Olahraga Lempar Lembing: Sejarah, Tujuan, Teknik, dan Peraturan

Lempar lembing (javelin throw) termasuk dalam olahraga track and field atau atletik pada nomor lempar. Lembing sendiri adalah benda berbentuk seperti tombak yang berujung logam. Olahraga ini membutuhkan koordinasi otot yang baik demi hasil yang sempurna. Berikut adalah segala hal mengenai olahraga lempar lembing.

Sejarah Olahraga Lempar Lembing

Lempar lembing termasuk cabang olahraga terkuno yang masih ada hingga saat ini. Sebelum resmi menjadi olahraga, kegiatan melempar lembing adalah bagian dari kehidupan manusia kuno, yakni saat sedang berburu atau berperang.

Sejarahnya sebagai olahraga pertama kali dikenalkan sebagai salah satu cabang olahraga di Pentathlon pada tahun 708 SM.

Pada tahun 1870-an, lempar lembing semakin populer di Jerman dan Swedia sebagai bagian dari budaya bangsanya. Pada abad ke-19, masyarakat mulai melihat lempar lembing sebagai tantangan olahraga yang menarik. Oleh karenanya, inovasi dan evolusi mengenai peraturan dan teknik lempar lembing juga sangat berkembang.

Pada tahun 1880-an, lempar lembing semakin populer di Swedia dan Finlandia. Kepopuleran ini terjadi karena berbagai hal, seperti pengaruh regional, pertukaran budaya, acara olahraga, hingga munculnya para atlet dan pelatih yang berpengaruh. 

Olahraga lempar lembing resmi menjadi cabang olahraga atletik sejak tahun 1908 untuk pria dan tahun 1932 untuk wanita. Hingga saat ini, lempar lembing masih menjadi bagian dari ajang olahraga olimpiade, PON, dan ajang lain.

Tujuan Olahraga Lempar Lembing

Tujuan utama dari lempar lembing cukup sederhana, yakni mencetak jarak terjauh dari lemparan lembing di dalam area pendaratan lembing. 

Lempar lembing berbeda dengan cabang olahraga nomor lempar lainnya. Biasanya, nomor lempar lain membutuhkan hanya kekuatan, namun lempar lembing perlu mengandalkan teknik, kecepatan, sekaligus kekuatan.

Tantangannya adalah gaya lemparnya sudah ditentukan sebelumnya. Jadi, atlet tidak diperbolehkan untuk menggunakan gaya lain. 

Pada intinya, kunci utama dalam lempar lembing adalah meningkatkan kesempurnaan dari seluruh gabungan teknik, baik cara memegang lembing, cara lari, hingga cara melempar.

Teknik Dasar Olahraga Lempar Lembing

Pada dasarnya, terdapat 5 teknik dasar dalam lempar lembing. Menyempurnakan teknik-teknik dasar ini pun akan dapat memengaruhi lemparan lembing. Berikut adalah penjelasan mengenai teknik-teknik tersebut:

1. Gaya Memegang Lembing

Di sekitar bagian tengah lembing pasti telah ada balutan tali sebagai tanda tempat terbaik untuk memegang lembing. Umumnya, terdapat 3 cara untuk memegang lembing yang sangat berhubungan dengan balutan tali tersebut. Bagi pemula, cobalah ketiganya, lalu tentukan mana yang cocok untukmu.

 Memegang lembing
(Memegang lembing / Sumber: kompas.com)
  • Gaya Amerika – gaya termudah; berfokus untuk menempatkan telunjuk dan ibu jari di akhir balutan tali. Lalu, jari lain menggenggam lembing secara natural.
  • Gaya Finlandia – berfokus untuk menempatkan jari tengah dan ibu jari di akhir balutan tali, sementara jari telunjuk menunjuk ke belakang dan jari lain menggenggam secara natural.
  • Gaya Penjepit (V-Grip) – berfokus untuk menempatkan lembing di antara jari telunjuk dan jari tengah. Sementara itu, jari lain menggenggam lembing secara natural.

2. Posisi Awal 

Posisi awal dalam olahraga lempar lembing ini diterapkan saat sebelum memulai dan bersiap untuk lari.

  • Atlet berdiri tegak dengan kaki selebar bahu.
  • Pegang lembing dengan salah satu tangan di atas bahu.
  • Posisi siku harus mengarah ke depan.
  • Arahkan lembing ke area lempar dengan kemiringan 40 derajat ke atas.
  • Pastikan posisi ini tetap terjaga hingga memulai berlari.

3. Teknik Lari

Setelah memahami teknik memegang lembing, berikutnya adalah cara berlari dengan membawa lembing.

  • Saat memulai berlari, pastikan pinggul mengarah ke area lempar.
  • Pemula lempar lembing biasa akan berlari sebanyak 10 langkah sebelum melempar, sementara atlet bisa melakukan 13 hingga 18 langkah.
  • Pastikan tetap mempertahankan posisi lengan dan lembing selama berlari.
  • Saat mendekati akhir langkah lari, putar pinggul hingga bahu ke arah tangan yang membawa lembing.
  • Secara bersamaan, luruskan tangan yang membawa lembing ke belakang. Pastikan lembing tetap menghadap ke area lempar.
  • Posisikan badan condong ke belakang selama meluruskan tangan.
  • Saat mencapai langkah terakhir, tanam kaki yang berlawanan dengan tangan yang membawa lembing ke tanah sebagai tumpuan.

