Sudah Tahu? Langkah Langkah Membuat Resensi, Yuk Simak!

Kata resensi mungkin terdengar tidak asing lagi di telinga, namun tahukah Anda apa itu resensi? Secara etimologis pengertian resensi ialah sebuah tulisan atau ulasan yang isinya berisi tentang penilaian suatu karya. Agar dapat melakukannya, Anda tentu harus mengetahui langkah-langkah membuat resensi lebih dulu.

Langkah ini tidak hanya menuntun Anda dalam menciptakan penilaian yang logis, namun juga mempertahankan etika. Ada banyak karya yang bisa menjadi bahan untuk resensi. Misalnya saja buku fiksi, non fiksi, film, drama, lagu, dan karya seni lainnya. Mari cari tahu lebih lengkap lewat ulasan berikut!

Unsur-Unsur Resensi Buku

Sebelum berlanjut mencoba langkah-langkah membuat resensi, ada beberapa unsur resensi yang harus Anda pahami terlebih dahulu. Unsur ini wajib tercantum dalam resensi karena menjadi bagian terpenting. Berikut ulasannya:

1. Judul Resensi

Judul harus Anda cantumkan dalam menulis resensi. Bagian ini juga akan menjadi pemikat utama bagi pembaca. Karena akan dilihat pertama kali, jadi wajib Anda buat secara menarik.

2. Data atau Identitas  Buku

Data atau identitas buku umumnya terdiri dari beberapa aspek, meliputi:

  • Judul buku
  • Nama pengarang
  • Penerbit buku
  • Tahun penerbitan dengan cetakannya
  • Dimensi dan harga 

3. Pembukaan

Apabila semua data sudah masuk, Anda bisa mulai menulis unsur pembukaan resensi.  Pembukaan juga masih memiliki kesinambungan dengan isi buku. Namun biasanya, isinya cenderung lebih singkat.

4. Isi Resensi

Pada unsur ini berisikan tentang sinopsis. Sinopsis merupakan ulasan singkat buku yang mengusung kutipan, keunggulan, kelemahan, rumusan kerangka, dan bahasa.

5. Penutup

Penutup bisa berupa kesimpulan dari resensi yang telah dibuat. Singkat saja untuk mengakhiri pembahasan.

7 Langkah Langkah Membuat Resensi

Setelah mengetahui tentang unsur-unsurnya pasti Anda sudah tidak sabar untuk segera menulis resensi. Oleh karena itu, berikut adalah langkah-langkah membuat resensi yang bisa Anda contoh:

1. Tentukan Buku Apa yang Akan Diresensi

Langkah pertama dalam membuat resensi adalah menentukan terlebih dahulu buku apa yang akan diresensi. Masuk ke genre apakah buku yang hendak Anda resensi? Apakah termasuk karya fiksi seperti roman, antologi cerpen, novel, antologi puisi, dan lain sebagainya? Atau justru sebaliknya? 

Anda bisa memilih buku bergenre karya non fiksi. Seperti ilmu pengetahuan, biografi, atau sejarah. Namun, Anda harus paham terlebih dahulu mengenai jenis bukunya agar memudahkan proses resensi. Selain genre, bacalah bagian pengantar buku untuk memperdalam pengetahuan tentang buku.

2. Pahami Isi Buku dan Tandai Bagian yang Penting

Langkah-langkah membuat resensi kedua ialah memahami isi buku dan tandai bagian terpenting. Usahakan membaca keseluruhannya, yakni dari awal hingga akhir dengan tujuan memperoleh intisari dari buku. Jika ingin mempersingkat waktu, silakan gunakan teknik cepat. 

Selama membaca jangan lupa untuk menandai bagian yang menurut Anda penting. Dengan begitu Anda tidak perlu membaca dua kali karena sudah memiliki bahan yang akan disampaikan dalam resensi.

3. Catat Data Buku

Data dan identitas buku menjadi unsur penting dalam resensi. Oleh sebab itu, tak heran apabila dalam langkah menyusun resensi Anda diwajibkan untuk mengulas lengkap data-data buku. Data informasi yang wajib Anda cantumkan dalam resensi adalah sebagai berikut:

  • Judul buku
  • Pengarang
  • Penerbit
  • Cetakan
  • Tebal buku
  • Harga buku
  • Tahun terbit
  • Tempat terbit

4. Tulis Poin-Poin yang Sudah Ditandai

Dibandingkan langkah-langkah membuat resensi yang lain, menulis poin-poin yang sudah ditandai menjadi tahapan yang cukup sulit. Anda harus teliti dalam tahapan ini agar semua poin bisa masuk ke dalam resensi. Tulis kembali gagasan dan kembangkan menjadi karangan singkat yang memunculkan satu kesatuan.

