Resesi: Ini Pengertian, Penyebab, dan Dampaknya

Sempat gembor isunya di tahun lalu, resesi seakan menjadi mimpi buruk bagi semua negara tidak terkecuali Indonesia. Namun, sebenarnya apa itu resesi dan bagaimana hal ini bisa mempengaruhi negara yang terdampak? Ayo, ketahui lebih lanjut dengan membaca artikel berikut ini!

Apa Itu Resesi?

Layaknya inflasi maupun deflasi, resesi adalah sebuah istilah dalam dunia ekonomi makro atau ekonomi yang mencakup dunia keseluruhan.

Artinya resesi sendiri adalah terjadinya penurunan aktivitas ekonomi umum secara tajam di suatu area tertentu. Penurunan ini dapat terlihat oleh kontraksi PDB yang terjadi selama dua kuartal atau lebih secara berturut-turut.

Penurunan atau perlambatan ekonomi ini bukanlah sesuatu yang baru saja terjadi atau baru memiliki istilah. Pada tahun 1983, Chrisye bahkan membuat album dan lagu dengan judul “Resesi”. Di mana album tersebut membahas soal krisis ekonomi yang sempat Indonesia hadapi pada saat itu.

Penyebab Resesi

Agar dapat mengetahui lebih lanjut tentang apa itu resesi, Anda dapat mengetahui apa yang menjadi penyebab dari fenomena fiskal ini. Berikut ini adalah beberapa dalang dari terjadinya penurunan ekonomi di sebuah negara:

1. Kontraksi PDB

Seperti yang sudah tertulis sebelumnya, resesi merupakan dampak dari kontraksi PDB. Lantas, apa itu kontraksi PDB yang berhubungan dengan resesi?

PDB merupakan singkatan dari produk domestik bruto, yakni sebuah total nilai produksi maupun jasa semua orang atau perusahaan hasilkan dalam satu negara dalam kurun waktu tertentu, biasanya dalam satu tahun.

Kontraksi sendiri merupakan istilah lain dari penurunan nilai PDB dari satu tahun ke tahun lainnya. Sampai sekarang, PDB adalah salah satu parameter utama yang dapat menandakan bahwa suatu negara mengalami penurunan ekonomi.

Di masa pandemi, banyak negara yang mengalami kontraksi PDB cukup drastis. Karena aktivitas ekonomi di berbagai sektor yang terpaksa berhenti. Tidak hanya itu, PDB juga dapat terlihat dari seberapa banyak barang yang terproduksi dan terjual.

2. Guncangan Ekonomi Secara Tiba-tiba

Tidak dipungkiri lagi jika kontraksi PDB sendiri merupakan akibat ketidaksiapan sebuah negara dalam menangani guncangan ekonomi yang terjadi tanpa aba-aba.

Jika dalam konteks pandemi, banyak sektor yang tidak bisa beradaptasi dengan isolasi secara baik sehingga mau tidak mau harus menghentikan proses kantor terlebih dulu.

Guncangan ekonomi juga bisa terjadi karena ada situasi yang tidak memungkinkan adanya transaksi ekonomi yang aman. Contoh konkretnya ada perang antara Ukraina dan Rusia yang membuat Ukraina harus lumpuh dari segi ekonomi.

Perang juga tidak hanya mengguncang negara yang terlibat. Nyatanya, beberapa negara juga mengalami penurunan ekonomi setelah harga tepung gandum dan minyak bumi yang naik.

3. Utang yang Berlebihan

Utang ternyata tidak hanya bisa merugikan pihak meminjamkan uangnya, tetapi juga pihak yang mengajukan. Setidaknya hal ini yang terjadi dari sebuah negara yang terlalu banyak utang.

Ada tidaknya utang dalam suatu negara dapat mempengaruhi kepercayaan pihak-pihak tertentu untuk berinvestasi. Semakin banyak hutang sebuah negara, berarti ada anggapan bahwa negara tersebut memang tidak berpotensi untuk mengembalikan modal.

Alhasil, investor akan enggan untuk menaruh uang di negara tersebut yang nantinya akan berpengaruh kepada pasar saham. Bukan tidak mungkin sebuah negara tidak hanya berhadapan dengan apa itu resesi, tetapi juga mau tidak mau menyatakan bangkrut.

4. Tingkat Inflasi yang Tinggi

Inflasi adalah sebuah fenomena ekonomi di mana jumlah uang yang beredar di sebuah negara terlalu banyak jumlahnya, sehingga harga barang pun makin naik.