4. Teknik Melempar Lembing

Teknik dalam olahraga lempar lembing ini dilakukan dengan cepat sesaat setelah menempatkan tumpuan.

  • Biarkan badan mulai condong ke depan. Secara bersamaan, putar pinggul hingga bahu ke arah lemparan.
  • Arahkan pandangan ke area lempar.
  • Dorong kaki belakang (yang bukan tumpuan) ke depan.
  • Mulai putar badan ke arah yang berlawanan dengan posisi lembing (contoh: lembing di tangan kanan, putar seluruh badan ke kiri).
  • Pastikan posisi lembing tetap mengarah ke depan.
  • Ayunkan tangan yang memegang lembing sekuat tenaga ke arah pandangan.
  • Lepaskan lembing saat tangan berada di depan posisi kaki tumpuan atau saat sudah mencapai puncaknya.

5. Setelah Melempar Lembing

Sesaat setelah lembing mengudara, mulailah memerhatikan penempatan kaki dan menjaga keseimbangan. Menjaga keseimbangan setelah melempar lembing juga merupakan bagian dari sah atau tidaknya lemparan.

Pastikan menyisakan jarak dari saat melempar dan garis batas lempar. Sebab, momentum selama atlet berlari akan terus mendorong badan ke depan. Oleh karena itu, jarak tersebut berfungsi sebagai ruang untuk menghentikan gerakan tubuh.

Peraturan dalam Olahraga Lempar Lembing

Olahraga lempar lembing internasional mengikuti peraturan dari International Association of Athletics Federation (IAAF). Sementara di Indonesia, lempar lembing dinaungi oleh Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI). 

1. Peraturan Permainan

Berikut adalah peraturan permainan untuk permainan lempar lembing:

  • Atlet tidak boleh menggunakan taping pada dua jari atau lebih, termasuk untuk penggunaan sarung tangan.
  • Atlet memiliki durasi satu menit untuk melakukan lemparan. Jika hingga 15 detik akhir belum melempar, wasit akan mengibarkan bendera kuning sebagai tanda peringatan. Jika melebihi batas waktu, poin tidak akan terhitung.
  • Selama melakukan persiapan melempar, atlet harus berada di dalam area landasan. Dilarang menyentuh tanah yang berada di luar area landasan.
  • Atlet harus melempar lembing melalui bagian atas lengan lempar dan tidak boleh melewati garis batas lempar.
  • Atlet tidak boleh berputar hingga lemparan dan pendaratan selesai. Atlet dianggap berputar saat punggung mengarah ke area pendaratan lembing.
  • Lembing harus mendarat di area pendaratan lembing. Pendaratan lembing harus ujungnya dahulu. Cukup membuat tanda pendaratan saja, tidak perlu hingga menempel atau melubangi rumput.
  • Atlet dapat melakukan hingga 3 kali percobaan. Pada beberapa kasus bisa hingga 6 kali.
  • Wasit menentukan pemenang dengan kriteria lemparan sah dan jarak terjauh.
  • Jika seri, kedua atlet melakukan satu lagi lemparan. Hasil lemparan terbaik yang memenangkan pertandingan.

2. Peraturan Alat dan Area

Ada juga peraturan IAAF yang mengatur peralatan dan area dalam olahraga lempar lembing. Berikut adalah peraturannya:

  • Spesifikasi lembing – lembing adalah tombak kayu atau logam yang berujung logam serta pegangan tali. Minimal bobot lembing untuk pria adalah 800 gram dengan panjang 2,6-2,7 m, sedangkan untuk perempuan 600 gram dan panjang 2,2-2,3 m.
  • Landasan lempar lembing – tempat untuk awalan (runway) berjarak 30 m, namun dalam beberapa kondisi bisa mencapai 36,5 m. Lebar landasan 4 m. Di akhir landasan terdapat garis lengkungan dari lingkaran beradius 8 m. Lengkungan ini dimulai dari titik silang kedua ujung runway yang ditarik garis sepanjang 8 m. Lalu titik tersebut menjadi batas lempar atlet.
 Lapangan lempar lembing
(Lapangan lempar lembing |Sumber: penemuanterbaru.com)
  • Area pendaratan lembing – melalui titik yang sama, tarik garis melalui ujung runway sepanjang 80 m sebagai area pendaratan lembing. Seharusnya area pendapatan bersudut 28.96 derajat 

Baca Juga : Lempar Cakram: Pengertian, Sejarah, Teknik Dasar dan Aturan

Sudah Siap Memulai Olahraga Lempar Lembing?

Dalam melakukan olahraga lempar lembing, perlu adanya harmonisasi antara teknik, kecepatan, dan kekuatan untuk dapat melempar lembing sejauh mungkin. Optimasi sendi seluruh tubuh juga sangat krusial agar hasil lemparannya bisa luwes dan lembing melesat jauh. 

Oleh karena itu, jangan lupa melakukan pemanasan sebelum memulai latihan lempar lembing agar tidak terjadi cedera.

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page