Di tengah persaingan bisnis yang begitu ketat, penting bagi pelaku usaha untuk senantiasa berinovasi untuk mengembangkan usahanya. Strategi pengembangan produk merupakan salah satu langkah terobosan supaya bisnis dapat bertahan.
Daftar ISI
Apa itu Strategi Pengembangan Produk?
Pengembangan produk adalah salah satu strategi pemasaran yang bertujuan untuk meningkatkan daya saing perusahaan.
Demi mewujudkannya, perusahaan harus memberikan berbagai macam pilihan produk kepada para konsumen sehingga perusahaan dapat mengetahui bagaimana produk tersebut bersaing pada pasar yang lebih luas.
Strategi pengembangan produk mengacu pada metode dan tindakan yang digunakan untuk membawa produk baru ke pasar atau memodifikasi produk yang sudah ada untuk menciptakan bisnis baru.
Dalam prosesnya, terdapat beberapa langkah, mulai dari mencari ide hingga mendistribusikan produk ke pelanggan. Setiap tahap membutuhkan strategi agar sukses dan menghasilkan pendapatan untuk bisnis.
Oleh sebab itu, berhasil tidaknya suatu pengembangan produk tergantung pada pengelolaan organisator yang lebih efektif dalam menangani gagasan produk baru, melakukan penelitian, dan pengambilan keputusan pada setiap proses pengembangan.
Menurut Fandy Tjiptono dalam buku berjudul Strategi Pemasaran (2008), ada 3 strategi pengembangan produk, antara lain:
- Kualitas: Meningkatkan daya tahan produk atau dengan meningkatkan keandalan dan kecepatan pelayanan terhadap konsumen.
- Keistimewaan: Terdapat empat indikator yang dapat meningkatkan keistimewaan suatu produk, yakni kualitas bahan, keanekaragaman, kenyamanan, dan aksesoris tambahan.
- Gaya Produk: Meningkatkan nilai produk dari segi rancangan atau desain yang menarik, serta kemasan yang dapat memberi nilai tambah bagi produk tersebut.
Ketiga poin tersebut dapat memberikan opsi penawaran lain yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan, serta dapat mempertahankan konsumen tetap sekaligus menarik konsumen baru.
Tujuan Strategi Pengembangan Produk
Penting untuk melakukan pengembangan produk karena dalam prosesnya perusahaan akan meriset pasar untuk membuat rencana agar sukses dalam penjualan produk.
Menurut Philip Kotler dan Kevin Lane Keller dalam buku berjudul Manajemen Pemasaran (2008), terdapat dua tujuan utama mengapa produk memerlukan pengembangan sedemikian rupa, yaitu:
- Memenuhi kebutuhan baru serta menguatkan reputasi perusahaan dengan menawarkan produk yang lebih baru ketimbang produk sebelumnya.
- Mempertahankan daya saing perusahaan dengan produk yang menawarkan kepuasan baru. Bentuknya bisa berupa penambahan atau memperbaiki produk yang sudah ada.
Jadi, tujuan dari pengembangan produk adalah untuk mendapatkan keunggulan kompetitif dengan menempatkan penawaran produk pada posisi terbaik, serta mendorong tercapainya target bisnis seperti pertumbuhan penjualan, pendapatan, dan keuntungan.
Jenis-Jenis Strategi Pengembangan Produk
Pada 1980, Glen L. Urban dan John R. Houser merilis sebuah buku yang mendefinisikan sembilan strategi pengembangan produk, yang jenisnya terbagi menjadi dua kategori, yaitu proaktif dan reaktif.
1. Proaktif
Perusahaan yang menggunakan strategi proaktif memiliki lebih banyak kesempatan untuk membuat terobosan teknologi atau ilmiah, yang mana penerapannya seperti:
- Berinvestasi dalam riset pasar: Pendekatan yang mempelajari kondisi pasar saat ini dengan melihat tren hingga kebutuhan pelanggan. Analisis riset ini membantu mendapatkan insight dan mendeteksi peluang untuk produk baru.
- Berinvestasi dalam riset dan pengembangan: Strategi ini berguna untuk membuat penemuan yang dapat diterapkan dalam produk baru demi memberikan keunggulan kompetitif yang signifikan.
- Berinvestasi dalam kewirausahaan: Meningkatkan semangat kewirausahaan pada tim perusahaan untuk menghasilkan ide dan pendekatan baru dalam pengembangan produk.
- Membuat aliansi: Strategi ini menyiratkan kerja sama dengan perusahaan dari industri lain. Kerja sama tersebut memungkinkan para mitra untuk menciptakan pengalaman unik bagi pengguna yang sangat sulit untuk ditiru.
- Akuisisi perusahaan lain: Strategi pendeteksian pada sejumlah perusahaan yang menjanjikan, serta mengakuisisi mereka untuk dijadikan bagian dari lini produk perusahaan yang mengakuisisi.
2. Reaktif
Perusahaan yang menggunakan strategi reaktif akan merespons perubahan pasar dan fokus pada penyesuaian produk mereka sehingga dapat bersaing dengan bisnis lain, yang mana penerapannya seperti:
- Merespons permintaan pelanggan: Strategi ini berguna untuk meningkatkan produk yang sudah ada atau mengembangkan produk baru berdasarkan masukan dari pelanggan.
- Mempertahankan diri dari persaingan: Strategi untuk menempatkan diri pada posisi ketika perusahaan harus berkompromi pada sejumlah aspek penawaran mereka untuk tetap bertahan, seperti memberi diskon harga.
