Pendiri Kerajaan Samudera Pasai, Sejarah & Contoh Peninggalannya

Kerajaan-kerajaan Indonesia di masa lampau memiliki kejayaan yang patut untuk kamu teladani. Mulai dari kisah pendiri kerajaannya atau bahkan peristiwa-peristiwa yang terjadi pada kerajaan itu sendiri. Termasuk sejarah pendiri Kerajaan Samudera Pasai yang perlu kamu pahami.

Samudera Pasai menjadi kerajaan Islam pertama di Indonesia. Hal ini tentunya menyimpan banyak kemenarikan untuk diulas. Kamu akan tahu bagaimana kisah di balik sosok pendiri kerajaan yang tentunya bukan orang biasa.

Sosok Pendiri Kerajaan Samudera Pasai

Samudera Pasai merupakan kerajaan Islam pertama di Indonesia. Bahkan sejarah mencatat, kerajaan ini berdiri lebih awal dibandingkan dinasti Utsmani Turki yang sudah ada sejak tahun 1927 masehi.

Semua berawal dari catatan Marcopolo, seorang saudagar sekaligus pengarang dari Italia. Dalam catatannya ia menyebutkan, ada seorang pedagang berkebangsaan Venesia yang singgah di Samudera Pasai, tepatnya tahun 1292 Masehi.

Dari situlah si pedagang melihat keberadaan kerajaan Islam Samudera Pasai dengan ibukota yang berada pada wilayah Pasai.

Selain Marcopolo, sejarawan Muslim Ibnu Batutah juga bersaksi bahwa telah berdiri kerajaan Islam yang megah. Alhasil menurut ahli sejarah Eropa, telah disimpulkan kerajaan ini berdiri sekitar pertengahan abad ke-13.

Raja pertamanya adalah Sultan Malik Al Saleh atau Raja Meurah Silu yang merupakan nama sebelum islam.

Bukti arkeologis yang menguatkan keberadaan kerajaan ini dan meyakini bahwa Sultan Malik Al Saleh pendiri pertamanya adalah keberadaan makam raja-raja. 

Makam tersebut terletak dekat reruntuhan bangunan pusat kerajaan, yakni di desa Beuringin, Kecamatan Samudera atau 17 km dari arah timur Lhokseumawe. 

Pada makam tersebut jelas terlihat adanya keterangan nama Sultan Malik Al Saleh yang menjadi pendiri Kerajaan Samudera Pasai pada tahun 1267 Masehi.

Tercatat pula pada masa pemerintahan Sultan Malik Al Saleh, Samudera Pasai menjadi pusat perniagaan penting yang mendapat kunjungan dari para saudagar dunia.

Struktur Pemerintahan Kerajaan Samudera Pasai

Setelah tercatat dalam sejarah siapa pendiri Kerajaan Samudera Pasai, mulai ditentukan struktur pemerintahan yang ada. 

Malik Al Saleh mendapat gelar sultan, maka pemimpin tertinggi kerajaan mendapat sebutan sultan. Kemudian di bawahnya terdapat jabatan lain, seperti menteri, bendahara, dan komandan militer.

Berikut ini adalah susunan struktur pemerintahan Kerajaan Samudera Pasai secara detail, yaitu:

  • Sultan
  • Menteri Besar (Orang Kaya Besar atau Perdana Menteri)
  • Bendahara
  • Komandan Militer atau Laksamana (Panglima Angkatan Laut)
  • Sekretaris
  • Kepala Mahkamah Agama atau Qadi
  • Syahbandar (orang yang mengepalai para pedagang pada wilayah kota maupun pelabuhan dan penghubung antara sultan juga pedagang asing)

3 Faktor Perkembangan Kerajaan Samudera Pasai

Setelah Sultan Malik Al Saleh menjabat sebagai raja sekaligus pendiri Kerajaan Samudera Pasai, mulai terjadi perkembangan yang cukup pesat. Kerajaan Islam ini memperluas sayapnya melalui beberapa strategi, yakni sebagai berikut.

1. Politik Perdagangan

Wilayah yang sangat strategis menjadikan Pasai sebagai pusat perdagangan internasional. Terlebih orang-orang yang melakukan penerbangan juga transit terlebih dahulu di wilayah ini. 

Maka, secara otomatis Samudera Pasai menggantikan peran Kerajaan Sriwijaya sebagai penguasa perdagangan di selat Malaka.

Runtuhnya Sriwijaya juga menjadi penyumbang kuatkan perdagangan internasional kerajaan Samudera Pasai. 

Komoditas penjualan seperti lada, kapur, sytra, emas, dan beras, terjadi dalam jumlah sangat besar. Kerajaan ini juga menjalin hubungan ekonomi dengan berbagai negara-negara asing.

2. Politik Perkawinan

Politik perkawinan menjadi salah satu kebijakan pendiri Kerajaan Samudera Pasai yang sangat umum. Pasalnya, hampir semua kerajaan pasti akan mengandalkan strategi satu ini, entah untuk menguatkan kekuasaan atau memperluas wilayahnya.

Pada saat itu yang banyak terjadi adalah perkawinan antara pedagang dari Hadramaut (dominasi laki-laki) dengan bangsa Timur Tengah. Kondisi ini menjadi keuntungan dari segi penyebaran Islam yang makin kuat pada wilayah kerajaan.

