Musim menjadi salah satu pertanda adanya perubahan suhu yang ada pada permukaan bumi pada bulan-bulan tertentu. Perbedaan periode ini juga terjadi secara berbeda-beda untuk rentan waktu dan jenisnya. Bumi belahan utara dan selatan akan memiliki periode cuaca yang berbeda.
Secara umum, musim terbagi menjadi enam jenis dan terbagi lagi menjadi dua bagian untuk setiap belahan bumi. Selain itu, selama pergantian periode akan terjadi beberapa fenomena alam yang menjadi cirinya. Anda bisa memahami informasi lengkap tentang musim pada artikel berikut ini.
Daftar ISI
Pengertian Musim
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), musim adalah fenomena alam yang terkait dengan sistem perubahan iklim dunia. Kemudian, secara umum, musim merupakan suatu keadaan iklim bumi yang dapat berubah dalam waktu tertentu.
Karena fenomena alam ini berkaitan langsung dengan iklim dunia, yaitu iklim tropis dan subtropis, maka perubahan yang terjadi akan berbeda tergantung sisi belahan dunia. Sehingga, dari kedua jenis iklim tersebut akan ada perbedaan musim bagi masing-masing negara.
Belahan bumi yang memiliki iklim tropis akan mengalami perubahan musim sebanyak dua kali dalam setahun. Sedangkan negara-negara di bagian bumi dengan iklim subtropis akan mengalami empat kali perubahan setiap tahunnya.
Jenis-jenis Musim di Dunia
Pada dasarnya, Bumi memilliki beberapa jenis musim yang berbeda dengan karakteristik uniknya masing-masing. Berikut adalah penjelasan singkat tentang beberapa jenis yang umum dijumpai di berbagai belahan dunia:
1. Musim pada Iklim Tropis
Iklim tropis merupakan iklim yang terdapat pada garis khatulistiwa bumi. Umumnya, wilayah beriklim tropis memiliki dua jenis musim, yaitu kemarau dan penghujan. Durasi terjadinya fenomena alam ini cukup panjang daripada wilayah yang memiliki iklim subtropis. Berikut ini penjelasannya:
1. Kemarau
Musim kemarau merupakan fenomena alam yang identik dengan kekeringan dan suhu cuaca tinggi. Adapun suhu rata-rata saat kemarau dapat mencapai lebih dari 33 derajat Celcius.
Secara umum, kemarau terjadi pada kurun waktu sekitar bulan April hingga September. Sedangkan di Indonesia, kemarau terjadi pada bulan April hingga Oktober.
Kondisi tersebut terjadi sebagai akibat dari kehadiran angin muson yang mana mempengaruhi kekeringan parah. Menurut penelitian, angin muson berhembus dari arah bumi bagian utara yang membawa angin panas. Kemarau juga sering disebut dengan musim kering.
Negara-negara yang memiliki iklim tropis dan rentan mengalami kemarau yaitu negara bagian Asia Tenggara dan Selatan serta Australia bagian timur laut. Selain itu, beberapa negara di bagian Amerika Selatan dan Afrika juga berpotensi mengalami kemarau.
2. Penghujan
Kebalikan dari kemarau, penghujan adalah musim yang cenderung dingin dengan suhu relatif rendah setiap harinya. Penghujan identik dengan intensitas hujan yang cukup sering dan meningkat selama masa terjadinya fenomena alam ini.
Sama halnya dengan kemarau, perpanjangan masa waktu musim ini cenderung berbeda-beda pada masing-masing negara tropis. Hal ini karena penghujan bergantung pada siklus perputaran matahari yang berbeda-beda pada berbagai negara bagian.
Penghujan terjadi karena adanya fenomena alam La Nina yang membawa angin bersifat dingin. Angin ini menyebabkan terjadinya penguapan pada permukaan yang akan terus naik menuju ke udara.
