5 Contoh Manusia sebagai Makhluk Individu, Pengertian & Aplikasinya

Pada dasarnya, manusia bisa dikatakan sebagai makhluk yang cukup kompleks karena tidak hanya memenuhi kebutuhan secara lahiriah, tetapi juga kebutuhan batiniah. Kebutuhan manusia pun berbeda ketika manusia sebagai makhluk individu dan manusia sebagai makhluk sosial. 

Sebenarnya, apa yang dimaksud manusia sebagai makhluk individu? Ini dia penjelasannya lebih lengkapnya. 

Manusia sebagai Makhluk Individu

Selain manusia sebagai makhluk sosial, manusia juga dilihat sebagai makhluk individu. Asal kata individu berasal dari dua kata, yaitu in dan devided. Arti dari undivided ini adalah suatu kesatuan yang tidak terbagi. 

Manusia sebagai makhluk individu mempunyai unsur rohani dan jasmani, unsur psikis dan unsur fisik, serta unsur raga dan jiwa. Seorang bisa dikatakan sebagai individu apabila sudah bisa memenuhi unsur-unsur yang menyatu pada dirinya. 

Manusia tidak dikatakan lagi sebuah individu, jika unsur-unsur tersebut sudah tidak menyatu lagi dalam dirinya. Oleh karena itu, manusia harus memenuhi unsur-unsur tersebut untuk bisa mempertahankan dirinya sebagai seorang individu. 

Setiap individu manusia ini pun punya ciri melekat yang cukup berbeda-beda. Itulah yang membuat manusia sangat unik. Sekalipun seseorang terlahir sebagai kembar identik dan dibesarkan dalam pola asuh yang sama, pasti memiliki ciri fisik maupun psikis yang sangat berbeda. Ada beberapa keunikan yang dimiliki manusia, yaitu. 

  • Setiap manusia memiliki perasaan (afeksi), kemampuan berpikir (kognisi), kehendak (konasi), serta tindakan (aksi).
  • Setiap manusia memiliki kemampuan khusus yang akan mempengaruhi kualitas hidupnya berupa sikap, pengetahuan, dan keterampilan. 
  • Setiap manusia memiliki budaya tersendiri, sesuai dengan latar belakang, kapasitas, dan lingkungannya .
  • Sesungguhnya manusia memiliki hak dan kewajiban yang terkait dengan pihak lain.

Keunikan pada diri manusia ini pun terbentuk karena faktor genotip dan faktor fenotip. Berikut ini adalah penjelasan masing-masing faktor tersebut. 

1. Faktor Genotip

Faktor genotip adalah faktor yang dibawa oleh seorang individu sejak ia lahir. Faktor ini merupakan faktor keturunan yang dibawa oleh seorang individu sejak lahir, yang mana faktor satu ini dipengaruhi oleh orang tua atau keturunan dari individu tersebut

Biasanya, faktor genotip ini membuat seseorang punya ciri fisik yang mirip dengan orang tuanya. Kemiripan fisik ini bisa berupa kemiripan seluruh penampilannya atau bisa juga pada bagian-bagian tertentu saja. 

Faktor genotip ini juga memengaruhi sifat dan perangai seseorang menjadi mirip dengan orang tuanya. Misalnya, ketika ayah dan ibunya seorang pemarah, maka kemungkinan besar anaknya juga akan menjadi orang yang pemarah. 

2. Faktor Fenotip

Manusia sebagai makhluk sosial juga sangat dipengaruhi oleh lingkungannya.  Lingkungan yang dimaksud ini adalah lingkungan keluarga, sekolah, maupun lingkungan masyarakat. Ketika seorang berinteraksi secara sosial dengan individu atau kelompok lain akan mendapatkan pengetahuan baru. 

Pengetahuan baru ini kemudian diserap ke dalam otak seorang individu tersebut, kemudian secara psikologis seorang individu itu akan terpengaruh oleh pengetahuan tersebut sehingga bisa membentuk karakter orang tersebut. 

Oleh karena itu, seringkali ada istilah “Jika kita berteman dengan penjual parfum, maka kita akan ikut wangi,” kurang lebih seperti itulah faktor fenotip. Ketika seorang individu bergaul dengan seseorang yang jahat, maka kemungkinan besar ia juga akan menjadi jahat. 

