Apa itu Paradigma? Pengertian, Macam, dan Contohnya

Pernahkah Anda bertanya-tanya, bagaimana sebuah informasi yang sama dapat memberikan dampak yang sangat berbeda pada tiap orang? Nah, paradigma adalah jawabannya. 

Hal tersebut dapat mempengaruhi cara seseorang dalam berpikir, merasakan, hingga berperilaku dalam menghadapi keadaan tertentu. Apakah Anda ingin mengenalnya lebih jauh? Simak tulisan ini selengkapnya, ya!

Apa itu Paradigma?

 Paradigma
Paradigma | Image source: pixabay.com

Paradigma adalah kerangka berpikir yang digunakan seseorang untuk memandang suatu realitas atau keadaan, ini bisa berbentuk sebagai kepercayaan, ide, teori, konsep, nilai, maupun praktik yang mempengaruhi pemikiran dan tindakan seseorang.

Namun, kerangka berpikir dalam diri seseorang juga dapat berubah seiring majunya ilmu pengetahuan. Sebab, perubahan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terjadi mampu merubah cara seseorang untuk berpikir atau memandang dunia. 

Fungsi Paradigma

Fungsi Paradigma
Fungsi Paradigma | Image source: unsplash.com

Sebenarnya, fungsi paradigma adalah sebagai dasar seseorang untuk berinteraksi dengan lingkungannya. Nah, berikut adalah beberapa penjelasan terkait fungsinya yang lebih lengkap:

1. Mengarahkan Penelitian

Dalam konteks penelitian, kerangka berpikir dapat menjadi arahan dan panduan. Sehingga peneliti dapat menyusun pertanyaan penelitian, metode, hingga pendekatan yang sesuai. 

2. Mempengaruhi Pandangan

Kerangka berpikir dapat mempengaruhi pandangan seseorang terhadap realitas, etika, dan lain-lain. Inilah yang membuat setiap orang memiliki pikiran berbeda ketika menghadapi sesuatu.

3. Mengarahkan Perdebatan atau Diskusi

Kerangka berpikir ini kerap kali menjadi subjek perdebatan atau diskusi ilmiah. Adanya perbedaan kerangka berpikir dapat menghasilkan pertentangan yang mendorong kemajuan ilmu itu sendiri.

Paradigma Menurut Para Ahli

Berikut adalah lima arti dari paradigma menurut para ahli yang perlu Anda ketahui agar pemahaman semakin mendalam:

1. Thomas Kuhn

Thomas Kuhn merupakan sosok dibalik terkenalnya istilah paradigma atau kerangka berpikir. Ia memperkenalkan paradigma pertama kali melalui bukunya, “The Structure of Scientific Revolution”.

Buku tersebut mengungkapkan bahwa ilmu pengetahuan berkembang melalui revolusi ilmiah, sedangkan revolusi ilmiah terjadi melalui perubahan paradigma. Thomas Kuhn mengungkapkan bahwa paradigma adalah terminologi kunci yang dipakai dalam perkembangan ilmu pengetahuan.

2. Egon G.Guba

Guba berpendapat bahwa paradigma merupakan acuan atau dasar pikiran yang bersifat filosofis untuk pelaksanaan suatu tujuan tertentu. Guba juga meyakini bahwa, kerangka berpikir yang dimiliki mengambil peran untuk membimbing manusia dalam kehidupan.

3. Fritjof Capra

Bagi yang masih asing dengan nama Fritjof Capra, mungkin Anda belum pernah membaca-baca karyanya. Capra adalah seorang ilmuwan, aktivis, pendidik, dan juga penulis berbagai buku terlaris di dunia.

Salah satu bukunya yang berjudul Tao of Physics membahas soal paradigma. Dalam buku ini, Capra menjelaskan bahwa paradigma merupakan asumsi dasar yang memerlukan bukti pendukung. Asumsi dan bukti ini akan menginterpretasikan realita sejarah ilmu pengetahuan.

4. Patton

Patton berpendapat bahwa paradigma adalah sebuah pandangan dunia, pandangan umum, serta sebuah cara untuk mengurai kompleksitas dunia nyata. 