Agar lebih mudah dalam mengarahkan tulisan, Anda bisa membuat kerangkanya terlebih dahulu. Tampilkan unsur-unsur pada struktur resensi, kemudian ikuti dengan deskripsi kalimat yang sesuai dengan isi buku.

5. Buat Isi Resensi

Langkah menyusun resensi yang kelima adalah membuat isi. Tahapan ini membutuhkan waktu yang cukup lama, karena Anda juga akan memberikan pendapat dan pandangan terhadap buku tersebut. Berikut hal-hal yang harus Anda perhatikan dalam membuat resensi:

  • Buat informasi umum mengenai buku.
  • Tulis judul resensi yang menarik dan tidak perlu terlalu panjang.
  • Tuliskan secara garis besar ringkasan isi buku.
  • Berikan pendapat, penilaian, dan pandangan terhadap buku yang Anda ulas.
  • Tonjolkan sisi menarik dari buku.
  • Tulis manfaat membaca buku tersebut untuk pembaca.
  • Cantumkan kelebihan dan kekurangan pada buku.
  • Berikan penilaian dari berbagai segi buku seperti kelengkapan, EYD, dan sistematika resensi.

6. Buat Kesimpulan Resensi

Mengungkapan apa yang Anda dapatkan dalam resensi menjadi langkah-langkah membuat resensi yang selanjutnya. Singkatnya, bagian ini merupakan kesimpulan yang isinya berhubungan dengan resensi. 

7. Tulis Sasaran Pembaca

Sasaran pembaca merupakan target yang menjadi tujuan dari buku yang Anda resensi. Tujuannya untuk memberikan informasi kepada para kalangan yang cocok untuk membaca buku dalam resensi yang Anda tulis. Serta memiliki harapan agar penulisan ini dapat memberikan pengaruh dan manfaat untuk para pembaca.

Lewat langkah pembuatan resensi ini Anda bisa lebih mudah menyesuaikan tata bahasa yang digunakan. Setidaknya sesuaikan dengan targetnya agar mereka memahami apa yang akan Anda sampaikan dalam resensi.

8. Baca Ulang Hasil Resensi

Hal penting yang masih sering dilupakan oleh penulis dalam langkah-langkah membuat resensi adalah membaca ulang hasil karyanya. Tahapan ini dapat menjadi preferensi untuk meninjau ulang kalimat-kalimat yang masih rancu. Jadi, hasilnya bisa lebih bagus dan enak untuk dibaca.

Jenis Teks Resensi

Berdasarkan gaya dan tujuannya, ada 4 jenis teks yang dapat Anda pahami sebelum mencoba langkah-langkah membuat resensi. Berikut adalah jenis-jenis teks tersebut:

1. Resensi Informatif

Resensi informatif mampu memberikan pembaca informasi yang lengkap mengenai suatu karya yang sedang ditinjau dan evaluasi singkat. Tujuan resensi ini adalah memberikan gambaran secara keseluruhan tentang kelebihan dan kekurangannya. Baik untuk karya baru atau asing.

2. Resensi Kritis

Resensi kritis adalah ulasan yang bertujuan untuk memberikan evaluasi terhadap karya yang dibahas secara keseluruhan. Biasanya, jenis resensi ini memberikan analisis yang mendalam dan mungkin menyematkan tantangan untuk mempertimbangkan kembali asumsi atau pandangan terhadap karya yang dibahas.

Umumnya, langkah-langkah membuat resensi ini juga membutuhkan ketelitian yang cukup tinggi. Oleh karena itu, ketika membaca karya, penulis harus memperhatikan poin-poin yang dibahas secara mendetail.

3. Resensi Deskriptif

Resensi deskriptif mampu memberikan penjelasan singkat terhadap karya yang sedang ditinjau, tanpa melewati penawaran juga penilaian. Jenis resensi yang satu ini terbilang sangat singkat. Karena penulis hanya memberikan penjelasan terhadap pembaca tentang fitur, penampilan, dan ukuran dari karya tersebut.

