Senjata tradisional Riau dahulu digunakan sebagai alat untuk pertempuran serta pelengkap pakaian adat masyarakat setempat. Selain fungsinya tersebut, masing-masing senjata tradisional ini juga memiliki bentuk yang berbeda. Simak penjelasan lengkap berikut ini!
Daftar ISI
5 Jenis Senjata Tradisional Riau
Tidak hanya kuliner, provinsi Riau juga memiliki banyak senjata tradisional dengan bentuk dan fungsi yang berbeda-beda, seperti berikut ini:
1. Tumbuk Lada
Jenis senjata tradisional Riau pertama ada Tumbuk Lada. Dari segi bentuknya, Tumbuk Lada termasuk jenis badik yang biasanya digunakan untuk peralatan perang.
Tumbuk Lada memiliki panjang sekitar 29 cm dan lebar 4 cm. Karena fungsinya sebagai alat perang, biasanya masyarakat setempat akan menambahkan racun di bagian ujungnya. Senjata ini lebih sering digunakan untuk menusuk musuh dari jarak dekat.
Seperti badik pada umumnya, Tumbuk Lada juga memiliki sarung atau pembungkus yang sangat kompleks dan indah. Sarung inilah yang menjadi ciri khas Tumbuk Lada dan membedakannya dengan jenis badik lainnya.
Selain untuk alat perang, masyarakat setempat juga memanfaatkan Tumbuk Lada sebagai aksesoris pakaian adat. Pada pernikahan adat Melayu, pengantin akan menggunakan Tumbuk Lada sebagai pelengkap pakaian adat.
Jadi, meski masyarakat sudah tidak menggunakan senjata tradisional ini untuk kepentingan perang, Tumbuk Lada masih digunakan untuk kepentingan adat Melayu. Tujuannya agar senjata tradisional ini tidak hilang dan tetap dikenal oleh banyak orang, khususnya masyarakat Melayu.
2. Pedang Jenawi
Senjata tradisional Riau berikutnya adalah Pedang Jenawi. Pada zaman dulu, Pedang Jenawi menjadi senjata utama bagi para panglima saat berperang. Bahkan, Pedang Jenawi menjadi senjata bagi para pejuang suku Melayu ketika agresi militer Belanda pada tahun 1940-an.
Melansir dari budaya Riau, Pedang Jenawi tidak bisa dipegang atau digunakan oleh sembarang orang. Senjata ini hanya bisa digunakan oleh pemimpin yang dihormati, berwibawa, dan cerdas.
Peraturan tersebut muncul karena proses pembuatan Pedang Jenawi penuh dengan perhitungan dan sangat hati-hati. Selain itu, Pedang Jenawi memiliki panjang hingga 1 meter dan terbuat dari baja, tembaga, atau besi yang memiliki kualitas baik.
Karena ukurannya yang sangat panjang, Pedang Jenawi bisa menyerang musuh dari berbagai arah, mulai dari depan, belakang, dan samping.
Saat ini, Pedang Jenawi juga menjadi pelengkap pakaian adat masyarakat Riau saat menyelenggarakan upacara adat.
3. Beladau, Senjata Tradisional Riau yang Berukuran Kecil
Tidak semua jenis senjata tradisional memiliki ukuran yang besar, misalnya senjata Beladau. Karena ukurannya yang kecil, Beladau memiliki tampilan yang mirip seperti belati. Bedanya, Beladau memiliki lengkungan hingga ke bagian ujungnya.
Masyarakat Melayu menggunakan Beladau sebagai peralatan perang untuk menyerang musuh dari jarak dekat, seperti fungsi senjata Tumbuk Lada.
Ukurannya yang sangat kecil, membuat senjata tradisional Riau ini praktis dan mudah dibawa ke mana saja. Senjata ini terbuat dari campuran besi berkualitas, jadi sangat cocok untuk melindungi diri dari serangan musuh saat perang.
Beladau memiliki bentuk semakin runcing dari gagang hingga ke ujung. Ada pula satu titik yang melengkung, yang membuat senjata ini berbeda dari senjata tradisional lainnya. Sedangkan bagian gagangnya, senjata Beladau terbuat dari kayu yang mengkilap.
Senjata Beladau terbagi menjadi dua jenis. Beladau jenis pertama memiliki sisi bagian yang tajam dan berada di bagian paling dalam. Sedangkan jenis kedua memiliki dua sisi tajam.
Meski begitu, kedua jenis senjata Beladau ini memiliki fungsi yang sama, yaitu menyerang musuh dengan cara menusuk atau menyabet dari jarak dekat saat perang.
Keberadaan Beladau saat ini cukup langka, sehingga masyarakat Melayu menjadikan senjata ini sebagai koleksi pribadi.
4. Klewang
Berikutnya, ada senjata Klewang atau Kelewang. Senjata tradisional Riau ini memiliki bentuk seperti golok, karena bagian ujung bilahnya berukuran lebar.
Pada zaman dahulu, masyarakat Melayu menjadikan Klewang sebagai senjata utama untuk berperang. Bahkan, keberadaan senjata satu ini sudah cukup lama dan digunakan oleh prajurit kerajaan di Riau.
