5 Jenis Standar Akuntansi Keuangan yang Berlaku di Indonesia

Siapa di sini yang bercita-cita menjadi seorang akuntan? Jika Anda orangnya, sudah sepatutnya untuk mengetahui standar akuntansi keuangan yang berlaku di Indonesia. Sehingga, Anda mampu menyusun laporan yang terpercaya dan akurat. Sebenarnya standar akuntansi terdiri dari beberapa aspek.

Namun, pada penjelasan kali ini hanya akan dibahas terkait 5 jenis saja. Kelimanya menjadi standar yang paling umum digunakan sehingga wajib Anda pelajari mulai dari konsep dasarnya hingga yang paling detail. Lantas apa saja standar-standar tersebut? Silahkan luangkan waktu untuk membaca ulasan berikut!

5 Standar Akuntansi Keuangan yang Perlu Anda Ketahui

Standar Akuntansi Keuangan atau SAK merupakan suatu metode yang digunakan untuk menyajikan informasi laporan keuangan dalam kegiatan bisnis Terdapat 5 jenis standar yang saat ini berlaku, berikut penjelasan selengkapnya:

1. SAK-ETAP

SAK-ETAP adalah standar khusus Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik. Artinya, entitas ini tidak mempunyai akuntabilitas publik yang signifikan dan tetap. Bahkan, laporan keuangan yang dibuat bertujuan untuk umum atau general purpose financial statement untuk pengguna eksternal

Penetapan SAK-ETAP ini terjadi pada tanggal 19 Mei 2009 oleh pihak DSAK. Jenis SAK ini terdiri dari 30 BAB pembahasan yang mulai diberlakukan sejak 1 Januari 2011. Umumnya, perusahaan yang menggunakannya adalah UMKM atau bisnis-bisnis yang berada di skala menengah ke bawah.

Sementara contoh pengguna eksternal adalah pemilik yang bekerja di balik layar dan tidak terlibat langsung pada pengelolaan bisnis. Misalnya adalah kreditur. SAK ETAP bertujuan untuk memberikan fleksibilitas pada penerapannya dan diharapkan memberi kemudahan akses pada pendanaan dan perbankan.

Standar ETAP berdiri sendiri dan memakai siklus konsep biaya historis untuk mengatur transaksi yang ditetapkan. Dalam proses pencatatan laporannya, SAK ETAP menggunakan pengaturan sederhana dan tidak berubah bentuknya dalam kurun beberapa tahun.

2. SAK EMKM

Sekarang ini, sektor UMKM atau Usaha Mikro Kecil dan Menengah berkembang cukup pesat. Oleh sebab itu, IAI (Ikatan Akuntan Indonesia) kemudian menerbitkan jenis SAK EMKM yang mempunyai konsep lebih sederhana.

Tujuan dari standar ini sendiri adalah untuk memberikan kemudahan bagi para pelaku bisnis UMKM dalam membuat laporan keuangan. DSAK (Dewan Standar Akuntansi Keuangan) telah mengesahkan SAK EMKM pada tanggal 24 Oktober 2016 dan berlaku pada tanggal 1 Januari 2018. 

Versi ini mempunyai pembahasan yang lebih singkat yakni 18 BAB saja. SAK EMKM juga disusun untuk memenuhi keperluan laporan keuangan entitas mikro, kecil, dan menengah.

Pengaturan dan isinya dilengkapi dengan dasar kesimpulan dan contoh ilustratif laporan keuangan dengan isi sebanyak 70 halaman. Mengingat apabila laporannya tidak terlalu banyak, maka dari itu penyusunannya pun hanya terfokus pada hal-hal yang dianggap penting saja.

3. PSAK-IFRS

PSAK-IFRS merupakan standar akuntansi yang digunakan di Indonesia. Standar ini dinyatakan dan disusun oleh DSAK yang dibentuk oleh IAI (Ikatan Akuntan Indonesia). Standar ini juga terdiri dari aturan-aturan baku yang mengatur beberapa aspek.

Seperti penyusunan, perlakuan, pencatatan, dan penyajian laporan keuangan. Ada beberapa perusahaan yang menggunakan PSAK-IFRS dalam menyusun laporan keuangannya, seperti BUMN, Asuransi, Perusahaan Publik, dan Perbankan.

PSAK sendiri juga resmi menggunakan Standar Pelaporan Keuangan Internasional (IFRS). Indonesia lebih banyak menerapkannya karena IFRS juga banyak digunakan sebagai standar di negara lain. Pengemabangan PSAK-IFRS sendiri adalah mulai dari tahun 1973.

Kemudian pada tahun 2009, menindaklanjuti dari kesepakatan G-20 IAI melakukan konvergensi SAK ke IFRS. Pada tahapan pertama dilakukan tahun 2012, kemudian tahapan kedua 2013. 

Karena dianggap mempunyai kecocokan dengan sistem akuntansi Indonesia, maka saat ini hampir seluruh SAK baik jenis PSAK maupun PSAK dikonvergensi ke IFRS. Terdapat beberapa perbedaan yang terjadi antara standar sebelum dan sesudah di konvergensi ke IFRS.