4. Resensi Evaluatif

Resensi evaluatif juga harus menuangkan karya yang lebih mendalam. Tujuannya adalah membantu pembaca untuk mengetahui penjelasan mengenai kualitas dan nilai karya. Resensi evaluatif juga sering memanfaatkan adanya skor atau rating untuk memudahkan pembaca dalam memahami nilai karya.

Contoh Resensi Buku

Setelah melihat informasi mengenai jenis dan langkah-langkah membuat resensi. Maka, ada baiknya jika Anda mengetahui tentang contoh resensi berikut ini untuk memperkuat ilmu yang akan Anda dapatkan:

1. Novel 5 Menara

Judul Buku: Negeri 5 Menara

Pengarang: A. Fuadi

Edisi: Soft Cover

Jenis Buku: Fiksi Petualangan

Penerbit: Gramedia Pustaka Utama

Tahun Terbit: 2009

Bahasa: Indonesia

Jumlah Halaman: 416

Tebal Buku: –

Novel Negeri 5 Menara dapat menjadi sumber informasi sekaligus inspirasi untuk kita. Novel ini memiliki alur cerita yang mengalir seperti air sehingga membuat para pembaca akan hanyut dalam kisah yang disampaikan. Dalam ceritanya ada seorang laki-laki yang bernama Alif dengan darah Minang.

Diceritakan Alif melanjutkan sekolahnya ke Pesantren Madani yang lokasinya ada di daerah pelosok Jawa Timur. Buku fiksi ini tidak hanya cocok dibaca untuk kalangan muda, namun juga seluruh kalangan terutama ibu-ibu yang ingin mendidik anak-anaknya dengan cara terbaik.

Alur cerita yang diangkat juga cukup ringan, menghibur, dan menyentuh hati. Da banyak pesan bermanfaat yang dapat kita ambil. Novel Negeri 5 Menara karya A.Fuadi memperlihatkan dominasi saat menentukan karya sastranya. Pada bagian sampul belakang tertulis berbagai pendapat dari kalangan tokoh politik.

Tidak hanya itu, namun ada pula komentar dari sutradara hingga mantan presiden RI yakni Bj. Habibie. Dalam kisahnya tidak hanya bercerita tentang Alif saja melainkan ada 6 orang santri yang ingin menggapai cita-cita besarnya. Mereka terlihat kompak saat menjalani pembelajaran di pesantren.

Adapun nama-nama pemain ialah Alif (Padang), Atang (Bandung), Dulmajid (Sumenep), Said (Mojokerto), Baso (Gowa), dan Raja (Medan). Mereka menjalani kehidupan yang tidak mudah selama di pesantren. Ada kegiatan belajar yang cukup padat dengan berbagai aturan yang wajib ditaati.

Keenam santri ini membangun mimpi masa depan dengan mantra “man jadda wajada” yang artinya barang siapa bersunguh-sungguh kelak akan sukses. Melalui novel ini para pembaca bisa ikut termotivasi dalam mewujudkan mimpinya meskipun tidak mudah dalam proses perjuangan yang dilakukan.

2. Laut Bercerita

Penulisan resensi ini cukup lengkap. Jadi, bisa menjadi referensi langkah-langkah membuat resensi Anda:

Judul Buku: Laut Bercerita

Penulis Buku: Leila S. Chudori

Penerbit: KPG (Kepustakaan Populer Gramedia)

Tahun Terbit: 2017

Jumlah Halaman: 379

Harga Buku: Rp100.000,00

ISBN: 978-602-424-694-5

Pendahuluan 

Dalam buku ini, Leila S. Chudori mengajak kita untuk menyelam terhadap sebuah kasus penghilangan orang secara paksa. Buku ini memiliki dua bagian. Bagian pertama, penulis mengambil sudut pandang dari seorang mahasiswa aktivis bernama Laut.

Bercerita tentang Laut beserta kawan-kawannya dalam menyusun rencana kemudian berpindah-pindah dalam pelarian dan pada akhirnya harus tertangkap oleh pasukan rahasia. Sedangkan bagian kedua, penulis mengambil sudut pandang dari Asmara selaku adik Laut.