Masyarakat Melayu di Riau masih menggunakan Klewang sebagai senjata penunjang produktivitas para petani. Jadi, meski sudah tidak digunakan sebagai alat perang, Klewang masih bisa difungsikan sebagai alat utama para petani untuk berkebun.
Secara tidak langsung, kegiatan para petani tersebut membuat keberadaan Klewang masih terjaga dengan baik.
5. Pemuras
Jenis senjata tradisional Riau terakhir adalah Pemuras. Senjata tradisional satu ini memiliki nama lain blunderbuss, akan tetapi berasal dari bahasa Belanda, yaitu donder artinya halilintar dan bus artinya pipa.
Pada zaman dahulu, masyarakat Melayu di Riau menggunakan Pemuras sebagai laras pendek. Di awal kemunculannya, senjata ini dibawa oleh bangsa Eropa yang datang ke Indonesia.
Ciri khas dari senjata tradisional ini adalah memiliki moncong dengan ukuran kaliber yang besar. Selain itu, peluru di dalamnya terbuat dari bola timah. Masyarakat Melayu sangat lihai menggunakan senjata ini untuk melawan penjajah.
Senjata ini memiliki bunyi yang sangat kuat seperti senapan pada umumnya. Fungsi dari Pemuras adalah sebagai pelengkap perang. Namun, saat ini Pemuras hanya dijadikan sebagai koleksi masyarakat Melayu.
Selain kelima senjata tradisional di atas, masih ada banyak jenis senjata milik masyarakat Melayu di Riau yang pada zaman dulu digunakan sebagai alat perang atau aksesoris pakaian adat.
3 Fungsi Senjata Tradisional Riau
Masing-masing senjata memiliki bentuk dan fungsi yang berbeda-beda. Namun, pada umumnya senjata tajam tersebut memiliki 3 fungsi, yaitu:
1. Melindungi Diri
Pada zaman peperangan, masyarakat Melayu akan melindungi diri menggunakan senjata dari serangan musuh. Selain untuk melindungi diri, senjata tersebut juga bisa dijadikan untuk bertahan saat peperangan berlangsung.
Agar berfungsi dengan baik, masyarakat akan belajar terlebih dahulu bagaimana cara menggunakan senjata dengan baik. Apalagi setiap senjata memiliki bentuk dan ukuran yang berbeda-beda.
2. Melawan Penjajah
Masuknya penjajah di Indonesia mendapat pertentangan dari seluruh masyarakat di Nusantara. Masing-masing daerah memiliki strategi dan cara sendiri untuk melawan para penjajah yang masuk dan ingin merebut kekuasaan.
Masyarakat Melayu di Provinsi Riau menggunakan senjata tradisional Riau sebagai bentuk perlawanan terhadap penjajah, baik penjajah dari Belanda atau Jepang.
Penggunaan senjata tradisional ini dipicu karena masyarakat belum mengenal senjata api yang lebih modern, seperti yang digunakan oleh para penjajah. Meski begitu, senjata tradisional ini cukup efektif untuk melawan penjajah.
3. Benda Pusaka
Fungsi terakhir dari senjata tradisional adalah sebagai benda pusaka. Dahulu, benda pusaka menjadi salah satu bentuk strata sosial seseorang. Artinya, benda pusaka bisa menunjukkan kekuasaan dan status sosial seseorang yang memilikinya.
Misalnya, Pedang Jenawi hanya bisa dimiliki oleh orang-orang tertentu, seperti Raja atau Pemimpin di Riau. Seseorang yang memiliki Pedang Jenawi akan dianggap spesial, karena memiliki status sosial yang berbeda dari orang lain.
Meski sudah memasuki era modern, akan tetapi masyarakat Indonesia, termasuk masyarakat Melayu di Riau, masih mengoleksi senjata tradisional sebagai benda pusaka, karena memiliki simbol kehormatan dan kebanggaan.
Apalagi provinsi Riau memiliki kerajaan bernama Sultan Sayyid Ibrahim yang kaya raya dan memiliki banyak senjata tradisional sebagai alat perang. Masyarakat Melayu yang memiliki senjata tradisional tentu sangat bangga, karena menjadi bagian dari sejarah kerajaan di Riau.
Menjadikan senjata tradisional sebagai benda pusaka juga termasuk salah satu cara menjaga dan merawat, agar senjata ini tidak lenyap.
Selain tiga fungsi di atas, senjata tradisional Riau juga menjadi bagian dari upacara adat masyarakat setempat, seperti pernikahan suku Melayu.
Bahkan, ada beberapa senjata yang masih digunakan oleh masyarakat Melayu untuk kegiatan sehari-hari, seperti bertani dan berkebun.
Senjata Tradisional Termasuk Warisan yang Harus Dijaga
Indonesia kaya akan budaya. Ada banyak jenis budaya yang tersebar di setiap daerah, salah satunya senjata tradisional. Masing-masing senjata tradisional ini memiliki bentuk dan fungsi yang berbeda, seperti 5 jenis senjata tradisional Riau di atas.
Karena fungsinya yang cukup beragam dan bersejarah, senjata tradisional adalah warisan yang harus tetap dijaga dan dilestarikan. Misalnya, masyarakat Melayu di Riau masih menggunakannya untuk kegiatan berkebun atau bertani. Ada juga cara lain, yaitu menjadikannya sebagai benda pusaka.