Sebaliknya, jika ia berada di lingkungan yang baik, lingkungan yang bisa memberinya pengaruh positif, maka individu tersebut pun akan menjadi sosok yang baik dan positif. 

Kebutuhan Manusia Sebagai Makhluk Hidup Menurut Maslow

Manusia sebagai makhluk sosial maupun makhluk individu ini memiliki berbagai kebutuhan. Kebutuhan yang dimaksud adalah kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan untuk dilindungi, serta berbagai kebutuhan lahiriah atau batiniah. 

Berdasarkan pendapat Maslow, setiap individu termotivasi oleh unsatisfied need. Ketika kebutuhan tersebut sudah terpenuhi, maka manusia akan termotivasi untuk memenuhi kebutuhan lainnya. 

Maslow juga menjelaskan, ada berbagai tingkatan kebutuhan yang perlu dipenuhi oleh manusia. Tingkatan kebutuhan ini dikenal dengan Maslow’s Hierarchy of Needs. Adapun tingkatan dari kebutuhan menurut Maslow adalah sebagai berikut. 

1. Physiological Needs 

Physiological needs (kebutuhan fisiologi), adalah kebutuhan tingkatan terbawah pada hierarki kebutuhan manusia dan mendominasi semua kebutuhan yang ada.  Kebutuhan ini bersifat biologis, mencakup sandang, pangan, dan papan. 

Kebutuhan tersebut menjadi aspek paling penting yang harus dipenuhi oleh manusia. Maslow berpandangan bahwa kebutuhan ini menjadi hal utama melebihi apapun dan setiap orang berhak memperoleh kebutuhan dasar ini. 

2. Safety Needs 

Kebutuhan satu ini menjadi tingkatan kedua dari Hierarchy of Needs yang harus dipenuhi oleh manusia sebagai makhluk individu untuk memberikan rasa aman dan keselamatan pada setiap individu. 

Biasanya, ketika physiological needs sudah terpenuhi, maka manusia pun cenderung mencari safety needs yang berupa perlindungan, kebebasan dari rasa takut, kebebasan dari kekacauan, dan berbagai safety needs lainnya. 

Beberapa contoh safety needs seperti perlindungan asuransi jiwa, tabungan dana darurat, hingga perlindungan rumah dari bencana. 

3. Love Needs and Belongingness 

Kebutuhan akan cinta ini muncul ketika kebutuhan fisik serta kebutuhan akan rasa aman terpenuhi. Kebutuhan untuk mencintai dan dicintai ini sangat penting untuk menciptakan kedamaian dan kepercayaan dalam kehidupan seseorang. 

Love needs and belongingness ini bisa mencakup hal yang sangat luas, seperti peduli dan perhatian terhadap sesama, serta lingkungan sekitar yang didasari atas rasa memiliki. 

Kebutuhan inilah yang akhirnya mendorong manusia sebagai makhluk sosial untuk mulai menjalin hubungan cinta dengan orang lain. Hingga akhirnya menikah dan membentuk hubungan baru, yaitu hubungan keluarga yang juga didasari oleh rasa kepercayaan dan rasa memiliki. 

4. Kebutuhan untuk Dihargai (Esteem Needs) 

Hierarchy of Needs yang dibuat oleh Maslow ini berisikan kebutuhan untuk merasa dihargai atau esteem needs. Kebutuhan ini bisa berupa penghargaan atas prestasi atau kemampuan mencapai pekerjaan yang baru. 

Kebutuhan yang satu ini dipandang sebagai kebutuhan kuat, sebab ia mampu mencapai sesuatu yang memadai, memiliki kemampuan tertentu dalam menghadapi dunia, mandiri, serta bebas. 

Selain itu, adanya kebutuhan akan penghargaan atau keinginan untuk mempunyai reputasi, prestise, penghormatan serta penghargaan dari orang lain. Kebutuhan ini pun akan memberikan dampak psikologis berupa tumbuhnya rasa kebernilaian dalam diri, rasa percaya diri, hingga mengubah diri menjadi lebih kuat. 