Pada bagian ini cenderung menceritakan tentang perawaan keluarga korban terhadap kasus penghilangan paksa, proses pencarian mereka terhadap para kerabat yang tidak pernah kembali. Keluarga berusaha mencari petunjuk dengan harapan ada titik terang tentang saudara yang hilang.

Jika masih hidup dia disekap dimana dan kalaupun sudah mati dimana mereka menguburkannya. Selain itu bagian kedua juga menceritakan tentang perasaan para korban yang selamat, bagaimana mereka harus terpenjara akan kejadian tersebut.

Penulis fiksi historis ini mampu membuat tema kelam namun tetap menyenangkan untuk dibaca. Ada drama dan tragedi-tragedi kental dan bernada logistik yang dapat memunculkan perasaan pilu dan melankolis bagi semua pembaca. Pembawaan cerita dari dua sudut pandang seolah memberikan nuansa tersendiri.

Di mana hal tersebut akan membuat orang merasa empati dan memahami posisi dari berbagai pihak yang terlibat dalam kasus penghilangan orang secara paksa. Demi membentuk akurasi untuk pendalaman emosi, penulis langsung terjun lapangan untuk mewawancarai langsung korban dan kerabat yang terlibat tragedy.

Tragedy tersebut terjadi pada tahun 1998 dengan korban utamanya para aktivis. Bahkan buku ini sengaja diciptakan sebagai bentuk tribute bagi para aktivis yang diculik, yang kembali, tidak kembali, dan keluarga korban yang terus menerus mencari jawabannya.

Isi Cerita

“matilah engkau mati

Kau akan lahir berkali-kali….”

Itulah kalimat pertama yang akan menyambut para pembaca di halaman pertama. Biru Laut Wibisono mulai menceritakan bagaimana ia harus menemui kematian setelah tiga bulan penyekapan.

“Bapak, Ibu, Asmara, Anjani dan kawan-kawan…dengarkan ceritaku…”

Alkisah dimulai pada tahun 1991 yang berlokasikan di tempat Seyegan, Yogyakarta. Seyegan sendiri adalah markas Wirasana atau sebuah organisasi mahasiswa untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang menurut pemerintah adalah aktivis terlarang. Dalam ceritanya ada kisah persahabatan yang terjalin.

Antara Laut, Kinan, Dana, Gusti, Sunu, Alex, Julius, dan Daniel Pada bagian Seyegan, Laut bercerita terkait keinginannya untuk bisa melunturkan sikap ketidakadilan yang dilakukan oleh rezim pemerintahan pada saat itu. Tak jarang ia juga berkisah tentang indahnya kerinduan terhadap keluarga.

Terutama pada Asmara yakni adik semata wayangnya dan Anjani kekasihnya yang tiba-tiba hadir bersama aroma tengkleng buatan sang ibu dan muncul dalam imajinasinya. Pada peristiwa Belangguan, ia membela para petani jagung yang akan dirampas lahannya oleh pemerintah.

Naas dari kejadian itu Laut harus dijebloskan ke dalam penjara. Bahkan ia mengaku dipukuli habis-habisan, diinjak dengan benda bergerigi dan disetrum. Setelah itu, laut dengan teman-temannya dibuang begitu saja di daerah Bungurasih. 

Dikarenakan kegiatan-kegiatan yang dilakukan mereka bocor kepada intel, seperti peristiwa Belangguan, demo di Surabaya hingga aktivitas di Klender dan seminar untuk membahas unjuk rasa yang gagal, membuat Laut dan kawan-kawannya menaruh curiga sebagai agen ganda.

Hingga pada sepertiga ujung cerita, terbongkarlah siapa yang menjadi agen ganda tersebut. Laut pun menceritakan betapa sakitnya dihiantai oleh orang yang tidak pernah terduga sebelumnya.

“Kita harus belajar kecewa bahwa orang yang kita percaya ternyata memegang pisau dan menusuk punggung kita. Kita tak bisa berharap semua orang akan selalu loyal pada perjuangan dan persahabatan.” – Bram.

Bulan Maret tahun 1998 giliran mereka (para aktivis Wirasena) diculik, diinterogasi dan disiksa dengan tidak manusiawi. Laut, Kinan, Bram, Sang Penyair, Sunu dan beberapa kawan hilang tanpa ada jejak sedikitpun setelah disekap. 