3. Politik Penaklukan

Pendiri Kerajaan Samudera Pasai juga menggunakan politik penaklukan untuk memperluas wilayah. Cara ini memang dinilai lebih agresif dibandingkan pendekatan politik lainnya karena memerlukan perang untuk menyukseskannya. 

Namun, sudah bukan hal yang tabu bagi kerajaan memperluas wilayah dengan perang.

6 Peninggalan Kerajaan Samudera Pasai

Setelah memahami sejarah dari pendiri kerajaan Samudera Pasai, kamu juga perlu mengetahui apa saja peninggalan dari kerjaan ini. Berikut 6 daftar peninggalan Kerajaan Samudera Pasai, yaitu:

1.  Lonceng Cakra Donya

Cakra Donya merupakan sebuah lonceng hasil hadiah dari kekaisaran Cina kepada Sultan Malik Al Saleh. Apabila melihat dari bahannya, lonceng ini dibuat pada tahun 1409 Masehi dengan tinggi 125 cm dan lebar 75 cm. Bentuknya mirip seperti mahkota besi atau stupa yang biasa terdapat pada candi-candi.

2. Makam Sultan Malik Al Saleh

Makam Sultan Malik Al Saleh
Makam Sultan Malik Al Saleh | Sumber gambar: Kompas.com

Bukan hal yang mengejutkan, apabila makam pendiri kerajaan Samudera Pasai menjadi salah satu peninggalan dari kerajaan ini yang masih terawat sampai hari ini. 

Menariknya, batuan yang menjadi nisan pada makam Sultan Malik Al Saleh menandakan adanya pengaruh Islam dari Gujarat yang dibawa ke kerajaan.

Selain itu, angka 1297 M yang tertulis pada batu nisan tersebut telah banyak masyarakat Aceh klaim sebagai batu nisan tertua yang pernah terlihat. Sebagai makam orang yang dianggap penting, beberapa masyarakat masih kerap melakukan ziarah.

3. Makam Sultanah Nahrasiyah

Selain makam milik Sultan pertama Samudera Pasai, ada juga makam Sultanah Nahrasiyah, ratu pertama sekaligus keturunan Sultan Malik Al Saleh.

Jika dibandingkan dengan makam-makam sultan lainnya, milik Sultanah Nahrasiyah terlihat sangat indah dan pada nisannya terdapat kutipan ayat kursi serta Yasin.

Bahkan, nisan milik ratu pertama ini hadir khusus dari negeri Kamboja. Makam ini terletak pada wilayah Desa Meunasah Kuta Krueng, Kecamatan Samudera.

4. Hikayat Raja-Raja Pasai

Hikayat Para Raja Pasai
Hikayat Para Raja Pasai | Sumber gambar: Intisari.grid.id

Menulis sudah menjadi aktivitas yang ada sejak zaman dahulu. Terbukti adanya hikayat-hikayat dari para raja yang menjadi peninggalan kerajaan mereka, termasuk Samudera Pasai. 

Sultan Malik Al Saleh, pendiri kerajaan Samudera Pasai kerap menuliskan cerita-cerita semasa hidupnya dalam sebuah hikayat.

Bahkan pernah suatu ketika sang Sultan bermimpi bertemu Nabi Muhammad yang kemudian membuatnya masuk Islam. 

Selain kisah dari Sultan, masih banyak lagi kisah dari raja-raja Samudera Pasai yang bisa kamu temukan dalam hikayat tersebut.

5. Dirham

Ilustrasi Diham
Ilustrasi Diham | Sumber gambar: cnnindonesia.com

Mata uang kerajaan Samudera Pasai adalah dirham atau emas. Hal ini sama seperti negara Arab karena kerajaan satu ini memang terbilang makmur dari segi ekonomi. 

Namun, mata uang dirham tak langsung digunakan semasa Sultan pertama, melainkan saat masa kepemimpinan Sultan Muhammad Malik Al Zahir.

Pihak kerajaan juga memasukkan nama para sultannya ke dalam mata uang dirham mereka. Hal ini juga sebagai misi penyebaran Islam karena saat itu politik perdagangan yang terjadi sangatlah pesat.

6. Artefak dan Prasasti

Hampir semua kerajaan pasti memiliki peninggalan berupa artefak dan prasasti, termasuk kerajaan Samudera Pasai. 

Kamu bisa melihat semua peninggalan tersebut pada Museum Islam Samudera Pasai. Nantinya berbagai artefak dan prasasti yang ada akan memberikan kamu pengetahuan soal sosial, politik, dan agama masa itu.

Baca Juga : Pendiri Kerajaan Majapahit: Sejarah, Lokasi, Raja & Peninggalannya

Sudah Paham Sejarah Pendiri Kerajaan Samudera Pasai?

Menyimak sejarah pendiri kerajaan Samudera Pasai akan menambah wawasan kamu dan tetap melestarikan kisah pada masa lampau. Selain itu, belajar mengenai sejarah kerajaan-kerajaan pada masa lalu akan memberikan inspirasi sekaligus semangat bahwa dulunya kekuatan bangsa tidak dapat diremehkan.

Kamu bisa menguatkannya dengan mencoba berkunjung menyaksikan langsung peninggalan-peninggalan dari kerajaan tersebut. Namun, pastikan untuk memiliki niat yang baik dan tetap berkomitmen menjaga peninggalan yang ada karena biasanya benda-benda tersebut sangat dihormati dan sakral.

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page