Masyarakat awam mungkin cukup asing dengan tari seudati dibandingkan dengan tari saman yang berasal dari daerah sama, yaitu Aceh. Seperti apa sebenarnya sejarah di balik tarian yang satu ini, termasuk detail lainnya mencakup makna hingga keunikannya? Ini dia penjabaran lengkapnya!
Daftar ISI
Sejarah Tari Seudati
Suatu seni, termasuk tarian, pasti memiliki sejarah khusus di baliknya. Begitu pula dengan tarian satu ini. Sebagaimana penjabaran di atas, seni tari tersebut berasal dari Negeri Serambi Mekkah.
Sebelum Islam masuk dan menyebar di Aceh, tari ratih hadir terlebih dahulu sebagai kesenian tradisional khas daerah tersebut. Pertunjukan tari hanya terlaksana pada momen-momen khusus, yaitu:
- Pembukaan acara sabung ayam.
- Menyambut musim panen.
- Doa bersama terhindar dari musibah setiap bulan purnama.
Namun, tradisi tersebut mengalami perubahan ketika Islam hadir di bumi Aceh. Budaya yang sudah terlanjur mengakar kuat tidak bisa hilang begitu saja.
Namun, aturan dan tarian ratih mengalami modifikasi pada beberapa aspek. Sehingga, tercipta nama seudati untuk versi penyempurnanya. Pemrakarsa tarian itu adalah Syeh Tam dari Desa Gigieng, Pidie.
Tari tradisional satu ini kemudian tidak lagi menjadi pertunjukan pada momentum tertentu sebagaimana Tari Ratih. Melainkan menjadi bagian cagar budaya dan pertunjukannya pada saat acara-acara kebudayaan dan kebangsaan berlangsung.
Makna Nama Tari Seudati
Lantas, apa makna dari seudati hingga nama itu yang terpilih untuk seni tradisional tersebut? Ada beberapa versi berbeda terkait arti dari nama seudati, yaitu:
1. Kesaksian Terhadap Allah SWT
Seudati merupakan tarian pembaharuan tarian Ratih setelah Islam masuk dan menyebarkan pengaruhnya di Aceh. Sebagian masyarakat meyakini bahwa, seudati berasal dari kata ‘syahadat’ dalam Bahasa Arab. Di mana artinya adalah kesaksian terhadap Allah SWT dan Rasulullah SAW.
2. Kompak dan Harmonis
Versi lain menyebutkan nama tersebut berasal dari Bahasa Aceh sendiri sebagai daerah asal seni tari ini. Asal kata yang digunakan adalah ‘seurasi’ yang artinya harmonis dan juga kompak. Penamaan berdasarkan pada gerakan para penari yang indah dan serempak.
3. Penghargaan pada Tetua
Makna tari seudati dari versi yang terakhir, yaitu berasal dari Bahasa Tarekat dari salah satu komunitas muslim tertua di Aceh. Asal kata seudati dalam Tarekat, yaitu ‘ya sadati’ yang artinya ‘wahai Tuan Guru’ atau penghargaan kepada sosok tetua.
Tujuan Pertunjukan
Secara keseluruhan, ketiga versi makna seudati memiliki makna yang sama baiknya. Sehingga tidak perlu menjadi perdebatan mana yang benar dan salah. Sedangkan untuk tujuan dari penciptaan tarian, yaitu:
- Media dakwah: Seni tari merupakan salah satu media paling mudah untuk mendekati dan mendapat penerimaan oleh masyarakat. Melalui seudati, para ulama Islam Aceh dapat berdakwah menyebarkan ajaran Islam.
- Identitas dan cagar budaya: Tarian tradisional juga dapat menjadi identitas suatu daerah hingga warisan budaya, begitu pula seudati.
Karakteristik Tari Seudati
Bagaimana cara untuk mengenali dan membedakan tarian seudati dari seni tarian khas Aceh lainnya? Ini ciri-ciri khususnya:
1. Jumlah Penari
Penari dari tarian seudati wajib berjumlah delapan orang dengan pembagian peran sebagai berikut:
- Pemimpin (syekh) 1 orang.
- Pembantu pemimpin di sebelah kiri (apeet wie) 2 orang.
- Pembantu pemimpin di sebelah belakang (apeet bak) 1 orang.
- Penari pendukung biasa 1 orang.
- Penyanyi (aneuk syahi) 2 orang.
2. Tempo dan Irama
Seudati dilakukan tanpa iringan alat musik dan hanya mengandalkan tempo serta irama dari para penari sendiri. Gerakan tepukan dada, pinggul, jentikan jari, serta hentakan kaki menjadi tempo dari tari tradisional ini.
Irama tarian asalnya dari syair yang dilantunkan para aneuk syahi. Pola gerakan serta tempo otomatis akan menyesuaikan dengan irama dan syair. Hal tersebut tidak akan Anda temukan pada tari tradisional lain di Indonesia.
Keunikan Tari Seudati
Tidak hanya karakteristik dari seudati yang dapat Anda gunakan untuk mengidentifikasi tarian tradisional itu. Ada beberapa keunikan dari seudati yang memudahkan masyarakat awam mengenalinya, yaitu:
1. Peran Penari Variatif
Jika pada seni tari tradisional daerah lain, Anda pasti mendapati para penari hanya fokus terhadap gerakan yang dikerjakan. Berbeda dengan tarian dari tanah Rencong ini, karena para penyanyi memiliki tugas-tugas lain, yaitu sebagai penyanyi dan pengganti alat musik.