5. Self Actualization 

Self actualization atau kebutuhan akan aktualisasi diri bisa dikatakan sebagai puncak atau strata tertinggi dalam hirarki kebutuhan menurut Maslow ini. Pada tingkat tertinggi tersebut, manusia mampu mengupayakan dengan segala kemampuannya untuk memperoleh serta mencapai hal yang ia mau dan inginkan. 

Pencapaian ini pun akan memiliki dampak pada kondisi psikologi yang semakin tinggi, seperti tumbuhnya motivasi untuk selalu tumbuh, perubahan persepsi, serta untuk terus berkembang maju. 

Maslow juga berpandangan, manusia mempunyai motivasi untuk menjadi segala sesuatu yang dia bisa untuk menjadi apa yang dia inginkan. Walaupun misalnya kebutuhan lain sudah terpenuhi, setiap orang pasti punya ketidaksenangan, kegelisahan, atau frustasi jika kebutuhan aktualisasi belum terpenuhi.

Proses Pertumbuhan dan Perkembangan Manusia 

Manusia sebagai makhluk hidup tentunya mengalami pertumbuhan dari bayi sampai menjadi dewasa. Fakta tersebut tentunya dapat kita amati secara langsung, termasuk pada diri kita yang mana kita sendiri berubah, dari yang awalnya bayi seiring berjalannya waktu kita pun menjadi sosok manusia dewasa. 

Selain mengalami pertumbuhan, manusia juga mengalami perkembangan. Ini dia perkembangan manusia menurut psikologi perkembangan. 

1. Prenatal Stage

Prenatal stage adalah fase awal kehidupan manusia yang dimulai dari bentuk satu sel hingga lahir menjadi bayi. Prenatal stage ini pun terbagi menjadi tiga, yaitu. 

  • Germinal Stage

Tahapan ini terjadi antara minggu pertama hingga minggu kedua manusia di dalam kandungan, yang dimulai ketika sperma bertemu dengan sel telur dan membentuk zigot. Ia adalah struktur bersel satu yang nantinya akan berubah menjadi bayi.

Saat minggu pertama berlangsung di dalam kandungan, zigot akan membelah dan membelah diri hingga menjadi milyaran sel yang kemudian membentuk bayi. 

  • Embryonic Stage

Tahapan ini pun berlangsung di masa minggu ke-3 sampai minggu ke-8 kehamilan. Biasanya, pada fase ini, zigot sudah membelah selama 7-10 hari serta menghasilkan 150 sel. Setelah itu, zigot akan menempel pada dinding rahim setelah turun ke tuba fallopi, Inilah yang disebut embrio. 

Kemudian terjadilah pembentukan plasenta yang dimulai dengan pertumbuhan pembuluh darah. Plasenta sendiri merupakan struktur yang tersambung dengan rahim. 

Fungsinya adalah memberikan pasokan oksigen dan nutrisi pada embrio yang berkembang di dalam rahim ibu.  Struktur dasar embrio pun berkembang menjadi perut, kepala, dan dada. 

Pada tahapan ini mulai terbentuk dan berfungsinya organ tubuh serta jantung bayi pun mulai berdetak. Selain itu, saluran saraf juga akan terbentuk di bagian belakang embrio. Saluran ini pun berkembang menjadi otak dan tulang belakang.

2. Fetal Stage

Fase ini berlangsung selama 9-40 minggu ketika embrio mulai disebut sebagai janin. Biasanya akan dimulai pada minggu ke-9. Alat kelamin mulai terbentuk dengan berbeda sejak minggu ke 9-12. 

Pada sekitar usia 16 minggu, janin telah memiliki jari kaki dan tangan termasuk juga mulai punya sidik jari. Organ pendengaran embrio pun sudah berkembang, begitu juga organ dalam sehingga sangat memungkinan janin yang lahir prematur di usia ini memiliki kesempatan hidup di luar kandungan ibunya.

3. Infancy Stage

Fase bayi dikenal dengan infancy stage dalam psikologi perkembangan. Fase ini terjadi sejak kelahiran sampai tahun pertama seseorang. Biasanya, bayi akan menghabiskan waktu siang dan malam untuk tidur. 