2. Musim pada Iklim Subtropis
Selain iklim tropis, terdapat bumi bagian lain yang mengalami iklim subtropis yang mana memiliki empat musim sekaligus dalam setahun. Hal ini jauh berbeda dari iklim tropis yang hanya mengalami kemarau dan penghujan. Lantas, apa saja empat fenomena alam yang ada di belahan bumis subtropis?
1. Musim Dingin atau Salju
Musim pertama yang sangat unik dan hanya dimiliki oleh wilayah yang berada pada bumi bagian utara dan selatan dengan iklim subtropis adalah musim dingin atau salju. Seperti namanya, pada masa ini akan mulai turun salju-salju yang terbentuk dari penguapan air hujan.
Selain itu, suhu pada masa ini sangat dingin hingga mencapai -15 derajat Celcius yang bisa membekukan air. Namun, terjadinya fenomena alam ini berbeda-beda untuk wilayah bagian utara dan selatan.
Pada bumi bagian utara, fenomena ini akan terjadi sekitar bulan Desember hingga Maret. Sedangkan bumi bagian selatan akan mengalaminya pada bulan Juni sampai September setiap tahunnya.
2. Musim Semi
Setelah salju mulai berhenti turun, muncullah musim semi. Pada periode ini, bunga-bunga dan pepohonan mulai tumbuh kembali dengan subur setelah mengalami kerontokkan. Kemudian, pada masa ini, cuaca masih cenderung dingin sekaligus sedikit hangat.
Sama halnya dengan musim salju, fenomena alam ini terjadi dalam waktu yang berbeda antara bumi belahan selatan dan utara. Pada bumi bagian utara, masa ini akan terjadi sekitar bulan Maret sampai Juni. Sedangkan wilayah bumi bagian selatan dapat menikmatinya mulai dari bulan September hingga Desember.
3. Musim Panas
Selanjutnya, ada musim yang menjadi penyeimbang setelah salju, yaitu musim panas. Seperti namanya, fenomena alam ini cenderung bersifat panas dengan intensitas hujan yang mulai berkurang banyak. Pada saat ini, banyak sekali tumbuhan yang mulai tumbuh sepenuhnya.
Sama seperti musim lainnya, terjadinya fenomena ini akan berbeda antara bumi bagian utara dan selatan. Bumi bagian utara akan merasakan iklim panas terlebih dahulu pada bulan September sampai Desember. Sedangkan untuk negara bagian selatan, periode ini akan dimulai sekitar bulan Maret hingga Juni.
4. Gugur
Fenomena alam terakhir yang akan bersambung dengan musim dingin, yaitu musim gugur. Pada periode ini, daun pepohonan mulai menggugurkan daunnya dan suhu rata-ratanya akan mulai menurun sehingga tidak lagi terasa panas.
Saat gugur dimulai, akan turun hujan untuk beberapa saat. Negara bagian utara mengalami masa ini mulai dari bulan September hingga Desember. Sedangkan negara bagian selatan akan merasakan guguran bunga dan dedaunan pada bulan Maret hingga Juni.
Ciri-Ciri Musim
Sebagaimana yang sudah kami jelaskan di awal, iklim berperan besar dalam perubahan musim pada negara-negara tertentu. Sebut saja negara beriklim subtropis dengan empat musim akan berbeda dengan negara tropis.
1. Ciri-Ciri Kemarau
Kemarau memiliki beberapa ciri khas yang dapat diidentifikasi. Berikut adalah beberapa ciri-ciri umumnya:
- Terik matahari yang terasa lebih panas daripada hari biasanya.
- Terdapat sedikit awan yang menutupi terik matahari.
- Tidak ada masa untuk turun hujan dalam beberapa hari, minggu, hingga bahkan bulan.
- Terjadi retakan pada permukaan tanah karena tidak adanya aliran air.
- Banyak tumbuhan yang mulai mengering dan mati.
- Sumber air berkurang hingga terjadi kekeringan akut.