Sementara Alex, Daniel, Coki, Hamdan, Naratama, dan lima orang lainnya dikembalikan dalam kondisi hidup. Hingga pada saat itu rezim runtuh, tepatnya bulan Mei 1998. Barulah mereka mulai mampu memberikan suara terhadap kekejaman yang mereka terima saat.

Cerita masih berlanjut namun dari sudut pandang Asmara Jati, adik dari Biru Laut dan kekasih Alex. Sebagai keluarga yang ditinggalkan oleh kakak secara misterius, mereka tentu sangat kehilangan. Kisah Asmara dimulai pada tahun 2000-an. 

Bersama dengan keluarga aktivis-aktivis lainnya, Asmara kemudian bergabung dengan Aswin dan mencoba mencari keadilan pada pemerintah yang lebih peduli. Duka kehilangan membuat keluarga hidup dalam penyangkalan. Mereka seakan hidup dalam imajinasi.

Dimana keluarga hidup dalam imajinasi karena ada salah satu keluarga yang masih tetap ada dalam keseharian. Bahkan ayah Laut masih tetap menyajikan 4 piring ketika makan malam bersama keluarga di setiap hari minggu, menyalakan lagu yang seolah menghadirkan laut, dan selalu membersihkan buku dan kamar.

Sang Ayah selalu berharap bahwa Laut akan datang kelak dalam kondisi hidup. Tentu hal ini cukup menguras emosi pembaca karena kesedihan mendalam yang pihak keluarga rasakan.

Keunggulan Buku

Jika pembaca merupakan orang awam yang hanya belajar tentang HAM melalui buku pelajaran PKn di sekolah, maka melalui buku ini mereka bisa mendapatkan prespektif batu. Tentang bagaimana banyaknya orang yang menghilang seolah itu bukan hanya sekedar angka melainkan menjadi bukti bahwa kasus belum tuntas.

Setiap kata yang tertuang di surat demi surat membuat pembaca bisa langsung merasakan emosi dari si pengirim surat. Bahasa yang digunakan dalam novel pun mudah dipahami.

Kekurangan Buku

Masih banyak ejaan kata yang tidak sesuai dengan PUEBI sehingga dapat menjadi nilai minus untuk karya. Terdapat pula beberapa kata yang typo atau salah ketik serta pemakaian Bahasa Jawa dalam dialog yang kurang dimengerti oleh beberapa pembaca luar Jawa.

Penutup 

Menurut saya, ketika saya membaca novel ini muncul perasaan kalut dan sedih juga bercampur dengan kemarahan. Tokoh-tokoh yang diceritakan memang fiktif, namun ada beberapa hal yang menginspirasi. Selain itu, reformasi 1998 yang diceritakan itu benar-benar terjadi.

Penculikan itu nyata dan peristiwa tahun 1965 masih menghantui. Membaca Novel “Laut Bercerita” terasa sedang membaca sejarah yang hilang. Novel ini cocok dibaca oleh  kalangan pelajar, mahasiswa, para politikus, dan orang-orang yang menyukai tentang cerita sejarah.

3. Koala Kumal

Judul Buku: Koala Kumal

Penulis: Raditya Dika

Tebal Buku: 250 halaman

Penerbit: Gagas Media

Tahun Terbit: 2015

Ringkasan Koala Kumal

Pada tahun 2015, Raditya Dika kembali menciptakan buku yang berjudul “Koala Kumal”. Buku ini bercerita tentang pahit manisnya sebuah cinta, seperti karya-karya lainnya Dika mengemas cerita ini dengan konsep cinta komedi. Dalam bukunya, penulis mengutarakan langsung tentang patah hati.

Dalam ceritanya ada dua orang dulunya memiliki rasa yang sama, namun saat bertemu kembali rasa itu telah pudar. Dika menggambarkan hal itu dengan kisah seekor koala yang melakukan imigrasi dari tempat tinggalnya di hutan. Namun ketika koala tersebut kembali ia merasa bingung.

Hal itu dikarenakan tempat tinggalnya dulu telah gundul karena ulah manusia yang tidak bertanggungjawab. Dari imajinasi tersebut, Dika memberikan judul buku barunya dengan “Koala Kumal”. Apabila sebelumnya Dika selalu menuangkan komedi kasar, namun pada karyanya ini lebih menggunakan komedi hati.

Dika memiliki pegangan bahwa kelucuan tidak harus memakai komedi yang bersifat kasar, tapi komedi memakai hati juga dapat memunculkan kelucuan. Buku Koala Kumal menceritakan bahwa patah hati menjadi salah satu fase menuju taraf kedewasaan. 