- Meniru kompetitor: Strategi ini bisa sangat menjanjikan apabila perilisan produk tiruan mendahului produk aslinya. Dengan begitu, produk tiruan tersebut dapat memperoleh lebih banyak popularitas.
- Meniru dengan modifikasi: Mirip dengan strategi sebelumnya, namun produk aslinya tidak serta merta ditiru secara keseluruhan, melainkan ada perbaikan dan modifikasi.
Tahapan dalam Menyusun Strategi Pengembangan Produk
Terdapat sejumlah tahapan yang perlu kamu ketahui ketika menjalankan pengembangan produk, yakni sebagai berikut:
1. Menemukan Ide
Menemukan ide merupakan tahapan yang paling awal dalam pengembangan produk. Prosesnya bisa datang dari mana saja dan para pelaku usaha juga harus mampu mengikuti berbagai upaya sistematis dalam menciptakan produk baru.
2. Penyeleksian Ide
Setelah menemukan ide, tahap selanjutnya yaitu penyeleksian ide yang akan digunakan. Tahap ini berguna untuk mengurangi biaya pembuatan produk, meminimalisir risiko gagal, dan memilih ide yang paling layak untuk dieksekusi oleh perusahaan.
3. Pengujian Konsep
Ketika ide telah terseleksi, tentunya akan menghasilkan suatu konsep yang menjadi dasar pengembangan produk.
Suatu konsep yang telah dikembangkan bisa dalam berbagai bentuk, seperti gambar atau deskripsi kata. Namun sebelum itu, konsep ide harus melalui tahap pengujian terlebih dahulu untuk mengetahui perspektif pasar atas produk tersebut.
4. Membuat Prototype
Setelah melakukan pengujian, strategi pengembangan produk selanjutnya yaitu membuat prototype. Nantinya, prototype tersebut akan melewati tahap evaluasi demi memastikan produk tidak bermasalah ketika sudah dipasarkan.
5. Strategi Marketing
Sebagus apapun produk, tanpa strategi marketing yang ciamik, tentu tidak akan berdampak positif ke bisnis. Oleh sebab itu, strategi marketing harus menjadi aspek yang perlu kamu pertimbangkan. Misal, dengan mencari tahu tren pasar saat ini hingga target pelanggan.
Biasanya dalam merancang strategi marketing terdapat sejumlah variabel yang perlu kamu perhatikan, seperti proporsi nilai, deskripsi pasar, target market, keuntungan, harga pasar, penjualan, anggaran pemasaran dan distribusi, hingga sasaran keuntungan jangka panjang.
6. Uji Marketing
Lagi-lagi pengujian diperlukan, bahkan dalam strategi marketing sekalipun. Sebelum produk benar-benar launching, penting untuk melakukan uji marketing atau pemasaran pada skala yang lebih mikro.
Dengan begitu, perusahaan dan pasar akan mendapat gambaran dan pengalaman terkait pemasaran produk tersebut sebelum launching dalam skala yang lebih luas, dan tentunya juga dengan biaya yang lebih besar.
7. Komersialisasi
Setelah strategi pemasaran melewati tahap uji, saatnya produk usaha kamu masuk ke tahap komersialisasi dengan skala yang lebih besar. Adapun aktivitas komersialisasi meliputi aspek persiapan produksi dalam kapasitas yang lebih besar, promosi penjualan, hingga kebutuhan beriklan.
Contoh Strategi Pengembangan Produk
Tidak sedikit perusahan yang melakukan manuver pengembangan produk demi mempertahankan eksistensi mereka. Adapun sejumlah perusahaan yang melakukan contoh pengembangan produk, seperti:
1. Microsoft
Microsoft Corporation adalah perusahaan teknologi raksasa yang didirikan oleh Bill Gates pada tahun 1975. Perusahaan ini selalu berinvestasi besar-besaran dalam Riset & Pengembangan, serta terkenal karena mengakuisisi sejumlah produk yang menjanjikan, seperti Nokia, Skype, GitHub, Slack, Linkedin, dan masih banyak lagi.
2. Netflix
Netflix merupakan layanan streaming terbesar di dunia yang menawarkan langganan akses tak terbatas ke kontennya.
Kemudian, platform tersebut membuat strategi pada produknya yang berfokus pada penyediaan konten original berkualitas tinggi sehingga brand mereka semakin kuat dan terpercaya dalam personalisasi yang mungkin sangat sulit untuk ditiru oleh para pesaingnya.
3. Coca-Cola
Coca-Cola merupakan brand global yang telah berfokus sepenuhnya pada konsumen dengan apa yang mereka inginkan dari minuman.
Seiring dengan perubahan selera konsumen, Coca-Cola pun merespons dengan meluncurkan sejumlah produk baru, mulai dari jus, air kelapa, hingga teh organik.
Konsumen menginginkan minuman yang memiliki manfaat. Bahkan, beberapa dari mereka meminta kemasan yang lebih kecil dan lebih nyaman ketimbang kemasan kaleng.
Baca Juga: Strategi Penetapan Harga: Jenis, Manfaat, dan Cara Menetapkan
Sudah Paham Apa Itu Strategi Pengembangan Produk?
Itulah penjelasan mengenai serba-serbi strategi pengembangan produk yang perlu kamu ketahui. Langkah tersebut sangat penting untuk kamu lakukan apabila suatu produk ingin dikenal oleh khalayak luas.
Beberapa perusahaan mungkin hanya berfokus pada bagaimana produk mereka dapat beradaptasi. Namun, hal itu tidaklah cukup karena pasar sangat dinamis sehingga perlu adanya inovasi lain agar bisnis tetap bertahan.