Bayi juga akan belajar terjaga di siang hari. Periode ini berada pada umur kelahiran antara 18 atau 24 bulan. Ada banyak hal yang terjadi di fase ini, seperti kemampuan berbahasa, mulai koordinasi sensorimotor, berkembangnya pemikiran simbolis,  dan juga belajar sosial yang akan dialami. 

4. Early Childhood

Periode ini berlangsung dari bayi sampai usia lima atau enam tahun atau dikenal juga sebagai periode prasekolah. Masa ini merupakan waktu pertumbuhan dan perubahan yang luar biasa dari anak-anak. 

Anak-anak kecil pada masa ini akan belajar menjaga dirinya sendiri dan belajar untuk jadi mandiri. Ia juga akan belajar banyak hal terkait persiapan masuk sekolah, seperti mengenali huruf atau belajar bersosialisasi dengan teman sebayanya.  

Pada fase ini, orang tua harus fokus pada kecukupan gizi dan nutrisi anak agar mereka bisa tumbuh dengan layak, supaya dapat mencapai tahapan yang sesuai dengan usianya. 

5. Middle and Late Childhood

Fase ini terjadi pada usia enam hingga sebelas tahun dan ditandai dengan peningkatan pengaruh sosial serta kematangan fisik pada anak ketika ia bersekolah di tingkat dasar. 

Ada banyak keterampilan baru yang akan dipelajari anak, mulai dari menulis serta matematika sederhana. Mereka juga akan mulai mengenal peradaban dan kebudayaan manusia. 

Anak-anak pun mulai menjalin pertemanan, mendapatkan kompetensi melalui pekerjaan sekolah, dan terus mengembangkan potensi-potensi unik dalam diri mereka. 

6. Adolescence

Fase ini terjadi pada usia sekitar 10 – 12 tahun dan berakhir pada usia sekitar 35 tahunan. Adolescence adalah fase dalam psikologi perkembangan dimana adanya masa transisi, mulai dari masa awal anak–anak sampai awal dewasa.

Pada masa ini, terjadi masa pubertas dimana perubahan fisik menjadi sangat cepat, mulai dari perubahan bentuk tubuh, pertambahan berat dan tinggi badan, serta mulai muncul karakteristik seksual tertentu. 

Secara intelektual, akan ada perubahan pemikiran pula. Semakin logis, abstrak dan mulai jadi idealis, serta semakin sering bergaul di luar keluarga. Mereka juga mulai punya kemampuan untuk menarik kesimpulan berupa proposal atau hipotesis. Mereka juga bisa membuat pengujian dan evaluasi yang rasional.  

Hal ini berbeda dengan usia anak-anak dimana pemikiran hanya sebatas menguji batasan atau mengeksplorasi identitas baru saat anak-anak mulai mempertanyakan siapa diri mereka dan ingin menjadi seperti apa di kemudian hari. Sementara pemikiran formal dewasa dan remaja cenderung rasional, deduktif, dan sistematis. 

7.  Early Adulthood

Fase ini terjadi pada usia 35 – 45 tahun sampai pada usia 60 tahunan. Masa ini menjadi masa-masa untuk memperluas kegiatan pribadi dan memperluas kegiatan sosial. Manusia juga mulai membentuk ikatan, keintiman, pertemanan dekat, hingga mulai membangun keluarga. 

Mereka cenderung mengalami keterkaitan dan dukungan sosial, meski banyak dari orang-orang pada usia early adulthood yang mengalami kesulitan dengan beberapa hubungan mungkin bisa berakhir merasa terasing dan kesepian. Tapi pada usia ini, mereka dianggap sudah cukup matang untuk berkeluarga.

8. Middle Adulthood

Fase ini terjadi pada usia di atas 60 tahun sampai 70 tahun. Pada usia ini, manusia lebih berfokus pada pengembangan tujuan dan kontribusi terhadap masyarakat. Menurut Erikson, konflik ini berada pada generativitas dan stagnasi. 

