersih, ternyata Johan menyembunyikan berbagai macam kebohongan kotor.
- Vincent bilang ketika seseorang memiliki mobil yang besar, ada sesuatu yang kecil yang mereka berusaha untuk tutup-tutupi.
- Wajahnya memang cantik dan anggun, tapi karakternya kasar sekali.
2. Contoh Penggunaan Majas Kontradiksi Interminus
Jika Anda masih bingung dari mempelajari pengertiannya saja, ini dia beberapa contoh dari majas kontradiksi interminus yang dapat Anda pelajari:
- Dia sudah merasa tidak sanggup lagi bekerja di perusahaan itu karena tuntutan kerja yang besar dan gaji yang tak sebanding, akan tetapi untuk tetap menghidupi keluarganya ia tetap bertahan di sana.
Di kalimat tersebut, penulis menggunakan majas pertentangan untuk menggambarkan kebimbangan seseorang dalam menjalani hidup. Anda mungkin akan merasakan sesuatu seperti keterkaitan. Seperti contoh ketika dituntut untuk menulis artikel sebanyak ribuan kata dengan upah yang tidak seberapa.
- Meskipun aku bukan orang yang penting lagi bagi dia, setidaknya aku sudah pernah menjadi seseorang yang memiliki peran besar dalam mewarnai hidupnya.
Dalam kalimat tersebut, penulis menggunakan sebuah gaya bahasa pertentangan untuk memberikan kesan yang bittersweet. Maksudnya, perasaan seseorang yang harus memetik hikmah dari musibah yang didapatnya.
- Ketika semua ujian sudah Marco kerjakan dengan baik dan dia yakin akan naik kelas, akan tetapi dia nilai ujian bahasa Indonesianya berwarna merah.
Gaya bahasa pertentangan satu ini digunakan untuk menunjukkan rasa yang hampir mendekati sebuah kesuksesan. Karena kekurangan satu nilai, sang penulis berusaha menunjukkan keputusasaan Marco yang mungkin saja sudah belajar mati-matian untuk bisa naik kelas.
Berikut adalah beberapa penggunaan majas kontradiksi interminus lainnya:
- Ketika Fira sudah menyelesaikan buku ini, teman-temannya justru baru mulai membaca.
- Bowo Alpenliebe mengaku yang lain baru pada tercebur, sedangkan dirinya sudah basah sejak lama.
- Bapak Nando senang menghabiskan waktunya dengan berlari, namun orang-orang di sekitarnya lebih ingin berdiam diri.
- Promo ini berlaku untuk seluruh produk, kecuali untuk produk peralatan rumah tangga.
3. Contoh Penggunaan Majas Antitesis
Berikut ini adalah salah beberapa contoh penggunaan majas antitesis dalam sebuah kalimat:
- Tua muda, semua orang tampak antusias menyaksikan penampilan dari band Noah.
Di kalimat tersebut, seorang penulis berusaha untuk menyampaikan sebuah dampak yang dihasilkan dari penampilan band Noah. Maksudnya, entah berumur tua ataupun muda, band Noah ternyata memiliki tempat tersendiri di hati para pendengarnya.
- Bersih kotornya sebuah kelas akan menggambarkan sifat murid dan wali kelas yang ada di dalamnya.
Dalam majas tersebut, penulis ingin memberikan pertentangan akan hubungan kelas dengan siswa yang ada di dalamnya. Penulis mengimplikasikan jika siswa yang berperilaku baik akan memiliki kelas yang bersih. Sedangkan siswa yang buruk akan memiliki ruangan kelas kotor.
Berikut ini adalah beberapa contoh lain dari penggunaan gaya bahasa antitesis:
- Gemuk kurus, semuanya memiliki kesempatan untuk memakai wahana ini.
- Jumlah tarif dari transportasi ini memiliki nilai tergantung dari jauh dekatnya jarak tempuh Anda.
- Manis pahit kehidupan harus diterima seseorang dengan lapang dada.
- Baik dan buruknya rupa seseorang tidak bisa menjadi ukuran sifat dan karakter mereka.
4. Contoh Penggunaan Majas Oksimoron
Meski memiliki penggunaan yang awalnya cukup mirip dengan antitesis, namun oksimoron adalah sebuah majas yang cukup unik. Berikut ini adalah beberapa contohnya:
- Sudah jadi rahasia umum kalau dia adalah pembohong.
Umumnya, rahasia adalah hal yang orang jarang tahu. Namun, dalam penggunaan majas oksimoron, “rahasia umum” memberikan kesan yang berbeda, yakni seperti sebuah aib yang sudah banyak orang tahu.
- Dewi memang terkenal sebagai orang yang pasif agresif.
Dalam penggunaannya, “pasif agresif” adalah sebuah majas pertentangan yang berusaha menggambarkan orang yang jahat meski kata-katanya terkesan biasa saja.
Berikut ini adalah beberapa contoh lain dari majas oksimoron:
- Kedua tim ini baru saja melakukan pertandingan persahabatan.
- Bagiku, kata-katanya terdengar seperti opini yang objektif.
- Dia baru saja mengeluarkan tangis bahagia.
- Anak itu selalu bahagia melihat penderitaan saudaranya.
Sudah Paham Mengenai Majas Pertentangan?
Berikut tadi adalah beberapa jenis dari majas pertentangan beserta contoh dan pembahasannya. Semoga bacaan tadi membuat Anda lebih mudah dalam mengidentifikasi gaya bahasa pertentangan yang sering digunakan di kehidupan sehari-hari.