Untuk SAK yang sudah mengkonvergensi IRS bersifat principle-based, sementara versi sebelumnya role-based. Principle-based biasanya lebih dominan karena memakai sistem pengukuran nilai wajar yang membutuhkan profesional judgement setiap kali mengambil keputusan.

Semua PSAK sekarang tidak lagi menggunakan basis entitas, melainkan transaksi. Dengan begitu apabila ada PSAK yang menggunakan entitas sebelumnya harus dicabut. Seperti Akuntansi Perbankan, Pelaporan Keuangan, dan Entitas Nirlaba.

SAK berlaku untuk entitas yang mempunyai akuntabilitas publik secara signifikan. Misalnya perusahaan yang menerbitkan efek di pasar modal dan menguasai aset dalam kapasitas fidusia. Misalnya seperti bank, pialang, dana pensiun, reksadana asuransi, dan investasi.

4. SAS

Mungkin Anda pernah membaca tentang sistem keuangan berbasis syariah. Mengingat sekarang banyak perusahaan finance yang juga menggunakan aturan ajaran Islam untuk menanggulangi beberapa hal. Nama standar yang mengaturnya adalah SAS.

SAS merupakan Standar Akuntansi Syariah yang ditunjukkan untuk entitas untuk melakukan transaksi ekonomi syariah baik lembaga syariah maupun non syariah. SAS sendiri dilakukan menggunakan model SAK umum dengan basis syariah dan mengacu pada fatwa MUI.

Ada beberapa kerangka konseptual yang digunakan dalam Standar Akuntansi Keuangan yang satu ini, yakni:

  • Istishna
  • Penyajian Laporan Keuangan Syariah
  • Musyarakah
  • Akuntansi Murabahah
  • Mudharabah 
  • Salam 

5. SAP

Jenis SAK yang terakhir adalah SAP (Standar Akuntansi Pemerintah). SAP merupakan aturan yang dibuat dan diciptakan oleh Komite Standar Akuntansi Pemerintahan atau KSAP. Sistem ini digunakan untuk menyusun laporan keuangan yang terdiri dari beberapa hal berikut:

  • Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD).
  • Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP).

Sementara laporan keuangan pokok berdasarkan SAP adalah:

  • Catatan Atas Laporan Keuangan.
  • Neraca (Lajur dan Saldo).
  • Laporan Realisasi Anggaran.
  • Laporan Arus Kas.

SAP paling baru disahkan oleh Peraturan Pemerintah (PP) nomor 71 tahun 2010 yang dibuat dan disusun oleh Komite Standar Akuntansi Pemerintah (KSAP).

Kegunaan SAK

Mengutip dari beberapa sumber SAK mempunyai beberapa kegunaan yang menguntungkan bagi pemegang saham, investor, dan kreditur. Adapun kegunaannya adalah sebagai berikut:

1. Bagi Pemegang Saham

Standar Akuntansi Keuangan memiliki manfaat penting untuk para pemegang saham. Mereka bisa lebih mudah dalam memantau perkembangan kondisi keuangan suatu perusahaan. Laporan keuangan yang terstruktur tentu lebih mudah untuk dianalisis.

Dengan begitu, pemegang saham akan memakai laporan keuangan menjadi alat untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membagi keuntungan. Jadi, para pemegang saham bisa mengambil keputusan apakah perusahaan tersebut cukup baik untuk mendapatkan keuntungan atau sebaliknya.

2. Bagi Investor

Terkadang, para investor pemula harus melakukan berbagai upaya demi mendapatkan perusahaan yang mapan dan matang. Dalam artian, perusahaan ini memiliki keuntungan yang stabil di setiap tahunnya. Mengetahui hal tersebut investor bisa melihatnya melalui SAK perusahaan.

Laporan keuangan yang berisikan tentang kinerja perusahaan tentu sangat membantu investor dalam mengambil keputusan. Sebab, melalui laporan tersebut investor bisa langsung memantau kondisi perusahaan. Mulai dari sumber daya manusia, utang, laba, pengeluaran, hingga aset.

3. Bagi Kreditur

Manfaat terakhir Standar Akuntansi Keuangan adalah untuk seorang kreditur. SAK memainkan peran yang sangat penting di sini. Gunanya adalah menilai kemampuan perusahaan dalam melunasi atau membayar pinjaman sesuai dengan tempo yang telah disepakati bersama.

Laporan keuangan yang tertulis sesuai dengan standarnya akan menjadi acuan untuk menilai apakah perusahaan tersebut menunjukkan kelayakan diberikan kredit atau tidak. Biasanya kreditur akan melihat laporan keuangan beberapa waktu terakhir demi memperoleh kesimpulan yang tepat.

Sudah Tahu Apa Saja Standar Akuntansi Keuangan?

Selesai sudah ulasan yang membahas tentang Standar Akuntansi Keuangan atau SAK. Mengingat laporan keuangan menjadi dokumen yang penting, maka biasanya pengelolanya adalah orang-orang yang sudah menguasai perhitungan akuntansi dan teliti. Sebab hilang satu angka, maka hasilnya akan berubah keseluruhan.

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page