Setiap warga negara harus memiliki rasa nasionalisme, karena bertujuan untuk mendorong negara lebih kokoh. Terutama dalam kesatuan, kebersamaan, dan gotong royong. Agar dapat menciptakan sikap nasionalisme, maka masyarakat perlu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Daftar ISI
Apa Itu Sikap Nasionalisme?
Nasionalisme didefinisikan sebagai rasa semangat kebangsaan. Sikap ini menjadi pemahaman tentang kesetiaan tertinggi individu terhadap negara kebangsaannya.
Nasionalisme memiliki dua macam definisi, yakni secara sempit dan luas. Pada artian sempit, nasionalisme juga disebut sebagai chauvinism, yakni semangat kebangsaan yang bermakna negatif.
Arti ini memiliki makna perasaan cinta negara yang berlebihan, namun menganggap negara lain rendah.
Sementara itu, nasionalisme dalam definisi luas itu bermakna positif. Kebalikan dari artian sempit, arti nasionalisme secara luas menganggap perasaan cinta yang tinggi terhadap tanah air. Akan tetapi, tidak merendahkan negara lain.
Tujuan Nasionalisme
Secara umum, sikap nasionalisme bertujuan untuk memberikan identitas bagi bangsa. Istilah nasionalisme sering muncul pada beberapa negara yang memiliki tujuan sebagai berikut.
- Menghilangkan tuntutan berlebihan atau ekstremisme, baik itu dari individu maupun kelompok yang tinggal di negara.
- Supaya menjamin keinginan dan pertahanan warga negara. Khususnya dalam melawan musuh dari luar. Dengan kata lain, nasionalisme berkonsep untuk menghasilkan sikap rela berkorban.
5 Ciri-Ciri Sikap Nasionalisme
Rasa semangat nasionalisme bisa dikenali melalui ciri-cirinya. Berikut penjelasan tentang 5 ciri-ciri nasionalisme, yaitu:
1. Cinta Tanah Air
Setiap warga negara harus memiliki kesadaran untuk mencintai tanah air, yakni bangsanya sendiri. Cinta tanah air bisa berupa perasaan untuk melindungi tanah air dari berbagai gangguan. Secara alamiah, sikap cinta tanah air akan dimiliki warga negara sejak lahir.
2. Rela Berkorban
Dalam mewujudkan sikap nasionalisme, maka warga negara harus rela berkorban terhadap kepentingan bangsa. Rela berkorban bagi negara bukan hanya perkara fisik saja, namun juga pemikiran.
Sebagai contoh, para atlet Indonesia berkompetisi di olimpiade internasional. Bukan hanya membanggakan diri sendiri, namun juga mengharumkan nama negara Indonesia di kanca dunia.
Selain itu, bisa terlihat juga dari pendukung yang rela menghabiskan waktunya berlama-lama untuk mendukung altek berlaga secara langsung.
Pada sisi lain, masyarakat juga bisa ikut andil berkorban dalam partisipasi demokrasi. Misalnya, seperti pemilihan umum.
3. Bela Negara
Pada Indonesia, definisi dari bela negara merujuk pada perilaku masyarakat yang mencintai negara berdasarkan Pancasila.
Bela negara memiliki tujuan dan fungsi, yakni untuk menjaga integritas bangsa, mempertahankan negara, dan menjaga keutuhan wilayah negara.
Ada berbagai aktivitas yang melatih kemampuan bela negara, seperti bekerja keras, disiplin, dan ulet dalam menjalani pekerjaannya.
Bukan itu saja, bela negara juga bisa membangun rasa damai, aman, dan rukun. Dengan demikian, masyarakat akan memiliki mental dan fisik tangguh.
4. Kesadaran Berbangsa dan Bernegara
Kesadaran berbangsa dan bernegara juga menjadi salah satu ciri sikap nasionalisme. Maksudnya, bersikap sesuai kepribadian bangsa dan prinsip hidup bangsa.
Agar dapat mewujudkan kesadaran tersebut, bisa melakukannya dengan cara menjaga perdamaian. Bahkan pelajar Indonesia juga bisa ikut andil. Misalnya, seperti ikut kompetensi berprestasi, baik itu tingkat nasional maupun internasional.
