Setiap perusahaan memiliki standar perhitungan keuangan masing-masing. Hal tersebut bertujuan untuk mengetahui apakah kondisi keuangan perusahaan stabil, mengalami kenaikan, atau bahkan penurunan. Dari sekian banyak perhitungan ada, salah satu jenis yang umum digunakan adalah rasio solvabilitas.
Selain bermanfaat untuk perusahaan, rasio ini juga dapat digunakan oleh investor atau entitas yang berkeinginan untuk berinvestasi di suatu perusahaan. Sebab, laporan keuangan tersebut bisa menggambarkan dengan jelas bagaimana keadaan perusahaan yang sesungguhnya.
Daftar ISI
Pengertian Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas atau leverage ratio merupakan rasio yang berfungsi untuk melakukan pengukuran terhadap kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban hutang jangka pendek maupun jangka panjang yang dimilikinya.
Leverage ratio berisikan tentang jumlah aset perusahaan yang dimiliki pemegang saham bukan kreditor. Sebenarnya, ada beberapa penafsiran terkait solvabilitas. Apabila jumlah aset perusahaan lebih banyak dimiliki pemilik saham, maka kemungkinan besar perusahaan tersebut akan lebih sedikit mengalami leverage
Namun, jika aset perusahaan lebih banyak dimiliki oleh pemberi utang atau kreditur, maka tingkat leverage perusahaan biasanya lebih tinggi. Leverage ratio sendiri juga menjadi bentuk penilaian akan kemampuan perusahaan dalam melunasi utang memakai aset penjamin hutang.
Kemampuan ini nantinya bisa mempengaruhi laporan keuangan perusahaan. Oleh karena itu, biasanya para investor akan menganalisa beberapa tahun laporan keuangan untuk mendapatkan kesimpulan terkait kondisi perusahaan.
Jenis-Jenis Rasio Solvabilitas
Dalam ilmu ekonomi dan keuangan, jenis leverage ratio dibagi menjadi 3, yakni debt to equity ratio, times interest earned ratio, dan debt ratio. Ketiganya tentu mempunyai perbedaan tersendiri. Berikut penjelasan lebih lengkapnya:
1. Debt to Equity Ratio
Jenis leverage ratio pertama adalah debt to equity ratio (rasio utang terhadap ekuitas). Rasio ini akan menjelaskan tentang jumlah porsi relative antara ekuitas dan hutang yang digunakan untuk membiayai aset perusahaan. Selain itu, rasio ini juga bisa membandingkan jumlah total ekuitas secara keseluruhan.
Jumlah utang perusahaan tidak boleh lebih besar dari jumlah modal. Tujuannya agar beban yang dimiliki perusahaan tidak terus mengalami penambahan. Tingkat debt to equity ratio yang rendah menunjukkan bahwa keadaan perusahaan cukup baik. Karena jumlah utang dapat disimpulkan lebih sedikit dan mengecil.
Selain itu, melalui rasio ini perusahaan bisa mengetahui dana pinjaman apa yang mendekati jatuh tempo. Perusahaan juga menggunakan debt to quality ratio untuk mengetahui jumlah kebutuhan modal, jenis modal, dan modal yang menjadi jaminan hutang lancar.
2. Times Interest Earned Ratio
Times interest earned ratio menjadi jenis rasio solvabilitas yang kedua. Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar beban bunga hutang di masa depan. Tak hanya itu, namun perusahaan juga dapat membandingkan antara bunga dan biaya bunga sesuai dengan prinsip akuntansi.
3. Debt Ratio
Debt ratio sering disebut sebagai rasio utang. Fungsinya ialah membandingkan jumlah keseluruhan total utang (liabilities) dengan jumlah keseluruhan aset yang dimiliki perusahaan. Perlu diketahui bahwa aset dan ekuitas merupakan dua hal yang berbeda.
Aset perusahaan merupakan sumber daya yang berasal dari kegiatan atau transaksi lain sehingga menjadi milik resmi perusahaan. Sementara ekuitas adalah hak residual atas jumlah keseluruhan aset perusahaan setelah dikurangi dari seluruh liabilitas yang sesuai dengan hakikat dasar akuntansi.
Debt ratio juga dapat mengetahui kemampuan perusahaan untuk mendapatkan utang dengan jaminan aktiva tetap milik perusahaan untuk menambah modal. Singkatnya, apabila jumlah rasio ini besar, maka jaminan dari kreditur untuk kebutuhan perusahaan jangka panjang juga semakin terjamin.
Sebab, angka-angka tersebut dapat menjadi bukti bahwa solvabilitas perusahaan memiliki tingkat kualitas baik. Perusahaan besar tidak menjamin kreditur bisa mempercayainya. Maka dari itu, penilaian-penilaian tentang rasio perusahaan akan menjadi pembanding yang tepat.