Mereka juga cenderung meninggalkan sesuatu atau memberikan kontribusi kepada generasi berikutnya. Biasanya, mereka akan meninggalkan sesuatu atau memberi sesuatu untuk keturunannya. Pada masa generativitas mereka pun akan berfokus pada aktivitas seperti keluarga, karir, kelompok, serta keterlibatan komunitas. 

9. Late Adulthood

Fase ini terjadi di usia 70 tahun hingga kematian. Pada masa ini, mereka akan mengalami penyesuaian diri ketika kesehatan dan kekuatan berkurang. Namun pada masa ini, mereka akan menata kehidupan dan juga menyesuaikan diri dengan peranan sosial baru yang mungkin saja dialami setelah masa pensiun. 

6 Faktor Pengaruh Pertumbuhan Manusia sebagai Makhluk Individu

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan manusia sebagai makhluk individu. Faktor-faktor ini pun melekat sepenuhnya di dalam diri manusia. Apa saja faktor-faktornya? Berikut adalah penjelasannya. 

1. Faktor Genetik atau Keturunan

Setiap makhluk hidup pasti akan mewarisi genetik dari induknya. Begitu juga dengan manusia yang mewarisi genetik dari orang tuanya. Ada beberapa ciri yang membuat seseorang mirip dengan orang tuanya, mulai dari bentuk dan warna rambut, warna mata, bentuk tubuh, warna kulit, dan lain sebagainya. 

Selain bentuk secara fisiologis, seseorang juga akan mewarisi kondisi psikis dari orang tua. Biasanya, orang tua yang pemarah akan mewariskan sifat ini kepada anak-anaknya. Namun, biasanya kondisi ini juga akan dipengaruhi oleh faktor lain, seperti pendidikan yang mendukung sehingga anak lebih bisa mengelola emosi. 

2. Faktor Hormon

Manusia lahir dengan berbagai hormon dalam dirinya seperti hormon melatonin, serotonin, tiroid, dan masih banyak lagi hormon lainnya. Berbagai hormon ini dihasilkan oleh kelenjar tubuh dan setiap hormon punya fungsinya sendiri.  

Ada hormon yang berguna untuk pertumbuhan, mengontrol tidur, bahkan ada hormon yang bisa memberikan rasa bahagia. 

3. Faktor Gizi

Makanan dan minuman yang dikonsumsi pastinya akan mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan manusia. Inilah yang dikenal sebagai faktor gizi dalam pertumbuhan manusia. 

Pada masa pertumbuhan, protein menjadi sumber makanan yang penting untuk membentuk sel dan otot. Selain itu, ada air, mineral, karbohidrat, vitamin, dan berbagai kebutuhan nutrisi lain yang dapat membantu memproduksi energi di dalam tubuh.  

Semakin kita mengkonsumsi protein, makanan sehat yang mengandung vitamin, mineral, dan air yang cukup, maka pertumbuhan organ dan sel-sel di dalam tubuh juga akan berkualitas atau mengalami peningkatan. 

Organ-organ tubuh akan bekerja secara maksimal sehingga manusia pun menjadi sehat dan memiliki angka harapan hidup yang tinggi. 

4. Faktor Lingkungan

Banyak ahli sosiologi yang menyebutkan bahwa manusia membentuk masyarakat dan masyarakat membentuk manusia. Artinya, manusia yang berkumpul dalam suatu wilayah menjadi sebuah satu kesatuan masyarakat. Biasanya, mereka punya suatu ciri dan karakteristik fisik serta psikologis yang mirip. 

Kemudian, anak-anak yang lahir dalam masyarakat tersebut pun akan bersikap dan berperilaku selayaknya di masyarakat mana ia tumbuh. Misalnya, jika seorang anak lahir di keluarga yang suka berjudi, maka kemungkinan besar dia akan menjadi penjudi juga. 

Oleh karena itulah pertumbuhan dan perkembangan manusia sangat dipengaruhi oleh lingkungan di mana ia dibesarkan. Jika ia tumbuh di lingkungan yang positif, maka akan memberi dampak positif, dan begitu juga sebaliknya. 