5. Persatuan Bangsa
Terakhir, nasionalisme dapat hadir dari rasa persatuan dan kesatuan bangsa yang dimiliki oleh masyarakat.
Adapun beberapa faktor pendorongnya, seperti rasa saling menghormati, rasa bangga, dan keinginan bersatu. Dengan adanya persatuan ini, maka perbedaan tidak akan menjadi masalah.
Fungsi Sikap Nasionalisme
Arti utama dari nasionalisme adalah melakukan perjuangan bangsa dalam mencapai tujuan dan cita-cita yang sama. Selain itu, harus dibarengi dengan kesetiaan dan toleransi terhadap keberagaman.
Dalam kehidupan sosial bernegara, wujud nasionalisme berfungsi memberikan semangat dan identitas. Tujuannya untuk menciptakan lingkungan bangsa yang makmur, berdaulat, dan maju.
Secara sederhana, majunya negara tergantung pada jiwa nasionalisme pada individu masyarakatnya. Nah, ada beberapa manfaat rasa nasionalis dalam kehidupan, di antaranya:
- Meningkatkan Pengorbanan: Jika seseorang memiliki rasa nasionalis, ia akan rela dan siap melakukan apapun untuk melindungi bangsanya.
- Menumbuhkan Patriotisme: Landasan dasar dari sikap membela negara, karena adanya ketidakputusasaan, keberanian, tidak takut, dan rela berjuan untuk negara.
- Menumbuhkan Solidaritas: Keberagaman bangsa akan menjunjung nilai kebersamaan, bahkan dijadikan kunci utama dalam melewati hambatan untuk mencapai tujuan bersama.
- Memajukan Tanah Air: Jiwa nasionalis menimbulkan rasa semangat untuk memajukan negaranya. Hal ini karena tidak ingin kalah saing dari negara lain.
- Menumbuhkan Kesadaran: Ketika mengikuti berbagai kebaikan negara atas keinginan sendiri, maka itu salah satu manfaat dari mempelajari Pancasila.
- Meningkatkan Kecintaan Tanah Air: Sikap ini akan menumbuhkan perilaku menjaga, melindungi, dan memelihara bangsa dari berbagai ancaman.
- Menghargai Perbedaan: Keberagaman budaya Indonesia tidak menjadi halangan bangsa bersatu, sehingga bisa mencapai tujuan bersama-sama.
Jenis-Jenis Sikap Nasionalisme
Berbagai bentuk sikap nasionalisme bertujuan untuk menciptakan keharmonisan bangsa. Tujuan bersama akan tercapai karena adanya aksi nyata dari masyarakat. Berikut 5 jenis nasionalisme, yaitu:
1. Kewarganegaraan
Kewarganegaraan bersifat sipil, sehingga nasionalismenya berada pada negara. Tujuan utamanya untuk mendapatkan kebenaran politik dan penyertaan aktif rakyat.
Hal ini sesuai dengan istilah “kehendak rakyat” dan “perwakilan politik”. Pada awalnya. teori ini dibuat oleh Jean-Jacques Rousseau sebagai bahan tulisan.
2. Budaya
Maksud dari budaya adalah rasa nasionalis pada negara untuk memperoleh kebenaran politik melalui budaya bersama. Akan tetapi, ini bukan perihal sifat keturunan. Misalnya seperti ras suku, warna kulit, dan sejenisnya.
Sebagai contoh, rakyat Tionghoa menganggap negara berdasarkan budaya. Jika ada unsur ras Manchu dan minoritas lain, maka dianggap sebagai rakyat Tiongkok. Lalu Dinasti Qing memakai adat istiadat Tionghoa untuk membuktikan keutuhan budayanya.
Tidak sedikit pula orang Taiwan yang menganggap dirinya sebagai nasionalis Tiongkok. Hal ini karena adanya persamaan budaya, namun menolak masuk ke pemerintahan Tiongkok. Sebab Tiongkok menganut paham komunisme.
3. Agama
Selain menjadi pedoman hidup, agama juga berguna untuk nasionalisme, terutama untuk memperoleh legitimasi politik dalam persamaan agama. Meskipun demikian, sebenarnya nasionalisme etnis bisa dikaitkan dengan nasionalisme keagamaan.