Penjelasan di balik inflasi yang tinggi sebagai penyebab resesi cukuplah sederhana. Orang yang terlalu menyimpan uangnya untuk jaga-jaga dan tidak melakukan transaksi ekonomi justru akan membuat roda perekonomian tidak berjalan. Alhasil, negara pun akan mengalami perlambatan ekonomi.

5. Sentimen Terlalu Positif

Hal yang terlalu positif ternyata juga bisa berujung buruk bagi sebuah negara. Jika utang yang berlebihan membuat negara menjadi tidak mendapat kepercayaan dari investor, berbeda dengan munculnya sentimen positif.

Investor pun banyak menaruh modal di suatu negara hingga akhirnya membuat “gelembung”. Gelembung ini awalnya baik, karena membuat ekonomi berjalan dan membuat harga kian tinggi. Sehingga, pemegang modal merasakan keuntungan karena investasi mereka naik harganya.

Namun, modal yang terlalu tinggi nantinya akan membuat gelembung pecah, hingga akhirnya terjadi penurunan harga secara drastis. Orang yang sudah berinvestasi pun rugi besar-besaran, sehingga daya beli mereka turun dan resesi pun terjadi.

Hal inilah yang terjadi pada tahun 2008 di Amerika Serikat. Berkat agen real estate yang selalu menjanjikan kembali modal cepat kepada klien mereka.

Dampak Resesi

Selain memiliki banyak sebab, suatu negara juga akan kewalahan jika mereka mengalami penurunan ekonomi. Apa itu dampak dari resesi? Jika penasaran kenapa resesi ini menjadi isu yang sangat genting bagi banyak negara, maka inilah beberapa sebabnya:

1. Kemiskinan Meningkat

Tidak dapat dipungkiri lagi jika penurunan ekonomi membuat orang menjadi lebih tidak dapat melakukan transaksi ekonomi secara baik karena daya beli yang rendah. 

Hasil yang paling dekat dari penurunan ekonomi tentu saja adalah garis kemiskinan yang kian besar. Orang-orang menjadi tidak bisa melakukan transaksi seperti yang dulu mereka biasa dilakukan.

2. PHK Besar-besaran

Garis kemiskinan tidak hanya terjadi akibat harga yang meningkat, tetapi juga karena hilangnya lapangan pekerjaan.

Tidak hanya warga biasa atau buruh, pengusaha atau pemilik perusahaan mengalami dampak dari resesi. Pendapatan yang kian tipis pun membuat mereka mau tidak mau harus melakukan pemutusan hubungan kerja atau lay off.

Tentu saja, hal ini tidak menguntungkan siapa-siapa. Baik pengusaha maupun buruh. Namun sayangnya, hal inilah yang kerap terjadi di masa resesi.

3. Investasi Menurun

Apa itu hubungan resesi dan investasi? Suatu negara yang sedang berkembang sangat bergantung pada modal para stakeholder untuk melakukan pembangunan. Hal inilah yang setidaknya sedang Indonesia alami selama beberapa tahun belakangan.

Seperti yang sudah Anda ketahui sebelumnya, jika penurunan ekonomi yang ditakutkan tiba-tiba datang, maka tingkat kepercayaan dari para investor juga akan mengalami pengurangan. Investor bisa saja menarik modalnya dari negara tertentu, sehingga pembangunan menjadi tersendat.

Transaksi ekonomi yang hadir dari pengembangan suatu wilayah pun terpaksa harus berhenti di tempat. Maka tidak heran jika Anda memperhatikan beberapa proyek tidak berlanjut lagi karena penurunan ekonomi.

4. Suku Bunga Lebih Tinggi

Kredit adalah sebuah metode untuk membeli barang yang belum bisa seseorang beli karena modal yang belum ada. Maka dari itu, mereka harus meminjam uang dari pihak tertentu.

Jika terjadi karena adanya inflasi, maka resesi justru akan membuat suku bunga naik. Orang yang daya belinya tidak tinggi pun akan terpengaruh, sehingga jadi sulit untuk membayar kredit mereka.

Sudah Memahami Apa Itu Resesi?

Itulah ulasan mengenai apa itu resesi, penyebab, maupun dampaknya. Lewat peringatan dari pemerintah, harapannya Anda jadi waspada mengenai situasi ekonomi. Ingat! Jangan terlalu menyimpan uang terlalu lama. Karena hal itu justru akan membuat roda perekonomian menjadi tidak berjalan dengan baik.

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page