Apa sebenarnya penyebab inflasi? Inflasi sendiri merupakan suatu kondisi perekonomian yang tidak bisa dihindarkan bagi suatu negara. Kondisi ini pernah menyerang Indonesia pada tahun 1963-1965. Saat itu tingkat inflasi di Indonesia mencapai 600 persen.
Hiperinflasi tersebut terjadi pada masa akhir orde lama. Kondisi tersebut didasari oleh ketidakjelasan politik yang waktu itu baru merdeka sehingga berimbas kepada ketidakstabilan ekonomi. Sehingga, harga bahan pokok mengalami kenaikan yang cukup drastis. Mari cari tahu penyebab dan dampak di sini!
Daftar ISI
Pengertian Inflasi
Sebelum membahas mengenai penyebab inflasi, sebaiknya Anda mengerti dulu tentang pengertiannya. Inflasi adalah sebuah kondisi di mana semua harga mengalami kenaikan terus-menerus, sehingga masyarakat mengalami kesulitan untuk membeli kebutuhan pokoknya.
Kenaikan ini juga terjadi pada biaya produksi, sehingga berdampak kepada kenaikan harga barang dan jasa. Kenaikan juga terjadi pada harga barang komoditas seperti bawang putih, cabai, dan daging ayam.
Inflasi sangat berdampak kepada perekonomian negara, karena kenaikan harga segala macam barang kebutuhan dapat menurunkan daya beli di masyarakat. Inflasi juga akan mempengaruhi investasi dan pertumbuhan ekonomi.
Penyebab Inflasi
Inflasi bisa menyerang negara manapun dan kapanpun jika kondisi dan situasi yang dihadapi di negara tersebut sedang kacau. Inflasi sendiri terjadi dalam satu negara bukanlah tanpa sebab. Ada beberapa hal yang menjadi faktor penyebab inflasi, seperti:
1. Peningkatan Biaya Produksi
Penyebab pertama adalah peningkatan biaya produksi. Ini bisa terjadi ketika biaya produksi naik secara terus-menerus karena adanya keharusan untuk menaikkan produksi.
Hal tersebut terjadi dalam jangka waktu tertentu. Biasanya, inflasi karena peningkatan biaya produksi ini terjadi pada negara yang ekonominya sedang berkembang.
2. Tingginya Permintaan Pasar
Penyebab inflasi yang lain adalah karena tingginya permintaan pasar. Tingginya permintaan pasar ini didasari oleh tingginya permintaan atas barang atau jasa yang membuat menurunnya faktor produksi.
Sementara itu, barang pengganti atau substitusi dari barang atau jasa itu sangat terbatas. Ketidakseimbangan permintaan dan kesediaan barang dan jasa ini membuat harga barang atau jasa mengalami kenaikan.
3. Kekacauan Ekonomi dan Politik
Inilah yang terjadi pada tahun 1998, pada saat itu level inflasi di Indonesia sampai menyentuh 70 persen. Padahal, normalnya inflasi hanya sekitar tiga sampai empat persen. Inflasi ini juga yang terjadi pada tahun 1965.
Dua peristiwa tersebut terjadi pada saat sistem politik Indonesia sedang kacau dan membuat inflasi terjadi di negara Indonesia. Karena negara sedang mengalami konflik yang cukup rumit, sehingga banyak masyarakat turun ke jalan untuk meminta pemerintah menurunkan harga bahan pokok.
Penyebab satu ini terjadi karena satu negara dalam kondisi tidak aman. Semua barang dan jasa mengalami kenaikan harga terus-terusan dan membuat masyarakat kesulitan dalam memenuhi kebutuhannya.
4. Utang Nasional
Penyebab inflasi selanjutnya adalah tingginya utang negara. Jika negara memiliki utang yang terlalu tinggi, maka ada dua hal yang bisa dilakukan. Pertama adalah dengan menaikkan pajak dan yang kedua adalah dengan mencetak lebih banyak uang.
Jika pajak mengalami kenaikan, maka ini akan berdampak kepada sektor bisnis. Jika pajak naik, maka suatu barang akan mengalami kenaikan harga untuk menutup biaya pajak tinggi yang diberlakukan oleh pemerintah.
Sedangkan jika pemerintah mengambil langkah yang kedua, maka mata uang negara akan mengalami devaluasi. Di mana hal tersebut akan membuat perekonomian negara menjadi kacau.
5. Tingginya Jumlah Peredaran Uang dalam Negeri
Harga barang yang ada di masyarakat bisa dipengaruhi oleh jumlah peredaran uang yang ada. Jika suatu barang memiliki jumlah yang tetap, tetapi jumlah uang yang beredar semakin banyak, maka harga barang tersebut akan mengalami kenaikan.
Jika pemicu inflasi ini terjadi secara terus-menerus, maka akan mengakibatkan suatu negara mengalami inflasi. Harga barang dan jasa di masyarakat akan mengalami kenaikan yang signifikan dan masyarakat akan kesusahan untuk membeli barang atau jasa tersebut.