Meski patah hati, janganlah kamu putus asa mengejar cinta. Meraih harapan membutuhkan perjuangan. Jadi, dalam perjuangan cinta kamu harus mampu mempertahankan kenyamanan.

Kelebihan

Buku ini menceritakan tentang kisah cinta yang sangat cocok dibaca oleh kalangan anak muda. Konsep yang diceritakan berbeda dengan buku-buku sebelumnya. Gaya bahasanya juga mudah dipahami secara menyeluruh dan tata tulisannya pun jauh lebih baik.

Kekurangan

Secara menyeluruh, kekurangan buku hanya terdapat pada ketebalan bukunya saja. Buku ini jauh lebih tipis daripada karya yang lainnya.

4. Rumah Kertas

Berikutnya adalah tentang novel “Rumah Kertas” yang dapat menjadi referensi penyusunan langkah-langkah membuat resensi Anda sendiri:

Judul: Rumah Kertas

Penulis: Carlos Maria Dominguez

Cetakan: September 2016

Penerbit: Marjin Kiri, Tangerang

Tebal: vi + 76 hlm, 12 x 19 cm

ISBN: 978-979-1260-62-6

Buku menjadi benda mati yang cukup menarik untuk mereka yang gemar membaca. Diksi suka ini merupakan sebuah hobi karena membaca telah menjadi kegiatan yang menyenangkan sehingga berkamuflase menjadi kebiasaan. Lalu bagaimana dengan orang-orang yang tidak suka membaca?.

Jawabannya buku adalah benda mati yang tidak sama sekali menggoda, bahkan disentuh pun malas. Carlos Maria Dominguez menuliskan buku yang berjudul “Rumah Kertas” dan berhasil menghadirkan para tokoh penggila buku. Bukan hanya menyukai buku namun sudah menjadi pecandu.

Mereka adalah Blumma Lennon, Delgado, dan Carlos Barauer. Melalui 3 tokoh inilah menjadi rasa ketertarikan tersendiri untuk dicari keterkaitannya. Benar saja, ketiganya menjadikan buku seperti hidupnya sendiri. 

“Bluma membuktikan seluruh kehidupannya pada sastra, tanpa pernah terbayangkan sebelumnya bahwa sastra juga yang merenggutnya dari dunia”. Blume meninggal dunia setelah terlihat kecelakaan, dimana saat itu ia ditabrak oleh mobil di tikungan jalan ketika menyusuri puisi dan membawa karya Emily Dickinson.

Oleh Delgado, Aku diperlihatkan kegilaan yang benar-benar ia lihat dari benda mati yang bernama buku. Rak-rak dari kaca berada diseluruh dinding, mulai dari lantai sampai ke langit-langit dan dipenuhi oleh buku-buku. Tak hanya itu di kamar pun penuh dengan rak berisikan koleksi buku.

5. Media Pembelajaran Aktif

Judul Buku: Media Pembelajaran Aktif

Penulis: Utomo Dananjaya

Penerbit: Nuansa Cendekia Bandung

Tahun Terbit: November 2010

Tebal: 342 halaman

Gagasan reformasi pendidikan dimulai dari evaluasi kurikulum 1994 oleh Litbang Departemen pendidikan yang sudah menghasilkan buku potret kurikulum. Salah satu kesimpulannya ialah menyebutkan kurikulum 1994 lebih memfokuskan dengan materi yang dianggap tidak memiliki kecocokan dengan tuntutan reformasi.

Hal inilah yang mendasari adanya perubahan paradigma pendidikan ke arah kompetensi. Ikhtiar ini sejatinya tidak untuk memperbaiki ataupun menyempurnakan, namun mengubah paradigma pendidikan. 

Berpijak ke arah gerakan reformasi ini, Utomo Dananjaya melihat secara jeli apa yang membutuhkan perubahan, ke arah mana perubahan tersebut, dan bagaimana cara mengubahnya. Pertanyaan-pertanyaan mendasar ini mudah diutarakan, namun sulit dijawab dalam bentuk karya ilmiah.

Dalam 12 tahun terakhir ini berbagai macam buku materi pendidikan sudah banyak beredar. Namun ada sebagian materi pembelajaran yang sebagian besar muatan lokalnya masih kurang. Adapun buku ini adalah hasil perkawinan antara progresivitas pendidikan modern yang terpadu dengan kearifan lokal.