Lingkungan yang positif tentunya akan mengajarkan anak secara natural tentang cara mengatur emosi saat bersosialisasi, adanya dukungan kemajuan teknologi, rumah tangga serta perekonomian

5. Olahraga atau Kesehatan

Tidak hanya makanan yang sehat, pola hidup sehat seperti rajin berolahraga dan menjaga kebugaran tubuh akan mendukung pertumbuhan yang kita lakukan dengan maksimal. 

Berolahraga membantu kita dalam membentuk kekuatan otot dan tulang. Terbentuknya otot dengan baik juga dapat membantu penyerapan gizi atau metabolisme tubuh menjadi lebih baik. 

Orang-orang yang rajin berolahraga biasanya akan memiliki kondisi tubuh yang bugar, fit, dan mampu beraktivitas secara produktif. Manusia yang produktif akan mampu menjalankan perannya di masyarakat dengan baik. 

6. Faktor Pendidikan

Untuk menunjang perkembangan manusia, peran pendidikan sangat penting. Pendidikan akan memberikan efek positif bagi emosional, intelektual, kesehatan mental, dan aktivitas sosial lainnya. Selain itu, pendidikan juga salah satu faktor yang menjadi wadah untuk membimbing proses kedewasaan.

Contoh Manusia sebagai Makhluk Individu dan Sosial

Ada beberapa contoh yang bisa digunakan untuk menunjukkan seorang manusia sebagai makhluk individu maupun sosial. Ini dia beberapa contohnya. 

1. Memiliki Kebutuhan Jasmani

Salah satu aspek yang membuat manusia sebagai makhluk individu adalah adanya kebutuhan jasmani. Kebutuhan jasmani yang dimaksud pun berupa kebutuhan akan makanan, minuman, hasrat seksual, dan berbagai kebutuhan lainnya yang berkaitan dengan tubuhnya sendiri. 

2. Berusaha Memperoleh Rasa Aman dan Terlindungi

Contoh lain manusia sebagai makhluk sosial maupun individu adalah berusaha untuk memperoleh rasa aman dan terlindungi. Membangun keluarga, memiliki orang-orang yang dicintai adalah salah satu rasa aman dan terlindungi yang bisa diciptakan oleh seorang manusia. 

3. Mencari Validasi dari Orang Lain 

Mungkin tidak semua orang menginginkan sebuah validasi, namun pada level kebutuhan tertentu, orang-orang sangat butuh yang namanya validasi dari orang lain. Ini adalah salah satu kodrat manusia sebagai makhluk sosial. 

Validasi ini pun banyak bentuknya bisa berupa kemampuan, jabatan, hingga bentuk fisiknya. 

4. Berinteraksi dengan Orang Lain 

Berinteraksi dengan orang lain juga merupakan kebutuhan bagi seorang manusia. Ini adalah salah satu bentuk manusia sebagai makhluk sosial. Individu cenderung membutuhkan orang lain, baik untuk memenuhi kebutuhan hidup ataupun melengkapi psikologisnya. 

Hal ini sangat alamiah dimana berkaitan dengan posisi manusia sebagai makhluk sosial dan menempatkan diri dalam ruang-ruang sosial lainnya. 

5. Selalu Berusaha Mencapai Kesejahteraan Hidup

Setelah seorang manusia menemukan akal, potensi, serta validasi orang lain, manusia pun akan berubah mencari atau mencapai kesejahteraan hidup. 

Menemukan kesejahteraan in menyangkut juga pada aspek dimana manusia perlu memenuhi kebutuhan jasmaninya, kebutuhan mencari validasi, memenuhi kebutuhan sehari-hari, dan masih banyak lagi. 

Sudah Paham tentang Manusia Sebagai Makhluk Individu?

Itulah penjelasan tentang manusia sebagai makhluk sosial sekaligus makhluk individu. Manusia sendiri adalah makhluk yang sangat kompleks di muka bumi ini dikarenakan manusia harus memenuhi kebutuhannya baik sebagai makhluk individu maupun manusia sebagai makhluk sosial. 

Semua hal ini pun harus saling berimbang dan berkesinambungan agar seorang manusia bisa menjalani hidup selayaknya manusia pada umumnya. Pastikan, semua aspek yang disebutkan tentang manusia di sini bisa membantu Anda untuk lebih memahami diri Anda sendiri.

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page