2. Ciri-Ciri Penghujan
Tak hanya kemarau, musim penghujan juga memiliki ciri khas yang dapat Anda kenali. Berikut adalah beberapa ciri-cirinya:
- Intensitas hujan relatif tinggi setiap harinya.
- Terdapat banyak awan yang menutupi terik matahari.
- Kehadiran langit mendung dan awan gelap.
- Permukaan tanah mengalami penurunan suhu sehingga menjadi lembab.
- Adanya petir seiring dengan turunnya hujan.
3. Ciri-Ciri Musim Salju
Adapun ciri-ciri musim salju yang bisa Anda rasakan adalah sebagai berikut:
- Hewan memulai aktifitas hibernasi yang cukup panjang.
- Salju yang mulai turun setiap harinya.
- Penurunan suhu yang cukup drastis.
- Tidak terlalu ada sinar matahari.
4. Ciri-Ciri Musim Semi
Kemudian, berikut adalah beberapa ciri-ciri umum dari musim semi:
- Suhu cuaca yang seimbang antara dingin dan panas.
- Tumbuhan mulai berkembang kembali.
- Hewan yang berhibernasi telah menyelesaikan kegiatan panjang mereka.
- Terkadang masih terjadi hujan.
5. Ciri-Ciri Musim Panas
Tentu saja, musim panas memiliki ciri-ciri khas yang membedakannya dengan lain periode lainnya. Berikut ini penjelasannya:
- Perbedaan suhu yang cukup signifikan dengan hanya 20 persen mengalami suhu dingin.
- Orang mulai berbondong-bondong untuk pergi ke pantai dan berjemur.
- Masa yang sangat cocok untuk berlibur.
- Hewan-hewan mulai beraktifitas secara aktif.
6. Ciri-Ciri Musim Gugur
Terakhir, adapun ciri-ciri musim gugur yang paling terlihat adalah:
- Pepohonan mulai menggugurkan daun dan bunganya.
- Beberapa hewan akan memulai aktifitas hibernasi.
- Hewan-hewan mulai menyiapkan cadangan makanan.
- Suhu seimbang namun cenderung dingin.
Faktor Terjadinya Musim
Menurut penelitian, perubahan musim pada berbagai belahan dunia disebabkan oleh pergerakan bumi dalam mengelilingi matahari. Pergerakan ini menyebabkan perubahan suhu yang cukup ekstrim. Oleh sebab itu, beberapa negara di belahan bumi berbeda akan merasakan perbedaan suhu yang cukup signifikan.
Hal ini terjadi lantaran pergerakan matahari membuat sinar matahari menyebar dengan bergantian masanya. Selain itu, letak geografis dan astronomis sebuah negara juga membawa pengaruh akan adanya perubahan musim.
Sebut saja Indonesia yang terletak pada garis khatulistiwa memiliki iklim tropis. Sehingga, normalnya Indonesia mengalami kemarau dan penghujan.
Selanjutnya, ada pula efek dari pergerakan angin pada permukaan bumi yang terus membawa angin panas dan dingin. Sama halnya dengan kehadiran El Nino dan La Nina yang dapat menyebabkan perubahan suhu panas dan dingin.
Bagaimana Jika Terjadi Musim yang Ekstrim?
Adanya perubahan musim tentunya membawa kabar baik bagi makhluk hidup yang ada bumi. Namun, jika terjadi perubahan musim yang cukup ekstrim, maka akan membawa dampak buruk bagi setiap makhluk hidup.
Seperti contohnya, kemarau ekstrim akan menyebabkan kekeringan. Namun, jika penghujan datang dengan ekstrim akan mengakibatkan kebanjiran. Maka dari itu, untuk menanggulangi terjadinya dampak buruk, manusia harus bisa menjaga lingkungan dengan baik.
Seperti pengelolaan air yang bijaksana, menjaga hutan, dan mengurangi polusi. Kita semua memiliki tanggung jawab untuk melindungi bumi dan menciptakan masa depan yang berkelanjutan bagi generasi mendatang.