5. George Ritzer

George Ritzer merupakan seorang sosiolog mengungkapkan pendapat soal paradigma dari sisi ilmuwan. Ritzer mengungkapkan bahwa kerangka berpikir merupakan pandangan paling dasar dari para ilmuwan atau peneliti mengenai hal-hal yang menjadi objek kajian dalam ilmu pengetahuan.

Ritzer menambahkan, kerangka berpikir dianggap sebagai kesepakatan atau konsensus para ilmuwan. Harapannya, konsensus ini bisa menciptakan komunitas atau sub komunitas yang berbeda dengan lainnya.

6. Beker

Baker mengungkapkan bahwa paradigma adalah kumpulan perangkat aturan yang mendefinisikan batas-batas. Kerangka berpikir menjelaskan tentang bagaimana sesuatu harus dilakukan dalam batasan tertentu agar berhasil.

7. Harmon

Menurut Harmon, paradigma menjadi cara yang paling mendasar untuk seseorang berpikir, menilai, dan melakukan berbagai hal yang berkaitan dengan realitas. 

Macam-Macam Paradigma

Terdapat berbagai macam paradigma yang perlu Anda pahami. Berikut adalah berbagai macamnya:

1. Sosial Budaya

Paradigma yang pertama, yaitu sosial budaya. Kerangka berpikir ini kerap digunakan dalam bidang sosial dan humaniora untuk memahami kebudayaan, masyarakat, hingga perilaku individu. Tujuannya untuk mengarahkan masyarakat dalam berpikir, berperilaku dan bertindak di kehidupan sehari-hari.

2. Ekonomi

Selanjutnya adalah paradigma ekonomi. Kerangka berpikir satu ini menjadi pandangan mendasar masyarakat tentang ekonomi seperti keuangan, perindustrian, ataupun perdagangan. 

3. Politik

Kehidupan manusia tidak terlepas dari politik. Nah, kerangka berpikir politik menjadi pandangan mendasar yang mendorong seseorang dalam berpikir atau berperilaku di bidang tersebut. Ini mencakupi konsep, teori, nilai, dan asumsi dasar yang membentuk pemahaman seseorang tentang politik.

4. Agama

Agama menjadi hal yang krusial di dalam hidup banyak orang. Kerangka berpikir ini digunakan untuk memahami berbagai keyakinan, ritual, hingga praktik agama. Sehingga masyarakat dapat menghargai perbedaan antar agama lain. 

5. Ilmiah

Paradigma ilmiah adalah kerangka berpikir metodologis untuk membentuk dasar penelitian. Bahkan, mungkin Anda kerap menemui kerangka berpikir ini dalam skripsi. Nah, kerangka berpikir ini mencakup pandangan dunia, prinsip-prinsip dasar, metode penelitian, hingga teori yang membimbing para ilmuwan.

5. Hukum

Hukum manusia perlukan agar dapat hidup tentram dan saling berdampingan. Melalui kerangka berpikir ini, seseorang akan memahami, membuat, menerapkan, dan menegakkan hukum. 

Contoh-Contoh Paradigma

Contoh-Contoh Paradigma
Contoh-Contoh Paradigma | Image source: unsplash.com

Setelah mengetahui pengertian dan macam-macam kerangka berpikir, sebaiknya Anda juga memahami berbagai contohnya. Berikut adalah beberapa di anataranya:

1. Positivistik

Contoh pertama adalah positivistik. Kerangka berpikir ini memiliki kekuatan dalam objektivitas dan metode ilmiah yang kuat. Misalnya, Anda sedang mengerjakan skripsi dan ingin meneliti pengaruh antara variabel satu dengan yang lainnya. Maka, Anda pasti akan menggunakan pendekatan ilmiah berbasis data.

2. Kritis

Pemikiran yang kritis akan menghasilkan perubahan. Contoh dari kerangka berpikir kritis adalah mengkritisi kekuasaan atau struktur sosial yang sudah tidak relevan dan terbukti merugikan banyak pihak. Harapannya, dengan berperilaku yang kritis masyarakat berpeluang untuk mendapatkan keadilan sosial dan pembebasan.

