Pengertian Asesmen: Tujuan, Jenis, dan Prinsip Evaluasinya

Pengukuran prestasi dan penilaian atau asesmen dalam berbagai konteks menjadi bagian penting dari perkembangan manusia. Pengertian asesmen adalah proses penting untuk mengukur pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi seseorang atau kelompok dalam berbagai bidang.

Artikel ini akan membahas pengertian, tujuan dari penggunaannya, jenis-jenis assessment, serta bagaimana cara mengevaluasi penilaian yang dilakukan.

Pengertian Asesmen

Pengertian asesmen adalah proses sistematis yang berfungsi untuk mengukur, mengevaluasi, dan mengumpulkan informasi kinerja atau kemajuan individu, kelompok, atau organisasi dalam berbagai konteks. 

Penilaian tersebut mencakup pengumpulan data, analisis, dan interpretasi hasil untuk membuat keputusan yang berkaitan dengan pembelajaran, perkembangan, atau perbaikan.

Asesmen bukan hanya tentang memberikan nilai atau skor pada seseorang, tetapi lebih pada pemahaman mendalam tentang apa yang telah oleh individu atau kelompok pahami atau kuasai. 

Proses tersebut dapat mencakup berbagai metode dan alat yang digunakan untuk mengukur kemampuan, pengetahuan, sikap, dan keterampilan dalam situasi yang relevan.

Berikut ini adalah pengertian asesmen berdasarkan para ahli, yaitu:

  1. Richard I. Arends (2008) mendefinisikan asesmen sebagai proses pengumpulan informasi tentang siswa dan kelas guna tujuan pengambilan keputusan instruksional.
  2. Menurut Terry Overton (2008), asesmen adalah proses pengumpulan informasi untuk memantau perkembangan, dan jika mengacu pada definisi saya tentang tes, asesmen ini dapat mencakup berbagai metode seperti observasi, wawancara, pemantauan perilaku, dan lain sebagainya.
  3. Bob Kizlik (2009) menganggap asesmen sebagai proses yang mendapatkan informasi terkait dengan tujuan pembelajaran. Penilaian adalah konsep yang lebih luas, mencakup tes (pengujian). Tes adalah jenis khusus dari penilaian. Jadi, semua tes adalah bentuk penilaian, tetapi tidak semua penilaian berarti tes.
  4. Asesmen sebagai aktivitas yang menganalisis data hasil pengukuran berdasarkan kriteria atau aturan tertentu, menurut Eko Putro Widoyoko (2012).

5 Tujuan Asesmen

Penggunaan asesmen memiliki beberapa tujuan yang penting dalam berbagai konteks. Lima tujuan utama asesmen adalah sebagai berikut.

1. Mengukur Kemajuan

Salah satu tujuan utama asesmen adalah untuk mengukur kemajuan individu atau kelompok seiring waktu. Pengukuran ini membantu dalam menilai, apakah ada perkembangan atau perbaikan dalam kinerja atau pencapaian tujuan.

2. Pengambilan Keputusan

Asesmen bertujuan untuk membantu dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan perkembangan atau pelaksanaan program, baik dalam konteks pendidikan, bisnis, atau kesehatan. Keputusan ini dapat berkisar dari penyesuaian kurikulum hingga promosi karyawan.

3. Penilaian Pembelajaran

Dalam pendidikan, asesmen bermanfaat untuk menilai sejauh mana peserta didik telah memahami materi pelajaran. Hal ini membantu guru dalam merancang pembelajaran yang lebih efektif.

4. Penyaringan

Asesmen sering menjadi alat penyaringan untuk mengidentifikasi individu atau kelompok yang memenuhi syarat atau memerlukan perhatian lebih lanjut. Misalnya, seleksi karyawan atau calon mahasiswa.

5. Umpan Balik

Tujuan asesmen yang terakhir adalah memberikan umpan balik yang berharga kepada individu atau kelompok tentang kinerja mereka. Dengan demikian, dapat membantu dalam perbaikan dan pengembangan diri.

Jenis-Jenis Asesmen

Simulasi Assessment
Simulasi Assessment | Sumber gambar: Pexels

Setelah mengerti pengertian asesmen dan tujuannya, Anda juga perlu memahami jenis-jenisnya. Berikut adalah 7 jenis asesmen, yaitu: 

1. Asesmen Formatif

Pertama, asesmen formatif yang Anda lakukan selama proses pembelajaran untuk memberikan umpan balik dan membantu peserta didik dalam meningkatkan pemahaman mereka. Asesmen formatif adalah bentuk asesmen yang berkelanjutan dan tidak selalu diberi nilai.

2. Asesmen Sumatif

Selanjutnya, ada asesmen sumatif yang biasanya dilakukan pada akhir suatu periode pembelajaran atau pelatihan. Penilaian ini berfungsi untuk memberikan nilai atau mengukur pencapaian akhir.  Ujian semester adalah contoh asesmen sumatif.

3. Asesmen Diagnostik

Jenis asesmen berikutnya adalah asesmen diagnostik. Asesmen jenis ini memiliki tujuan untuk mengidentifikasi kelemahan atau kebutuhan individu atau kelompok, sehingga Anda dapat mengambil tindakan perbaikan. Penilain semacam ini sering berguna dalam konteks pendidikan khusus.

4. Asesmen Formal

Asesmen formal adalah jenis asesmen yang terstruktur dan sering kali memiliki aturan yang ketat. Contoh asesmen formal adalah ujian akademik.