Sebagai contoh, negara Indonesia memiliki sikap nasionalisme yang bersumber dari persamaan agama dominan, yakni Islam. Lalu ada juga pengikut partai BJP India yang mengamalkan dari agama Hindu.
Akan tetapi, kebanyakan organisasi nasionalis keagamaan hanya menjadi simbol saja. Jadi, bukan tujuan utama untuk membangun kelompok bernegara dan berbangsa.
4. Romantik
Romantik merujuk pada nasionalisme organik, sehingga menjadi identitas lanjutan dari etnis yang sudah ada. Teori ini memiliki tujuan untuk mendapatkan kebenaran politik seperti semula. Dengan demikian, bangsa akan menghasilkan semangat romantisme.
5. Kenegaraan
Sebagai variasi nasionalis kewarganegaraan, kenegaraan tidak bisa terpisah dari etnis. Pasalnya, perasaanya sangat kuat, sehingga mengutamakan hak kebebasan dan universal lebih dalam.
Suatu negara yang telah berjaya memiliki sifat kontras dan konflik yang prinsip masyarakatnya demokrasi. Adanya penyelenggaraan National State dijadikan tumpuan argumen, seperti membangun kerajaan lebih baik secara sendiri.
Sebagai contoh, Nazizme, Turki Kontemporer, Franquisme Spanyol, Jacobin Perancis, Basque, dan sebagainya. Ini juga bisa terlihat dari nasionalisme Belgia yang menentang untuk mewujudkan hak kesetaraan dan otonomi golongan Fleming.
Baca Juga : Pengertian Cinta Tanah Air, Manfaat, Cara Menerapkan & Contohnya
Contoh Sikap Nasionalisme dalam Berbagai Lingkungan
Ada banyak cara mengekspresikan nasionalis dalam kehidupan sehari-hari. Berikut 3 contoh penerapannya di lingkungan yang berbeda, yaitu:
1. Keluarga
Keluarga adalah lingkungan paling dasar untuk membangun rasa nasionalis terhadap bangsa. Contoh penerapannya adalah sebagai berikut.
- Menghormati orang tua.
- Bahasa Indonesia sebagai komunikasi utama.
- Menumbuhkan rasa kesatuan.
- Selalu menjaga nama baik keluarga.
- Tidak marah dan membentak orang tua.
- Mendengarkan dan mematuhi nasehat orang tua.
- Berlibur bersama keluarga.
- Belajar sejarah bersama keluarga.
- Menjaga perdamaian dan kasih sayang antar anggota keluarga.
2. Masyarakat
Dalam kehidupan sosial, sikap nasionalisme dan masyarakat saling bersinggungan. Kedua tumpah tindih dalam menciptakan keharmonisan bangsa. Ada beberapa contoh yang bisa dicoba, yaitu:
- Menaati aturan masyarakat.
- Toleransi.
- Gotong royong.
- Membangun keharmonisan antar umat beragama.
- Saling menolong.
- Memakai produk dalam negeri.
- Menaati rambu lalu lintas.
- Menjaga kebersihan sekitar.
3. Pendidikan
Lingkungan pendidikan, seperti sekolah dan kampus akan menciptakan jiwa nasionalis tinggi. Karena pendidikan mengajarkan demokrasi bangsa sebagai dasar pengetahuan. Contoh penerapan jiwa nasionalis adalah sebagai berikut.
- Menjaga fasilitas belajar.
- Menghormati guru atau dosen.
- Menghormati teman.
- Menaati peraturan yang berlaku.
- Belajar dengan sungguh-sungguh.
- Mengikuti ekstrakurikuler berkaitan dengan nasionalisme.
Sudah Paham Tentang Sikap Nasionalisme?
Menciptakan negara yang kondusif dan damai tidak mudah. Sebagai tumpuan rakyat, pemerintah harus bisa mengatasinya. Namun, rakyat juga harus turut andil dalam memperjuangkan negara. Salah satunya dengan sikap nasionalisme untuk menjunjung tinggi harga martabat negara.