Rumus Rasio Solvabilitas Beserta Contoh Soalnya
Setiap jenis leverage ratio memiliki rumus masing-masing. Agar dapat memperkuat pemahaman Anda terkait materi ini, silakan baca penjelasan lengkap berikut ini:
1. Debt to Asset Ratio
Pada dasarnya rumus leverage ratio cukup sederhana, termasuk debt to asset ratio yang bisa Anda hitung menggunakan rumus berikut ini:
Debt Ratio = Total Utang Perusahaan / Total Aset Perusahaan
Catatan: Jika nilai D (Debt) dibagi A (Assets) lebih dari 1.0, maka kesimpulannya solvabilitas perusahaan tengah berada dalam masalah.
Contoh soal:
Perusahaan A berencana ingin menambah ruangan yang lokasinya di belakang gedung dengan tujuan untuk menyimpan stok yang lebih banyak. Perusahaan pun melakukan konfirmasi di bagian akuntan tentang kemungkinan mengambil utang baru.
Pihak akuntan menyetujuinya dan mengajukan ke bank. Kemudian, pihak bank meminta informasi mengenai saldo perusahaan sebagai bahan pertimbangan dan evaluasi tingkat utang secara keseluruhan.
Ternyata, pihak bank mendapati fakta bahwa perusahaan A memiliki total keseluruhan aset senilai Rp1.000.000.000,00. Dengan total kewajiban sebesar Rp250.000.000,00. Lalu, berapa kisaran Debt Ratio perusahaan A?
Jawab:
Debt Ratio = Rp250.000.000,00 / Rp1.000.000,00 = 0,25 atau 25%.
Sebagaimana dari hasil perhitungan, perusahaan A hanya mempunyai Debt Ratio sebesar 0,25. Maknanya, perusahaan mempunyai aset 4 kali lebih banyak dan besar daripada kewajibannya. Hal tersebut memperlihatkan bahwa, perusahaan tetap mampu melunasi utangnya karena rasio bernilai di bawah 50%.
2. Debt to Equity Ratio
Dalam debt to equity ratio, semakin rendah nilai DER berarti perusahaan memiliki rasio solvabilitas yang baik. Adapun rumusnya adalah sebagai berikut:
DER = Total utang perusahaan / Ekuitas Perusahaan
Contoh soal:
Perusahaan sepatu pada tahun 2021 memiliki jumlah total utang (liabilitas) sebanyak Rp1.200.000,00 dengan ekuitas perusahaan senilai Rp4.000.000,00. Berapakah jumlah rasio debt to equity ratio perusahaan Sepatu?
Jawab:
Debt to Equity (DER) = Total utang / ekuitas x 100%
DER = Rp1.200.000,00 / Rp4.000.000,00 x 100%
DER = 0,3 X 100%
DER = 30%
Melalui hasil perhitungan di atas, maka jumlah debt to equity ratio di perusahaan sepatu pada tahun 2021 adalah 30%. Dengan begitu, dapat disimpulkan bahwa kondisi perusahaan termasuk sehat karena ada di bawah 100%.
3. Times Interest-Earned Ratio (TIE)
Leverage ratio times interest-earned ratio (TIE) memiliki standar ukuran, yakni semakin besar nilai rasionya, maka perusahaan bisa dipastikan mampu membayar bunga atas utang. Begitupun sebaliknya dan berikut ini adalah rumusnya:
TIE = Laba sebelum pajak dan bunga dibayar / beban bunga x 100%
Contoh soal:
Perusahaan C mempunyai laba sebelum pajak dan bunga senilai Rp250.000.000,00 dengan jumlah beban bunga Rp50.000.000,00. Lantas, berapa jumlah laba sebelum pajak dan bunga yang dimiliki perusahaan A?
Times Interset Earned Ratio = Rp200.000.000,00 / Rp50.000.000,00 = 5 kali
Dari hasil perhitungan di atas, TIE dari perusahaan C adalah 5 kali. Kesimpulannya, jumlah pendapatan dan laba 5 kali lipat dari beban biaya bunga tahunan. Sehingga perusahaan C mempunyai kemampuan untuk membayar biaya bunga tambahan.
Perusahaan C tidak begitu mempunyai risiko yang berpotensi memberikan kerugian untuk pihak kreditur. Maka dari itu, sudah seharusnya bank bisa memberikan utang untuk perusahaan C dengan berbagai tujuan sesuai dengan keperluan yang mereka butuhkan. Tentu tanpa takut perusahaan tidak mampu membayar utangnya.
Sudah Memahami Apa itu Rasio Solvabilitas?
Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa, rasio solvabilitas termasuk aspek penting untuk perusahaan. Terutama dalam menggambarkan performa suatu perusahaan. Melalui laporan ini, pihak investor dan kreditur bisa melakukan evaluasi terhadap kondisi keuangan perusahaan dan tingkat kesanggupan mereka.