5. Penilaian Kinerja

Penilaian kinerja menjadi salah satu bentuk evaluasi yang mendorong peserta didik untuk melakukan demonstrasi dan mengaplikasikan pengetahuan mereka dalam berbagai situasi.

6. Penilaian Portofolio dan Penilaian Proyek

Penilaian proyek melibatkan tugas yang mengharuskan peserta didik untuk melakukan investigasi. Proses ini berawal dengan pengumpulan data, lalu pengorganisasian, evaluasi, hingga akhirnya penyajian informasi.

7. Penilaian Produk dan Penilaian Diri

Terakhir, jenis penilaian produk yang melibatkan proses penilaian terhadap keterampilan peserta didik melalui pembuatan suatu produk tertentu. Sementara peserta didik, penilaian diri sendiri atau guru dalam rangka mengelola proses pembelajaran di kelas.

5 Prinsip dalam Evaluasi Asesmen

Ilustrasi Sedang Mengerjakan Asesmen
Ilustrasi Sedang Mengerjakan Asesmen | Sumber gambar: Pexels

Evaluasi asesmen adalah langkah penting dalam memastikan bahwa proses asesmen berjalan dengan baik` dan memberikan hasil yang valid. Kegiatan ini melibatkan analisis terhadap alat atau metode asesmen yang digunakan. Berikut ini adalah 5 prinsip yang penting dalam evaluasi asesmen, yaitu:

1. Asesmen Menjadi Sebuah Komponen yang Tidak Terpisahkan

Asesmen dan proses pembelajaran adalah dua unsur yang saling terkait. Oleh karena itu, asesmen merupakan bagian yang integral dalam seluruh proses pembelajaran, bertindak sebagai alat fasilitasi, dan sumber informasi yang menyeluruh. 

Pengertian asesmen tidak sebatas penilaian, tetapi juga memberikan umpan balik untuk guru, siswa, dan orang tua atau wali untuk membimbing langkah-langkah selanjutnya dalam pembelajaran.

Pendidik dapat memulai dengan melakukan asesmen di awal pembelajaran sebagai dasar untuk merancang rencana pembelajaran yang efektif. 

Peserta didik juga dapat berpartisipasi dalam proses asesmen ini melalui penilaian diri, penilaian antar teman sebaya, refleksi diri, dan memberikan umpan balik kepada teman-teman mereka.

2. Perancangan dan Pelaksanaan Asesmen yang Tepat

Asesmen harus dirancang dan dilaksanakan dengan mempertimbangkan tujuan asesmen itu sendiri. Namun, ada fleksibilitas dalam hal teknik dan waktu pelaksanaan asesmen agar dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan efektif.

Guru perlu menjelaskan tujuan asesmen secara jelas kepada peserta didik di awal pembelajaran. Berbagai teknik asesmen yang beragam harus sesuai dengan tujuan dan fungsi asesmen. 

Hasil dari asesmen formatif, misalnya, digunakan untuk memberikan umpan balik dalam pembelajaran. Sedangkan, hasil dari asesmen sumatif digunakan untuk memberikan laporan tentang kemajuan belajar.

3. Adil, Proporsional, Valid, dan Dapat Dipercaya

Dalam prinsipnya, asesmen harus dirancang agar adil, proporsional, valid, dan dapat dipercaya (reliable). Terutama dalam menggambarkan perkembangan belajar, mengambil keputusan tentang langkah selanjutnya, dan menjadi dasar perencanaan pembelajaran yang tepat.

Oleh karena itu, guru harus mengalokasikan waktu dan durasi yang memadai untuk asesmen agar tidak hanya menjadi metode penilaian semata, tetapi juga menjadi bagian integral dalam proses pembelajaran. 

Selain itu, guru dapat memanfaatkan hasil asesmen sebagai dasar untuk merancang tindakan perbaikan.

4. Laporan yang Sederhana dan Informatif

Guru sebaiknya menyajikan laporan hasil asesmen dengan cara yang sederhana dan informatif agar peserta didik dan orang tua atau wali mereka mudah memahaminya.

Informasi dalam laporan dapat mencakup penilaian karakter dan pencapaian kompetensi, serta strategi tindak lanjut yang akan diambil.

Selain menyajikan laporan dengan cara yang mudah sederhana, guru juga perlu memberikan umpan balik secara berkala kepada peserta didik dan membahas rencana tindak lanjut bersama dengan orang tua atau wali.

5. Asesmen sebagai Alat Refleksi

Asesmen tidak hanya untuk menilai peserta didik, tetapi juga berfungsi sebagai alat refleksi untuk mengevaluasi pencapaian belajar mereka dan merencanakan langkah-langkah selanjutnya.

Guru menggunakan hasil asesmen sebagai dasar diskusi untuk mengidentifikasi area yang telah berjalan dengan baik dan yang memerlukan perbaikan. 

Baca Juga : 7 Contoh Ancaman Ideologi di NKRI Beserta Penangannya

Sudah Pahamkah Anda Tentang Pengertian Asesmen?

Pengertian asesmen jauh lebih dari sekadar penilaian. Asesmen adalah proses penting dalam mengukur kinerja, pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi individu atau kelompok dalam berbagai konteks. 

Dengan menggunakan asesmen secara bijak, kita dapat mengambil langkah yang tepat dalam pengembangan diri, pendidikan, bisnis, dan dalam berbagai konteks lainnya.

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page