Dengan kata lain, Utomo tidak hanya sekedar mengambil sistem baru dari Barat, melainkan secara kritis dapat menyerap hal baik dari luar untuk menggali potensi-potensi positif kearifan lokal. Paradigma pembelajaran sesungguhnya tidak ada yang lepas dari ideologi.

Muncul analisa terhadap perkara pendidikan, termasuk dengan metode pembelajaran yang lupa  mengenai cara ideologi bermain. Sebagai salah satu kritik yang dapat memahami hubungan produksi ekonomi, politik, dan kebudayaan Utomo mampu melihat suatu hal baru.

Hal tersebut tentang apa itu sesungguhnya pendidikan, apa sesungguhnya sekolah, dan bagaimana sekolah yang tepat dan bagus untuk dilakukan. Guru dalam dunia sekolah masih memiliki peran yang kuat, maka seolah menjadi kebutuhan dan lahir pencerahan bagi para guru.

Fungsi Teks Resensi

Selain pemaparan tentang langkah-langkah membuat resensi dan contohnya, Anda bisa membaca pula fungsi teks resensi.  Berikut adalah 4 fungsinya:

1. Berbagi Pendapat Juga Pengalaman

Menulis resensi bisa memberikan penulis kesempatan untuk berpendapat serta mengungkapkan perasaan dan pengalaman. Lewat tulisan ini, para pembaca bisa mendapat manfaat dan menikmati karya tersebut secara leluasa. Terlebih jika penyampaiannya jelas, tentu akan membuat pembaca memperoleh kepuasan.

2. Menjadi Hiburan

Fungsi lainnya dari teks resensi adalah memberikan hiburan tersendiri untuk pembaca. Biasanya resensi yang bertujuan menghibur ditulis dengan adanya penilaian tersendiri. Nah, dengan begitu tak hanya pengetahuan yang pembaca peroleh, melainkan juga memunculkan rasa senang karena kelucuan yang ada.

3. Memberikan Informasi

Sama seperti karya sastra lainnya, resensi juga bisa memberikan informasi terhadap penilaian mendetail. Informasi ini bisa membantu pembaca untuk menilai sebuah karya berdasarkan pengalaman dan sudut pandang penulis. 

Dalam langkah-langkah membuat resensi ada pembahasan mengenai kelebihan sekaligus kekurangan karya. Lewat adanya informasi tersebut dapat menjadi pertimbangan pembaca untuk membaca karya tersebut atau tidak.

4. Menuangkan Pendapat dan Kritik

Resensi akan menjadi wadah untuk penulis menuangkan pendapat dan kritikannya. Penulis bisa menuliskan segala hal tentang buku yang diresensi. Mulai dari gaya kepenulisan, alur cerita, pengembangan karakter, sudut pandang, alur, dan lain sebagainya.

Namun, dalam penyampaian pendapat dan kritik harus memperhatikan kaidah penulisan yang baik dan benar. Kritik bukan berarti menghina, jadi harus berhati-hati dalam hal ini. Hendaknya penulis menyampaikan kritik serta solusi untuk mengatasi apa yang menjadi kekurangannya agar tidak menyinggung pihak lain.

5. Meningkatkan Penjualan Karya

Percaya atau tidak, resensi sebenarnya mampu meningkatkan penjualan suatu karya. Ketika mengulas karya, secara tidak langsung Anda menuliskan hal-hal menarik yang ada di dalamnya. Inilah yang nantinya menjadi daya tarik pembaca untuk menyelami isi karya dengan membelinya secara langsung.

Namun, tidak sedikit pula resensi yang menurunkan tingkat penjualannya. Faktornya karena pembaca menilai ada banyak kekurangan yang disampaikan penulis dan penyampaian isi karya tidak terlalu menarik.

Sudah Memahami Langkah Langkah Membuat Resensi?

Inilah akhir dari penjelasan tentang langkah-langkah membuat resensi, contoh, struktur, fungsi, dan jenis-jenisnya. Melalui penjelasan ini Anda bisa langsung mencoba menerapkan langkah-langkahnya. Lakukan secara bertahap sebagai permulaan. Setelah itu, buat resensi yang lengkap. Selamat mencoba!

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page