Misalnya, ketika pemerintah membuat kebijakan baru, Anda merasa ada beberapa hal dari kebijakan tersebut yang terbukti akan merugikan rakyat. Melihat ketidakadilan tersebut, Anda berani menyuarakan pendapat yang didukung bukti konkrit demi memberi keadilan untuk masyarakat.

3. Konstruktif

Jika positivistik mengacu pada metode ilmiah, maka konstruktif mengacu pada peran sosial. Fokus dari paradigma konstruktif adalah menekankan bahwa, realitas sosial merupakan hasil konstruksi sosial bersama, baik individu maupun kelompok. 

Misalnya, saat Anda berbicara dengan orang lain. Di mana pemahaman dan opini lawan bicara akan dipengaruhi latar belakang, pengalaman, dan pemikirannya. Kemudian kalian akan saling berusaha membangun pemahaman bersama dengan menghargai masing-masing opini pribadi.

4. Interpretatif

Sama seperti namanya, kerangka berpikir interpretatif berhubungan dengan penekanan pemahaman yang subjektif terhadap realitas sosial. Berkebalikan dengan paradigma positivistik, kerangka berpikir satu ini tidak terbatas pada fakta empiris. Melainkan terbentuk oleh perspektif, nilai, atau pemahaman individu.

Misalnya, Anda sedang berdiskusi bersama keluarga tentang satu masalah. Nah, biasanya mereka akan memberi saran sesuai pandangan mereka sendiri. Sebab, setiap individu memiliki pengalaman dan usaha yang berbeda.

5. Postmodern

Postmodern menjadi kerangka berpikir yang menggabungkan beberapa bidang keilmuan. Seperti ilmu sosial, humaniora, seni, hingga filsafat. Uniknya, kerangka berpikir ini memiliki anggapan bahwa realitas merupakan konstruksi sosial, pengetahuan itu relatif dan tidak ada kebenaran universal yang mutlak

Penggunaan media sosial dapat menjadi gambaran kerangka berpikir postmodern. Melalui media sosial, Anda dapat memilih identitas digital yang berbeda dari identitas sebenarnya.

6. Feminis

Pentingnya kesetaraan gender adalah hal yang diusung oleh paradigma feminis. Kerangka berpikir ini menekankan bahwa gender bukan hanya tentang perbedaan biologis antara wanita dan pria, namun juga meliputi budaya dan konstruksi sosial. Maka dari itu, kerangka berpikir feminis ini mengkritik patriarki dan seksisme.

Misalnya, ketika terjadi ketimpangan gender. Maka, para aktivis feminis berjuang untuk menyadarkan masyarakat akan peranan gender dalam kehidupan masyarakat secara menyeluruh.

7. Kualitatif

Kerangka berpikir satu ini mungkin sudah tidak asing lagi bagi mahasiswa. Paradigma kualitatif kerap digunakan dalam penelitian sosial, biasanya menggunakan teknik wawancara, observasi, hingga studi literatur. Melalui kerangka berpikir ini, peneliti bisa melihat realitas sosial dengan cara berpikir induktif.

Misalnya, studi kasus dalam penelitian mahasiswa. Melalui kerangka berpikir kualitatif, mahasiswa akan melakukan penelitian mendalam. Tujuannya untuk memahami konteks, kompleksitas, dan makna dibalik fenomena tersebut.

Sudah Lebih Memahami Paradigma?

Faktanya, kerangka berpikir menjadi bagian dari keseharian manusia. Sebab, paradigma adalah kerangka berpikir yang digunakan seseorang untuk memandang realitas. Kerangka berpikir ini menjadi penting sebagai dasar untuk seseorang berinteraksi dengan lingkungannya. 

Selain itu, dalam bernegara juga terdapat paradigma. Di indonesia kerangka berpikir tersebut adalah Pancasila. Di mana masyarakat Indonesia menggunakan Pancasila sebagai dasar dan pedoman untuk menjalankan kehidupan. Semoga informasi di atas bermanfaat, ya!

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page