Dampak inflasi
Faktor-faktor penyebab inflasi yang telah disebutkan di atas bisa berdampak cukup parah terhadap kestabilan ekonomi suatu negara. Berikut adalah dampak yang bisa ditimbulkan atas adanya tingkat inflasi yang tinggi dalam suatu negara:
1. Penurunan Daya Beli Masyarakat
Inflasi menyebabkan semua barang dan jasa mengalami kenaikan harga, sehingga daya beli di masyarakat semakin rendah. Kondisi tersebut membuat masyarakat merasa kesulitan untuk membeli barang-barang yang penting sebagai penunjang kehidupan mereka.
2. Menurunnya Kesejahteraan Masyarakat
Bagi masyarakat dengan berpenghasilan rendah, inflasi memberikan dampak buruk. Karena kenaikan harga barang dan jasa tidak dibarengi dengan kenaikan gaji. sehingga mereka semakin sengsara. Dalam memenuhi kebutuhan pokok, mereka akan kesulitan. Apalagi kebutuhan yang lain dengan harga yang semakin naik.
3. Merusak Struktur Ekonomi
Inflasi yang tinggi dapat merusak struktur ekonomi di pasar, karena harga yang tidak stabil. Hal tersebut bisa berdampak kepada keputusan investasi dan bisnis yang diambil oleh perusahaan, sehingga memperlambat laju perekonomian suatu negara.
4. Ketidakpastian di Masyarakat
Inflasi dapat menyebabkan ketidakpastian di masyarakat karena mereka tidak bisa memprediksi tentang kenaikan harga yang akan terjadi di masa depan.
Kenaikan barang yang tiba-tiba menurunkan tingkat kepercayaan masyarakat kepada pemerintah. Serta menyebabkan kecemasan di tengah-tengah masyarakat karena barang yang dibutuhkan semakin tinggi harganya.
Cara Mengatasi Inflasi
Setelah mengetahui beberapa penyebab inflasi dan dampak buruk yang terjadi di masyarakat, ada beberapa cara untuk mengatasinya. Sehingga masyarakat bisa hidup sejahtera. Berikut berbagai cara untuk mengatasi inflasi:
1. Memberlakukan Kebijakan Moneter yang Ketat
Bank Indonesia sebagai bank sentral bisa mengendalikan laju inflasi dengan menerapkan kebijakan moneter yang ketat. BI dapat menaikkan suku bunga bank, mengurangi persebaran uang, dan menjual surat berharga pemerintah untuk menarik uang yang tersebar di masyarakat.
Langkah-langkah tersebut dilakukan untuk mengontrol laju inflasi dengan cara mengontrol peredaran uang masyarakat.
2. Memberlakukan Kebijakan Fiskal yang Ketat
Selain kebijakan moneter, pemerintah juga bisa memberlakukan kebijakan fiskal. Kebijakan ini untuk mengurangi pengeluaran dan menyeimbangkan anggaran. Dalam kebijakan ini, pemerintah bisa mengurangi anggaran belanja, menaikkan tarif pajak, dan mengurangi subsidi dengan tujuan untuk menekan laju inflasi.
3. Meningkatkan Produksi dan Produktivitas
Salah satu penyebab inflasi adalah tingginya permintaan. Karena itu, meningkatkan produksi suatu barang dan jasa merupakan salah satu upaya untuk menekan lonjakan inflasi di suatu negara.
Dengan meningkatkan jumlah barang yang ada di pasar, maka tidak ada lonjakan permintaan dari barang dan jasa. Sehingga barang dan jasa tersebut tidak mengalami kenaikan harga.
4. Intervensi Pasar
Dalam mengatasi inflasi, pemerintah bisa langsung terjun ke pasar untuk mengatur secara langsung harga barang dan jasa yang memiliki pengaruh signifikan dalam meningkatnya inflasi. Dengan hal ini, pemerintah dapat mengatur harga, mengimpor barang, dan menurunkan tarif tertentu yang berpengaruh terhadap laju inflasi.
5. Pengendalian Upah
Kenaikan upah di masyarakat dapat menekan laju inflasi yang ada di suatu negara. Pemerintah bisa bekerja sama dengan serikat pekerja untuk mengatur upah minimum dan wajar untuk diterapkan, sehingga bisa meningkatkan produktivitas ekonomi serta menurunkan inflasi.
Sudah Memahami Penyebab Inflasi dan Cara Mengatasinya?
Itulah beberapa faktor penyebab inflasi dan dampaknya. Intinya, pemerintah perlu memberlakukan peraturan yang ketat untuk mengatasi lonjakan inflasi di suatu negara untuk menjamin kehidupan masyarakat. Pemerintah bisa menetapkan inflasi yang masih sesuai dan wajar dengan bantuan bank sentral.
Sebab, laju inflasi yang tidak terkontrol akan membuat masyarakat semakin menderita dan tidak sejahtera, serta perekonomian negara akan acak adul. Semoga bermanfaat!