2. Tidak Menggunakan Alat Musik dan Lagu
Pada seni tari daerah lain, bahkan Tari Saman yang sama-sama berasal dari Aceh, lagu dan alat musik menjadi instrumen resmi. Namun, tari seudati tidak menggunakan keduanya. Teri ini sepenuhnya mengandalkan para penari untuk menciptakan harmonisasi gerakan, tempo, dan irama.
3. Pola Gerakan Agresif dan Kompak
Setiap gerakan dari seudati merupakan simbolisasi karakter manusia yang agresif, namun kompak. Agresif atau semangat juang tinggi dalam mewujudkan mimpi, namun tetap harmonis dalam kehidupan sosial – khususnya berbuat kebaikan.
Properti Tari Seudati
Selain ciri khas yang tidak boleh kurang apalagi berubah, properti dari tarian seudati juga bersifat wajib. Properti merupakan bagian dari identitas dan karakter seni tari tersebut agar berbeda dari yang lain, serta mudah dikenali dan diingat oleh masyarakat awam. Properti dari cagar budaya yang telah terdaftar di UNESCO ini antara lain:
1. Kostum
Berikut adalah beberapa properti kostum seudati:
1. Penutup Kepala (Tangkolok)
Penari seudati wajib mengenakan penutup kepala khas Aceh yang bernama Tangkulok. Bentuknya mirip lidah dengan bagian bagian tengah menjulang. Bahan Tangkulok berasal dari kain dan karton.
2. Pakaian (Baje)
Properti pakaian penari seudati adalah baje, yaitu setelan kaos lengan pendek dan celana panjang warna putih. Kaos yang berfungsi sebagai atasan harus pas badan, sedangkan celananya cukup lebar agar gerakan ketika menari menjadi mudah dan fleksibel.
3. Rencong dan Songket
Tari seudati menggunakan properti berupa rencong atau senjata tajam tradisional Aceh. Rencong disangkutkan di kain songket yang dikenakan oleh para penari. Songket sendiri merupakan kain khas sekaligus kebanggaan masyarakat Tanah Sumatera.
4. Ikat Pinggang Merah dan Kuning
Supaya rencong dapat tersangkut sempurna pada songket, maka butuh ikat pinggang untuk menguatkannya. Ikat pinggang berasal dari kain katun dengan corak warna merah dan kuning. Tidak boleh warna lain karena merah bermakna pemberani, sedangkan kuning adalah simbol kebanggaan dari Raja.
2. Syair
Properti terakhir seudati adalah syair yang dilantunkan aneuk syahi. Gubahan syair tersebut sarat akan makna yang menggambarkan perjuangan, kekuatan tekad, serta sifat patriotisme. Selain unik, syair pengiring dari tarian seudati juga wajib dihafalkan dan dilantunkan di atas panggung tanpa teks.
Persamaan dan Perbedaan Tari Seudati dengan Tari Saman
Tidak dapat dimungkiri bahwa saman lebih populer secara nasional sebagai seni tarian khas Aceh dibandingkan dengan seudati. Masyarakat awam cenderung akan menganggap semua seni tari dari Serambi Mekah merupakan sari saman.
Padahal, kedua tarian tradisional ini sama-sama indah dan unik. Bila Anda tengok dari sisi persamaan, hanya ada satu poin yang serupa, yaitu asal daerah. Selebihnya, banyak perbedaan yang sekaligus menjadi nilai unik masing-masing tarian. Berikut rangkuman perbedaannya:
Poin | Tari Seudati | Tari Saman |
Jumlah dan Gender Penari | 8 orang, semua lelaki. | Minimal tujuh orang dan boleh hingga ratusan penari asal berjumlah ganjil. |
Irisan Musik dan Lagu | Tidak menggunakan iringan alat musik maupun lagu, hanya melalui syair dan gerakan badan. | Memakai lagu dan alat musik pengiring yang khas dengan nuansa Aceh. |
Kostum | Setelan kaos dan celana panjang putih dilengkapi songket, ikat pinggang, dan penutup kepala. | Baju kerawang, hiasan kepala (sunting kelpies), dan ikat pinggang |
Gerakan | Seudati dilakukan dengan posisi berdiri. | Saman dilakukan dengan posisi duduk. |
Sudah jelas bukan bahwa, baik seudati maupun saman memiliki perbedaan yang sangat mencolok? Namun, tentu keduanya tetap menarik dinikmati serta wajib kita lestarikan.
Sudah Memahami Apa itu Tari Seudati?
Kesimpulan dari penjabaran tentang seudati di atas adalah bahwa tarian ini merupakan identitas sekaligus warisan budaya dari Aceh. Karakteristik dan keunikan seni tradisional tersebut tidak ada pada tarian daerah lainnya.
Masyarakat akan lebih mudah mengidentifikasi tentang tarian seudati melalui unsur-unsur berbeda yang menjadi bagian di dalamnya. Tidak hanya warga domestik, namun seudati mempunyai potensi untuk go internasional.
Satu poin yang kurang dari tarian asli bumi Serambi Mekah ini, yaitu sosialisasi dan publisitas, baik dalam maupun luar negeri. Namun, hal itu bisa dengan mudah teratasi bila para pegiat seni lebih giat dalam mempromosikannya di berbagai pertunjukan.